Bab 2

Gimana....Apakah ingin dilanjutkan reader... 😉

Jom lanjut ngebaca...😀😀

Plizzz...😊 jangan lupa like, vote and comment yaaa...and ditunggu tanda hatinya kalau kalian menyukai tulisan Author.

Sangat dibutuhkan buat penyemangat Author untuk lebih konsisten up per bab nya..

🌿🌿🌿

Aiyla merebahkan tubuhnya diatas kasur, tepatnya berbaring disamping tubuh putranya yang tengah tertidur setelah makan malam dan memakan es krim yang dijanjikan sahabatnya itu.

Wajah nan tampan tetapi pucat terlihat jelas dipelupuk mata Aiyla. Pikirannya pun melayang satu tahun silam mengingat betapa periang putranya saat itu.

Dengan lesung pipi yang membingkai diparas wajahnya nan tampan dan seyuman yang memikat siapa saja yang melihat.

Namun kini perlahan senyuman itu seakan memudar seiring penyakit yang diderita Azzam.

Aiyla terpaksa sampai kekota ini, meninggalkan kampung halamannya demi mendapatkan pengobatan yang lebih intensif untuk permata hatinya dikota.

Berharap akan ada mujizat yang akan Tuhan berikan pada permata hatinya dan pelipur lara dikala dirinya begitu merindukan sosok yang telah meninggalkan dirinya bersama putranya 4 tahun yang silam.

Berbekal uang tabungan yang ada dan beberapa perhiasan pemberian suaminya yang terpaksa dijual, ia berangkat dengan tekad demi kesembuhan putranya.

Aiyla sosok wanita yang tegar dan tak mudah berpangku tangan dan terpuruk akan takdir yang telah Tuhan tentukan, dan harus mampu dilalui dalam kehidupannya.

Disaat dirinya tertatih-tatih membesarkan putra semata wayang seorang diri, setelah ditinggal suaminya, kini angin berhembus sangat kencang mengujinya kembali, menerpa dirinya dan putranya dengan sebuah penyakit.

Terasa beban hidup yang dirinya jalani amatlah berat, entah kapan terakhir kali Aiyla dapat tersenyum bahagia seperti pada saat sebuah cincin melingkar dijari manisnya dan seperti dihari pertama dirinya menggendong buah cinta bersama suaminya.

Aiyla tak memiliki siapapun lagi didunia ini, kerabat atau pun saudara. Hanya putranya lah yang membuat dirinya kuat.

Dan keluarga Gul yang telah mengganggap dirinya dan putranya adalah bagian dari keluarga mereka

Berusaha untuk bertahan dengan segala ujian yang menerpa dengan statusnya sebagai seorang single parent diusia 26 tahun.

Namun saat ini, yang menjadi kekuatannya itu untuk bertahan hidup, tak berdaya dengan sebuah penyakit yang mematikan.

"Sayaaang....Bertahanlah nak. Jangan tinggalkan ibu seorang diri didunia ini..ibu yakin, putra ibu kuat...ibu akan mencari obat untuk kesembuhan dirimu". Ucap lirih Aiyla dengan bulir bening telah jatuh diparas wajahnya yang sendu.

Tok... Tok... Tok...

Terdengar suara pintu diketuk dari luar, yang memecahkan kesedihan yang dirasakan Aiyla. Ternyata sahabatnya itu muncul dari balik pintu sedang memperlihatkan separuh tubuh yang menjorok kedalam kamar dengan tangan kanan sedang memegang handle pintu tersebut.

"Masuklah... Ternyata kau belum tidur?" Sapa Aiyla seraya berusaha menghapus bulir bening yang keluar diujung matanya.

Gul tersenyum dan melangkahkan kaki memasuki ruangan tersebut. Sahabatnya itu tahu bahwa Aiyla habis menangis.

"Belum...Semoga kamar ini nyaman buat kalian berdua, aku senang kau ada disini Aiyla. Walaupun tujuan mu kesini bukanlah untuk liburan melainkan buat kesembuhan putra mu". Ucap Gul seraya duduk di ujung tempat tidur dan membelai lembut ujung kaki Azzam

Aiyla telah bangkit dari posisi ia berbaring, disaat Gul melangkahkan kaki memasuki ruangan itu. Dan sekarang dalam posisinya sedang duduk dipinggir tempat tidur disamping putranya yang tengah tertidur.

"Ini sudah lebih dari cukup... Aku tak tahu lah, harus bagaimana jika tak ada kau dikota ini. Aku akan lebih kesulitan lagi untuk mencari tempat tinggal selama proses pengobatan putra ku ini". Balas Aiyla dengan mata berkaca-kaca

Gul meraih pundak Aiyla, lalu memeluk sahabatnya itu. Ada sebuah kehangatan dan kekuatan yang dirasakan Aiyla masuk menjalar keseluruh tubuhnya dari dekapan sahabatnya itu.

"Besok pagi aku akan mengantar mu kedokter spesialis sebelum berangkat kekantor dan maaf aku tak bisa menjemput mu karena aku harus keluar kota untuk pekerjaan ku. Tapi jangan khawatir karena aku akan pulang esoknya". Ujar Gul seraya memberikan kunci cadangan apartemantnya.

Aiylah menerima kunci tersebut dengan menatap dalam mata sahabatnya itu. Ada rasa yang tak dapat diungkapkan, untuk keluar melalui bibirnya atas perhatian Gul terhadap kesulitan yang sekarang dirasakannya.

"Terima kasih". Sepotong kata tersebut yang hanya mampu keluar dari bibir wanita itu dan mereka berduapun kembali berpelukan dan hanyut dalam perasaan masing-masing.

🍀🍀🍀

Deru mobil Gul melaju dengan kecepatan sedang dijalan yang tengah ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Walaupun arloginya masih menunjukkan tepat pukul 06.30 pagi.

Ternyata diperkotaan jam segitu telah menujukkan aktivitas warganya yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Tak membutuhkan waktu lama sekitar 25 menit, mobil Gul telah parkir disebuah rumah sakit terbesar dikota itu.

Aiyla telah menyiapkan rekam medis putranya ditangan, yang didapat dari dokter dirumah sakit yang merawat Azzam dikampung.

Rekam medis tersebut akan diperlihatkannya pada dokter dirumah sakit itu. Agar segera diberikan bantuan penyembuhan bagi putranya.

Pergi kekota ini pun atas saran dari dokter yang ada dikampung, yang menyarankan agar putranya mendapatkan lebih pengobatan secara menyeluruh dikota.

"Ingat rute bus yang telah ku jelaskan pada mu semalam La, agar kau tak tersesat atau salah menaikin bus menuju apartemant". Ungkap Gul mengingatkan kembali akan bus yang harus dinaiki Aiyla setelah selesai konsultasi dirumah sakit ini.

Aiyla menganggukkan kepala pertanda mengerti akan apa yang telah dikatakan sahabatnya itu.

Kemudian Gul mencium pipi Azzam seraya melambaikan tangan dan pergi berlalu dari hadapan mereka berdua.

"Yang semangat ya sayaang... Azzam anak yang kuat". Teriak Gul seraya membuka pintu mobil dan menghidupkan mesin mobilnya.

Azzam membalas lambaian tangan dan begitu juga Aiyla yang memandang mobil sahabatnya sampai menghilang dari pandangan matanya.

Kaki Aiyla melangkah memasuki bagian depan rumah sakit tersebut dan diiringi langkah kaki putranya menyusuri koridor.

Dirinya berhenti pada sebuah tempat pendaftaran untuk bertanya akan alur dirumah sakit tersebut yang harus dilalui agar bisa bertemu dengan salah satu dokter spesialis yang ada disana

Bagian pendaftaran memberikan alur kepadanya untuk sampai pada dokter spesialis yang dimaksud Aiyla. Kini dirinya tengah duduk dikursi tunggu dan disamping putranya.

Memegang nomer antrian yang diberikan perawat sebelum dia duduk dikursi tunggu, dan hanya tinggal menunggu untuk masuk kedalam ruangan yang tepat dihadapannya.

"Azzam penat nak? Tanya Aiyla setelah melihat bulir keringat dibagian dahi putranya.

Azzam menganggukan kepalanya pertanda merasakan lelah ditubuh nya yang tak sehat. Sudah satu tahun ini tubuh Azzam terlihat semakin melemah.

Hanya berjalan tak berapa jauh saja telah membuatnya tubuhnya bercucuran keringat dengan wajah yang pucat.

Aiyla mengambil sapu tangan yang ada didalam tas, lalu mengusap lembut peluh yang ada didahi putranya. Memberikan air minum pada Azzam yang sengaja dibawanya dari rumah.

Memberikan sedikit kesegaran dikerongkongan putranya dengan balasan sebuah senyum tipis terukir diujung bibir Azzam setelah meminum air yng diberikan ibunya.

Terpopuler

Comments

Bayangan Ilusi

Bayangan Ilusi

Syedihnyaa,,🥺 semangt Thorr😊

2021-04-06

1

Dhina ♑

Dhina ♑

Gul, begitu mulia hatimu 😥😥😥
kebaikanmu adalah surga dunia
Azzam pasti cepat sehat, berada diantara orang yang menyayanginya

2021-04-03

1

sariz07

sariz07

keren banget thor narasinya 😍

2021-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Visual Tokoh dalam Cerita Pekatnya Malam
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
125 Bab 124
126 Bab 125
127 Bab 126
128 Bab 127
129 Bab 128
130 Bab 129
131 Bab 130
132 Bab 131
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Bab 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 Bab 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
151 Bab 150
152 Bab 151
153 Bab 152
154 Bab 153
155 Bab 154
156 Bab 155
157 Bab 156
158 Bab 157
159 Bab 158
160 Bab 159
161 Bab 160
162 Bab 161
163 Bab 162
164 Bab 163
165 Bab 164
166 Bab 165
167 Bab 166
168 Bab 167
169 Bab 168
170 Bab 169
171 Bab 170
172 Bab 171
173 Bab 172
174 Bab 173
175 Bab 174
176 Bab 175
177 Bab 176
178 Bab 177
179 Bab 178
180 Bab 179
181 Bab 180
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Visual Tokoh dalam Cerita Pekatnya Malam
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123
125
Bab 124
126
Bab 125
127
Bab 126
128
Bab 127
129
Bab 128
130
Bab 129
131
Bab 130
132
Bab 131
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Bab 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
Bab 139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149
151
Bab 150
152
Bab 151
153
Bab 152
154
Bab 153
155
Bab 154
156
Bab 155
157
Bab 156
158
Bab 157
159
Bab 158
160
Bab 159
161
Bab 160
162
Bab 161
163
Bab 162
164
Bab 163
165
Bab 164
166
Bab 165
167
Bab 166
168
Bab 167
169
Bab 168
170
Bab 169
171
Bab 170
172
Bab 171
173
Bab 172
174
Bab 173
175
Bab 174
176
Bab 175
177
Bab 176
178
Bab 177
179
Bab 178
180
Bab 179
181
Bab 180

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!