SD - 5. Ya Bapak Cepat Nikah

Sore ini Adrian memutuskan untuk menemui keluarga Susi. Adrian ingin tau apa reaksi mereka tentang Abiyan, dan ingin tau apa maksud mereka menolak Abiyan.

"Pak, kita sudah sampai. Apakah Bapak yakin ingin membiarkan Abiyan pada mereka? Kalau menurut saya, lebih baik Bapak asuh sendiri. Kasihan Abiyan, Pak," ucap Sekar sedikit gak rela.

"Kamu tau kan, jika aku gak bisa menjaga dia? Aku belum memiliki istri, dan aku juga gak bisa membawa dia terus ke kantor. Jalan satu-satunya hanya menyerahkan Abiyan pada keluarga, kak Susi," balas Adrian sambil terus menyetir.

sebenarnya Adrian juga gak rela, tapi Adrian memikirkan kesehatan Abiyan. Jika dia terus membawa Abiyan ke kantor, maka Adrian takut Abiyan sakit.

"Bapak kan tau, jika mereka menolak Abiyan dari kemarin. Jika mereka mau, gak mungkin mereka meninggalkan Abiyan sendiri di rumah sakit." Jelas Sekar tak terima. Entah kenapa hati Sekar merasa gak enak, bahkan ada yang mengganjal.

"Terus? Kamu mau jadi Mommy-Nya? Kalau mau, besok dia aku kirim kerumah kamu dan juga perlengkapan dia!" Sekar pun langsung terdiam. Dia sebenarnya mau jadi Mommy-Nya Abiyan, tapi dia gak mau membuat Mama-nya shock karena ini.

"Kenapa diam? Gak bisa kan, jadi ini sudah jadi keputusan yang benar. Memberikan Abiyan pada orang yang tepat, bukan kita." Keputusan Adrian pun sudah bulat. Adrian akan tetap menaruh Abiyan di rumah keluarga Susi, dan setelah itu Adrian bisa bebas dari kerumitan ini.

Tak lama setelah itu mereka sudah sampai di depan rumah keluarga Susi, dengan sangat cepat Adrian turu dari mobil kecuali Sekar.

Langkah kaki Sekar seakan berat saat melangkah ke arah rumah tersebut, Sekar gak mau sampai Abiyan jatuh ke tangan orang yang tak tepat. Apalagi seperti keluarga Sasa.

"Pak, gak mau masuk. Aku gak mau Abiyan di asuh mereka, lebih baik kita asuh bersama saja Abiyan," ucap Sekar sangat lirih.

Adrian yang mendengar ucapan Sekar langsung berhenti seketika, bahkan Adrian langsung menatap tajam ke arah Sekretaris nya itu.

"Apa kamu gila? Aku sudah katakan, aku gak bisa merawat dia. Apalagi aku sering sekali ke luar negeri, Sekar! Iya kalau aku punya istri, aku akan memikirkan ulang. Tapi aku gak punya istri, terus anak ini bagaimana?" tanya Adrian dengan tatapan kesal.

"Ya, Bapak cepat nikah. Kalau perlu cari istri, agar Abiyan ada yang urus," celetuk Sekar.

"Apa kamu bilang? Cari istri? Memang kamu pikir cari istri, seperti cari cabe di pasar? Asal menikah tanpa pe dekatkan gitu?" tanya Adrian merasa tak terima.

"Ya gak, apa-apa. Demi kebaikan Abiyan, yang terpenting tidak bersama mereka lagi," jelas Sekar tanpa ada rasa takut lagi.

"Ya sudah, kalau gitu kamu saja yang menikah denganku, bagaimana? Apa kamu setuju? Jika kamu setuju, maka kita akan langsung pergi dari sini," ucap Adrian asal ceplos. Seketika Sekar langsung melotot, dia gak habis pikir dengan ucapan Adrian barusan.

Sial, ini namanya senjata makan tuan. Niatnya agar dia gak memberikan Abiyan pada keluar bu Sasa, malah aku sendiri yang terjebak dalam ucapanku, gumam Sekar dalam hati.

"Ayo jawab, jangan diam saja. Aku gak punya banyak waktu, jika kamu mau jadi Mommy-Nya, maka besok kita akan menikah," ucap Adrian sekali lagi.

"Tidak! Aku tidak mau menikah dengan Bapak, Bapak terlalu tua untuk saya. Saya gak mau," balas Sekar sangat cepat.

Sedangkan Adrian merasa harga dirinya langsung ternodai, saat Sekar berkata dia terlalu tua untuknya.

"Apa yang kamu bilang? Aku tua?" Sekar hanya mengangguk pasti sebagai jawab.

"Ingat! Aku masih berusia 30tahun, dan kamu 23 tahun. Hanya berbeda 7 tahun, jadi itu bukan jadi masalah. Satu lagi, aku masih muda tidak tua, kamu paham!" Adrian berkata sambil menunjuk muka Sekar.

Sedangkan Sekar, langsung menutup telinga Abiyan agar tak mendengar ucapan kasar Adrian. "Bapak bisa kontrol emosi, gak? Ingan di sini ada Abiyan, dan gak baik bagi Abiyan jika terlalu sering mendengar kata-kata kasar darimu, Pak!"

Seketika Adrian langsung menurunkan tangannya, karena membenarkan apa kata Sekar tadi. "Jangan banyak bicara, ayo cepat masuk. Aku gak mau berdebat karena hal kecil, buang-buang waktu saja!"

Tanpa tunggu lama Adrian langsung pergi begitu saja meninggalkan Sekar yang masih terpaku di sana. Adrian terus berjalan, hingga kini dia sampai di depan pintu rumah keluarga Susi.

Dengan sangat malas Adrian memencet Bel rumah tersebut, berharap ada yang membukakan pintu itu. Beberapa kali Adrian memencet Bel, hingga tak lama setelah itu terdengar pintu terbuka.

Ceklek ....

Terlihat seorang wanita tua membuka pintu itu. Adrian yang tau ada seseorang langsung menanyakan keberadaan Sasmi, ibunya Susi.

"Bu, apakah bu Sasmi ada di rumah?" tanya Adrian sangat sopan.

"Ibu ada di dalam, silahkan masuk. Saya akan memanggilnya sebentar, karena tadi bu Sasmi sedang mandi," jawab Ibu itu sambil mempersilahkan Adrian, dan Sekar masuk.

Mereka berdua pun langsung masuk kedalam, dan menunggu di ruang tamu. Sedangkan Sekar melihat sekeliling rumah itu, bahkan banyak foto-foto Susi terpampang di berbagai tembok.

"Mau apa kalian? Ada urusan apa lagi, aku rasa kita sudah tak memiliki hubungan apapun!" ucap Sasmi dengan nada ketus.

Adrian yang mendengar ucapan Sasmi sebenarnya kesal, tapi dia diam saja karena gak mau membuat keributan saat ini.

"Saya hanya ingin memberikan Abiyan pada anda, karena bagaimanapun juga dia masih cucu anda. Darah daging anda sendiri, bu Sasmi." Adrian sengaja menekankan ucapannya agar Sasmi sadar.

"Dia bukan urusan saya, saya gak mau punya cucu dari keluarga miskin. Apalagi hanya menumpang hidup, pada keluarga besar Malverano!" seru Sasmi sangat judes.

"Siapa yang Ibu, maksud? Asal kalian tau, kak Aditya ada anak kandung keluarga Malverano. Di keluarga ini, hanya saya yang anak angkat, jadi jangan pernah mengada-ngada hanya demi menolak keberadaan Abiyan." Adrian pun membalas seruan Sasmi. Adrian sangat kesal dengan ibunya Sasa, yang berkata seperti itu.

"Iya memang Aditya memang anak kandung keluarga Malverano, tapi ka ...."

"Ma, cukup! Apa salahnya kita terima anak itu, toh dia tetap cucu kita. Dia anaknya Susi, jadi dia tetap cucu kita!" seru Arman saat memotong ucapan Sasmi. Arman gak mau sampai Adrian tau segalanya, dan berakhir kebencian yang ada.

"Tapi, Pa!"

"Ma, apa kamu gak kasihan dengan cucu kamu? Coba lihat dia, dia sama sekali tak berdosa. Kita rawat dia, dan kita rawat dengan baik," cela Arman sekali lagi.

Setelah itu Arman mendekati Sekar dan mengambil Abiyan. Namun saat Arman menggendong Abiyan, Abiyan langsung terbangun dan melihat sekeliling.

"Ndi, Ndi. Acu au, Ndi." Anggap saja Abiyan ngomong aku mau sama Daddy.

"Cup, cup, Nak. Kamu sekarang sama kakek ya, kita hidup bahagia di sini," ucap Arman sambil menimang-nimang cucunya itu.

"Au, Ndi. Maa, entong Maa." Sekarang Abiyan beralih memandang Sekar. Sekar tak bisa menahan air matanya lagi, bahkan Sekar ingin protes tapi gak bisa.

Setelah itu Sasmi langsung pergi begitu saja gak mau melihat Abiyan. Sasmi terlalu benci dengan Abiyan, apalagi dia bukan cucu yang dia harapkan selama ini.

"Kalau gitu saya tinggal dulu, Pak. Saya titip Abiyan, mungkin satu bulan sekali saya akan jenguk dia," ucap Adrian sambil menjabat tangga Arman. Setelah selesai mereka langsung keluar, dan tak memperdulikan Abiyan yang selalu memanggil Adrian juga Sekar.

"Ndi ... Maa ...."

.

.

.

Happy Reading

Terpopuler

Comments

Ar_👻

Ar_👻

sini² Abiyan sama tante ajah 😁

2021-06-07

0

Miera Ajha

Miera Ajha

kasian abiyan 😭, knp jg kahh Adrian mau ninggalin,

2021-06-02

0

Ayra Dzakira

Ayra Dzakira

kasian abiyan ny,

2021-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 SD - 1. Surat Wasiat (Revisi)
2 SD - 2. Kepanikan Adrian
3 SD - 3. Terlalu Protektif
4 SD - 4. Yang Aneh Kamu Setan
5 SD - 5. Ya Bapak Cepat Nikah
6 SD - 6. Kejammm
7 SD - 7. Sumpah Adrian
8 SD - 8. Tidur Bersama
9 SD - 9. Bau Acem
10 SD - 10. Lima Tahun Berlalu
11 SD - 11. Debat
12 SD - 12. Apakah Aku Anak Haram
13 SD - 13. Kesedihan Abiyan
14 SD - 14. Keinginan Seorang Ibu
15 SD - 15. Dilema
16 SD - 16. Video Call
17 SD - 17. Mencoba Jujur
18 SD - 18. Debat
19 SD - 19. Luka Abiyan
20 SD - 20 . Bertemu Dengan Affan
21 SD - 21. Rumah sakit
22 SD - 22. Kenyataan Yang Ada
23 SD - 23. Membangunkan Beruang Kutub
24 SD - 24. Debat Dengan Keluarga Susi
25 SD - 25. Marah
26 SD - 26. Mulai Sedikit Terkuak
27 SD - 27. Memutuskan Bayi Tabung
28 SD - 28. Rencana (Masih Suasana Flashback)
29 SD - 29. Terungkap
30 SD - 30. Will You Marry Me
31 SD - 31. Sasmi Ngamuk
32 SD - 32. Mencoba Bertahan
33 SD - 33. Affan VS Adrian
34 SD - 34. Ketahuan
35 SD - 35. Tau ah
36 SD - 36. Rencana
37 SD - 37. Tengah Malam Di Pemakaman
38 SD - 38. Kemoterapi
39 SD- 39.Perhatian Novia
40 SD - 40. Nikah Siri
41 SD - 41. Dia Istriku
42 SD - 42. Sebuah Kebenaran
43 SD - 43. Pertengkaran
44 SD - 44. Membahagiakan Sekar Tujuan Utamaku
45 SD - 45. Kangen Aku Gak
46 SD - 46. Kata SAH Berkumandang
47 SD - 47. Terpuruk
48 SD - 48. Kata Mutiara
49 SD - 49. Kapan Kalian Menikah
50 SD - 50. Hasil Tes
51 SD - 51. Hasil Tes 2
52 SD - 52. Jangan Bilang ....
53 SD - 53. 50 Juta
54 SD - 54. Nikah Nanti Malam Yuk
55 SD - 55. Kamu Anak Haram
56 SD - 56. Teman Baru
57 Hai
Episodes

Updated 57 Episodes

1
SD - 1. Surat Wasiat (Revisi)
2
SD - 2. Kepanikan Adrian
3
SD - 3. Terlalu Protektif
4
SD - 4. Yang Aneh Kamu Setan
5
SD - 5. Ya Bapak Cepat Nikah
6
SD - 6. Kejammm
7
SD - 7. Sumpah Adrian
8
SD - 8. Tidur Bersama
9
SD - 9. Bau Acem
10
SD - 10. Lima Tahun Berlalu
11
SD - 11. Debat
12
SD - 12. Apakah Aku Anak Haram
13
SD - 13. Kesedihan Abiyan
14
SD - 14. Keinginan Seorang Ibu
15
SD - 15. Dilema
16
SD - 16. Video Call
17
SD - 17. Mencoba Jujur
18
SD - 18. Debat
19
SD - 19. Luka Abiyan
20
SD - 20 . Bertemu Dengan Affan
21
SD - 21. Rumah sakit
22
SD - 22. Kenyataan Yang Ada
23
SD - 23. Membangunkan Beruang Kutub
24
SD - 24. Debat Dengan Keluarga Susi
25
SD - 25. Marah
26
SD - 26. Mulai Sedikit Terkuak
27
SD - 27. Memutuskan Bayi Tabung
28
SD - 28. Rencana (Masih Suasana Flashback)
29
SD - 29. Terungkap
30
SD - 30. Will You Marry Me
31
SD - 31. Sasmi Ngamuk
32
SD - 32. Mencoba Bertahan
33
SD - 33. Affan VS Adrian
34
SD - 34. Ketahuan
35
SD - 35. Tau ah
36
SD - 36. Rencana
37
SD - 37. Tengah Malam Di Pemakaman
38
SD - 38. Kemoterapi
39
SD- 39.Perhatian Novia
40
SD - 40. Nikah Siri
41
SD - 41. Dia Istriku
42
SD - 42. Sebuah Kebenaran
43
SD - 43. Pertengkaran
44
SD - 44. Membahagiakan Sekar Tujuan Utamaku
45
SD - 45. Kangen Aku Gak
46
SD - 46. Kata SAH Berkumandang
47
SD - 47. Terpuruk
48
SD - 48. Kata Mutiara
49
SD - 49. Kapan Kalian Menikah
50
SD - 50. Hasil Tes
51
SD - 51. Hasil Tes 2
52
SD - 52. Jangan Bilang ....
53
SD - 53. 50 Juta
54
SD - 54. Nikah Nanti Malam Yuk
55
SD - 55. Kamu Anak Haram
56
SD - 56. Teman Baru
57
Hai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!