Rencana bunuh diri!

Saraswati terperajat sangat kaget. Matanya membulat melihat ada tespek di tas miliknya, Mamah Widya langsung menanyakan tespek itu.

"Saras, apa kamu hamil? Jawab Mamah sayang, apa kamu hamil?" tanya Mamah Widya bergetar sambil memegang tespek yang ada di tangannya.

"It-u, bukan punya Saras mah," jawab Saras gugup.

"Tapi ini ada di tas kamu! Mana mungkin tespek orang lain nyasar ke sini, Mamah tidak menyangka sama kamu," pekik Mamah Widya menangis.

Saras termangu, tidak mengerti kenapa tespek punya Damini ada di dalam tas miliknya. Setelah Saras berpikir agak lama, Saras tidak menyimpan tespek itu pada tasnya. Melainkan segera di menyimpannya di meja kamar Damini. Tapi kenapa tespek itu ada di dalam tasnya, Saras heran dan tidak mengerti.

"Apa Damini yang menyimpan tespek ini ke dalam tasku," batin Saras

Ini adalah bencana untuknya, bagaimana Saras harus menjelaskan kepada orangtuanya sendiri. Semua orang pasti tidak akan percaya tespek itu adalah bukanlah miliknya, ini adalah akhir kehidupan Saras dari segalanya, termasuk reputasi semua pasti akan di cabut oleh Papahnya.

Saras termangu, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi mengenai hal ini, berusaha menjelaskan semuanya juga pasti tidak akan ada yang percaya kepada dirinya.

"Bodoh sekali kamu Saras, tespek Damini kamu bawa, sial banget" gumam Saras dalam hatinya.

"Mah, itu tespek punya Damini, bukan punya Saras," terang Saras sambil terperajat dari tempat tidurnya.

"Ada apa ini ribut-ribut," pekik Pak Wijaya datang ke kamar Saras.

Deg-deg-deg

Jantung Saras berdegup kencang, fia takut Papahnya murka dan sudah pasti semua orang yang ada di dalam rumahnya salah paham terhadapnya.

Pak Wijaya melihat tespek di tangan istrinya, dia segera menghampiri Saras matanya membulat melihat tespek di tangan istrinya garis dua.

"APA INI SARASWATI PARIHAR?" pekik Pak Wijaya berteriak.

"Itu, tespek Pah," jawab Saras.

"Kamu hamil di luar nikah! Sungguh memalukan," desis Pak Wijaya menghampiri Saras yang tengah bergetar di atas kasur.

"An-u Pah," pelan Saras.

"ANU ANU ANU APAAN? IYA KAMU SUDAH ANU ANUAN SAMA SEORANG LAKI-LAKI IYAKAN SARASWATI?" pekik Pak Wijaya kembali.

"Tidak, itu bukan punya Saras, itu punya Damini. Saras mungkin lupa telah membawa tespek itu dan memasukkannya ke dalam tas Saras," sahut Saras menundukan kepalanya.

"Tidak masuk akal sekali kamu Saras, Papah tidak mau tahu sebaiknya kamu keluar dari rumah ini sekarang juga, masukan ke dalam koper dan pergi dari rumah ini. Ingat semua pasilitas Papah sita! Papah tidak mau semua wartawan mengetahui bahwa anak perempuan seorang pengacara hamil di luar nikah. Jijik sekali Papah punya anak yang tidak bisa menjaga kehormatannya sendiri," seru Papah Wijaya.

"Tidak Pah, kasihan Saras," ucap Mamah Widya memohon kepada suaminya.

"Tidak ini keputusan yang sudah Papah buat, dan kamu Saras Papah coret dari daftar hak waris keluarga. Serta di coret dari kartu keluarga! KELUAR SEKARANG JUGA," hardik Pak Wijaya.

Saras tercengang kemudian dia menangis, Saras tidak percaya dengan semuanya. Hanya karena tespek yang tiba-tiba saja ada di dalam tas miliknya, semua orang salah paham, masalah tespek itu jadi seribet ini, sungguh malang nasib dirinya.

"Cepat sered dia keluar, aku sudah muak melihat wanita murahan seperti dia, untuk apa Papah memberi gelar padamu, dan hanya satu detik kamu menghancurkan kepercayaan Papah," hardik Pak Wijaya. Dia langsung keluar kamar Saras setelah menyuruh Saras pergi dari rumahnya.

Saras menangis, dia segera memasukan semua bajunya ke dalam tas. Saras mengusap air matanya kembali, dia pikir Papahnya tidak main-mian sama ancamannya itu. Dalam batin Saras dirinya tidak boleh rapuh, Saras sudah berjanji dirinya akan membuktikan bahwa semua ini hanya kesalah pahaman saja.

Menjelaskan dengan panjang lebar saja Papahnya tidak akan mudah percaya kepada dirinya. Ini semua gara-gara tespek Damini, hidup Saras jadi kacau dan tidak ada arah tujuan lagi.

Mamah Widya menangis, memohon untuk tidak mengusir Saras dari rumah megah miliknya. Namun, keputusan Pak Wijaya Sudah bulat dan tidak akan mengubah keputusannya begitu saja.

Saras pun pergi meninggalkan rumah miliknya yang penuh kenangan di masa kecil hingga sekarang. Saras melihat jam di pergelangan tangannya waktu menunjukan pukul sebelas malam. Di rumah Mamah Widya sangat khawatir kepada Saras, Pak Wijaya marah segera menyered istrinya ke dalam kamar untuk tidak mengejar Saras yang telah pergi di usir dari rumah.

Sipat Pak Wijaya memang kasar, jadi untuk apalagi Saras menjelaskan semuanya, Papahnya tidak anak mengubah keputusan yang telah dia buat sendiri dengan mudah.

Malam ini tidak tahu arah dan tujuannya ke mana. Saras pun menangis sambil berjalan di tepi jalan sendirian. Dia tidak tau arah tujuannya kemana sekarang, Saras sudah pasrah menjadi gelandangan.

Sekitar dua ratus meter dari jarak Saras berada. Dia melihat jembatan yang cukup tinggi nan panjang, Saras menatap jembatan itu sambil menangis dan berjalan ke arah jembatan.

"Baiklah, mungkin aku harus manjat jembatan ini. Lalu, aku akan terjun bebas ke bawah sana. Apalah daya di dunia ini sudah tidak ada lagi yang peduli sama aku," tangis Saras pun pecah di keheningan malam.

Di dalam mobil Frenkie melihat sosok wanita yang sedang berdiri di tepi jembatan. Kebetulan dirinya lewat jalan sana, mendapati Saras yang sudah naik ke atas jembatan. Mobilnya berhenti secara mendadak, seketika juga Frenkie keluar mobil. Saras berteriak sambil menangis membuat Frenkie heran.

"Malam-malam begini ada wanita berteriak, sudah gila itu orang," ujar Frenkie sembari menghampiri Saras yang tengah berteriak di jempatan.

"Tapi kalau aku bunuh diri, terus gak jadi matinya bagaimana! Siapa yang mau meolong aku nanti, ini sangat membingungkan," ujar Saras sembari bergetar melihat ke bawah jembatan.

"Hei kau, turunlah buat apa kamu tengah malam begini teriak-teriak seperti orang gila. Dan juga kamu manjat seperti monyet saja," celetuk Frenkie teriak.

Saras langsung melirik ke arah belakang dan terdapat Frenkie sedang bersandar di depan mobil mewah miliknya, tangannya melipat di depan dadanya.

"Apa kamu bilang! Sembarangan saja kamu ngatain aku monyet. Tuan muda tolong jaga ucapanmu," pekik Saras memincingkan matanya. Frenkie pun hanya tertawa melihat tingkah laku Saras.

"Turun, dasar wanita tidak punya pikiran, memangnya setelah kamu mati masalah hidupmu akan kelar," sahut Frenkie.

"Jangan so tahu, aku di sini mau bunuh diri, tapi aku takut juga melihat kebawah rasanya aahh sudahlah," ucap Saras dan segera turun dari atas jembatan.

"Cepat kamu masuk ke dalam mobil," ujar Frenkie seraya menarik pergelangan tangan Saras masuk ke dalam mobil.

"Apa-apaan kau ini, lepaskan aku, jangan-jangan kamu penculik! Hayo ngaku?" seru Saras.

Frenkie tidak banyak pikir, dia segera membawa saras ke dalam mobil dan segera menghidupkan mesin mobil.

"Kau sudah gila, tolong berhenti aku mau keluar," pekik Saras di dalam mobil.

"Silahkan keluar, jika kamu memaksa untuk keluar! Mobil ini semakin ngebut kencang," desis Frenkie.

"Pria gila, kau penculik, akan aku melaporkan kamu ke polisi," ancam Saras sambil menunjuk tangannya ke arah Frenkie.

"Wanita miskin kayak kamu mana mungkin di percaya," ucap Frenkie.

"Apa-apaan kau ini, orangtuaku kaya raya, dia seorang pengacara, asal kamu tau kamu bisa saja di hukum atas penculikan ini," desis Saras.

"Lupakan tingkah khayalan mu itu, terlalu tinggi, mana ada anak pengacara bisa berkeliaran malam-malam begini, sambil membawa tas kumel kayak begitu," seru Frenkie mengejek.

"Dasar pria gila, kau bilang ini tas kumel, dan aku cuma menghayal! Akan aku buktikan ini photo keluargaku, sebentar ponselku ada di dalam tas. Setelah kamu tau bahwa aku adalah anak pengacara ternama siap-siap saja kamu akan aku gantung," ujar Saras emosi.

Tangannya membuka tas yang ada di pelukannya. Namun, tidak ada sama sekali ponsel, Saras terdiam dan baru saja ingat ponsel miliknya tidak dia masukan ke dalam tas, melainkan ada di atas kasur.

"Sial banget malam ini, mana bisa aku memberi bukti" gumam Saras.

"Mana ponselmu, ponsel saja kamu tidak punya apalagi keluarga kaya, sekarang kamu ikut aku, kita akan pergi menuju apartemen milikku.

Saras hanya bisa terdiam dan sudah pasrah, entah apa yang akan terjadi selanjutnya pada diri Saras. Pria itu membawa Saras pergi ke apartemen. Entah apa yang akan di lakukan pria itu pada Saras.

Terpopuler

Comments

Wo Lee Meyce

Wo Lee Meyce

pengacara bodoh,,,gmna mau bela klenx kalau lngsung percya tanp mncari tau

2023-10-30

0

Windy Lyana

Windy Lyana

bpk nya pengacara .hny krn ada tespeck tanpa di selidiki langsung di usir n di coret dr KK.pengacara abal" mgkin ya.

2022-09-14

0

Eti

Eti

ada ya bapa yang tega gusur anak tanpa minta penjelasan dulu pokok permasalahan nya

2021-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Rencana bunuh diri!
3 Memanfaatkan
4 Terpaksa
5 Beli baju
6 Putri semalam
7 Dasar pria gila
8 Ancaman yang mudah
9 Gila tingkat akut !!!
10 Stres Akut
11 Bertemu Jessy dan Bram
12 Menyebalkan
13 Tipu-tipu
14 Tiupan muslihat
15 Saras kesal
16 Kambing buat Frenkie
17 Kalah berdebat
18 Pingsan
19 Monster kurap
20 Penculik bodoh
21 Serabi oh no!
22 Damini pengkhianat
23 Khawatir
24 Menenangkan Saras
25 Sikap aneh Frenkie
26 Sah untuk keduanya
27 Majalah itu???
28 Tidak munafik
29 Pingsan
30 Cucu??
31 Rumah baru
32 Suami kontrak
33 Hancur
34 Batal sudah harapan Frenkie
35 Om Riu
36 Cemburu
37 Pembalasan Saras
38 Wanita paruh baya
39 Rachel
40 Sarapan Pagi
41 Kentut buat Pak Wijaya
42 Bye Wijaya
43 Pacar dadakan Jessy
44 Double date
45 Siapa wanita itu?
46 Berpisah
47 Menghindar
48 Marah
49 Cap lima jari
50 Rasakan kamu Bella
51 Kebenaran
52 Pesta
53 Kesal
54 Bertemu Masalalu
55 Emosi
56 Pergi
57 Pembalasan Saras
58 Sebuah Photo
59 Salah paham
60 Masalah
61 Jebakan
62 Genting
63 Bertemu kembali
64 Menangis
65 Membuang Wijaya
66 Yang di inginkan telah tiba
67 Terkejut
68 Tidak
69 Claudya
70 Mengerjai Bella
71 Untung saja
72 Malang nasibnya
73 Mual
74 Amukan Jessy
75 Tidak menerima anak itu
76 Hamil
77 Tega
78 Arga tidak tau diri
79 Beruntung
80 Damini kembali
81 Besok up
82 Frenkie egois
83 Tanggung jawab
84 TAMAT Season 1
85 Visual ganti
86 Info novel Saras.
87 Datang menyapa
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal
2
Rencana bunuh diri!
3
Memanfaatkan
4
Terpaksa
5
Beli baju
6
Putri semalam
7
Dasar pria gila
8
Ancaman yang mudah
9
Gila tingkat akut !!!
10
Stres Akut
11
Bertemu Jessy dan Bram
12
Menyebalkan
13
Tipu-tipu
14
Tiupan muslihat
15
Saras kesal
16
Kambing buat Frenkie
17
Kalah berdebat
18
Pingsan
19
Monster kurap
20
Penculik bodoh
21
Serabi oh no!
22
Damini pengkhianat
23
Khawatir
24
Menenangkan Saras
25
Sikap aneh Frenkie
26
Sah untuk keduanya
27
Majalah itu???
28
Tidak munafik
29
Pingsan
30
Cucu??
31
Rumah baru
32
Suami kontrak
33
Hancur
34
Batal sudah harapan Frenkie
35
Om Riu
36
Cemburu
37
Pembalasan Saras
38
Wanita paruh baya
39
Rachel
40
Sarapan Pagi
41
Kentut buat Pak Wijaya
42
Bye Wijaya
43
Pacar dadakan Jessy
44
Double date
45
Siapa wanita itu?
46
Berpisah
47
Menghindar
48
Marah
49
Cap lima jari
50
Rasakan kamu Bella
51
Kebenaran
52
Pesta
53
Kesal
54
Bertemu Masalalu
55
Emosi
56
Pergi
57
Pembalasan Saras
58
Sebuah Photo
59
Salah paham
60
Masalah
61
Jebakan
62
Genting
63
Bertemu kembali
64
Menangis
65
Membuang Wijaya
66
Yang di inginkan telah tiba
67
Terkejut
68
Tidak
69
Claudya
70
Mengerjai Bella
71
Untung saja
72
Malang nasibnya
73
Mual
74
Amukan Jessy
75
Tidak menerima anak itu
76
Hamil
77
Tega
78
Arga tidak tau diri
79
Beruntung
80
Damini kembali
81
Besok up
82
Frenkie egois
83
Tanggung jawab
84
TAMAT Season 1
85
Visual ganti
86
Info novel Saras.
87
Datang menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!