Chapter 3

Keesokan harinya, seperti biasa Rania bangun pagi-pagi sekali. Setelah sholat shubuh, ia segera menyiapkan semua keperluan duo comel dan juga dirinya.

Bu Surti membantu menyiapkan sarapan di dapur.

"Ayo bangun, sayangnya mama! " disingkapnya selimut yang menutupi tubuh kedua anaknya. Menepuk-nepuk bokong keduanya bergantian, sehingga mereka menggeliat.

Anggio mengucek-ucek matanya,

"pagi mama ! " sapanya masih dengan mengucek matanya. Anggia yang terbaring di sampingnya, beranjak duduk dan mengerjapkan matanya " Udah pagi, ma? " sambil menguap kecil.

" Iya, ayo buruan mandi, ntar kesiangan!" Rania yang berdiri di samping ranjang mambantu kedua anaknya untuk segera beranjak dari baringnya.

"jangan lupa rapikan dulu tempat tidurnya! " ingat Rania sambil mengelus kepala keduanya.

Kemudian ia langkahkan kakinya ke kamar mandi, menyiapkan perlengkapan mandi anaknya.

Rania memang melatih kedua anaknya agar membiasakan untuk merapikan tempat tidurnya setelah bangun. Memang tidak rapi, tapi ia biasakan itu agar anaknya belajar untuk bertanggung jawab sejak kecil.

"Udah, gitu aja biar nanti mama yang benerin!"

Rania kembali lagi ke kamar dan menghampiri kedua anaknya.

"Gio yang mandi dulu, ma!" Anggio keluar dari kamar. Rania dan Anggia mengekorinya.

"Nggak barengan aja biar cepet !" Rania menyahuti.

"Enggak ma, Gio sendiri aja!" Gio segera masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya. Rania tersenyum kecil dan menggeleng.

"Emang kenapa Gio kok pengen mandi sendiri sayang, biasanya berdua kan? " Rania bertanya pada Anggia.

"itu ma ......kemarin Ust. bilang kalo kita harus menjaga anggota tubuh, tidak boleh di lihat orang lain", terang Anggia.

Ust. adalah panggilan untuk guru mereka.

Rania mendengarkan dengan seksama. Sebentar kemudian menganggukkan kepalanya. "Jadi begitu ya?" Rania bergumam.

Cepat belajar sekali anaknya ini.

Dalam hati Rania merasa bangga pada duo comelnya itu. Ia juga merasa bersyukur, karena mereka bisa mandiri secepat ini.

"Emang bener begitu, Ma? " Anggia mendongak ke atas menatap mamanya. Rania segera meraih tubuh kecil itu ke gendongannya. Ia cium pipi cubbynya.

"Iya sayang, Ust. bener .... memang ada bagian tubuh yang harus ditutupi, tidak boleh dibuka sembarangan di depan orang lain", Rania menjelaskan.

Sebentar kemudian pintu kamar mandi terbuka. Gio keluar dengan memakai handuknya.

"Awww......!" Anggia berteriak menutup matanya saat handuk yang dipakai Anggio merosot.

Rania munurunkan Anggia dari gendongannya. Bergegas meraih tubuh Anggio dan memakaikan handuknya.

"Udah sayang, sekarang gantian kamu mandi sana !" Rania meraih tangan Anggia yang masih menutupi matanya, sedang tangan satunya memegangi Anggio di gendongannya.

"Tapi mandinya sama mama ya?" Anggia mencebikkan bibirnya.

" Eh .... nggak bisa, kamu nggak dengerin kata Ust. kemarin! " protes Anggio.

"Kita sama-sama cewek, kan nggak papa kata Ust.?" Anggia menjulurkan lidahnya meledek Anggio.

Rania terkekeh pelan. Lalu menurunkan Anggio dari gendongannya.

"Iya, Gia masuk kamar mandi dulu, mama gantiin baju Gio bentar ", pinta Rania.

Anggia segera masuk kamar mandi.

Rania membawa Anggio ke kamar. Mengambil baju sekolah yang sudah dia siapkan tadi. Anggio memegangi handuknya erat, ketika mamanya bersiap mau memakaikan bajunya.

"Loh kenapa, sini mama bantu ganti baju! " Rania meraih tubuh Anggio.

"Malu Ma, Anggio ganti baju sendiri aja!" rengeknya.

"Nggak papa, kan sama mama sayang.....nggak boleh itu kalo di lihat orang lain, kayak temen cewek kamu misalnya", terang Rania.

Anggio nampak terdiam sejenak, namun akhirnya mengangguk mengerti dan membiarkan mamanya membantu memakaikan bajunya. Setelah mengganti baju Anggio, Rania bergegas ke kamar mandi membantu Anggia.

Lima belas menit kemudian, mereka sudah siap. Melangkah menuju meja makan, Rania membawakan 2 piring kecil berisi roti dengan selai coklat yang sudah disiapkan ibunya. Kedua anaknya sudah duduk manis di sana. Dua gelas susu sudah siap di depan kedua anak itu. Anggio suka susu putih, sedang Anggia suka susu coklat.

"Kamu sekalian sarapan juga, Ran! " Ibunya menghampiri Rania dan membawakan sepiring roti yang sama. " Ibu udah sarapan duluan tadi! " lanjut Bu Murti.

" Iya bu, makasih. Biar susunya Ran ambil sendiri, Bu! " Rania melangkah ke dapur, sebentar kembali dengan segelas susu di tangannya.

Mereka sarapan dengan tenang, sepuluh menit kemudian mereka bersiap berangkat. Bu Murti membawakan tas kedua cucunya sampai depan pintu, sementara Rania membantu keduanya menggenakan sepatu.

"Berangkat dulu, Bu! " pamit Rania sambil mencium tangan ibunya, diikuti duo comelnya.

Bu Murti tersenyum, kemudian memasangkan tas di punggung kedua cucunya. " Hati-hati di jalan", katanya kemudian.

"Assalamu'alaikum ! " ketiganya serempak. "Wa'alaikum salam! " Jawab Bu Surti.

Rania segera melajukan motornya. Seperti biasanya, mengantar duo comelnya ke sekolah, setelah itu baru dia menuju ke tempat kerjanya. Dua hari lagi Rania berangkat ke Surabaya.

Hari ini sesuai rencana Rania akan mengajukan pengunduran diri.

Beberapa menit setelah sampai di kantornya, dengan langkah pasti Rania menuju ruangan Direktur. Ia ketuk pintu kaca di depannya, lalu perlahan digesernya dan melangkahkan kakinya masuk.

"Permisi, Pak!" Rania berucap ketika sampai di depan meja Pak Hadi, Direkturnya. Beliau mempersilahkan Rania duduk.

Rania menyampaikan maksudnya kepada Pak Hadi, yang ditanggapi beliau dengan ramah. Pak Hadi memang terkenal sebagai pemimpin yang ramah, supel dan juga baik hati.

"Jadi kamu mau pindah kerja ?" Pak Hadi setelah mendengar penjelasan Rania.

"Iya, Pak! " Jawab Rania.

"Kinerja kamu bagus, sayang banget sebenarnya perusahaan ini melepas karyawan seperti kamu !" Pak Hadi mendesah pelan. "Tapi mau gimana lagi, masa depan kamu akan lebih baik di perusahaan besar itu", lanjut laki-laki paruh baya itu.

"Terima kasih atas dedikasi kamu selama di perusahaan ini, semoga kamu sukses di perusahaan yang baru", Pak Hadi berucap tulus.

"Terima kasih, Pak! " Rania mohon diri.

Dari ruangan Direktur Rania kembali ke meja kerjanya.

"Gimana, udah beres?" tanya Mia ketika Rania sudah duduk.

"Alhamdulillah Min, udah kelar", Rania menoleh ke arah Mina dan tersenyum. "Sebelum pulang kerja disuruh ngambil surat sama pesanggonnya di HRD", lanjut Rania.

"Syukurlah! " sahut Mina.

"Aku pasti akan kangen kamu", Raut wajah Mina berubah sendu.

"Alay kamu Min, kita kan tetanggaan, kapanpun bisa ketemu ", Rania berdiri mengacak rambut Mina. Keduanya tergelak.

"Eh, Ran...... bisa nggak aku ikutan request bawain papa ganteng? " celetuk Mina.

"Kayak duo comel kamu", lanjutnya sambil menyengir.

Rania terdiam. Mengeryitkan keningnya.

Memang lagu pake request???

"Boleh!" sahut Rania akhirnya.

Rania merasa lega karena masalahnya sudah kelar. Kedua anaknya setuju ia bekerja di Surabaya, itu sudah cukup baginya. Rania bisa tenang bekerja di tempat yang baru nanti.

*******************************************

Di pagi yang sama di Surabaya, di rumah besar berlokasi di perumahan elit di pusat kota. Di kamar besar yang mewah di dominasi warna grey, seorang laki-laki muda tampan, Rey Aditya Mahendra nampak sedang menghubungi seseorang.

"Ndra, kamu handle urusan kantor dulu, aku mampir ke perusahaan papa!", ucap Rey pada orang di seberang sana seraya melangkah menuju sofa dan duduk di sana.

"Siap, bos! " sahut suara di seberang sana.

"Gimana semalam, gagal ***-***?" Suara di seberang sana tergelak kencang.

"Kampret kamu, Ndra! " Rey mendengus kesal. Suara di seberang sana adalah Andra teman kerja Rey, juga sahabatnya.

"Ck, sialan emang pengawal papa", Rey menggerutu.

"Itu tandanya Pak Wisnu sayang sama kamu", Andra terkekeh. " Coba kalo enggak, mana mungkin selalu kasih pengawal pribadi buat ngawasin kamu?", Andra tergelak lagi.

"Emang bocah harus diawasi !" Rey menjepit ponsel di antara bahu dan telinga, tangannya bergerak mengambil sepatu dan memakainya.

"Loh kan emang masih bocah kamu tuh.... Andra menjeda kalimatnya -" bocah gemblung", Andra tergelak kencang di seberang sana.

"Sialan kamu !" Umpat Rey kesal.

Mengangkat kepalanya yang menempel di bahunya, ia pegang ponselnya di tangan.

"Eh... tunggu deh, dari tadi kamu ngledekin aku, happy banget kayaknya lihat temen menderita ...... emang udah jebol gawang semalam?", Rey ganti meledek Andra.

Andra terdiam di seberang sana.

"Eh... itu... anu.... ", tiba - tiba Andra gugup.

Rey tergelak kencang sambil memukul-mukul pahanya. " Anu.... anu apaan? " katanya kemudian.

"Anjirrr ...... gercep juga kamu, Ndra. Pantesan puas banget ngledekin aku, sialan emang !" Rey kembali tergelak.

"Bukan gitu Rey, maksud aku - " ..... tuuut, belum selesai Andra berucap di seberang sana, Rey mematikan sambungan telepon.

Rey meletakkan ponselnya di meja, melanjutkan memakai sepatunya.

"Andra kampretttt.....berani-beraninya kamu ngeduluin aku jebolin gawang cewek", gerutu Rey sambil terkekeh.

"Loh , Rey kok belum berangkat, udah jam sepuluh nih !" Suara wanita di depan pintu kamar, membuat Rey menolehkan kepalanya.

Wanita paruh baya dengan penampilan sosialita yang masih terlihat cantik dan elegan. Mama Risa, Mama Rey melangkah masuk dan menghampiri Rey di sofa.

"Barusan kelar nih, Ma !" Rey meraih ponsel dan kunci mobil di meja.

"Papa tadi pesen sama mama, kamu disuruh segera nyusul ke kantor ", Mama Risa duduk di sebelah Rey. Melipat kakinya dengan anggun.

"Ada kak Roman juga " lanjut Mama.

Roman kakak Rey yang mengelola perusahaan di Jakarta.

"Kak Roman? " Rey mengeryitkan dahinya.

"Iya, tadi bilang dari bandara langsung ke kantor papa .... ada sedikit urusan di sini katanya", terang mama Risa.

"Buruan berangkat sana anak ganteng, Mama !" Mama Risa menepuk bahu Rey.

"Dari lahir ya, Ma aku ganteng", Rey membusungkan dadanya.

Mama Risa melipat tangannya di bawah dada. "Eh ....masa sih, tapi kok belum laku ya?", ledeknya.

Rey yang sudah mau beranjak, mengurungkan niatnya lalu mendelik konyol ke arah mamanya.

"Enak aja, banyak cewek yang naksir sama Rey, ya Ma !", belanya.

"Mana buktinya coba? " Mama Risa mencebikkan bibirnya.

"Buktiin sama Mama, bawa calon mantu mama pulang !" tantang Mama Risa.

Rey tiba - tiba jadi gelagapan mendengar ucapan Mamanya.

Busyettt ...... !!!

Nggak papa, nggak mama, kok gini banget sih mintanya???

Rey makin pusing nih...

"Tenang ma, besok Rey bawa pulang mantu Mama !" Rey mengedipkan satu matanya.

Rey beranjak dari sofa, dikecupnya cepat pipi mamanya lalu melangkah keluar kamarnya.

Mama Risa hanya terkekeh geli.

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

🤩🤩🤩

2023-08-26

0

susi 2020

susi 2020

😂😂🤣

2023-08-26

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chaprer 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 .Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Chapter 147
148 Chapter 148
149 Chapter 149
150 Chapter 150
151 Chapter 151
152 Chapter 152
153 Chapter 153
154 Chapter 154
155 Chapter 155
156 Chapter 156
157 Chapter 157
158 Chapter 158
159 Chapter 159
160 Chapter 160
161 Chapter 161
162 Chapter 162
163 Chapter 163
164 Chapter 164
165 Chapter 165
166 Chapter 166
167 Chapter 167
168 Chapter 168
169 Chapter 169
170 Chspter 170
171 Chapter 171
172 Chapter 172
173 Chapter 173
174 , Chapter 174
175 Chapter 175
176 Chapter 176
177 Chapter 177
178 Chapter 178
179 Chapter 179
180 Chapter 180
181 Chapter 181
182 Chapter 182
183 Chapter 183
184 Chapter 184
185 Chapter 185
186 Chapter 186
187 Chapter 187
188 Ekstra chapter 1
189 Ekstra chapter 2
190 Ekstra Chapter 3
191 Ekstra Chapter 4
192 Ekstra Chapter 5
193 Ekstra Chapter 6
194 Ekstra Chapter 7
195 Ekstra Chapter 8
196 Ekstra Chapter 9
197 Exstra Chapter 10
198 Ekstra Chapter 11
199 Ekstra Chapter 12
200 Ekstra Chapter 13
201 Ekstra Chapter 14
202 Ekstra Chapter 15
203 Ekstra Chapter 16
204 Ekstra Chapter 17
205 Ekstra Chapter 18
206 Ekstra Chapter 19
207 Ekstra Chapter 20
208 Ekstra Chapter 21
209 Ekstra Chapter 22
210 Ekstra Chapter 23
211 Ekstra Chapter 24
212 Ekstra Chapter 25
213 Ekstra Chapter 26
214 Ekstra Chapter 27
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chaprer 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
.Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Chapter 147
148
Chapter 148
149
Chapter 149
150
Chapter 150
151
Chapter 151
152
Chapter 152
153
Chapter 153
154
Chapter 154
155
Chapter 155
156
Chapter 156
157
Chapter 157
158
Chapter 158
159
Chapter 159
160
Chapter 160
161
Chapter 161
162
Chapter 162
163
Chapter 163
164
Chapter 164
165
Chapter 165
166
Chapter 166
167
Chapter 167
168
Chapter 168
169
Chapter 169
170
Chspter 170
171
Chapter 171
172
Chapter 172
173
Chapter 173
174
, Chapter 174
175
Chapter 175
176
Chapter 176
177
Chapter 177
178
Chapter 178
179
Chapter 179
180
Chapter 180
181
Chapter 181
182
Chapter 182
183
Chapter 183
184
Chapter 184
185
Chapter 185
186
Chapter 186
187
Chapter 187
188
Ekstra chapter 1
189
Ekstra chapter 2
190
Ekstra Chapter 3
191
Ekstra Chapter 4
192
Ekstra Chapter 5
193
Ekstra Chapter 6
194
Ekstra Chapter 7
195
Ekstra Chapter 8
196
Ekstra Chapter 9
197
Exstra Chapter 10
198
Ekstra Chapter 11
199
Ekstra Chapter 12
200
Ekstra Chapter 13
201
Ekstra Chapter 14
202
Ekstra Chapter 15
203
Ekstra Chapter 16
204
Ekstra Chapter 17
205
Ekstra Chapter 18
206
Ekstra Chapter 19
207
Ekstra Chapter 20
208
Ekstra Chapter 21
209
Ekstra Chapter 22
210
Ekstra Chapter 23
211
Ekstra Chapter 24
212
Ekstra Chapter 25
213
Ekstra Chapter 26
214
Ekstra Chapter 27

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!