1 bulan setelah acara perlombaan berlalu...
Nampak seorang siswi sedang bercengkrama dengan teman sekelasnya ya dia adalah Nur bersama Syafa, kini mereka sedang membahas beberapa materi pelajaran yan belum temannya mengerti, dengan suka rela dan senang hati, Nur memberikan cara dan tips agar teman-temannya mudah untuk mengerti.
Tanapa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka.
"Hei, ngelamun aja, nanti kau kesambet nenek rambut gimbal lho..." Kejut ilham, dan yang sedang melamun tak lain adalah Azam
"Ah, kau mengejutkan saja, dan mana ada nenek berambut gimbal, adanya berambut gondrog..." timpalnya
"hahaha, mana adan berambut gondong.."balas ilham dengan seringai sinisnya, dengan meta mengekori arah andangan Azam
"Hayo, kau sedang memandangi Nur ya..."
"Eh, apa?!" balas Azam dengan intonas tinggi
"Mana ada aku memandanginya, gak mungkin lah" timpalnya
"Tapi itu matamu terarah kepadanya"
kring...kring...kring... bel bunyi tanda masuk kelas pun terdengar, dengan cepat siswa-siswa memasuki kelas masing-masing.
Setelah mengikuti pelajaran sampai akhir, kini pun pelajaran telah usai.
Saat tiba diparkiran, tanpa sengaja mata Azam tertuju pada salah satu siswi yang baru dikenalnya 1 bulan yang lalu setelah acara perlombaan yang lalu.
"Sedang apa dia disana? mengapa dia nampak seperti orang yang sedang kebingungan ya? tanyanya dalam hati
"Eh Nur, sedang apa kau disini?" tanya Azam kepada Nur
"Em kak, ini aku lagi bingung karena ban sepedaku kempes" balas Nur
"Oh, kemarilah ke arah mobilku, sepertinya disana ada pompa, biar aku bantu memompanya"
Setelah ban sepeda Nur dipompa, Nur pun ingin segera kembali kerumahnya dan sebeumnya sudah memberikan ucapan terimakasih kepada Azam yang telah membantunya dan kini mereka jalan dengan mengendarai kendaraan masng-masing.
Namun, tanpa diketahui Nur, Azam megikutinya dari belakang. Tanpa diduga ada sebuah motor yang melaju dengan kencang dan mengenai seorang anak kecil yang sedang bermain disekitarnya.
"Brak.." suara motor yang menabrak anak kecil tersebut, namun orang yang mengendarai sepeda motor tersebut menghilang langsung dengan kencang tanpa bertanggung jawab.
Dengan segera, Nur yang melihat arah kedepannya pun terkejut dan segera menghampiri korban tersebut dan segera membantunya.
"Dek, apa yang terluka?" Tanyanya pada anak tersebut
"Kakiku sakit kak, huhu huhu..." balas anak tersebut dengan isakan tangisnya
"Apakah perlu kakak bawa ke dokter dek?" tanyanya kembali namun anak itu menggeleng, dan tak lama kemudian datang seorang ibu dari anak tersebut
"Kau kenapa nak? kenapa kakimu bisa terluka?" tanya ibu itu kepada anaknya dengan cemas namun tak kunjung mendapatkan jawaban dari anaknya
"Maaf tante, tadi anak tante terserempet sepeda motor, namun sayangnya pengendara itu langsung pergi"
"Terimakasih nak, sudah membantu anak tante, ini ada sedikit uang untukmu, karena sudah membantu untuk menenangkan anak tante" ucap ibu-ibu tadi dengan memberikan beberapa lembar uang seraturs ribuan kepada Nur.
"Em maaf tante, saya tidak bisa menerimanya, lagi pula saya tidak melakukan apa pun untuk anak tante" tolaknya dengan lembut
"Kalau begitu, saya pamit dulu tante, dan kedepannya selalu jaga anak tante dengan baik, karena jalan raya cukup berbahaya untuk anak seusianya tante" lanjutnya dengan senyum mengembang dibibirnya dan ia pun pergi dari sana meninggalkan seorang anak tersebut dengan ibunya
"Sungguh mulia hati anak itu, sedangkan aku pun jarang sekali menolong maupun membantu orang lain" ucapnya dalam batin dan senyum dibibirnya
Dan masih menyusuri jalanan, sampai dengan gadis kecil yang diperhatikannya berhenti disebuah rumah sederhana dengan disekelilingi pepohonan yang membuat rumah sederhana nan kecil itu menjadi asri.
Dalam hati Azam ia pun merasa takjup akan keindahan dan kenyamanan rumah itu yang ia lihat dari luah
"Sungguh terasa nyaman meski nampak dari luar" ucapnya, dan setelah ia puas memandangi, ia lanjutkan untuk pulang menuju rumahnya yang tak jauh dari arah jalan rumah Nur.
Sesampainya dirumah, ia pun bergegas membersihkan badan, dan ia pun membereskan perlengkapan nya untu menuju pesantren paman nya yang diminta mamanya sebelumnya.
Saat ia sedang bergegas untuk menyiapakan pakaiannya ia memandang sebuah foto pada saat ia mengikuti perlombaan terkahir dalam mewakili sekolahnya, disana ia tersenyum seraya melihat foto tersebut.
"Kau terlihat manis dan menggemaskan saat tersenyum.." ucapnya dengan memandangi foto tersebut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments