Episode 2

  Salah satu dari The Nines, seorang laki-laki bertampang kasar dengan rambut pirang dan tatapan tajam, datang mendekat, memberi sebuah tendangan ke wajah Axera kemudian membuang ludah ke samping. Dengan nada mencemooh dia mengatakan "Pergi dari hadapan kami sebelum kami membuatmu jauh lebih tak berguna dibanding sekarang"

  Axera berusaha bangkit dengan cepat, namun rasa sakit di sekujur tubuh membuat ia merasa sulit bahkan hanya untuk berdiri. Seluruh tubuhnya gemetar, ia menggertakkan gigi untuk sesaat, mencoba menahan rasa nyeri yang kini datang menyerang sebelum akhirnya kembali tersenyum seperti biasa. Ia menundukkan badan pada murid pirang tersebut dan The Nines, lalu berjalan tertatih entah ke mana, intinya kabur dari tempat ini sebelum salah satu dari mereka berubah pikiran. Axera tak dapat membayangkan apa yang mungkin terjadi dengan tubuh lemahnya jika satu saja pukulan melayang dari The Nines. Untungnya murid pirang tadi tak menggunakan mana untuk menendang, jika tidak, mungkin sekarang kepala Axera tak lagi berbentuk.

  "Mengapa kau membiarkan dia pergi?" tanya seorang perempuan berambut merah bergelombang sambil meletakkan kedua tangan di pinggang.

  Murid pirang itu menggelengkan kepala, menolak untuk menjawab. Ia berusaha menyembunyikan kedua tangannya yang kini gemetaran. Ia benar-benar tak tahu apa yang terjadi tadinya, tapi ia yakin mata milik Axera sempat berubah sesaat. Sepasang mata biru lemah itu, seketika berubah merah menyala dengan sebuah lambang asing di permukaan bola mata. Entah mengapa, hanya dengan menatap sepasang mata tersebut, sudah membuat sekujur tubuh berkeringat dingin dengan jantung berdegup cepat, seakan predator sedang mengintai.

  Hanya beberapa anggota The Nines yang menyadari ada sesuatu yang aneh dengan murid pirang itu. Tetapi, mereka tak mempermasalahkannya lebih lanjut. Menurut mereka, dia hanya sedang sakit namun berusaha menyembunyikannya agar tak terlihat lemah, terlebih karena ketatnya persaingan The Nines untuk saling merebut tempat pertama. Tentu saja tak seorangpun ingin menyerahkan kedudukan tersebut, apalagi setelah akademi memberitahukan bahwa peringkat pertama mendapatkan berbagai akomodasi lebih dari akademi dan memiliki kemungkinan besar untuk bergabung dalam pasukan elite kerajaan.

  Axera terus berusaha melangkahkan kaki. Ia terus berjalan tanpa mengetahui arah mana dirinya tuju, tahu-tahu ia sudah sampai di sebuah taman. Axera belum pernah melihat tempat ini sebelumnya. Delapan tahun tinggal dalam akademi, ia tak pernah menemukan sebuah tempat seindah ini. Bunga bertebaran di mana-mana dalam berbagai warna. Kupu-kupu beterbangan dengan riang di atas bunga-bunga tersebut, menghisap madu dan membawanya pergi. Sebuah pohon terletak di tengah-tengah taman, pohon dengan warna daun keemasan serta batang yang sedikit kuning. Tepat di bawah pohon, terdapat sebuah kursi taman, berwarna putih. Dibentuk, kemudian dipahat secara indah dengan ukiran-ukiran rumit namun seperti menyimpan sebuah makna.

  Tanpa disadari, kakinya melangkah secara otomatis menuju kursi tersebut. Axera tak dapat menjelaskan perasaan hangat apa yang kini sedang dirasakan olehnya. Perasaan yang belum pernah ia rasakan, perasaan yang terasa begitu asing sekaligus familiar. Entah mengapa, perasaan ini membentuk sebuah senyum tulus di wajah polos dan kotor laki-laki itu.

  Axera duduk di atasnya, merasakan betapa halus permukaan dan sisi kursi tersebut. Dapat dirasakan jika kursi ini dibuat oleh seseorang yang ahli, yang jarang ditemukan, bahkan mungkin hanya ada satu. Namun siapa seseorang yang dapat membuat sebuah kursi taman biasa menjadi sebagus ini? Dengan penuh kesabaran dan ketelitian, ia membentuknya, mengukir kemudian mempolesnya menjadi sebuah seni.

  Kemudian Axera mencoba menghirup dalam-dalam udara yang terasa sejuk. Benar saja, hanya dalam sekali helaan, ia sudah dapat merasakan seluruh rasa sakit dan nyeri, perlahan berkurang. Tak hanya itu, bahkan perasaan dan amarah yang tadinya muncul, kini mulai mereda, tergantikan oleh rasa nyaman serta aman. Ia seperti ingin tinggal di tempat ini selamanya, tanpa perlu memikirkan berbagai siksaan dan hinaan yang harus ia jalani di luar sana. Kalau bisa, ia ingin bersatu dengan tempat ini, lalu mengundang siapapun yang juga merasakan hal yang sama sepertinya, memberitahu bahwa masih ada tempat hangat menanti di kejamnya hidup yang kelam.

  Namun, belum sempat menutup mata, Axera sudah kembali ditarik oleh kesadarannya. Sekujur tubuh kembali merasakan rasa sakit serta nyeri, membuat ia meringis, menggigit bibir untuk menahan. Ia melihat sekitar, menyadari dirinya berada di depan sebuah danau, sedang bersandar di bawah sebuah pohon.

  Axera bangkit berdiri, berjalan pelan menuju tepi danau dan memerhatikan pantulan dirinya. Di situ ia dapat melihat seorang bocah berumur 12 tahun yang tak dapat melakukan apa-apa, sebuah kegagalan, sebuah penyesalan dan seseorang yang tak pantas hidup.

  Senyum itu masih dapat terlihat, senyuman yang sudah menjadi topeng baginya. Senyuman yang selalu ia berikan pada orang lain dengan harapan seseorang akan tergerak ketika melihatnya, namun hingga sekarang, tak seorang pun bahkan ingin membela dirinya ketika ia kesulitan. Apakah seburuk itu diriku di mata kalian? Ucap Axera dalam hati.

  Setetes air mata, mengalir jatuh mengenai danau tersebut, menciptakan getaran kecil yang terus menyebar hingga ke seberang danau. Getaran kecil yang tak berarti apa-apa, namun menyimpan berbagai isi hati dan perasaan terdalam, sulit dijelaskan oleh sekedar kalimat biasa, namun dapat dirasakan hanya dalam sekali pandangan.

  Axera dapat melihat seorang bocah dengan rambut putih bersemu ungu di tiap ujungnya, sedang menatap dirinya sendiri, meneteskan air mata yang sama, melewati hidung mancung serta mulut mungil, jatuh membuyarkan pantulan diri tersebut hingga tiap tetesan kini menjadi semakin deras dan banyak.

  Ia tak lagi dapat melihat pantulannya di air danau. Yang dapat ia pikirkan sekarang hanyalah mengeluarkan seluruh perasaan yang sudah ia tahan semenjak tadi. Ia benar-benar tak mengerti mengapa dirinya dilahirkan jika tak memiliki bakat apapun? Bahkan untuk melindungi diri, ia pun tak bisa! Mengapa!?

  Air mata itu terus mengalir dan mengalir, hingga Axera disela-sela tangisnya, melihat sesuatu tampak berbeda di pantulan air. Ia dengan cepat menyeka air mata yang masih berusaha mengalir keluar, menghela napas panjang, menenangkan diri sebelum akhirnya kembali melihat pantulan diri. Ia benar-benar merasa kaget ketika menyaksikan kedua mata biru miliknya, kini berubah menjadi merah menyala dengan sebuah lambang tepat di bagian tengah. Ia berlutut di tepi danau, memerhatikannya lebih dekat dan bertanya-tanya, apa yang kini sedang terjadi?

  Saat itu juga ia dapat merasakan seluruh tubuhnya seperti terbakar oleh api yang sangat panas, kemudian berubah seperti tertusuk-tusuk oleh ribuan es tajam. Axera menjerit kesakitan. Seumur hidup menjadi samsak tinju, ia belum pernah merasakan sesuatu sesakit dan semenyiksa ini, hingga akhirnya ia jatuh pingsan karena tak dapat menahannya.

Terpopuler

Comments

Agus

Agus

wah itu pasti saringgan😁😁😁😁

2024-06-09

0

anggita

anggita

Salam kenal Axera,👏

2021-04-03

1

Muhammad Nur Rifaldi

Muhammad Nur Rifaldi

👍😉

2021-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82 (END OF ARC 1)
83 Episode 83 (OL'MACHINA ARC)
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82 (END OF ARC 1)
83
Episode 83 (OL'MACHINA ARC)
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!