Gimana....Apakah ingin dilanjutkan reader... 😉
Jom lanjut ngebaca...😀😀
Plizzz...😊 jangan lupa like, vote and comment yaaa...and ditunggu tanda hatinya kalau kalian menyukai tulisan Author.
Sangat dibutuhkan buat penyemangat Author untuk lebih konsisten up per bab nya..
🌿🌿🌿
Aiyla merebahkan tubuhnya diatas kasur, tepatnya berbaring disamping tubuh putranya yang tengah tertidur setelah makan malam dan memakan es krim yang dijanjikan sahabatnya itu.
Wajah nan tampan tetapi pucat terlihat jelas dipelupuk mata Aiyla. Pikirannya pun melayang satu tahun silam mengingat betapa periang putranya saat itu.
Dengan lesung pipi yang membingkai diparas wajahnya nan tampan dan seyuman yang memikat siapa saja yang melihat.
Namun kini perlahan senyuman itu seakan memudar seiring penyakit yang diderita Azzam.
Aiyla terpaksa sampai kekota ini, meninggalkan kampung halamannya demi mendapatkan pengobatan yang lebih intensif untuk permata hatinya dikota.
Berharap akan ada mujizat yang akan Tuhan berikan pada permata hatinya dan pelipur lara dikala dirinya begitu merindukan sosok yang telah meninggalkan dirinya bersama putranya 4 tahun yang silam.
Berbekal uang tabungan yang ada dan beberapa perhiasan pemberian suaminya yang terpaksa dijual, ia berangkat dengan tekad demi kesembuhan putranya.
Aiyla sosok wanita yang tegar dan tak mudah berpangku tangan dan terpuruk akan takdir yang telah Tuhan tentukan, dan harus mampu dilalui dalam kehidupannya.
Disaat dirinya tertatih-tatih membesarkan putra semata wayang seorang diri, setelah ditinggal suaminya, kini angin berhembus sangat kencang mengujinya kembali, menerpa dirinya dan putranya dengan sebuah penyakit.
Terasa beban hidup yang dirinya jalani amatlah berat, entah kapan terakhir kali Aiyla dapat tersenyum bahagia seperti pada saat sebuah cincin melingkar dijari manisnya dan seperti dihari pertama dirinya menggendong buah cinta bersama suaminya.
Aiyla tak memiliki siapapun lagi didunia ini, kerabat atau pun saudara. Hanya putranya lah yang membuat dirinya kuat.
Dan keluarga Gul yang telah mengganggap dirinya dan putranya adalah bagian dari keluarga mereka
Berusaha untuk bertahan dengan segala ujian yang menerpa dengan statusnya sebagai seorang single parent diusia 26 tahun.
Namun saat ini, yang menjadi kekuatannya itu untuk bertahan hidup, tak berdaya dengan sebuah penyakit yang mematikan.
"Sayaaang....Bertahanlah nak. Jangan tinggalkan ibu seorang diri didunia ini..ibu yakin, putra ibu kuat...ibu akan mencari obat untuk kesembuhan dirimu". Ucap lirih Aiyla dengan bulir bening telah jatuh diparas wajahnya yang sendu.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar suara pintu diketuk dari luar, yang memecahkan kesedihan yang dirasakan Aiyla. Ternyata sahabatnya itu muncul dari balik pintu sedang memperlihatkan separuh tubuh yang menjorok kedalam kamar dengan tangan kanan sedang memegang handle pintu tersebut.
"Masuklah... Ternyata kau belum tidur?" Sapa Aiyla seraya berusaha menghapus bulir bening yang keluar diujung matanya.
Gul tersenyum dan melangkahkan kaki memasuki ruangan tersebut. Sahabatnya itu tahu bahwa Aiyla habis menangis.
"Belum...Semoga kamar ini nyaman buat kalian berdua, aku senang kau ada disini Aiyla. Walaupun tujuan mu kesini bukanlah untuk liburan melainkan buat kesembuhan putra mu". Ucap Gul seraya duduk di ujung tempat tidur dan membelai lembut ujung kaki Azzam
Aiyla telah bangkit dari posisi ia berbaring, disaat Gul melangkahkan kaki memasuki ruangan itu. Dan sekarang dalam posisinya sedang duduk dipinggir tempat tidur disamping putranya yang tengah tertidur.
"Ini sudah lebih dari cukup... Aku tak tahu lah, harus bagaimana jika tak ada kau dikota ini. Aku akan lebih kesulitan lagi untuk mencari tempat tinggal selama proses pengobatan putra ku ini". Balas Aiyla dengan mata berkaca-kaca
Gul meraih pundak Aiyla, lalu memeluk sahabatnya itu. Ada sebuah kehangatan dan kekuatan yang dirasakan Aiyla masuk menjalar keseluruh tubuhnya dari dekapan sahabatnya itu.
"Besok pagi aku akan mengantar mu kedokter spesialis sebelum berangkat kekantor dan maaf aku tak bisa menjemput mu karena aku harus keluar kota untuk pekerjaan ku. Tapi jangan khawatir karena aku akan pulang esoknya". Ujar Gul seraya memberikan kunci cadangan apartemantnya.
Aiylah menerima kunci tersebut dengan menatap dalam mata sahabatnya itu. Ada rasa yang tak dapat diungkapkan, untuk keluar melalui bibirnya atas perhatian Gul terhadap kesulitan yang sekarang dirasakannya.
"Terima kasih". Sepotong kata tersebut yang hanya mampu keluar dari bibir wanita itu dan mereka berduapun kembali berpelukan dan hanyut dalam perasaan masing-masing.
🍀🍀🍀
Deru mobil Gul melaju dengan kecepatan sedang dijalan yang tengah ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Walaupun arloginya masih menunjukkan tepat pukul 06.30 pagi.
Ternyata diperkotaan jam segitu telah menujukkan aktivitas warganya yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Tak membutuhkan waktu lama sekitar 25 menit, mobil Gul telah parkir disebuah rumah sakit terbesar dikota itu.
Aiyla telah menyiapkan rekam medis putranya ditangan, yang didapat dari dokter dirumah sakit yang merawat Azzam dikampung.
Rekam medis tersebut akan diperlihatkannya pada dokter dirumah sakit itu. Agar segera diberikan bantuan penyembuhan bagi putranya.
Pergi kekota ini pun atas saran dari dokter yang ada dikampung, yang menyarankan agar putranya mendapatkan lebih pengobatan secara menyeluruh dikota.
"Ingat rute bus yang telah ku jelaskan pada mu semalam La, agar kau tak tersesat atau salah menaikin bus menuju apartemant". Ungkap Gul mengingatkan kembali akan bus yang harus dinaiki Aiyla setelah selesai konsultasi dirumah sakit ini.
Aiyla menganggukkan kepala pertanda mengerti akan apa yang telah dikatakan sahabatnya itu.
Kemudian Gul mencium pipi Azzam seraya melambaikan tangan dan pergi berlalu dari hadapan mereka berdua.
"Yang semangat ya sayaang... Azzam anak yang kuat". Teriak Gul seraya membuka pintu mobil dan menghidupkan mesin mobilnya.
Azzam membalas lambaian tangan dan begitu juga Aiyla yang memandang mobil sahabatnya sampai menghilang dari pandangan matanya.
Kaki Aiyla melangkah memasuki bagian depan rumah sakit tersebut dan diiringi langkah kaki putranya menyusuri koridor.
Dirinya berhenti pada sebuah tempat pendaftaran untuk bertanya akan alur dirumah sakit tersebut yang harus dilalui agar bisa bertemu dengan salah satu dokter spesialis yang ada disana
Bagian pendaftaran memberikan alur kepadanya untuk sampai pada dokter spesialis yang dimaksud Aiyla. Kini dirinya tengah duduk dikursi tunggu dan disamping putranya.
Memegang nomer antrian yang diberikan perawat sebelum dia duduk dikursi tunggu, dan hanya tinggal menunggu untuk masuk kedalam ruangan yang tepat dihadapannya.
"Azzam penat nak? Tanya Aiyla setelah melihat bulir keringat dibagian dahi putranya.
Azzam menganggukan kepalanya pertanda merasakan lelah ditubuh nya yang tak sehat. Sudah satu tahun ini tubuh Azzam terlihat semakin melemah.
Hanya berjalan tak berapa jauh saja telah membuatnya tubuhnya bercucuran keringat dengan wajah yang pucat.
Aiyla mengambil sapu tangan yang ada didalam tas, lalu mengusap lembut peluh yang ada didahi putranya. Memberikan air minum pada Azzam yang sengaja dibawanya dari rumah.
Memberikan sedikit kesegaran dikerongkongan putranya dengan balasan sebuah senyum tipis terukir diujung bibir Azzam setelah meminum air yng diberikan ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Bayangan Ilusi
Syedihnyaa,,🥺 semangt Thorr😊
2021-04-06
1
Dhina ♑
Gul, begitu mulia hatimu 😥😥😥
kebaikanmu adalah surga dunia
Azzam pasti cepat sehat, berada diantara orang yang menyayanginya
2021-04-03
1
sariz07
keren banget thor narasinya 😍
2021-03-30
0