Liam senang karena Ren berani mengajukan syarat taruhan mereka.
"Emang bener Ren, lu pernah liat Deon jalan ma cewek laen?" Liam penasaran dengan pernyataan Ren di tlp tadi.
"Hemm....waktu itu mereka ribut di jalan" Ren menjelaskan.
"Nah kan gw yakin si Nuna pasti minta putus, tapi mungkin Deon yang kagak mau lepasin dia" semakin yakin saja pemikiran Liam.
"Trus klo Ren menang apa fungsinya tuh cewek buat kita?" Taksa memperolok Liam. Taksa tau Liam pasti tidak memikirkan bahwa yang di perlukan oleh mereka sebenarnya uang bukan seorang gadis.
Taksa pun heran kenapa Ren juga menyetujui ide gila Liam.
Bukankah mereka menghasilkan uang dari balapan seperti ini, apa mungkin Ren menyukai gadis itu, fikir Taksa.
"Ya kalo dia mau jadi cewek gw sih gpp" Liam berkata sambil menyugar rambutnya.
Dan Ia pun kembali mendapat pukulan dari Taksa " mana mau tuh cewek ma lu, turun level klo jadi cewek lu"
"Ya gw sih terserah Ren aja, yang penting di lepasin aja dari si Deon". Liam pun melirik jam tangannya dan berpamitan ke teman-temannya, karena esok Ia harus kuliah jadi Ia harus pulang mengistirahatkan badannya. " Gw balik duluan ya, ada kuis besok soalnya" mengepalkan tinju ke arah mereka berdua dan di sambut hal sama oleh mereka.
"Lu yakin bro mau ganti taruhannya?" Taksa berkata setelah kepergian Liam.
"Gw pernah denger tuh cewek cerita sambil nangis ke om Tisna, meybe bener kata si Li klo tuh cewek pengen lepas dari Deon, itung-itung ucapan makasih gw ke om Tisna, lu tau sendiri dia sering benerin motor gw ngga mau di bayar." Ren menjelaskan kenapa akhirnya dia setuju usulan Liam.
"Ya udah klo emang lu dah yakin". Taksa pun mengerti sekarang dengan maksud Ren.
"Gw cuma kagak yakin klo Deon mo ganti taruhannya, gw lagi ngga pengen berurusan sama polisi lagi, klo akhirnya kita tarung lagi ntar."
"Hemmm....iya juga sih, syarat dari lu sama aja ngejatohin harga diri dia, tapi klo emang Deon tukang maenin cewek, meybe ngga masalah kali buat dia taruhin ceweknya."
"Liat aja besok, gw cabut, pengen tidur gw, otak gw panas". Ren bangkit berdiri di susul Taksa di belakangnya.
"Aishhhh....lu pikir gw kagak, gw juga belom tidur dari kemaren, mana di sel engap banyak nyamuk si Deon berisik mulu ma temen temennya." Mereka pun pulang ke rumah masing masing.
Keesokan harinya....
*dreeet......dreeeettt...
dreeet......dreeeettt*...
Hp Ren bergetar di nakas samping tempat tidurnya. Dia pun melirik dengan sebelah matanya siapa yang menelponnya, dengan suara serak khas bangun tidur dia pun menjawabnya.
Ren :" Halo bang...." sambil duduk di tepi ranjangnya.
King :" Hei yoo....wake up broo, astaga baru bangun lu".
Ren :" Hemmm....." menguap. " Gimana? Deon dah kasih jawaban?" Ren tau pasti lawan bicaranya menelpon kar'na ada berita yang akan ia sampaikan.
Mereka tak terlalu akrab, jadi tak mungkin berbasa basi kan.
King :" Yoi....seperti dugaan gw ngamuk lah dia, hemmm.....dia ngajak lu ketemuan sore nih..bisa kagak lu?."
Ren :" Ok gw ketempat lu jam 3 sore ni." Langsung mematikan tlpnya sepihak.
Ren turun dari kamarnya setelah selesai membersihkan diri, dia sangat kelaparan karena melewatkan waktu sarapan dan makan siangnya.
Dia pun langsung menuju meja kasir bersebrangan dengan ibunya.
" Gw kira lu koma kagak bangun-bangun." Saka menyapa dengan gayanya.
Ren pun tak memperdulikan sapaan kakaknya itu, ia langsung meraih piring, ingin segera mengisi perutnya, dari pada meladeni sang kakak bisa-bisa dia keluar rumah dengan perut kosong.
" Sudah duduk aja Ren, sini ibu ambilkan" ibu langsung bangkit dan merebut piringnya, sambil bertanya lauk apa saja yang ia inginkan.
Ren pun menunjuk lauk apa saja yang masih tersedia di etalase warungnya itu.
Ren makan dengan sangat lahap, walaupun lauknya sudah dingin, masih terasa lezat menurutnya, bisa juga karena memang dia sangat kelaparan.
Ibu menaruh teh hangat di hadapannya, ia pun meminumnya, dan melanjutkan makannya.
"Udah ganteng aja, emang mau kemana?" tanya sang ibu.
"Biasalah bu ketemu temen mo kemana lagi..."
" Ya kali mau ketemu cewek...." sambil tertawa melihat wajah anaknya yang langsung menekuk itu. " Kalo punya pacar....jangan lupa kenalin ke ibu ya?" pintanya.
" Apaan sih bu, pacar dari Hongkong..." merasa pertanyaan sang ibu itu meledeknya.
" Jauh amat...sekitaran sini aja jangan jauh-jauh nyari pacarnya" ibu tertawa lepas melihat wajah anaknya itu memerah karena kesal.
Ren memang tampan, dengan kulit bersihnya banyak gadis di daerahnya jatuh hati padanya, tapi ia tak pernah merespon mereka, baginya memiliki kekasih bukan prioritasnya saat ini.
Lagian menurutnya itu membuang waktu....
( Tunggu saat author ketemuin kamu sama gadis impianmu ya Ren😁)
****************
Ren pun datang ke markas King, King adalah seseorang makelar balap liar. Disana sudah ada Deon dan dua orang anak buahnya. Deon pun langsung bangkit hendak menghampiri Ren yang baru turun dari motornya.
Taksa dan Liam pun memarkirkan motornya di sebelah motor Ren.
" Ngapain lu bedua malah kemari?." Ren memang mengabari mereka berdua jika akan ketempat King dan bertemu dengan Deon tapi ia tak berniat mengajak mereka berdua.
" Mana bisa kita diem aja nunggu lu di bengkel, noh si Liam brisik mulu, ngajak kesini, takut lu kenape nape katanya" sambil menunjuk Liam.
Liam pun hanya nyengir dan menunjukan tanda V di jarinya.
...........
Saat Deon hendak menghampiri Ren, King menahannya dia tak mau ada keributan di markasnya. Deon sudah berjanji tadi hanya akan bicara dan ia sebagai penengah antar mereka berdua.
" Ren... duduk" King menyambut tamunya itu," gw harap kalian ngomong dengan kepala dingin, klo kalian ribut, gw kagak mau nyariin lawan buat kalian tanding lagi, ngerti kan!" menatap satu persatu ke arah tamunya itu dengan tatapan tegasnya.
Ren memang datang untuk bernego dengan Deon, tak ada niatan untuk mengajaknya ribut, ia bahkan menghindari hal itu.
" Maksud lu apa minta cewek gw jadi taruhannya, demen lu ma cewek gw hah!" Deon tanpa basa basi langsung menanyakan maksudnya.
" Bukannya lu banyak cewek? cuma satu cewe gw rasa ngga masalah" Ren menjawab santai.
Sedang Taksa dan Liam yang berdiri di belakangnya, merasa aura sudah sangat sesak di dalam sini. Mereka yakin pasti sebentar lagi Deon akan mengarahkan bogemannya ke arah Ren. Benar saja mendengan jawaban Ren, Deon terlihat mengepalkan tinjunya.
" Lu berani nantangin gw!" Deon bangkit dan mencengkram kaos Ren.
"Whoa.....whoa.....gw dah bilang slow kan tadi, masih mau lanjut apa kalian semua keluar dari markas gw." King memegang tangan Deon yang mencengkram kaos Ren.
Deon pun menyentak dengan kasar kaos Ren dan kembali duduk.
" Gw tau Ren gila nantangin lu kaya gitu, tapi lu gw minta jawaban di tlp, lu malah minta ketemuan, sekarang balik ngomong dengan tenang ok." King kembali memastikan, dia memang cukup sabar menghadapi para tamunya ini, bagaimana pun mereka pelanggan di industri gelapnya di dunia balap liar.
"So.....?" Tanya Ren yang mulai jengah dengan situasi ini, dia ingin segera pergi dari sini.
Dengan senyum miringnya Deon pun menjawab " Oke, gw juga mo nego taruhan lu?."
Ren seperti sudah bisa menebak memang pasti akan seperti ini, tapi ia juga tak tahu apa yang akan di minta lawannya itu darinya.
"Motor lu, atau kita balapan tapi gw tetep pake motor gw." Deon mengutarakan keinginannya.
"What...!" Ucap Taksa dan Liam berbarengan.
Ren diam tampak berfikir....
Dia sudah menduga, pasti Deon pun akan meminta ia mengganti taruhannya, sempat terlintas di fikirannya pasti Deon akan meminta motornya untuk bahan taruhan, dan benar dugaannya salah satunya adalah itu.
Ia pun menghela napas dan....
"Ok motor gw taruhannya" jawabnya mantap.
"Ren lu serius?" Taksa berusaha meyakinkannya.
"Hemmm...." jawabnya.
"Lu minta Deon ganti taruhannya, so...lu juga harus siap kalo dia pun sama minta lu ganti taruhan lu, adilkan?" king sambil menaruh rokoknya di meja, menawari para tamunya.
Deon langsung mengambil suguhan dari tuan rumah tanpa berbasa basi, dan menyandarkan tubuhnya, merasa puas dengan taktiknya.
Dia memang sudah bosan dengan kekasihnya itu, tapi ia juga tak akan semudah itu menyerahkan ke lawannya, ia pun ingin memiliki motor Ren, walaupun motornya jauh lebih mahal dari motor Ren, tapi dia berusaha menyingkirkan nama Ren dari arena balap liar.
Nama Ren memang mendadak tenar, banyak yang membicarakannya, seorang pembalap baru di daerah mereka.
Tak punya kelompok dan selalu bekerja sendirian, dan itu sedikit membuat Deon cemburu, dan ingin menguji kehebatan Ren.
Dia dan genknya merasa tersaingi dengan keberadaan Ren, mereka tau Ren sangat membutuhkan uang untuk membantu keluarganya. Deon merasa ini kesempatan emas untuk menyingkirkan Ren dia merasa Ren tak akan sanggup melawannya, bagaimana pun nama mereka masih merajai dunia balap liar di wilayah ini.
Ren pun beranjak dari duduknya dan berpamitan dengan mereka, dia akan mempersiapkan motornya untuk nanti malam.
"Okeh see you tonight..." King bangkit dan bersalaman dengan Ren.
Ren pun pamit ke Deon hanya dengan mengedikkan kepalanya.
Mereka bertiga pun akhirnya pergi dari markas king.
****************
Di bengkel...
Ren yang di bantu Taksa dan paman pemilik bengkel pun mengecek semua keadaan motornya.
" Makasih Ren, om harap kamu bisa menang nanti malam, huh... om memang ngga terlalu suka balap liar, tapi pas tau kalo Nuna yang jadi taruhannya om jadi senang" ia melanjutkan
"Kasian anak itu, kenal ma Deon malah jadi liar, ribut mulu sama ibunya. Dia pernah cerita pengen putus, malah di gampar katanya" menggeleng geleng mengingat percakapannya dengan sang ponakan.
"Ntah apa yang dilihat tuh anak dari si Deon dulu."
" Hilih gimana sih om, Deon tuh ya...lumyan lah tampangnya, tajir, motor keren, gimana para cewek kagak klepek klepek coba" Taksa sambil menghitung kelebihan Deon di mata para gadis.
" Ganteng klo urakan ya percuma, yang tajir orang tuanya, dia mah ya paling bisa ngabisin duit doang" mereka pun tertawa membenanarkan perkataan si paman.
Liam yang memang berhati bak marshmellow sudah berkaca kaca, dia pun langsung menyeka matanya berharap air matanya tak keluar.
Taksa pun yang melihat memukul belakang kepalnya dengan handuk d tangannya " Dasar cengen".
"Elah kelilipan, ishhh....bau oli dah rambut gw kambing, sue lu" Liam berusaha membersihkan rambutnya.
"Pulang sono mandi, sampoan biar wangi, ngeceng ntar malem kita nyari cewek" Taksa sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Eh bentar, lu bisa keluar kagak ntar malem?"
"Et dah emang gw bocah kagak boleh keluar malem" sungut Liam.
" Ya kali lu di kurung ma bokap lu, di kunciin di kamar" Ledek Taksa.
" Cih bokap gw lagi keluar kota di suruh bosnya."
"Kumpul di mari dulu kan?gw kagak tau kalian mo balap di daerah mana" timpalnya.
"Iya lah jangan lewat jam 8, klo belom nongol jam segitu kita tinggal."
"Oke lah gw balik duluan, laper" sambil menepuk perutnya.
"Astaga badan mah kurus makan lu banyak banget,ckckck..."
Taksa heran dengan temannya yang mempunyai badan yang kecil tapi selera makannya sangat besar itu.
Pukul 11 malam....
Mereka semua sudah sampai di jalan yang akan menjadi arena balap mereka, jalan ini memang sepi ketika malam hari karena jarangnya penerangan, di sisi kiri kanan jalan pun hanya terbentang sawah.
Penerangan di dapat dari para penonton balapan yang berjejer di sepanjang jalan, dan lampu tembak yang di sediakan oleh King.
Deon datang membonceng Nuna, lagi-lagi Nuna memakai pakaian yang sangat minim di tengah malam seperti ini.
Liam masih merasa heran apa Nuna ini tak merasa kedinginan.
Kekasihnya pun tak terlihat memberikan jaketnya.
Deon berjalan mendekat ke arah Ren setelah memakirkan motornya di samping Ren di garis start.
Sambil melipat tangannya di dada dia bertanya apa Ren sudah siap kehilangan motornya, dan tertawa sinis.
"Ternyata selera lu bekas gw" Sambil menarik Nuna mendekat ke arah mereka, Nuna hanya bisa mengepalkan tinjunya saja. Matanya mulai berkaca-kaca.
Liam tau, pasti Nuna merasa harga dirinya di injak injak sebagai perempuan di jadikan bahan taruhan kekasihnya sendiri.
... ...
****************
Hatinya teramat terluka, dia memang sangat mencintai Deon, tapi Deon ternyata hanya manis di depan saja.
Ibunya sudah beberapa kali menasehatinya untuk tak terlalu dekat dengan Deon, karena menurut ibunya Deon sangat tak punya sopan santun.
Nuna tetap keukeuh merajut kasih dengan Deon, tak perduli jika ibunya tak pernah merestui hubungannya itu.
Siapa yang tidak akan terpesona dengan Deon, lelaki paling tampan di daerahnya itu semua gadis tergila gila padanya, hingga predikat itu tergeser oleh warga baru, siapa sangka Deon yang terlihat cuek merasa tersaingi dengan keberadaan anak baru itu.
Ya dia lah Ren yang sudah menggeser predikat pria tampan di daerahnya, Ren bahkan terlihat lebih dingin dari Deon, jika Deon terlihat arogan berbeda dengan Ren dia terihat lebih cool, saat ia tersenyum maka akan terlihat berkali lipat ketampanannya, walaupun jarang sekali terlihat Ren itu tersenyum, bisa jadi itu adalah momen langka.
Satu lagi daya tarik Ren, dia tak pernah terlihat sekali pun dekat dengan seorang gadis.
Bagaimana Nuna bisa tau, karena Deon dan kelompoknya selalu membicarakan Ren yang menurutnya sebagai ancaman kelompok mereka.
Nuna sebenarnya tak terlalu perduli dengam kekhawatiran kekasihnya itu, dia hanya penasaran dengan Ren, siapa dia sebenarnya.
Setelah dia tau ternyata Ren sering nongkrong di bengkel pamannya dia pun mau saat ibunya menyuruhnya mengantarkan makanan ke pamannya itu.
Ren memang sangat tampan, Nuna mengakui jika bahkan kekasihnya Deon pun kalah dengannya. Pantas saja Ren langsung jadi buah bibir di daerah mereka.
Nuna pun mengakui jika memang keluarga Ren mempunyai kwalitas bibit unggul yang hampir sempurna, Ibu Ren sangat cantik meski wajahnya sudah tua, tapi gurat kecantikan itu masih ada di sana, seorang ibu yang sederhana tapi memiliki kharisma yang kuat.
Nuna yakin keluarga Ren pasti dulunya keluarga mampu, bahkan Saka pun terlihat sangat tampan walaupun kalah tampan dari adiknya itu.
Tapi ya, meskipun memiliki fisik nyaris sempurna mereka pun tak luput dari cibiran para tetangga, manusia tak ada yang sempurna kan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lanjut ke Arena balap...
Nuna merasa sakit hati di satu sisi karena dia akan di jadikan bahan taruhan, tapi di sisi lain di senang jika memang Ren menginginkan dirinya.
Lepas dari Deon dia akan jatuh kepelukan Ren, lelaki yang menjadi incaran para gadis, itu akan membuat para gadis patah hati nantinya, hati kecilnya tertawa membayangkan hal itu.
Apa Ren akan memenangkan balapan malam ini...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments