"kami bawa surat penangkapan atas nama Sintya, dan silahkan jelaskan dikantor," jelas Polisi.
"gak mau, aku nggak melakukan apa-apa, sayang tolong aku sayang!!!," ucap Sintya.
"Mari ikut saya dan jelaskan saja nanti," ucap polisi sembari membawa Sintya.
"Pak jangan bawa calon istri saya!," teriak Angga melihat calon istrinya dibawa pergi
"Tuan surat yang dibawa benar atas nama nona," Jelas Reza mendekati Tuannya.
"tidak ! ini pasti salah ! kirim orang kekantor polisi ! CEPAT!," teriak Angga. Suasana menjadi ramai.
"Baik Tuan, sebaiknya Tuan pergi dan istirahat biar saya urus yang disini," ucap Reza.
Angga berjalan dengan penuh emosi dan mata memerah berkaca-kaca seakan tak percaya apa yang sedang terjadi. Momen yang seharusnya bahagia malah menjadi kacau dihadapan para keluarga besar dan rekan bisnis Angga.
Setiba di kantor polisi Sintya bersama 2 pengacara ditambah 1 pengacara dari Angga menangani masalah ini.
Rupanya kasus Bryan yang bunuh diri tidaklah benar, pada saat diautopsi terdapat sidik jari pada ponsel Bryan. Sidik jari itu diidentifikasi milik Sintya, dan panggilan terakhir bersama Sintya.
Beberapa jam sebelum kematian Bryan...
Sintya dan Bryan bertemu di salah satu cafe.
"Masih punya nyali kamu ketemu aku ?," ucap Sintya.
"kenapa tidak, aku akan hancurkan hidupmu sama hancurnya denganku," ucap Bryan.
"Lihat apa yang akan calon suami mu perbuat kalau melihat foto dan video2 ini," Ucap Bryan memperlihatkan hpnya, seketika Sintya hendak mengambil, namun kalah cepat dengan Bryan.
"Apa mau mu ? ," tanya Sintya.
" Takut yaaa, sudah ku bilang aku mau kamu hancur Sayang, hahaha," Ucap Bryan lalu tertawa.
"kamu akan tau akibatnya!," bisik Sintya diteliga Bryan sembari meninggalkan Bryan.
"wanita licik lihat saja kamu akan aku hancurkan," gumam Bryan.
Sintya keluar cafe sambil mengirim sebuah pesan pada seseorang untuk menculik Bryan dan membawanya ke sebuah gudang kosong.
Saat Bryan menuju parkiran cafe sebuah mobil dengan orang-orang memakai pakaian hitam dan berbadan besar menghampiri dan membawa paksa.
Ditepi kota dengan keheningan malam, Bryan mulai tersadar dirinya tengah diikat pada sebuah kursi dan melihat sosok wanita. Wanita didepannya itu rupanya Sintya bersama orang-orang yang tidak ia kenal. Sintya mengambil paksa ponsel milik Bryan.
"dasar wanita licik, kamu takutkan aku memberitahu calon suamimu itu!," ucap Bryan.
"apa sandi ponselmu," teriak Sintya.
"Cepat katakan," Bentak orang sebelah Sintya sembari menonjok perut Bryan.
"hahahaha,"Bryan tertawa keras.
"hajar dia !," perintah Sintya.
Seketika orang-orang itu menghajar Bryan tanpa ampun. 5 pukulan perut lalu 6kali pukulan muka dan tendangan ke kakinya.
"Cukup! Cepat katakan apa sandinya," ucap Sintya.
"Aku sangat menyesal dulu pernah cinta dan menikahi mu !," ucap Bryan pelan karena mulutnya berdarah.
"hentikan omong kosong mu! kamu sendiri kan yang melamar ku dan sangat tergila-gila padaku!," ucap Sintya mendekatkan wajahnya kewajah Bryan.
"Maaf saya terlambat, saya akan meretas sandi ponselnya," ucap seorang pria baru datang dengan terengah-engah membawa laptop.
"Ini cepat buka sandi hpnya," ucap Sintya.
"wanita licik, kamu akan menerima akibat dari perbuatan mu!," teriak Bryan.
"Hahahaha sudah kubilang untuk tidak menemuiku lagi, tapi kamu malah mengusik kehidupan ku!," jelas Sintya sembari mengelus lalu menarik rambut Bryan.
"sudah terbuka silahkan nona," ucap orang itu menyodorkan ponsel Bryan.
Secepatnya Sintya membuka file dan menghapus semua foto dan video-video yang ada diponsel Bryan. Sintya mau memastikan sendiri bahwa tidak akan ada bukti kalau dia pernah menjalin hubungan dan menikah dengan Bryan.
"Ini hpmu, ambil dan bawa mati sekalian," Bisik Sintya sembari memasukan ponsel kekantong Bryan.
"Oke bersihkan serangga ini," perintah Sintya pada anak buahnya dan berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
"SINTYAAA!!," teriak Bryan.
Malam itu Sintya meminta anak buahnya untuk membunuh Bryan dan merekayasa kematian Bryan. Namun, Sintya lupa bahwa hp yang ia pegang tanpa sarung tangan itu lupa belum dikeluarkan dan dibersihkan, hingga polisi saat ini bisa menemukan sidik jarinya.
Hingga malam hari ditemani 3 pengacara Sintya menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari pihak polisi.
"Saya secara tidak sengaja bertemu korban dan hpnya jatuh lalu saya ambilkan pak," Jelas Sintya.
"dimana anda bertemu korban ?," tanya Polisi.
"di lobi kantor saya pak," jawab Sintya.
"cctv pada hari itu juga mati, apakah ini kebetulan juga ?," tanya Polisi.
"saya percaya itu kebetulan," jawab Sintya.
"Jelas bahwa anda juga menghubungi korban beberapa kali sebelum hari kematiannya," ucap Polisi
"benar pak, karena saya ada perlu bisnis," jelas Sintya.
Malam yang panjang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, diparkiran kantor polisi terlihat mobil Angga sedang terparkir.
Reza juga menunggu kabar didalam mobil.
"perlu saya kedalam Tuan," tanya Reza Lagi.
"tidak usah, kita percaya saja pada pengacara Lee," ucap Angga.
"Baik Tuan," ucap Reza.
Tak lama ponsel Reza berbunyi menandakan ada pesan masuk. "Penyidikan hampir selesai dan semua berjalan lancar pak" pesan dari pengacara Lee.
"Tuan saya dapat kabar bahwa penyidikan hampir selesai dan semua baik-baik saja," ucap Reza.
"oke Rez," jawab Angga sembari melihat keluar dari dalam mobil.
Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 pagi, dan Sintya akhirnya keluar dari kantor polisi.
"maaf nona Tuan ketiduran," ucap Reza.
"tak apa biar aku bangunin Rez," ucap Sintya.
"Sayang, aku sudah selesai," ucap Sintya sambil membangunkan Angga yang terlihat lelah dan ketiduran di jok belakang mobil.
"Sayang Bangun," ucap Sintya lagi dan memegang bahu Angga. Tak lama Angga mulai sadar dan membuka matanya.
"Sayang kamu nggak bersalah kan sayang ?," tanya Angga.
"nggak sayang, ini hanya kebetulan saja," jelas Sintya.
"Untunglah aku takut sayang," ucap Angga lalu memelul Sintya.
"makasih sayang kamu sudah membantu ku,"ucap Sintya.
"itu sudah seharusnya sayang," ucap Angga.
"Aku takut tadi sayang, gimana pernikahan kita ? Gara-gara aku semua jadi kacau," ucap Sintya mulai menitikan air mata dipelukan Angga.
"kita bisa bikin acara pernikahan nanti yang paling penting kamu sayang," jelas Angga.
"maaf sayang maaf," Sintya terus meminta maaf.
"sudah malam aku antar kamu pulang ya," ucap Angga sembari melepas pelukan.
"Rez ayo jalan," Teriak Angga dari dalam mobil.
"Iya Tuan. Laporkan besok pagi ke saya ya pak," Ucap Reza yang tadinya tengah ngbrol bersama pengacara Lee.
Mobil melaju kencang menembus kabut malam dan sepinya jalan. Karena seharian Sintya melakukan penyidikan ia tertidur lelap di pelukan Angga dan masih memakai gaun pernikahan. Angga memakaikan jasnya ke tubuh Sintya takut kedinginan. Selama perjalanan Angga terus mengelus-elus kepala Sintya, berharap wanita itu kuat menghadapi cobaan ini.
Tak lama kemudian mobil telah sampai dirumah Sintya, Angga pun membangunkan Sintya untuk bergegas masuk dan istirahat.
"Makasih ya sayang," ucap Sintya membenarkan gaunnya.
"Iya sayang, cepat tidur kamu ya," ucap Angga sembari mengecup kening Sintya.
"daaa sayang," ucap Sintya melambaikan tangan dan masuk ke dalam rumah.
Mobil pun melesat menuju rumah Angga.
"nginep aja dirumah Rez, udah malam," ucap Angga.
"siyap Tuan," jawab Reza.
"aku kira ini mimpi Rez, bisa-bisanya acara pernikahan ku kacau begini," ucap Angga masih tak percaya apa yang terjadi seharian ini.
"tenang Tuan pasti akan saya bereskan dengan rapi," ucap Reza.
"Makasih ya Rez, tadi aku lihat harga saham perusahaann kita menurun, karna pemberitaan dimana-mana," ucap Angga.
" akan segera saya jadwalkan untuk konfrensi pers," ucap Reza.
"tak perlu Rez," ucap Angga.
Mobil sudah memasuki gerbang dan terparkir didepan rumah Angga. Terlihat didepan pintu Pak Tono dan beberapa pelayan menunggu kehadiran Tuannya. Angga yang sangat kelelahan diikuti Reza di sampingnya berjalan meninggalkan mobil.
.
.
.
.
.
>>> Hello teman-teman<<<
Aku mau makasih banget buat yang sudah mampir membaca, I Love Youuu gaessss 😘
jangan lupa like, komen terus tekan favorite biar aku tambah semangattt 😊😘
>>> Makasihhhhh <<<<
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments