My Crazy CEO

My Crazy CEO

Bab 1 : Penobatan Navier menjadi presdir

Namaku Navier Alister Putra Adinata, hari ini aku di nobatkan

sebagai presdir Young Group. Aku adalah putra kedua dari Arsean William, dia

adalah papaku sebelum negara api menyerang. Sekarang ini aku sedikit kesal dengannya,

bagaimana tidak? Dia menginjak sepatu pantofel ku yang terbuat dari kulit buaya

yang di kikir, yang diimport dari Australia, yang terindah serta yang ada satu-satunya di dunia ini.

“Pah?” ucapku yang berdiri di samping papa.

Papa tidak mendengarku, aku berpikir dengan serius bagaimana papa bisa menengokkan kepalanya 45 derajat ke arahku. Aha.... Aku ada ide, bagaimana jika aku bergantian menginjak kaki papa? Wah... Ide yang bagus.

Dengan tersenyum menyeringai, aku bergantian menginjak kaki papa.

Duaaaaak....

“Sialan! Anak kurang ajar kau,” ucap Papa Sean.

Aku hanya cengengesan lalu jemariku menunjuk kebawah, mata rabun papa melihat kakinya menginjak kakiku. Dia hanya berdecih.

“Tidak bilang dari tadi,” ucap papa langsung mengangkat kakinya.

Aku hanya tertawa tidak ikhlas, lalu mengelap sepatu yang mahal ini dengan tisu mahal.

POV Author.

Setelah berdiri kurang lebih 10 menit, MC memulai acara

penobatan ini. Dia memandu acara di depan gedung baru Young Group yang akan di

pimpin putra kedua dari Arsean William. Semua orang penting datang untuk

melihat langsung penobatan itu termasuk putra pertama Sean yaitu Daleon, karena

sang kakak tidak memungkinkan untuk menjadi seorang presdir maka Navier lah

yang akan memimpin perusahaan bersama sang asisten yaitu Ali.

“Puncak dari acara ini adalah pemotongan pita untuk mengesahkan jika gedung baru ini akan di pimpin oleh presdir kita yaitu Navier Alister Putra Adinata. Silahkan Tuan Muda Navier untuk maju ke depan!” ucap MC.

Navier segera maju, dia begitu sangat tampan dengan pakaian

jas lengkap dan tentu saja sangat mahal. Semua orang bertepuk tangan, Sean

begitu bangga dengan Navier. Setelah maju kedepan, Navier naik ke podium dan

memberi pidato sebelum memotong pita.

“Selamat pagi semuanya. Saya tidak mau berlama-lama untuk

menyampaikan pidato ini karena matahari semakin terik dan pastinya tidak bagus

untuk kesehatan kulit kita, saya hanya memberikan satu kata dua kata untuk

menyampaikan sesuatu, sesuatu yang sangat penting bagi perusahaan ini yaitu

bagaimana saya menyampaikan pidato ini jika para wartawan belum mengambil pose

tampan saya?” ucap Navier.

Semua orang hanya ternganga melihat calon presdir baru itu,

sedangkan Sean menatap Navier dengan rasa malu. Dokter Juna menyenggol tangan

Asisten Kim. “Titisan Sean kampret,” bisik Dokter Juna.

Navier menjentikkan jarinya dan menyuruh sang asisten

membawakan kacamata hitamnya dan setelah itu ia memakainya. Dia berpose dengan

percaya diri, para wartawan sedang asyik memotret dirinya yang sangat tampan.

Ali menatap jengah kepada adik sepupunya itu. Setelah itu ia melanjutkan

pidatonya.

“Dengan rasa hormat dan bangga, saya sebagai putra kedua dari Arsean William ingin  menyampaikan rasa

terima kasih karena memberi kesempatan untuk berpidato. Saya tidak ingin berlama-lama, saya tidak ingin panjang lebar, intinya saya tidak ingin membuat kalian berdiri terlalu lama,” sambung Navier.

Sean semakin geram dengan putranya itu, Dokter Juna seolah

menahan tawa. Navier memang cerminan dari Sean yang dulu masih muda. Bahkan

Daleon tidak separah itu. Tangan Sean ditarik oleh anak kecil, Sean melihat

cucunya meminta gendong.

“Grandpa, gendong.”

“Tampanku baru datang? Sini grandpa gendong!” ucap Sean.

Navier lalu melanjutkan pidatonya yang panjang lebar seperti pidato upacara bendera. Dia dengan semangat menyampaikan rasa sukanya bisa menjadi seorang presdir di usia muda. Semua orang kebingungan dengan pidato

Navier yang panjang lebar tidak jelas.

“Maaf jika saya banyak omong, intinya. Tetaplah di jalan

setan! Selamat Pagi, terima kasih telah mendengar ocehan saya,” ucap Navier.

Navier lalu maju ke depan pintu gedung itu dan seseorang

datang membawa baki yang berisi gunting, saat Navier akan mengambilnya. Dia

mengerutkan dahi dan melihat tidak ada gunting diatas gunting.

“Dimana guntingnya?” tanya Navier.

Orang yang membawa baki itu keheranan, ia yakin jika

guntingnya sudah ada diatas baki yang ia bawa.  Asisten Ali tersenyum menyeringai, ia mengantongi gunting tersebut di kantong belakang celananya.

Mampuslah kau, Navier! Batin Asisten Ali.

“Cari gunting itu jika tidak maka akan ku potong gaji kalian,” ucap Navier.

Semua pegawai kocar kacir, ia mencari gunting itu siapa tahu

jatuh ditanah. Keluarga besar Sean hanya kebingungan melihat acara yang

seharusnya sakral ini justru malah berantakan. Navier dengan angkuhnya turun

dari podium dan menghampiri papanya.

“Papa yang menyembunyikan guntingnya ‘kan?” tanya Navier.

“Anak setan kau, kau pikir papa anak kecil menyembunyikan gunting?”

“Papa jelas-jelas sering menyembunyikan kolorku, bahkan kolor teddy bear ku sering papa pakai,” ucap Navier.

Sean sangat geram, ia hampir memukul bahu anaknya tetapi langsung saja dicegah sang mama yaitu Mauren.

“Sudah jangan bertengkar, Ali sudah mencari gantinya,” ucap Mauren.

Tiba-tiba sang kakak datang, siapa lagi jika bukan Seina. Dia kini menjadi seorang reporter yang sibuk dan banyak tugas bahkan kini ia memakai pakaian ala kadarnya.

“Selamat Navi, dulu bocah ingusan sekarang jadi presdir,” ucap Seina mengelus kepala Navier.

“Navi gitu loh,” jawab Navier dengan bangganya.

Seina melirik keponakan kecilnya yang digendong sang papa,

anak Daleon begitu menggemaskan sama persis dengan Daleon.

“Hai Darsen, sini tante gendong!” ucap Seina.

Seina menggendong keponakan kecilnya sementara Navier melirik

Daleon yang juga meliriknya, semenjak Navier pernah ditusuk dengan sang kakak

membuatnya sangat menjaga jarak dengan Daleon, dia masih trauma.

“Tuan muda, guntingnya sudah ada,” ucap Asisten Ali.

Navier membalikkan badan, ia terkejut bukannya Asisten Ali membawa

gunting kertas melainkan ia membawa gunting taman.

“Sialan kau! Ayo kita bertengkar! Kau menyuruhku untuk

menggunting pita menggunakan gunting taman?” tanya Navier marah.

“Apa susahnya? Sama-sama gunting.”

Navier mengelus dadanya, dia mengambil nafas dalam-dalam.

Karena hari semakin terik, Navier memutuskan untuk menggunakan gunting taman itu. Semua orang terheran-heran, Sean semakin malu dibuatnya.

Tanpa aba-aba, Navier dengan cepat menggunting pita itu lalu

meresmikan jika gedung baru ini akan menjadi perusahaan yang ia akan pimpim.

Semua orang bertepuk tangan tetapi tetap merasa geli karena baru kali ini

peresmian perusahaan besar menggunakan gunting taman.

Disisi lain,

Agatha Roseline tengah mendentingkan pianonya dengan indah

menggunakan jemarinya.  Alunan demi

alunan ia bunyikan dengan sempurna, dia memang menyukai permainan musik

pianonya bahkan dia bercita-cita ingin menjadi pianis terkenal.

“Roseline, kau lihat jika kantor Young Group membuka cabang

baru dan teman papa bilang jika disana banyak membuka lowongan pekerjaan,” ucap Papa Roseline.

“Lalu?”

“Huh..  Ini kesempatanmu untuk melamar di perusahaan itu, untuk apa kau punya gelar sarjana

jika hanya menjadi pengangguran?” tanya Papa.

Roseline menghentikan permainan pianonya. Pengangguran? Bahkan

papanya pun tidak mengizinkannya untuk fokus didunia musik seperti

keinginannya. Sang papa menatap televisi yang menyiarkan peresmian itu, mata

Roseline tertuju pada seorang yang dikatakan sebagai presdir baru siapa lagi

jika bukan Navier Alister.

“Itu direkturnya, pah? Lihatlah dia sangat aneh! Peresmian

menggunakan gunting sebesar itu untuk memotong pita?” tanya Roseline.

“Mereka bilang jika ada insiden kecil makanya dengan terpaksa

mereka menggunakan gunting itu.”

“Aku tidak ingin tahu, aku tetap ingin menjadi pianis,” ujar

Roseline.

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

walah....bener2 bikin ngakak guling2🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-10-14

0

armanto Manto

armanto Manto

.

2022-06-20

0

Noel Sentia Lena Stg

Noel Sentia Lena Stg

sumpah dhe ..ketawa2 sndiri jd nya🤣🤣🤣

2022-03-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!