Ellena bersiap pergi sehabis Isya. Lamarannya di terima kemarin malam di Lounge Hotel ****** sebagai penyanyi tidak tetap. Malam ini Ellena akan tampil untuk yang pertama kali. Beruntung, Ellena direkomendasikan oleh seorang kenalan Lina dan Andin. Sehingga Ellena dengan mudah diterima. Tanpa tes yang sulit.
Dengan berbusana anggun bak artis, Ellena melangkahkan kakinya keluar dari tempat ganti kostum. Malam itu ada meeting para pebisnis di Lounge itu. Suasana sudah ramai oleh sebagian besar laki-laki paruh baya. Ada juga beberapa yang masih muda.
Ellena naik ke panggung kecil dimana disana sudah siap keyboardist, gitaris dan pemain saxofon. Dua orang penyanyi pun sudah bersiap di kursi di panggung belakang. Ellena menyapa mereka, kemudian duduk.
Acara meeting sudah selesai 15 menit yang lalu. Acara hiburanpun dimulai.Para pebisnis mulai menikmati makanan dan minumannya.
Lagu pertama dinyanyikan oleh Rina. Lagu lama Indonesiapun sukses dinyanyikan oleh Rina. Lagu kedua oleh Meta. Meta menyanyikan lagu lama Pop Barat. Itupun sukses dengan tepuk tangan penonton. Sekarang giliran Ellena. Hati Ellena berdebar-debar karena untuk pertama kalinya.
Dengan perlahan ia duduk di kursi tinggi di depan microfon. Sebuah lagu lama milik Whitney Houston, I will always love you.
Semua tamu meeting terkesima mendengar suara Ellena. Tak terasa lagupun berakhir. Tepuk tangan terdengar membahana. Ellena lega. Penampilan pertamanya tidak mengecewakan.
"Lagi, lagi, lagi, Lagi!" terdengar suara orang-orang seperti sebuah paduan suara yang menginginkan Ellena menyanyi kembali.
Malam itu tema nya lagu-lagu lama, karena sebagian besar peserta berusia paruh baya. Masuklah intro. Dari intronya saja peserta meeting bergoyang. Apalagi Ellena mulai menyanyi.
Lagu "Pertama" milik Reza Artamevia pun meluncur dinyanyikan oleh Ellena. Dengan ekspresi tubuh yang sexy menghayati lagu, beberapa orang pria maju menghampiri Ellena memberikan setangkai bunga yang entah didapat darimana.
Ada juga yang memberikan uang. Itu menjadi hal yang diluar kebiasaan sebelumnya. Ellena mampu membuat yang hadir ditempat itu merasa kagum dengan penampilannya malam itu.
Setelah selesai, penampilan selanjutnya yaitu Rina dan Meta. Tapi respon penonton biasa saja. Hal itu membuat Rina dan Meta mempunyai rencana licik karena merasa iri pada Ellena.
Setelah menyanyikan lagu ketiga, Ellena duduk. Meta menyodorkan minuman pada Ellena.
"Kamu pasti haus. Ini minuman untukmu," kata Meta. Tapi sebelum gelas itu diterima Ellena, jus jeruk digelas itu ditumpahkan dengan sengaja pada pakaian Ellena. Ellena memekik kaget karena pakaiannya basah.
"Aw!"
"Ups! Sorry. Gak sengaja," kata Meta pura- pura.
Ellena mendengus kesal. Ia tahu Meta sengaja melakukannya. Ellena kemudian bangkit dan turun dari belakang panggung kecil itu dan mencari manager Lounge Hotel ****** itu.
"Pak, Maaf, saya tidak bisa melanjutkan menyanyi karena pakaian saya basah," kata Ellena.
"Tidak bisa seperti itu. Masih setengah jam lagi. Kamu baru boleh pergi kalau sudah menyelesaikan tugas kamu," kata Manager itu.
"Maaf. Tidak bisa, Pak. Pakaian saya basah. Saya tidak bawa pakaian ganti yang lain," kata Ellena, kemudian langsung beranjak dari tempat itu.
Manager itu memanggil-manggilnya, tapi tak dihiraukan oleh Ellena. Udara diruangan itu cukup dingin ditambah pakaian bagian depannya basah, membuat Ellena menggigil.
Beberapa orang pria menghadangnya mengajaknya berkenalan. Tapi ditolaknya dengan halus. Tapi malah pria-pria lain berdatangan mengerumuninya. Sepasang mata elang yang dari tadi memperhatikannya menghampiri dan menyeruak masuk ke kerumunan itu.
"Maaf, wanitaku akan pulang. Jadi, biarkan dia pergi," kata si mata elang sambil menggandeng Ellena pergi meninggalkan tempat itu. Pria-pria itu hanya bisa menatap kepergian gadis cantik nan sexy itu bersama prianya.
Pria itu membawa Ellena masuk ke mobil Al****d nya. Kemudian pria itu memutar, masuk ke mobilnya, duduk didepan kemudi.
"Maaf, Nona. Saya lancang membawamu dari sana. Karena kamu terlihat menggigil. Pakailah ini," pria itu memakaikan jasnya pada tubuh Ellena.
"Terimakasih," jawab Ellena.
"Kamu pulangnya kemana?" tanya pria itu.
"Ke Dipati ukur," jawab Ellena.
"Aku antar," ucap pria itu.
"Terimakasih. Maaf telah merepotkan," kata Ellena tulus
"Tidak repot. Aku sekalian pulang," jawab pria itu.
Mobilpun melaju menembus malam. Membelah jalanan kota Bandung. Tak ada percakapan lagi diantara mereka. Keduanya sama-sama diam dengan pikirannya masing-masing.
Tak terasa, mobil sudah berada di jalan Dipati Ukur. Pria mata elang itu melambatkan mobilnya.
"Disebelah mana rumahmu?" tanya pria itu.
"Di gang dekat Universitas U," jawab Ellena.
Mobilpun berhenti tepat yang ditunjukkan Ellena.
"Terimakasih tuan, telah mengantarkan saya," kata Ellena ketika sudah turun dari mobil. Ellena menyerahkan jas yang tadi dipakainya pada pria itu.
"Sama-sama," jawab pria itu.
Ellenapun melambaikan tangannya kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan mobil itu. Pria didalam mobil itu terhenyak menyadari kebodohannya.
"Sial! Aku lupa menanyakan namanya!" katanya sambil menepuk dahinya.
Ellena sudah tak terlihat lagi karena sudah masuk ke gang sempit itu. Mobil yang dikendarai pria itupun pergi melaju dengan kencang.
Esok paginya Ellena menemui Manager Lounge itu untuk meminta maaf karena telah meninggalkan tugas sebelum acara selesai. Tapi rupanya sang Manager itu tidak bisa menerima permintaan maaf Ellena, karena malam itu adalah masa percobaan. Jadi Ellena tidak bisa melanjutkan menyanyi di tempat itu.
Dengan lesu, Ellena pergi dari Lounge itu. Job nyanyi pertamanya gagal sebelum ia menerima bayarannya. Untung saweran dari penonton sejumlah 300 ribu masih ada padanya. Tidak sempat dibagikan rata pada personil lain waktu itu karena insiden ketumpahan air jus jeruk.
******
Hari itu perkuliahan pertama di semester 3. Kelaspun diacak oleh pihak kampus. Teman-teman sekelas Ellena sebagian besar dari kelas yang lain waktu semester 1 dan 2. Hanya dua orang yang masih sekelas sekarang dengan Ellena. Itupun laki-laki. Jadi Ellena tidak begitu akrab.
Belpun telah berbunyi. Tiba-tiba dua orang yang baru datang menubruk kursinya karena berlari terlalu kencang.
"Maaf, buru-buru," kata seorang pria yang kelihatannya kemayu. Ia duduk disebelah Ellena dibagian depan. karena memang hanya kursi dibagian depanlah yang tersisa. Teman-temannya yang datang lebih awal kebanyakan memilih duduk dibelakang daripada di depan. Entah mengapa seperti itu.
Seorang wanita yang baru datang tadipun duduk di sebelah pria kemayu. Merekapun mengipas-ngipas tubuhnya dengan menggunakan buku. Gerah karena telah berlari-lari mulai turun dari angkot sampai naik ke lantai atas masuk ke kelas.
Dosen pun masuk ke kelas. Seorang wanita cantik paruh baya dengan wajah yang cool. Membuat para Mahasiswa di kelas itu bersemangat mengikuti perkuliahannya. Mata kuliah Bahasa Inggris. Perkuliahanpun berjalan lancar dan menyenangkan, karena dipandu oleh dosen yang ramah dan cool. Waktu satu setengah jam tanpa terasa sudah berakhir. Mrs Yessy pun, dosen bahasa inggris itu mengakhiri kuliahnya pada hari itu.
Satu setengah jam berikutnya adalah mata kuliah Matematika bisnis. Ellena tidak tahu akan dapat dosen seperti apa. Tapi ia berdo'a mudah-mudahan dosennya di mata kuliah yang kedua ini juga baik seperti yang barusan.
Dosen pun masuk ke kelas. Seorang pria tampan dengan usia kira-kira 30 tahunan lebih berjalan sambil mengucapkan salam.
Ellena terkejut melihat dosen itu. Ia pun menutupi muka nya dengan buku ketika dosen itu mengabsen mahasiswanya di kelas itu.
"Hei, kenapa neng, mukanya ditutupi begitu? Kamu punya dosa ya pada dosen tampan itu?" celetuk pria kemayu yang belakangan baru diketahuinya bernama Doris.
"Enggak. Aku lagi baca buku kok," jawab Ellena.
"Ellena Davita!"
"Hadir Pak!" Ellenapun menurunkan bukunya dari wajahnya dengan perlahan-lahan melihat ke arah dosen, kemudian menudukkan wajahnya.
Dia masih mengenaliku tidak ya? Aduh malunya. Kalau dia masih mengenaliku. Batin Ellena.
Dosen itu beberapa detik tampak tertegun. Memandang Ellena dengan lekat. Kemudian ia pun melanjutkan mengabsen mahasiswa yang lainnya.
Dosen itu memperkenalkan dirinya. Namanya Devta Mahendra. Usia 31 tahun. Sudah punya anak satu. Hanya itu yang disampaikannnya sebagai perkenalan dosen di semester 3 ini.
Sepanjang mata kuliah dosen itu, Ellena tidak fokus ketika dosen itu menerangkan materi kuliahnya sambil bolak balik di depan Ellena. Ellena terlalu gugup melihat dosen itu.
"Kamu, Ellena! Coba kedepan. Terangkan lagi tadi yang Bapak sampaikan!" perintah dosen itu.
"Sa- saya, Pak?"
"Iya, kamu!"
*
*
*
*
*
To be continued
Jangan lupa, Vote, like dan komenmu ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
auliasiamatir
suka aku mah...
2021-12-04
0
IG: Saya_Muchu
hadir thor
2021-04-16
2
Sam Zahir
thor ayo lanjut
2021-03-05
1