Sampai disana Kerenza di sambut oleh beberapa anak buahnya yang memang sudah berada di negara itu sejak tahun sebelumnya.
"Selamat datang nona" ucap mereka bersamaan.
"Dan terakhir Hiebert datang dan membungkuk hormat "Selamat datang nona."
Kerenza tidak menjawab, hanya anggukan kecil yang digunakan sebagai kawaban.
Masuk kedalam ruangan kerjanya dan di ikuti oleh Hirbert dan Miko kaki tangan Hiebert.
"Bagaimana?" tanya kerenza tanpa basa basi.
"Dugaan kami benar nona, ternyata mobil Tuan besar adalah hasil sabotase dan meneganai ibu anda, dia bunuh diri di kamar mandi setelah mendengar kabar kematian dari pihak rumah Sakit, itu terbukti dari ponsel yang berada di dekat jasat Nyonya Dan juga panggilan dari nomor asing yang diduga itu dari rumah sakit."
"Siapa dia?" tanya Kerenza.
"Kami sudah memangkap orang suruhanyan dan menginterogasi, dan kami mendapat informasi bahwa Davler adalah otak dari kecelakaan ini.
" Davler" gumam Kerenza. "sudah dapat informasi tentang dia."
"Sudah Nona, ternyata dia adalah salah satu gembong narkoba di Los Angel sejak empat tahun ini.
"Tangkap dan bawa dia hidup hidup padaku." titah Kerenza.
"Baik nona" Jawab Hiebert undur diri.
Setelah kepergian anak buahnya, Kerenza memasuki ruangan khusus yang hanya dirinya yang bisa keluar masuk disana.
Disana ternya ruangannya cukup luas dan lengkap semua peralatnya. Ada komputer, senjata, benda tajam lainnya. Bahkan terdapat ranjang tempat untuk istrahat disana.
Kerenza masuk lebih kedalam lagi dan berhenti tepat didinding putih yang berisikan bebera lembar foto yang menghiasi didinding itu.
Rupanya, mereka adalah orang orang yang akan menajdi target Kerenza mencari siapa dalang dari kematian Erland.
Ada seorang wanita dengan menggunakan topeng, dan dua lelaki yang sama kostumnya dan juga menggunakan topeng, dan satu lagi adalah Delbert, yang diketahui bekerja dikeluarga Hans sekaligus paman dari Erland Hans.
"Aku pasti akan menemukanmu paman. Kemanapun kau bersembunyi aku akan mendapatkkanmu" gumam Kerenza.
Sementara Hiebert dan anak buahnya sudah bergerak menuju tempat yang menjadi maraks persembunyian Davler selama empat tahun ini.
Markas yang luas dan tak kalah besarnya dengan milik Kerenza dan anak buahnya. Disana sedang diadakan pesta untuk para anggota yang ada disana.
Nampaknya itu adalah pesta keberhasilan bagi mereka, dan disana juga ada Davler yang sedang bersenag senang dengan wanita jalang, menunggangi kedua wanita itu didalan kamar milknya.
Gairah sedang menggebu menguasai diri Davler dan sekarang sedang berusaha untuk melepaskannya dengan dua wanita sekaligus sehingga ia tidak mendengar suara keributan dalam markasanya.
Bagaimana Davlert bisa mendengar kalau rupa rupanya pasukan Hiebert menyerang diam dian dan menggunkan taktik.
Bukan karna Hiebert dan anggotanya takut, namum mereka tidak mau kalau Davler lari dari jangkauan mereka apalagi bisa sampai Davler melarikan diri, itu akan membuat mereka kesuahan lagi mencarinya.
Para anggota Hiebert masih berperang dengan anggota Davler sedangkan Hiebert menyusuri ruangan markas itu untuk mencari keberadaan targetnya
Setiap kamar sudah ia periksa dengan teliti namun Hiebert tidak menenukan tanda tanda keberadaan Davler.
Hingga dikamar terkhir, Hiebert mendengar dengan sangat jelas suaran pria dan wanita saling bersauhatan merasakan kenikmatan dan minta dipuaskan segera sedangkan pria masih asyik memacu dirinya.
Brakkk.....
Tanpa membuang waktu, Hieber menendang pintu kamar tersebut menarik pelatuknya dan meloloskan satu peluru di plafon kamar itu sehingga membuat mereka yang berada disana menoleh ke sumber suara
Kedua wanita itu hanya berteriak histeris, Mereka sangat ketakutan melihat senjata api yang di bawa oleh lelaki yang tidak dikenal itu.
"Sialan! Siapa kau!" umpat Davler.
"Ck. Dasar sampah!" decak Hiebert
"Apa kau bilang.! Sampah.! Dasar brengsek!" maki Davler menggunakan pakaiannya kembali.
"Kau tidak perlu menghabiskan waktuku. Cepat serahkan dirimu. Dan kalian pergilah dari sini!" perintah Hiebert pada kedua jalan itu.
Kedua wanita itu langsung beranjak mengenakan pakaian mereka dan kemudain pergi meninggalkan ruangan itu
"Dasar sialan! beraninya kau mengganggu kesenganku" bentak Davler hendak mengambil senjatanya.
Dorrr...
Satu tembakan melesat mengenai pergelangan Davler yang membuat dia merintih kesakitan.
"Akhhhhh sialan...!" teriak Davler.
Seketika semua pasukan Hiebert datang memasuki kamar itu dan mengunci pergerakan Davler.
" Hei... Sialan! siapa kalian sebenarnya" teriak Davler tapi itu tidak direspon oleh Hiebert.
"Bawa ke markas" perintah Davler.
***
Saat ini Kerenza sedang menyibukkan dirinya diruang sang daddy bekerja yang dulu, untuk memeriksa semua berkas aset keluarganya karna besok ia berencana untuk mengambi alih kekuasaan perusahaan milik daddy.
kring....Kring....
Ponsel Kerenza berbunyi pertanda ada panggilan masuk.
"Katakan" pinta Kerenza.
"Target sudah ditangan bos. Harus diapakan" tanya dari sebrang sana.
"Apa motifnya?"
"Kami belum mendapatkannya nona, karna dia tidak mengakuinya" jawab Hiebert.
"Aku akan kesana! aku ingin melihat siapa yang berani bermain main denganku" ucap Kerenza dengan senyum devilnya.
Tiba disana semua sudah menyambut dengan membungkuk hormat, Seketika aura mencekam memenuhi ruangan itu, bahaln para anggota yang sudah mengabdi padanya sejak tiga tahun masih merasa sangt takut dan gemetar melihat sisi iblisnya.
pernah suatu ketika saat masih berada di Paris, anak buahnya di bunuh dengan cara membabi buta oleh musuh, dan besoknya Kerenza pun melakukan hal yang lebih mengerikan dari yang dirasakan anggotanya, Keren menyiksanya perlahan, menyayat setiap kulit tubuh musuh, bahkan mengulitinya sampai lawannya menghembuskan nafas terakhirnya
Dan sekarang mereka tidak tau apa yang akan dilakukan oleh jelmaan iblis itu, mengingat yang menjadi korbanya adalah kedua orang tuanya.
kerenza duduk di bangku yang sudah disediakan oleh anggotanya, dengan kakli bersila dan tangan terlipat didepan dada, wajah angkuhnya dan mata tajamnya menatap musuh yang ada didepannya, ditambah pakaiannya yang saat ini sudah berubah dari biasanya.
"Siram wajahnya!" titah Kerenza.
Anak buahnya dengan sigap melaksanakan perintah kerenza. Menyiram dengan air hingga membuaa lawanya kelabakan bernafas saat aie mengenai wajahnya.
"Hei kau sudah gila! bagaimana kalau aku mati. Kau pasti akan menyesal!" teriak Davler yang belum mengetahui wanita yang tersbunyi di balik punggung pengawal itu.
"Menyesal katamu? ck." kata Kerenza berdecak kecil dengan senyum sinis terbit di sudut bibirnya.
Davler mengalihkan perhatiannya menatap tajam ke arah Kerenza, namun sedetik berikutnya ia terkejut tat kala malihat wajah wanita yang didepannya.
Wanita yang tiga tahun yang lalau telah ia habisi suami itu, tapi ada yang berbeda. Ya, penampilannya dan sorot mata itu sekarang sudah berbeda.
Tak lama setelah itu Davler tertawa keras melihat ternyata siapa dalang dari penculikan dirinya.
" Hahahahaha... Alana" sebut Davler di sela tawanya. Namum seketika mereda "Apa kabar Alana manis?" tanya Davler dengan tatapan matanya yang genit. Dan itu membuat Hebert murka dan langsung menendangnya.
" Akkhh...Sialan kau! kenapa kau mendangku sialan!" teriak Davler.
"Jaga sikapmu atau kau akan mati!" peringat Hiebert dengan wajah menegrikannya.
"Siapa kau?" bagaimana kau tau namaku" tanya Kerenza berusaha menekan keterkejutanya.
"Hahahaaha tentu saja aku tau, bahkan aku tau suamimu yang telah tiada itu."
Kerenza langsung mencekram kerah baju Davler.
"Katakan siapa kau!" bentak Kerenza
"Apa kau tidak mengingatku Alana" katanya masih bermain main." tidak ingat suaraku?"
Kerenza mundur setelah bisa mengingat suara itu. YA itu suara pria tiga tahun yang lalu bersama yang lainya menghabisi Erlandnya.
" mHiebert beriksa punggungnya!" titahnya
"Ada tato kalajengking merah Nona."
"Jadi kau orangnya?" dengan senyum devilnya ia mendekati Davler, dan Davler yang melihatnya menelan ludahnya kasar.
"Hiebert! aku butuh silet sekarang!" pinta Kerenza.
"Kau mau apa ha! kau jangan berani macam macam padaku" gertak Davler di tengah ketakutannya.
"Aku hanya ingin bermain main saja" jawab Keren dengan tawa iblisnya yang membuat siapa saja yang mendengarnya ketakutan bahkan tak terkecuali Hiebert yang merasa sangat takut.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
epifania rendo
kadaptankan
2023-06-22
0
Dewi Kijang
lanjut keren ni tapi serem
2023-03-02
0
Linda Z
lanjut baca..
2022-09-19
1