Bab 2 : Pertemuan pertama Navier dan Roseline

Setelah peresmian, Navier kini mulai bekerja di kantor baru. Kantor barunya ia desain khusus seperti keinginannya, terdapat teddy bear di sudut-sudut ruangan dan dinding kantornya ia cat warna coklat muda dan pink.

Asisten Ali hanya terheran-heran melihat adik sepupunya alias tuan mudanya bertingkah aneh.

“Kenapa kau masih berdiri disini? Cepat pergi! Hus... Hus...,” ucap Navier mengusir Asisten Ali.

Navier segera membuka pekerjaannya, karena  dia sudah pandai menguasai materi sebab itulah dia tidak perlu di training lagi. Navier memang tampan tetapi otaknyasedikit gesrek.

“Ali. Ali,” teriak Navier.

Asisten Ali menghela nafas, ia langsung datang ke ruangan bosnya.

“Apa lagi?” tanya Asisten Ali.

“Tidak papa, hus.. hus... sana! Aku hanya mengetes telingamu.”

Ali mendengus kesal, ia mendekati Navier. Navier langsung berdiri dari kursi importnya. Kedua bos dan asisten itu beradu pandang.

“Aku senang sekali jika Dale bukan yang menjadi presdir tetapi kenapa kau yang harus menjadi presdir. Orang tidak waras sepertimu,” ucap Ali sambil menunjuk dada Navier dengan telunjuknya.

Navier merasa kesal, baru masuk di ruangan presdir sudah dibuat emosi oleh bawahannya. Dia mendorong Ali. Kedua pria aneh itu malah berdebat hal yang tidak berguna.

 

“Sialan kau! Aku bosmu, kau bawahanku beraninya seperti itu

denganku,” ucap Navier.

“Kau cuman adik sepupuku,” jawab Ali semakin menantang.

Disisi lain, Sean dan Kim yaitu papa dari Navier dan Ali tengah menuju ke ruangan presdir ingin melihat anak-anak mereka dihari pertama bekerja. Mereka yakin  jika Navier dan Ali adalah pasangan kerja terhebat setelah mengetahui potensi mereka. Setelah didepan ruangan presdir, Kim membuka pintu dan menyuruh Sean masuk terlebih dahulu tetapi alangkah terkejutnya melihat Navier dan Ali bertengkar seperti anak kecil.

Navier dan Ali saling menjambak rambut dan mencabut bulu hidung satu sama lain dan tak hanya itu, mereka saling membuang sepatu satu sama lain dari balkon ruangan itu.

“Kim?” ucap Sean

“Iya, kak.”

“Yakin setelah ini aku terkena serangan jantung,” ucap Sean sambil memegangi dadanya.

Kim langsung melerai mereka, wajah dan rambut mereka acak-acakan. Kim segera membawa Ali keruangan sebelah sedangkan Sean menyuruh Navier duduk di sofa.

“Penobatanmu baru setengah jam yang lalu dan kau sudah membuat ulah. Bagaimana nasib perusahaan jika kau begini?” ucap Sean.

Navier berdiri, ia tidak menjawab pertanyaan dari Sean, ia mengambil gagang telpon dan menyuruh resepsionis untuk mengambil sepatunya yang  jatuh di halaman gedung itu. Sean mengamati setiap sudut ruangan putranya, ia menggeleng-gelengkan kepala. Pasalnya ketika dia dulu menjadi presdir tidak separah ini. Ruangan ini seperti

ruangan taman kanak-kanak dengan perpaduan dinding warna coklat dan pink cerah.

“Navi, kau dengar ucapan papa?” tanya Sean.

“Papa selalu memarahiku, saat Kak Dale membuat kesalahan papa selalu maklum, Sampai dia menghamili gadis dari hasil berzina papa menganggap enteng masalah itu,” ucap Navier.

“Papa sudah bilang kepadamu, Dale memiliki kepribadian yang berbeda. Jangan disamakan denganmu yang memiliki pikiran normal!”

Navier mendengus, ia mengusap wajahnya. Bahkan dia tidak peduli mau sang kakak waras atau tidak, yang  jelas Daleon membuatnya sangat iri. Daleon diperlakukan layaknya raja. Dia pengangguran dan kerjanya hanya meminta uang kepada papa dan mamanya, apalagi dia sudah memiliki putra yang genap berusia 5 tahun.

Disisi lain, Kim sedang menceramahi putra satu-satunya. Ali memalingkan wajah. Dia sangat kesal dipasangkan dengan Navier.

“Ali, disini kau adalah seorang asisten. Kau harus lebih hormat kepada tuanmu, Tuan muda Navier,” ucap Kim.

“Ayah, dia hanya bocah tengil ingusan baru kemarin sore. Kenapa dia bisa menjadi presdir?”

Kim menatap tajam Ali, Ali ketakutan jika sang ayah memasang wajah menyeramkan itu.

“Ayah tidak mau tau, mungkin diluar perusahaan ini dia adik sepupumu tetapi saat diperusahaan ini dia adalah tuanmu yang harus kau hormati.”

Saat itu juga, Sean keluar dari ruangan Navier. Kim segera berdiri dan mengikuti kakak ipar. Navier mengantar papanya sampai keluar ruangan, ia melirik Ali dengan tatapan mengejek. Ali merasa geram tetapi masih

bisa menahannya. Setelah orang tua mereka keluar, resepsionis datang membawa sepatu mereka. Navier segera kembali ke ruangannya, Ali pun kembali melanjutkan pekerjaannya.

**

Agatha Roseline, tengah melayani pembeli disebuah minimarket.

Dia hanya bekerja paruh waktu dan sisanya bermain piano sepanjang hari.  Roseline atau lebih dikenal Seline

membutuhkan uang untuk memenuhi kesehariannya. Walaupun dia mempunyai gelar sarjana tetapi entah kenapa dia tidak tertarik bekerja di kantor.

“K****m nya satu\,” ucap pembeli pria berjas rapi.

Roseline mengiyakan lalu sekilas melihat pria yang tak asing dilihatnya di televisi, Navier Alister?

Ternyata dia seorang player. Batin Seline.

“Hem.. yang isi berapa dan rasa apa?”

“Yang enak yang mana ya?” tanya Navier.

Cowok sinting, kenapa dia tidak malu bertanya seperti itu kepadaku?

“Maaf, saya kurang paham.”

“Dasar bodoh! Tidak usah jualan kau jika tidak tahu rasanya,” celetuk Navier.

Seline merasa geram, ia harus bersabar jika tidak pasti pria itu akan  melapor kepada atasannya.

Seline mulai mengembangkan senyuman dan menjelaskan secara asal. Navier hanya manggut-manggut, lalu memilih yang rasa strawberry.

“Berapa?” tanya Navier.

“47 ribu.”

Navier mengeluarkan dompetnya lalu menyerahkan selembar seratus ribuan kepada Seline.

“Ini pak kembaliannya, 53 ribu.”

Navier mengerutkan dahi, ia menatap Seline dengan heran. “Apa kau bilang? Pak?” ucap Navier.

Navier tersenyum kecut, ia menjentikkan tangannya. Dengan rasa malas Ali datang, Navier sudah mengatakan kepada Ali jika ia menjentikkan jemarinya maka Ali harus datang.

“Pinjam uangmu 50 ribu,” ucap Navier.

Ali menaikkan alisnya, padahal Navier memegang uang 50 ribuan.

“Untuk apa?” tanya Ali.

“Untuk menyuruh cewek ini ke dokter mata, aku tampan begini dipanggil pak.”

Ali menahan tawa, ia langsung menarik Navier keluar dari minimarket itu. Seline menghela nafas, ia bisa cepat mati jika harus berhadapan dengan tuan muda yang sombong itu. Sesampainya di mobil, Navier menepis tangan

Ali. Dia langsung mengelap tangannya dengan tisu basah.

“Untuk apa kau beli itu?” tanya Ali.

“Untuk menyogok papaku. Kau tau papaku sangat cerewet, dia pasti memarahiku di rumah setelah insiden di kantor tadi,” jawab Navier.

Ali menggeleng-gelengkan kepalanya, ia langsung membuka pintu mobil untuk dirinya sendiri.

“Eheeem... Aku ini tuanmu, seharusnya kau membukakan pintu terlebih dahulu untukku,” ucap Navier.

Ali berdecih lalu segera membukakan pintu untuk Navier. Navier masuk dengan angkuhnya sedangkan Seline melihat dari dalam minimarket dengan tatapan kesal.

Ada ya orang aneh seperti dia? Batin Seline.

Didalam perjalanan pulang, Navier hanya terdiam. Ali pun juga malas mengajaknya mengobol. Navier melamun tidak jelas dan Ali pun dengan iseng mengerem mobil secara mendadak.

Ciiiiiiiit....

“Sialan kau! Jika aku terbentur bagaimana?” umpat Navier.

“Maaf, tuan muda. Ada anjing menyebrang.”

“Cih...”

Navier memalingkan wajah dan memandang kaca mobil, malam ini kendaraan cukup sepi dan lampu jalan meremang. Ali dengan iseng mengerjai sang tuan dengan membalikkan katup matanya. Dia menghentikan mobilnya terlebih dahulu.

“Kenapa berhenti?” tanya Navier.

Ali menengok ke belakang dan Navier terkejut setengah mati melihat wajah Ali yang menyeramkan.

“Uaaaaaa.... Setan......,” teriak Navier.

Ali terbahak-bahak melihat ketakukan Navier.

“Bukan kau, bodoh! Tapi di depan mobil kita,” ucap Navier.

Ali menghadap ke depan dan terkejut setengah mati didepan mobilnya ada nenek-nenek yang tersenyum menyeringai.  Ali segera membanting setir dan langsung menginjak gas lalu meninggalkan nenek-nenek tua itu.

“Anak muda jaman sekarang pada sombong, nenek mau numpang

malah kabur,” teriak nenek itu.

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-10-14

0

sakura71

sakura71

thorrr ngakakkk

2022-06-02

0

Noel Sentia Lena Stg

Noel Sentia Lena Stg

hahahaa.ketawa melulu smpe sakit perut

2022-03-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!