The Hellsword

The Hellsword

Episode 1

  Seperti biasa, Axera melangkahkan kaki menyusuri koridor gelap dan kumuh. Tempat yang telah menjadi bagian dari hidupnya selama 8 tahun berada di akademi terbesar, sekaligus terbaik di seluruh kerajaan. Akademi yang menurut orang-orang adalah akademi tempat para murid dapat belajar sekaligus bersenang-senang tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

  Axera terus melangkah pelan, tak ingin menghentakkan kaki terlalu keras di lantai kayu tua ini. Lantai kayu yang beberapa bagiannya telah menyatu bersama tanaman liar. Tak pernah terurus sekalipun, sebuah gedung terlupakan sama seperti dirinya yang terus berjalan dalam diam, melewati berbagai tumbuhan liar yang kini memenuhi tiap sisi koridor. Ia sama sekali tak terganggu dengan hal tersebut, karena tiap malam ia dapat menyaksikan berbagai bunga serta jamur di sini mengeluarkan cahaya indah sesuai warna mereka, berhias kunang-kunang dan nyanyian jangkrik. Pemandangan yang sudah menjadi penenang baginya setiap malam tiba.

  Ia dapat mendengar derap langkah serta sahutan berbagai murid, mulai dari kalangan bawah hingga atas, berada tepat di luar gedung tua ini. Tanpa perlu melihatnya, Axera sudah tahu apa yang sedang terjadi di bawah sana. Sudah menjadi rahasia akademi, jika para murid dari kalangan atas sering menyeret murid-murid kalangan bawah ke halaman gedung tua untuk dijadikan mainan, pelampiasan atau budak.

  Teriakan maupun jeritan rasa sakit mulai dapat terdengar. Axera mengepalkan tangan dengan kuat. Ia ingin melakukan sesuatu untuk menolong mereka, namun dirinya sendiri tahu ia tak dapat melakukan apa-apa. Jangankan melawan mereka, mengerjakan pekerjaan ringan saja sudah membuatnya sesak napas dan kehilangan tenaga. Sesuatu yang menjadi penghalang bagi Axera untuk dapat mempelajari kelas ksatria yang membutuhkan latihan keras, demi membentuk tubuh dan kemampuan berpedang.

  Ia juga tak memiliki sirkuit mana di dalam tubuhnya, sehingga tak dapat mempelajari sihir. Dengan kata lain, seseorang yang sama sekali tak berguna untuk berada di dunia yang penuh akan manusia berkekuatan besar dan mahluk-mahluk yang dapat menghancurkan satu kota dengan mudahnya.

  "Ahhhh! T-tolong berhenti!!"

  "K-kumohon jangan.."

  "Lepaskan dia- AAARGH!!"

  Tanpa disadari, Axera menggertakkan gigi, sesuatu yang jarang ia lakukan. Namun, ia menghela napas panjang, mencoba meredam emosi "Ayo Axera, kau pasti bisa. Tenang.. tenang.. " ia menghembuskan napas, kemudian memasang senyum yang sudah menjadi pelindung perasaannya.

  Tapi, begitu mencapai koridor perbatasan antara gedung tua dengan gedung akademi yang baru, tangannya sudah pasti akan gemetar, membayangkan hal-hal buruk apa saja yang akan terjadi hari ini. Tiada hari yang dapat ia lalui dengan tenang. Setidaknya dalam satu jam, ia sudah pasti menjadi sebuah alat bagi tiap murid. Buruknya lagi, tak hanya murid kalangan atas yang melakukannya, namun juga murid kalangan bawah yang melampiaskan semua amarah dan dendam mereka terhadap murid kalangan atas, mengingat Axera tak dapat melakukan apa-apa untuk melindungi diri, selain terus tersenyum seakan tak ada yang terjadi.

  Axera memberanikan diri, melangkah memasuki koridor tersebut. Ia berbelok dan benar saja, tiap pasang mata yang berada di sana, langsung menatap dirinya seakan dia adalah mangsa. Mereka sudah tahu kapan ia akan muncul dan mungkin saja sudah menyiapkan rencana untuk menjalani hari dengan Axera sebagai budak.

  Salah satunya langsung datang mendekat, seorang murid laki-laki berbadan kurus, wajah tak terawat dan seragam acak-acakan. Seseorang yang sudah pasti berasal dari kalangan bawah. Ia memasang raut wajah menyebalkan, mendekatkannya dengan wajah Axera tanpa memedulikan bau mulut yang hampir membuat Axera muntah di tempat "Berani juga dirimu muncul di hadapan murid sebanyak ini" katanya, menarik kerah bocah berumur 12 tahun di hadapan dia dan melempar bocah itu ke dinding "Apakah kau tak takut dengan kami? Hah!"

  Beberapa murid mulai datang mendekat, mereka semua laki-laki dan memiliki penampilan yang hampir sama dengan murid yang kini sedang menjadikan Axera sebagai samsak tinju. Begitu Axera dilempar ke tengah-tengah koridor, mereka mulai menginjak-injak dia di bawah hingga merasa puas dan pergi begitu saja tanpa memedulikan bocah yang sedang memuntahkan darah. Axera bangkit berdiri, menyeka ujung mulut dengan punggung tangan dan merapikan kembali seragamnya yang kini kotor berkat mereka, sesudah mencucinya semalam.

  Itu masihlah koridor pertama, dimana kumpulan budak murid kalangan atas berkumpul. Itulah alasan mereka memiliki penampilan jorok serta tak terurus, karena mereka sudah menjadi mainan bagi murid lainnya. Koridor berikut yang akan Axera lewati adalah koridor tempat dimana anak kalangan bawah yang cukup terpandang oleh murid kalangan atas berada. Murid yang terkadang mendapatkan pekerjaan dari kalangan atas, entah itu untuk mencuri sesuatu dari murid kalangan atas lainnya, menyiapkan perangkap ketika akan bertarung atau sekedar melakukan pekerjaan kotor.

  Belum sempat menginjakkan kaki di koridor tersebut, seseorang sudah menendang Axera dari belakang, membuat ia terpental ke dinding sekali lagi. Lalu, dirinya pun langsung diseret dan dibawa ke dalam salah satu kelas dimana banyak murid kalangan bawah berkumpul. Tampaknya mereka memiliki rencana yang berbeda kali ini. Kemarin ia diseret ke tengah lapangan dan dijadikan sasaran berlatih. Kali ini apa?

  "Hey Axera. Seperti biasa, mohon bantuannya, oke?" ucap salah seorang dari mereka, memiliki rambut landak merah dengan tubuh cukup berotot. Salah satu murid yang sering menjadi babu kalangan atas, dikenal sebagai 'Red' karena rambut merahnya.

  Tanpa menunggu balasan dari Axera, ia sudah melayangkan sebuah pukulan keras di perut hingga Axera terpental ke atas, kemudian ditendang ke bawah secara bersamaan oleh beberapa murid lain. Sepertinya hari ini sedikit sama seperti sebelumnya. Satu-satunya perbedaan adalah kemarin ia menjadi sasaran sihir, sekarang ia cuma menjadi sebuah samsak tinju yang memiliki reaksi. Mungkin itulah yang membuat senyuman di wajah mereka menjadi semakin lebar.

  Salah seorang murid tanpa sengaja menendang Axera keluar jendela hingga terseret ke tengah lapangan. Tampaknya sesuatu telah terjadi pada murid tersebut, sebab Axera dapat merasakan adanya sedikit niat membunuh.

  Axera berusaha bangkit berdiri dan mematung di tempat ketika melihat para murid kalangan atas sedang menatap dirinya dengan tatapan marah bercampur jijik. Sekarang dia mengerti mengapa murid kalangan bawah tadi tak ingin menyeret dia ke sini, ternyata 'mereka' yang sedang menggunakannya. The Nines. Sembilan murid yang menjadi kebanggaan akademi tahun ini, yang nantinya akan berpartisipasi di turnamen antar kerajaan. Murid dengan kekuatan melebihi murid lainnya atau sering dikatakan sebagai 'The Gifted'.

Terpopuler

Comments

Agus

Agus

bocah yg malang

2024-06-09

0

Willy

Willy

Lanjut thor 👍🏻😁

2021-04-11

1

anggita

anggita

Mapir baca.,🙏

2021-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82 (END OF ARC 1)
83 Episode 83 (OL'MACHINA ARC)
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82 (END OF ARC 1)
83
Episode 83 (OL'MACHINA ARC)
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!