Setelah OB datang dengan membawa susu di dalam botol, Adrian langsung memberikan pada Abiyan. Dengan sangat cepat Abiyan mengambil susu itu, dan langsung meminumnya sangat lahap.
"Dia kehausan, Pak," ucap Sekar sambil memangku Abiyan.
"Aku sungguh menyesal, Kar. Kenapa baru sekarang aku tau jika dia masih meminum susu, padahal dia sudah bersamaku hampir tiga hari. Sungguh aku Daddy yang tak bisa bertanggung jawab, aku merasa gagal menjadi Daddy-Nya," ucap Adrian sangat tulus.
"Jangan seperti ini, Pak. Bapak itu di beri amanat, jadi harus menjalankan sampai selesai. Sampai Abiyan sampai usia 21 tahun, dan itu masih 16 tahun lagi," balas Sekar cekikikan.
"Gak usah di ingatkan aku juga ingat, dan di saat itu aku sudah tua. Bisa jadi tak setampan sekarang ini," jelas Adrian sedikit kesal.
"Memang umur Bapak sekarang berapa? Kok yakin banget Bapak akan tua jika Abiyan berusia 21 tahun nanti?" tanya Sekar sangat penasaran.
"Sekarang genap 30 tahun, kenapa? Mau daftar jadi istri, atau jadi penghangat ranjang saja?" Adrian pun bertanya dengan tatapan aneh.
Plakkk!
Seketika tangan Sekar reflek menampol pipi Adrian, entah dia mendapat keberanian dari mana. Tapi seperti ada yang memberikan dia kekuatan, hingga Sekar berani menampol Bos anehnya itu.
"Kamu nampar, Bosmu sendiri?" tanya Adrian terkejut.
"Emm ... anu, saya gak sengaja Pak." Sekar menjawab dengan menundukkan kepalanya. Sekar sangat takut jika Adrian marah, atau paling parah memecat dirinya.
"Huft, aku maafkan kamu kali ini. Tapi besok kamu seperti ini lagi, maka jangan salahkan aku jika kamu kehilangan kesucian kamu saat ini juga," ancam Adrian yang membuat Sekar sangat takut.
Setelah itu Sekar lebih memilih keluar sambil membawa Abiyan, karena dia takut terlalu lama di dalam bersama Adrian. Apalagi Abiyan tertidur, pasti akan ada alasan yang di lontarkan Adrian agar dia bisa dekat dengan Sekar.
"Eh, mau kemana kamu? Aku belum selesai bicara, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu." Cegah Adrian.
"Pak, saya merasa gerah di sini. Lebih baik saya menjaga Abiyan di luar, saya merasa sangat gak nyaman di sini," jawab Sekar sangat takut.
Karena tak medapat balasan, Sekar kembali berjalan. Tapi baru saja satu langkah, Adrian membuat dia sangat ketakutan.
"Maju satu langkah lagi, dan tak mau berbalik. Maka gaji kamu aku potong, enam puluh persen!"
Sekar pun langsung berbalik dan menatap tajam Adrian. Sekar sangat kesal dengan bosnya itu, apalagi dikit-dikit ngancam potong gaji.
"Kenapa melotot?"
"Masih tanya kenapa?" Sekar pun langsung menaruh Abiyan di atas sofa, dan menidurkan Abiyan pelan-pelan.
Setelah selesai, Sekar langsung kembali menghadap ke Adrian. Bahkan Sekar seperti tak punya rasa takut pada Adrian, yang ada rasa kesal dan ingin menampol orang di depannya itu.
"Kau!" seru Sekar sambil menunjuk Adrian.
Sedangkan Adrian hanya menaikan satu alisnya, karena bingung dengan sikap Sekar. Adrian juga gak tau, maksudnya Sekar sekarang.
"Aneh." Adrian pun langsung melesat pergi. Adrian gak mau menanggapi orang aneh seperti Sekar, padahal dirinya yang aneh, tapi Adrian tak menyadari itu.
"Yang aneh itu kamu, Setan! Dasar orang aneh, gak tau malu, gak punya perasaan, bisanya ngancem orang saja, gak punya belas kasih, suka motong gaji orang sembarangan, ini namanya kerja rodi. Bukan kerja sejujurnya, aku benci sangat ben ...."
Lagi-lagi Sekar di buat bungkam oleh Adrian, karena bibir Adrian langsung membungkam bibir Sekar. Bahkan kali ini Adrian lebih menuntut, hingga Sekar merasakan kesulitan bernapas.
Sekar terus memberontak, tapi Adrian tak mau melepaskan Sekar sama sekali. Adrian terlalu di butakan dengan kemolekan tubuh Sekar, yang sejak semalam membuat dia berfantasi sendiri.
Tangan Adrian pun mulai naik ke arah gunung kembar Sekar, dan sedikit memberikan genggaman yang sangat lembut, hingga suara seksi Sekar keluar begitu saja.
"Pa ... pak, ini salah. Saya mohon jangan seperti ini, iya saya salah. Tapi saya mohon, jangan lakukan ini," ucap Sekar sangat gugup.
Adrian tak mau mendengarkan Sekar, Adrian malah lebih dalam melakukan hal terlarang itu. Bahkan Adrian mendaratkan bibirnya, ke leher Sekar hingga lagi-lagi Sekar melenguh.
Adrian sudah tak tahan, Adrian dorong tubuh Sekar dan mengangkat tubuh Sekar agar ada di atas meja kerjanya. Tanggan Adrian pun masuk kedalam baju Sekar, namun baru saja Adrian memegang gunung kembar itu, Abiyan sudah terbangun sambil memanggil Adrian.
"Ndi ..."
Adrian langsung terperanjat, dan melihat Abiyan langsung. Tapi untungnya Abiyan hanya ngelindur, bukan bangun sungguhan. Tapi Sekar yang sudah terlanjur malu, langsung lari kedalam kamar mandi.
Sekar sungguh malu, dengan kejadian tadi. Di saat dia membiarkan bosnya, menjelajahi tubuhnya dengan mudah.
"Ahh, bodoh kamu Sekar! Bisa-bisanya kamu kalah sama Adrian, bahkan di gitukan sebentar saja langsung luluh. Ayo Sekar, kamu harus jaga diri jangan seperti ini lagi!" seru Sekar seraya memukul-mukul kedua pipinya.
Setelah itu Sekar langsung menyiram mukanya dengan air keran, berkali-kali dia membasuh mukanya tapi bayang-bayang Adrian masih terngiang di benaknya.
"Sial! Dia meninggalkan tanda stoberi sangat banyak, bahkan terlihat sangat jelas sekali. Aku harus menutupi dengan apa, jika sampai orang tau pasti akan salah paham." Sekar pun berusaha menghilangkan tanda-tanda itu, agar tak terlihat sangat jelas.
Berbagai cara dia lakukan walaupun berakhir melukai dirinya sendiri, dan berakhir menagis di kamar mandi.
Sedangkan di luar sana, Adrian masih menayangkan apa yang baru saja dia lakukan. Bayangan Sekar selalu ada di kepalanya, hingga Adrian menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.
"Ndi, ndong." Abiyan pun terbangun dan langsung meminta gendong.
"Kamu sudah bangun, Nak? Sini Daddy gendong, kamu tidurnya cepat sekali. Padahal baru saja tidur," ucap Adrian sambil menggendong Abiyan.
Sebenarnya hari ini Adrian ingin mengajak Sekar kerumah neneknya Abiyan, untuk menanyakan apakah mereka benar-benar tak mau merawat Abiyan.
Jika mereka sanggup, maka Adrian akan memberikan Abiyan pada mereka. Namun jika menolak, maka Adrian akan mengurus surat adopsi Abiyan agar tak menjadi masalah nantinya.
Namun saat Adrian akan memberi tahu Sekar, dia malah di buat gemas dengan ocehan Sekar dan berakhir seperti tadi. Adrian tak bisa mengendalikan dirinya, jika berada di dekat Sekar.
"Maaa, na Maa," celoteh Abiyan. Sungguh Adrian masih belum paham dengan perkataan Abiyan, apalagi hanya di ambil belakangnya saja dan itu membuat Adrian kebingungan.
"Kamu ngomong apa sih, Nak? Maa? Maa itu apa?" tanya Adrian. Namun Abiyan tetap menyebut-nyebut, dengan kata-kata Maa.
"Tu, Maa, Maa ...," ucap Abiyan sambil menunjuk-nunjuk Sekar.
Di sinilah Adrian baru sadar, jika Sekar di panggil Maa oleh Abiyan. Sedangkan Sekar yang tau Abiyan memanggilnya, langsung menghampiri Abiyan dan menggendongnya hingga Abiyan meletakkan kepalanya di bahu Sekar.
.
.
.
Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
adrisn kaya hiper masa boos ngk punya etika, sesuka sukanya ya sopan lah sm anak gadis org jadi serem liat gayanya
2022-03-02
0
Ar_👻
maen sosor aja kaya soang 🤣 othor kamu mulai nakal sekarang ya
2021-06-07
0
XIAO LAN
jadi namanya Sasa atau Susi thor?
2021-06-01
2