"Jangan bermain main denganku Alana! kau akan menyesal nanti" teriak Davler.
"Menyesal" ulang Kerenza dengan sebelah alis terangkat ke atas pertanda bahwa ia sedang memeprtanyakan keyakinan Davler.
"Ya. Kau akan menyesal telah berhadapan denganku." ucak Davler percaya diri.
"Dan kukatakan padamu! kau yang akan menyesal karna telah berani mengusik keluargaku" ucapnya penuh penekanan dan aura gelap sudah sangat kental terlihat di wajah jelmaan iblis itu.
"Katakan kenapa kau menyabotasi mobil Beyan Wate."
"Siapa Bryan Wate? aku tidak tau siapa dia" ucap Davler.
"Kau yakin tidak mengenalnya?" tanya Kerenza seraya berjalan mendekat kearah Davler dan menancapkan mulut pisau cukurnya di punggung tangan Davler.
"Akhhhhhhh....Wanita sialan...! teriak Davler dengan teriakan kesakitan yang keluar dari mulutnya .
"Katakan yang sebenarnya atau kau akan mati dengan cara yang sangat mengerikan." ancam Kerenza Yang mulai mendekatkan pisaunya di tubuh Davler yang lain.
"Baik baik aku akan mengatakannya." kata Davler.
"Katakan!" titah Kerenza.
"Aku memang mengenal Brayan Wate pemilik perusahaan Wate Corp, tapi aku tidak membunuhnya dan bukan aku pelakunya." ucap Davler.
Kembali lagi alana menyayat tubuh Davler yang lagi lagi membuat teriakan terdengar dari lelaki itu.
"Akkhhhh....Sakit.....! aku sudah bilang bukan aku pelakunya! aku berani bersumpah Alana." teriak Davler ditengah teriakannya.
"Kau mau menipuku ha!" bentak Kerenza yang sudah mulai tidak dapat mengontrol dirnya.
"Aku tidak berbohong padamu, AKu berani bersumpah" ucap Davler di tengah irisannya menahan sakit, peluh sudah membasahi tubuhnya menandakan bahwa lelaki itu tengah menahan sakit ditubuhnya .
"Hiebert." panggil Kerenza.
Dengan sigap Hiebert datang mendekat merogoh saku jasnya mengelurkan ponsel miliknya dan menyodorkannya kewajah Davler
"Ini anak buahmu bukan" kata Davler.
"Bukan. Ini bukan anak buahku."
Bugh...
Satu pukulan mendarat di wajah Davler yang semakin membuat wajah lelaki itu bertambah membiru.
"Jangan menipu kami!" bentak Hiebert dengan wajah memerah menahan amaranhnya yang sudah mulai menguasai dirinya.
"Aku tidak menipumu! dia bukan anak buahku." teriak Davler tak kalah kencangnya.
"Kalau bukan lalu kenapa dia mengaku bahwa kau yang menyurunya dan dia adalah anak buahmu!" kata Hiebert.
"Dia menipumu, di ingin menjebakku" kata Davler
"Siapa yang ingin menjebak mu? dan keuntungan apa untuk mereka! tanya Hiebert lagi.
"Dia itu anak buah Keiji dan pasti dialah yang menyuruh anak buahnya untuk mengakui hal itu" jelas Davler
"Keiji." ulang Kerenza yang mendengar nama itu
"Ya dia adalah Ben Han Keiji" Jawab Davler yang berniat untuk membongkar semuanya dan akan menyeret Keiki ikut mati bersamanya.
"Apa dia yang memiliki tato Sakura di dadanya?" tanya Kerenza ingin memastikan sesuatu.
Davler tidak langsung menjawab karna ia bisa menagkap rasa penasaran di wajah Kerenza tentang Keiji yang tak lain adalah rekannya saat membunuh Erland dulu. Dan Otak licik pun terlintas di benak Davler, dia ingin membuat kesepakatan dengan Kerenza.
"Jawab " Bentak Hiebert.
"Hahahaha apa kau butuh informasi ini Alana?" tanya Davler dengan senyum liciknya.
"Jangan bermain main denganku Davler, jika tidal kau akan menyesal! ucap Kerenza penuh penekanan.
Davler masih dengan senyum liciknya kemudian berkata. " Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan Alana" tawar Davler
"Kesepakatan" ulang Kerenza dengan alis yanag sudab terangkat dan suduk bibir yang menampilkan senyum smirknya dan hal itu membuat Davler sedikit merasa takut
"Ya, kesepakatan denganmu." jawab Davler memberanikan diri
"Kau yakin?" tanya Kerenza .
"Kku yakin " Jawab Davler penuh keyakinan.
"Baiklah." jawab Kerenza
"Nona!" Hiebert ingin keberatan dengan jawabn Kerenza namun kembali terhenti saat melihat ekpresi wajah Kerenza yang menampilkan senyum misteriusnya..
"Benarkah?" tanya Davler berbinar bahagia.
"Tentu saja, jika kau bisa membuat satu gorensan di tubuhku." jawab Kerenza dengan senyum liciknya
"Baiklah kita sepakat."
"Sekarang katakan." titah Kerenza.
"Ben Han Keiji, Seorang Yang sangat berpengaruh di dunia hitam dan ilegal dia norang nomor dua setelah Han keitaro si nomor satu. Dan kau benar dia memiliki tato sakura di dada bagian kirinya yang pasti kau tau apa maksud dari ucapanku buka." kata Davler dengan senyum tipis di bibirnya.
"Jangan bilang dia dalah rekanmu." tebak Kerenza.
"Yaps..Tepat sekali dia adalah rekanku, ah tidak lebih tepatnya dia adalah pimpinanku dalam mengahabisi Erland."
Seketika Kerenza dikuasai emosinya, saat mendengar ternyata pelaku pembunuhan suaminya ada didepan mata, dan hal itu tentu saja tidak ingin disia sialan oleh Kerenza.
"Kenapa kalian menghabisinya!" Tanya Kerenza dengan wajah yang sudah dipenuhi aura gelap itu,
"Aku tidak tau apa motifnya tapi aku hanya mejalankan tugas, dan dia bilang kalau dia juga mendapat tugas dari seseorang dengan bayaran yang sangat fantastis.
"Dan kau menerima tawaranya." kata Kerenza.
"Iya aku menerimanya, karena ia sudah berjanji dai akan membantuku untuk membuat bisnisku berjalan dan dia akan mengawasi nya dari polisi." ungkap Davler.
"Kalian benar benar tidak memilik persaan!" teriak Kerenza yang ingin pergi meninggalkan ruangan itu.
"Hei Alana! lepaskan aku, Bukankah kau sudah berjanji padaku."
"Ya, aku sudah berjanji dan aku akan mengabulkannya.
Saat ini mereka sudah berada di dalam ruan latihan yang selama ini dingunakan oleh anghota Angle Of Death untuk berlatih, mereka adalah tak lain dari anggota Kerenza yang dia bentuk hampir tiga tahun ini.
Saat ini baik Kerenza maupun Davler sedang berdiri dan saling berhadapan, memasang ancang ancang untuk menyerang lawan, dan sebaik mungkin melindungi diri sendiri
teng teng teng.
Bunyi pedang yang saling bersentuhan memenuhi ruangan itu, saling menyerang dan saling bertahan untuk tidak tersentuh oleh mata pedang yang sedang mengintai mereka
sertttt
"Akhhh...Sialan!" unpat Davler saat satu sobekan mengenai dan mengoyak punggungnya, darah segar mulai mengali membasahi tubuh korban itu
"Bagaiman." tanya Kerenza dengan wajah puasnya.
"Sialan kau! akan kuberi kau pelajaran." teriak Davler yang kembali mengayunkan pedangnya
Lagi lagi pedang itu saling beradu berusaha menembus pertahanan lawan, agar mampu di lumpuhkan dan.
serttt....
"Akhhhhh tanganku...!" teriak Davler yang berteriak saat tanga kirinya terjatuh kelantai karna terpotong oleh mata pedang Kerwnza.
"Hahahahaha....tawa Kerenza menggema memenuhi ruangan itu, tawa penuh kepuasan bagi Kerenza tapi itu tawa maut bagi yang mendengarnya.
"Apa kau mengingat bagaimana caramu membunuh suamiku di hari pernikahan kami." kata Kerenza.
Davler masih memengan lenganya yang sudah terputus dengan tangan lainnya, ia sangat takut melihat Kerenza yang saperit iblis itu.
"Aku akan membuatmu merasakan hal yang sama bahkan lebih mengerikan dari itu." kata Kerenza.
"Jangan...Jangan Alana...Alana...! teriak Davler saat diseret oleh anak buah Kerenza menuju tempat eksekusi.
Dan terdengarlah suara teriakan dari Davler berkali kali, teriakan yang sangat menyayat hati bagi siapa yang akan mendengarnya.
"Hiebert! Tarik Catline dan Kiasar kemari. Kita akan mulai berpetualang" ucap Kerenza sebelum benar benar meninggalkan tempat itu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
epifania rendo
seru
2023-06-22
0
⏤͟͟͞R🍌 ᷢ ͩmalesᵈᵉˡᵉᵉᵉᵉᵉᵉᵉ☹︎
tiga
2021-10-11
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔STEVIE𝒜⃟ᴺᴮ
next
2021-10-11
0