Setelah sarapan, Navier segera berangkat ke kantor. Dia membuka pintu sudah berdiri Ali, Navier langsung berjalan menuju ke lift dengan diikuti Ali.
"Agenda hari ini apa?" tanya Navier dengan nada malas.
"Aku sudah mengirimkan jadwalmu ke nomormu," jawab Ali sama malasnya.
Navier dan Ali lalu terdiam, mereka berdiri didepan lift sampai Navier dengan iseng menginjak kaki Ali. Ali sangat geram lalu mendorong tubuh Navier dan pada saat itu juga pintu lift terbuka yang ternyata didalam adalah ayah dari Ali yaitu Kim.
"Uncle, lihat sendiri 'kan jika Ali nakal duluan?" ucap Navier mengadu.
"Kau yang mulai duluan."
Kim menghela nafas, ia merangkul kedua pria alay itu. "Kalian ini kerja satu tim dan akan selalu bertemu. Tolong jangan bertengkar!"
Kim melepaskan tangannya lalu menepis bahu kedua pria itu dan berjalan meninggalkan mereka. Navier langsung menekan tombol ke lantai 1. Di dalam lift mereka terdiam. Ali dan Navier memang tidak bisa akur sedari dulu.
Sesampainya di kantor,
Navier berjalan dengan angkuhnya masuk ke gedung Young Group, Ali berada tepat dibelakangnya. Navier memang masih muda tetapi tubuhnya yang tinggi terlihat seumuran dengan Ali.
"Hoi! Lantainya kasar sekali? Kau pel lantai ini sampai mengkilat, jika bisa sampai semut terpeleset," ucap Navier kepada petugas kebersihan.
"Baik, tuan muda."
Navier langsung masuk ke lift, Ali sungguh malas sekali bekerja dengan Navier. Dia sedari tadi membuang muka.
Setelah sampai di kantor, Navier segera masuk ke ruangannya dan Ali bekerja di ruangannya sendiri. Mereka satu ruangan tetapi hanya tersekat dinding kaca.
Ruangan Ali hanya polos dan normal sedangkan Navier, ya begitulah. Tuan muda hello kitty jika Ali menyebutnya.
Disisi lain,
Roseline mendapat surat pemutusan hubungan kerja, ia diberhentikan sebab sang bos sudah mendapat penggantinya yang bisa masuk kerja penuh bukannya paruh waktu seperti Seline.
Seline menghela nafas dan berterima kasih sudah memberi kesempatan bekerja disini selama 2 bulan.
Seline kini keluar dengan kecewa. Dia langsung menaiki sepeda motornya dan langsung pulang ke rumah.
Sesampainya dirumah, papanya melihat surat yang dipegang Seline.
"Kontrak sudah habis lagi?" papa.
Seline menjatuhkan dirinya di sofa lalu menghela nafas panjang. Sudah 3 kali ini ia keluar masuk bekerja di minimarket.
"Apa selanjutnya rencanamu?" tanya papa.
"Jika papa mengizinkanku ikut audisi..."
"Stop! Papa tidak mau dengar itu. Papa hanya ingin kau mendapat pekerjaan yang lebih baik dan tentunya memiliki kontrak yang panjang. Young Group sedang membuka lowongan pekerjaan besar-besaran. Kau punya gelar sarjana, papa yakin kau akan mudah diterima."
Setelah Papa bicara, beliau masuk ke kamar. Seline hanya bisa bersabar. Tidak masalah ia harus kerja dimana tetapi papanya selalu tidak mendukungnya untuk menjadi pianis yang hebat.
Seline membuka ponselnya lalu mencari lowongan pekerjaan dan memang benar perusahaan Young Group sedang mencari pegawai baru.
Sudahlah, mumpung ada lowongan. Semoga aku keterima di kantor itu. Toh, juga gajinya besar.
Seline memasukkan berkasnya secara online, dia mengisi semua persyaratan melalui email dan setelah itu menunggu balasan dari pihak HRD.
**
Navier sedang menatap kaca ruangannya yang mengarah ke jalan raya. Dia melamun tidak jelas membuat Ali memperhatikannya dari balik ruangannya. Ali berdiri lalu menghampiri sang tuan.
"Navi, kau ingin minum kopi? Biar aku buatkan," ucap Ali.
"Susu kental manis saja."
Ali segera menuju ke dispenser dan membuatkan permintaan sang tuan.
"Hari sabtu ada seleksi karyawan baru. Kau harus turun tangan langsung," ucap Ali.
"Itu bukan bidangku. Aku ini direktur dan tidak mengurusi karyawan baru."
Ali mengaduk susu itu lalu memberikannya kepada Navier. "Itu urusanmu karena salah satu karyawan akan menjadi sekertaris pribadimu."
Navier meniup gelasnya tetapi ia heran kenapa susu itu malah dingin. Dia menatap Ali.
"Sialan! Kenapa dingin?" tanya Navier.
"Ingin panas buat sendiri!"
Navier mendengus lalu melempar gelas itu ke lantai. Ali semakin kesal dan ingin mengajaknya bertengkar.
"Apa kau memelototiku?" ucap Navier.
"Tidak apa-apa tuan muda."
Ali dengan kesal menuju ke ruangannya, dia melirik Navier yang juga menatapnya. Ali memalingkan wajah dan memilih memainkan ponselnya selagi senggang.
Ali teringat tentang hubungan orang tuanya yang semakin hari tidak harmonis. Apalagi saat ia memergoki mamanya sedang bersama bule tampan siapa lagi jika bukan Louis?
Flashback
"Ayah kenapa diam saja jika mama selingkuh?" tanya Ali.
"Ayah harus melakukan apa? Mamamu sendiri yang menginginkan itu."
Mata Ali memerah, ia ingin menangis jika mereka memilih untuk bercerai.
"Apa ayah akan menceraikan mama?"
Kim menggelengkan kepalanya, ia mengusap air mata Ali yang menetes. Ali hanya khawatir jika mereka pada akhirnya memutuskan berpisah.
"Ayah tidak akan menceraikan mamamu, biarkan sekarang ini dia bertindak semaunya. Ayah hanya bisa menunggu waktu ketika mamamu sadar jika perbuatannya salah," jawab Kim.
Flashback selesai.
***
Malam hari di rumah Kim.
"Aku hamil," ucap Sera yaitu mama dari Ali.
Kim mengerutkan dahi, ia hanya menatap lembut kearah Sera yang tidak berani menatapnya.
"Dengan Louis?" tanya Kim.
Sera tidak menjawab, ia mengambil kopernya lalu memasukkan pakaiannya. Kim memegangi tangan Sera, ia melihat wajah suaminya yang sangat sedih.
"Setidaknya kau pikirkan Ali. Ali masih membutuhkanmu," ucap Kim.
Sera menepis tangan Kim. "Ali sudah besar."
Kim hanya menatap nanar istrinya. Dia sangat sedih jika harus berpisah dengan sang istri yang sudah menemaninya kurang lebih 30 tahun.
"Bohong jika kau hamil di usiamu yang sudah tidak muda lagi. Itu hanya alasanmu untuk berpisah denganku 'kan?" tanya Kim.
"Aku melakukan program hamil bayi tabung dengan Louis. Kami saling mencintai dan tolong lepaskanlah aku! Aku sudah tidak cinta lagi denganmu, Kak Kim."
Kim bersujud dibawah kaki Sera, ia memohon untuk tidak meninggalkannya.
"Ku mohon, pikirkan perasaan Ali!" ucap Kim.
Sera tidak memperdulikan Kim, ia langsung mengemasi bajunya dan berjalan menuju pintu lalu berhenti sebentar.
"Aku akan mengirimkan surat perceraian. Kau harus menandatanginya. Selamat tinggal. Maaf, jika aku begini karena ini juga perbuatanmu," ucap Sera.
Sera lalu meninggalkan Kim yang sudah sangat terpukul dengan keputusannya. Pada akhirnya ia ditinggalkan oleh wanita yang dia cintai. Pernikahannya berakhir tragis dan meninggalkan korban yaitu Ali.
15 menit kemudian, Ali membuka pintu. Dia sehabis pulang bekerja, ia begitu terkejut melihat ayahnya duduk dilantai dengan lemas.
"Ayah, kenapa?" tanya Ali.
"Maafkan ayah yang membuat mamamu pergi!" jawab Kim bercerai air mata.
Tubuh Ali bergetar, ia membuka lemari mamanya dan ternyata sudah kosong. Dia langsung memeluk ayahnya.
"Ini bukan kesalahan ayah, ayah sudah sebisa mungkin mempertahankan rumah tangga ayah selama satu tahun ini ketika mama berselingkuh. Ayah adalah suami yang hebat."
Ayah dan anak itu hanya bisa menumpahkan kesedihan mereka. Perasaan mereka begitu hancur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Lia Liyut
lah lah kok bisa sih ??
2021-07-22
0
Sukma Wati
aku takut kena Frank lg
2021-06-02
0
Zahira Zalfa Naqiyya
kok jadi gini...
2021-05-12
0