Bab 2

Bagi Dekan Uly, sikap Lidya yang seperti itu sudah biasa. Karena Lidya dikenal sebagai anak cerdas namun cenderung dingin dan cuek.

Para Dosen yang mengajarinya pun sangat bingung dengan sikap Lidya. Mereka pernah mengunjungi SMA Lidya sekolah dulu. Mereka bertanya apa penyebab dari sikap Lidya yang mungkin pihak SMA tahu. Tapi jawaban mengejutkan yang mereka dapat. Mereka bilang dulu Lidya gadis ceria dan selalu menebarkan kebahagian dimana mana. Tapi sekarang, sekarang sikapnya sangat jauh berbeda. Berubah 180°.

Dulu para Dosen sempat ingin menegur sikap Lidya. Tapi saat mereka ingin melakukan hal itu, Lidya akan melakukan sesuatu yang membuat mereka kagum. Contohnya kepintaran dan sikap baiknya. Walau dia orang yang dingin dan cenderung cuek, tapi dia masih mau peduli pada sesama. Itulah Lidya, diluar dia terlihat dingin, tapi sebenarnya dia baik.

***

Lidya berjalan kaki untuk pergi dari sekolah. Bukan karena dia tidak punya uang untuk memesan taksi, tapi baginya itu adalah pemborosan. Lidya juga tidak ingin menggunakan mobil maupun motor milik Ayah dan Ibu tirinya. Karena kebenciannya kepada mereka berdua tidak mengijinkannya.

Kakinya terus berjalan tanpa lelah. Membawa Lidya menuju tempat pemakaman. Ini adalah sifat aneh kedua Lidya. Dia akan menghabiskan waktu luang di pemakaman sang Ibunda dan seseorang yang Lidya sayang dan juga penyebab sikapnya berubah.

Lidya berhenti ditengah tengah dua makam. Ia menatap makam pertama tertulis nama Leny Herdyan, dialah Ibu Lidya. Lalu Lidya menatap makam kedua, tertulis nama Kelvin Dirga. Dan ditanggal wafat Kelvin tertulis 7 Mei 2020, sedangkan di makam Ibunya tertulis tanggal 8 Mei 2020.

"Kenapa? Kenapa, Ha...? Kenapa kamu pergi? Apa salahku? Apa?" Tanya Lidya seraya duduk menghadap makam Kelvin.

"Aku sering kemari, tapi hanya berbicara pada Ibuku. Tapi sekarang tidak, aku kemari untuk berbicara denganmu. Kamu tahu, tadi ada seseorang bernama Kelvin. Sama dengan namamu. Wajahnya pun mirip denganmu. Aku sempat berpikir bahwa kamu adalah dia. Tapi itu tidak mungkin kan. Hahaha, aku memang bodoh berharap kamu masih hidup dan bersamaku," Lidya berkata dengan sedih.

"Kenapa rasanya se sesak ini? Apa salahku, kenapa aku dihukum seberat ini? Pertama kamu pergi, lalu keesokan harinya Ibu juga pergi, belum segenap seminggu Ibu pergi, Ayah sudah menikah lagi," Lidya berkata seraya memegang dadanya yang terasa amat sesak.

"Aku ingin menyusul kalian berdua. Tapi Tuhan selalu tidak mengijinkan ku. Aku memotong pergelangan tanganku, tapi aku masih selamat. Aku meminum racun, juga aku masih selamat. Kenapa Dia sangat jahat padaku. Dia sudah merebut orang orang terkasihku. Tapi saat aku ingin bersama orang orang itu, Dia tidak mengijinkan. Dia malah menginginkanku selalu kesepian. Apa aku punya salah? Kalau memang aku memiliki salah, katakan apa salahku,"

Lidya merenung di depan makam itu mengingat kejadian 6 bulan lalu.

*Flashback on

Di salah satu rooftop cafe terkenal. Dua orang anak manusia sedang merayakan hari kelulusan mereka.

"Lidya, kamu tahu hari ini kita lulus. Aku mau dihari yang bersejarah ini. Kita meresmikan hubungan kita," ucap Kelvin.

"Hubungan kita? Emang kita punya hubungan lain selain persahabatan?" Tanya Lidya pura pura tidak mengerti maksud perkataan Kelvin.

Kelvin berlutut dihadapan Lidya, lalu memegang tangan Lidya.

"Kalau kamu hanya menganggap hubungan ini sebagai persahabatan itu tidak apa apa. Tapi bolehkah aku menjadi orang yang spesial untukmu? Bolehkan aku menjadi kekasihmu? Walau hanya untuk sede-"

"Jangan lanjutkan ucapan mu lagi," ucap Lidya seraya menggeleng geleng kan kepalanya.

"Maaf jika kamu tidak nyaman dengan perkataan ku," ucap Kelvin.

Lidya tersenyum lembut.

"Kenapa hanya sedetik? Aku bahkan siap menjadi kekasihmu untuk selamanya. Karena sesungguhnya aku juga menyukaimu," ucap Lidya.

"Serius?" Tanya Kelvin.

Lidya mengangguk dengan senyum mengembang di bibirnya.

"Kita resmi berpacaran?" Tanya Kelvin.

"Iya," jawab Lidya dengan menganggukkan kepalanya.

Tanpa sadar Kelvin langsung mengangkat Lidya lalu berputar putar menunjukkan betapa bahagianya dia saat ini.

"Terima kasih, terima kasih sudah menerimaku," ucap Kelvin.

"Sudah, sudah, turunkan aku," ucap Lidya.

Mendengar permintaan pertama dari kekasihnya itu, Kelvin pun menurutinya.

"Aku mau kamu janji satu hal sama aku," ucap Lidya.

"Katakan saja, My Princess" ucap Kelvin.

"Berjanjilah kamu tidak akan pernah meninggalkanku," ucap Lidya.

"Aku janji, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Lagian aku mau pergi kemana," ucap Kelvin.

Lidya hanya tersenyum.

Tiba tiba saja terdengar suara petasan. Petasan itu membentuk tulisan.

I LOVE YOU, MY PRINCESS

Lidya tersenyum bahagia melihat tulisan itu. Sungguh hari ini hari yang sangat membahagiakan baginya. Bahkan dia tidak tahu bahwa kebahagian yang dialami adalah kebahagian sesaat.

Lidya menatap kearah Kelvin dengan senyum selalu menyungging di bibirnya.

"Love you too, My Prince," balas Lidya.

***

"Cepat sekali waktu berlalu. Tiba tiba saja sudah jam 10," gerutu Lidya seraya naik ke atas motor sport milik Kelvin.

"Kenapa kamu tiba tiba menggerutu. Biasanya pun kamu selalu bahagia," ucap Kelvin seraya mulai menjalankan motornya.

"Iya ya, kok aku tiba tiba jadi gini," ucap Lidya yang mulai memikirkan sifat anehnya ini.

"Aku tahu, ini semua pasti karena kamu," ucap Lidya.

"Karena aku?" Tanya Kelvin.

"Iya karena kamu. Kamu membawa banyak dampak untuk sikapku. Kalau seandainya kamu pergi mungkin aku..."

Tiba tiba saja Kelvin mempercepat laju motornya. Membuat Lidya terkejut dan secara spontan langsung memeluk erat Kelvin.

"My Prince," Lidya langsung berteriak akibat keterkejutannya.

"Aku sudah bilang kan, aku tidak akan pergi. Jadi jangan membicarakan hal itu lagi. Berjanjilah," ucap Kelvin.

"Baiklah, aku tidak aku membicarakan hal itu lagi" ucap Lidya.

Tiba tiba saja sebuah truk melintas dengan kecepatan tinggi kearah mereka. Membuat Kelvin membelokkan motornya sehingga menabrak sebuah pembatas jalan. Kepala Kelvin terbentur dengan batu. Sedangkan Lidya terpental dan tidak sadarkan diri.

Tepat saat mereka mengalami kecelakaan, hujan turun dengan begitu derasnya. Bahkan sebelum tidak sadarkan diri, Lidya sempat merasakan hujan tersebut dan melihat Kelvin yang walaupun dia terpental, tapi dia masih bisa melihat Kelvin yang ada agak jauh darinya.

Semua orang datang berkerumunan melihat apa yang terjadi. Salah satu dari orang itu menelepon ambulans. Dan beberapa menit kemudian sebuah mobil ambulans datang dan segera membawa mereka berdua ke rumah sakit.

Satu jam kemudian, Lidya tersadar dari pingsannya. Untungnya dia tidak terluka parah. Hanya ada beberapa luka lecet.

Tanpa memperdulikan kondisinya, Lidya keluar dari kamar inapnya. Dilihatnya kedua orang tuanya di sana.

"Ibu, Ayah," ucap Lidya, lalu pandangan matanya melihat kearah sosok lain.

"Om, Tante," ucap Lidya saat melihat orang tua Kelvin yang sedang menangis tersedu sedu.

"Ke-Kelvin dimana? Apakah dia terluka parah? Apa dia baik baik saja?" Tanya Lidya.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

Dendam mampir ya

2023-03-21

0

HIATUS

HIATUS

Syukaa 😍

2021-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!