Ellena menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Rupanya ia ketahuan sedang tidak fokus.
"Maaf Pak, belum mengerti," jawab Ellena.
"Bagaimana mau mengerti kalau pikiranmu lagi traveling ke mana-mana," kata Pak Devta.
"Maaf," hanya itu yang bisa diucapkan Ellena.
"Baiklah, kali ini Bapak maafkan. Lain kali, siapapun, yang tidak bisa menjawab pertanyaan, yang tidak mengerjakan tugas, yang terlambat, akan kena sanksi dari saya," kata Pak Devta.
Aku seperti familiar dengan Dosen ini. Tapi aku lupa dimana. Apa Pak Devta itu Kak Dev? Tapi tidak mungkin. Batin Ellena.
Pertemuannya sewaktu di Lounge Hotel ****** dan mengantarkan Ellena tidak sempat mengamati si mata elang itu lebih seksama. Barulah di kelas ini Ellena dapat mengamati si mata elang itu lebih jelas.
"Kamu nanti ke ruangan saya, setelah ini. Tidak ada lagi kuliah kan selain nanti sore?" kata Pak Dosen itu pelan.
"Iya, Pak. Baik," jawab Ellena.
Mahasiswa di kelas itupun kemudian mengerjakan tugas latihan soal. Selain itu pada pertemuan berikutnya ada tugas perorangan yang harus dikumpulkan.
Semua mengerti penjelasan dari Pak Devta, sehingga dapat mengerjakan soal dari Pak Devta, Kecuali Ellena.
*****
Ellena mengetuk pintu ruangan Dosen yang terbuka. Disana ada beberapa Dosen yang sedang mengobrol.
"Masuk!" jawab yang di dalam.
"Permisi, Pak. Mau ke Pak Devta," kata Ellena.
Pak Devta yang sedang mengobrol dengan Dosen yang lainpun menoleh, kemudian bangkit dan duduk di kursinya.
"Wah, Pak Devta dapat tamu istimewa," celetuk rekannya.
Pak Devta hanya tersenyum. Kemudian menatap tajam pada Ellena.
"Kamu sepanjang kuliah saya seperti tidak fokus. Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, Pak," jawab Ellena.
"Kamu masih nyanyi di sana?" tanya Pak Devta.
"Tidak Pak. Saya dipecat gara-gara waktu itu pulang sebelum waktunya," jawab Ellena.
"Kalau kamu mau, kamu bisa bekerja di cafeku," tawar Pak Devta.
"Oh, terimakasih, Pak. Saya sudah mengisi di 3 tempat. Mungkin lain kali," jawab Ellena. Tentu saja Ellena tidak mau, karena Ellena malu. Tidak semua orang memandang baik pada profesi penyanyi cafe. Banyak yang beranggapan penyanyi cafe sebagai wanita malam yang bisa di booking. Dan Ellena malu ada yang mengetahui profesinya. Walaupun ia hanya menyanyi.
"Baiklah, kalau kamu ada kesulitan, kamu jangan sungkan untuk bertanya tentang materi yang saya terangkan," kata Pak Devta. Entah mengapa ia merasa ia mengenal gadis itu. tapi dimana dan kapan, ia tak tahu.
"Baik, Pak," jawab Ellena.
"Kamu boleh pulang sekarang,"
"Terimakasih. Selamat siang,"
"Selamat siang," jawab Pak Devta sambil tersenyum manis.
Aduuh... senyumnya manis banget! Aku takut kena diabetes! batin Ellena.
Pada pertemuan berikutnya. Semua mahasiswa mengumpulkan tugas. Kecuali Ellena. Ia belum menyelesaikan tugasnya. Ia masih mengisinya di kelas.
Ketika Pak Devta sedang menerangkan, Ellena baru mengumpulkannya ke depan.
Pak Devta menghembuskan nafas, terlihat kesal. Tapi kemudian melanjutkan materinya. Pak Devta terlihat smart dan cool. Ia menuliskan penjabaran dari jawaban atas soal-soal yang menurut Mahasiswanya sulit.
Semua terkesima. Begitu gamblang dan terasa mudah. Semua terkagum-kagum. Apalagi para Mahasiswi. Mulai saat itu Pak Devta menjadi Dosen idola para Mahasiswi. Begitu juga dengan Ellena. Diam-diam menyukai Dosen itu. Tapi Ellena sadar diri. Seperti yang sudah-sudah, ia tidak berani menunjukannya pada orang yang disukainya. Jadi hanya mengagumi dari jauh. Tanpa melakukan tindakan-tindakan frontal seperti teman-temannya.
"Pak, saya mau privat, boleh ya Pak? Biar saya lebih paham mata kuliah Bapak," kata Riska, salah satu cewek populer di kampus.
"Saya tidak buka privat. Karena saya sibuk," jawab Pak Devta.
"Kalau main ke rumah bapak boleh kan? Alamat Bapak dimana?"
"Pak, nama IG nya apa pak?"
Dan pertanyaan-pertanyaan dari Mahasiswi lain yang membuatnya pusing untuk menghindar.
Devta duduk dengan menyandarkan tubuhnya pada kursi empuknya ketika sudah pulang dari kampus. Kesibukannya mengajar di kampus dan mengelola Cafenya membuatnya belum berumahtangga lagi. Sudah 4 tahun istrinya meninggal ketika melahirkan Chika, anaknya. Ada perasaan menyesal ketika istrinya meninggal, karena ia tidak begitu mencintai istrinya.
Hati Devta sudah tertambat pada seorang gadis kecil bernama Lena, dulu sekali pada waktu ia masih kuliah. Kakek, Nenek gadis itu yang telah menyelamatkan hidupnya setelah terjatuh di hutan akibat menyelamatkan diri dari para penculik. Bahkan Kakek dan Nenek Lena itu yang merawat patah tulang kakinya sampai sembuh. Devta di rawat di rumah Kakek dan Nenek baik hati itu hingga 1 bulan.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
"Ya, masuk!" kata Devta.
Seorang perempuan paruh baya membuka pintu.
"Makan malamnya sudah siap, Tuan," kata perempuan paruh baya itu. Ia adalah ART sekaligus pengasuh Chika, anak Devta.
"Ya, nanti saya ke sana," jawab Devta.
*****
Ellena terisak di dalam toilet. Ia merasa malu dan kecewa, hasil quis mata kuliah Matematika Bisnis jelek. Ia selalu merasa tidak beruntung di pelajaran Matematika, dari dulu, sejak SMP. Nilai Matematikanya selalu rendah dibandingkan pelajaran lain.
Hana, teman sekelasnya yang masuk ke toilet, mendengar suara orang terisak di dalam toilet, mengetuk-ngetuk pintu.
"Hello, ada orang di dalam? Apa kamu baik-baik aja?" tanya Hana. Gadis bertubuh kecil itu masih mengetuk-ngetuk pintu toilet.
Akhirnya pintu toiletpun dibuka. Keluarlah Ellena dengan mata sembab.
"Kamu kenapa?" tanya Hana.
"Nilai quis Matematika Bisnis kamu berapa, Hana?" tanya Ellena.
"Aku? Enam puluh," jawab Hana.
"Tuh kan, aku yang paling jelek nilainya. Nilaiku Empat puluh!" air mata Ellena mengalir lagi.
"Ya, sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan. Masih ada kesempatan memperbaiki diri. Oh iya, Si Doris nilainya besar, 80! Nanti aku antar deh, kamu harus belajar ke si Doris itu. Kalau dia gak mau, aku pukul nanti!" kata Hana menghibur.
"Terimakasih ya Hana. Kamu baik sekali mau membantuku," kata Ellena.
"It's ok. Kita kan teman," kata Hana.
Ketika keluar dari toilet, dari kelas lain tampak Devta, Dosen Matematika Bisnis itu sedang dikerubuti para Mahasiswa dan Mahasiswi yang menanyakan hasil quis. Ellena menatap lurus ke depan, tanpa menoleh sedikitpun ataupun tersenyum. Entah mengapa dirinya yang salah tidak bisa mengerjakan quiz, tapi ia merasa marah pada Dosen itu.
Devta menatap Ellena sampai Ellena menghilang masuk lift. Devta tidak mengerti, kenapa Ellena dapat nilai sejelek itu. Padahal teman-teman di kelasnya nilainya bagus-bagus. Ada satu orang saja yang bernilai jelek membuatnya merasa gagal mengajar. Devta akan mencari tahu penyebabnya agar bisa membantu gadis itu.
Ketika Ellena dan Hana sedang duduk-duduk di bawah pohon di seberang kampus. Devta berjalan menuju ke mobilnya. Hana langsung bangkit dan berlari menghampiri Dosen itu.
Ellena menghembuskan nafasnya. Satu orang lagi yang ngefans sama Pak Devta, batin Ellena.
Hana tampak sedang membicarakan sesuatu dengan Dosen itu. Setelah itu, Hana kembali ke tempat Ellena duduk.
"Ada urusan apa sama Dosen pelit nilai itu?" tanya Ellena.
"Bukan apa-apa. Ada urusan bisnis sedikit," jawab Hana
'Bisnis apa?"
"Rahasia," jawab Hana terkekeh.
Mobil Dosen itu mengklakson ketika melewati Ellena dan Hana. Hana membungkukkan badan. Ellena terheran-heran melihatnya. Tapi memilih diam, tidak bertanya apapun tentang Dosen itu pada Hana. Benci tapi kepo, kan gak lucu.
Doris keluar dari ruang TU. Hana melambai-lambaikan tangannya pada Doris. Dorispun menghampiri dua gadis itu.
"Ada apa, dodol, manggil-manggil aku?" tanya Doris.
"Mentang-mentang udah bayar kuliah, jd somse," timpal Hana.
"Nih ada pasien! Ajarin Ellena cara memecahkan soal yang di quis itu!" perintah Hana.
"Pasien? Emangnya aku Dokter! Dasar dodol enak aja main perintah!" timpal Doris.
"Nih, nanti kupukul lho!" Hana menyenggol Doris dengan sengaja.
"Eh pukul lho? Jangan dong!" kata Doris latah.
"Makanya ajarin Ellena!" Hana menepuk bahu Doris.
"Makanya ajarin Ellena! Eh, iya deh," Doris latah lagi karena dikejutkan oleh Hana.
Hana dan Ellena tertawa mendengar Doris latah. Hana tahu kelemahan Doris. Jadi ia mengerjainya.
*
*
*
*
*
Happy reading!
Tinggalkan jejakmu ya! Terimakasih yang sudah mendukung karyaku 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
auliasiamatir
oo jadi elena cinta tak sampainya pak Dev
2021-12-04
0
IG: Saya_Muchu
hadir ya thor
2021-04-17
1
IG: Saya_Muchu
gara-gara nilai elena menangis hahha
2021-04-17
1