Beberapa hari sebelumnya. Seorang gadis tengah berlari dari kejaran dua orang pria bertubuh tegap, dia bersembunyi di balik mobil berwarna silver milik seseorang.
"Itu dia..!" teriak salah satu pria itu. Mereka kembali mengejar gadis itu, gadis itu terlihat panik dan blush...Ia masuk ke dalam mobil yang baru saja di hidupkan oleh pemiliknya.
"Hey, nona kau siapa?" tanya pria pemilik mobil itu tampak bingung.
"Sudah ayo jalan dulu nanti aku jelaskan," gadis itu nampak menyembunyikan wajah di balik tas selempang yang sengaja di angkat untuk menutupi wajahnya.
"Hey, katakan dulu siapa dirimu? atau kau orang jahat ya?" pria itu melebarkan matanya menatap waspada.
"Aku bukan orang jahat tuan, aku mohon tolong aku! mereka mengejar ku. Mereka lah yang jahat aku korbannya di sini." Kirana mencoba menarik simpati dari pria ini.
"Aku tidak percaya padamu!" pria itu menyipitkan matanya menatap Kirana dengan curiga.
"Tuan aku mohon! aku akan mengatakan segalanya padamu. Tapi, bawa aku pergi dari sini sekarang sebelum mereka melihat ku," Kirana mengatupkan kedua tangannya di hadapan pria itu.
"Baiklah!" pria itu menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu. Terlihat, kedua orang itu tengah kebingungan mencari-cari gadis yang mereka incar sedari tadi. Kirana menunduk di bawah dasboard mobil agar kedua pria Debt colector itu tidak melihat dirinya. Setelah di rasa cukup aman dia kembali mengangkat kepalanya dan duduk dengan tegak.
"Syukurlah! mereka sudah tidak terlihat lagi," Kirana mengelus dada, seketika perasaannya menjadi lega. "tuan terimakasih banyak, telah menolong saya!"
"Hem, ceritakan siapa mereka?"
"Hehe..tuan! boleh saya minta tolong satu kali lagi?" Kirana berucap dengan tidak tahu malunya. Masa bodo pikirnya, yang penting perutnya yang terasa perih akibat sejak pagi belum terisi makanan akan segera terisi lewat pria ini, meskipun memang dia sadar dia ini tidak tahu malu karena bertindak seberani ini pada orang yang bahkan tidak di kenalnya. Tapi, badan sudah kepalang basah mending nyebur sekalian pikirnya.
"Minta tolong apa lagi?" pria itu balik bertanya.
"Tuan, saya belum makan sejak pagi, boleh tidak pinjami saya uang," Kirana membuang semua rasa malu di wajahnya.
"Apa?!" pria itu terlihat terkejut.
"Saya janji, secepatnya saya akan mengganti nya tuan," Kirana mengangkat kedua jarinya membentuk hurup V.
"Kau tidak tahu malu sekali ya! sudah aku tolong sekarang kau mau memeras ku. Aku bukan orang bodoh yang bisa kau tipu," pria itu tersenyum sinis.
"Terserah, apa yang Anda pikirkan tentang saya tuan. Hiks..saya hanya seorang gadis malang tuan, saya sudah di pecat dari pekerjaan, yang selama ini menjadi tumpuan hidup saya di kota ini dan sekarang Debt colector itu juga mengejar-ngejar saya. Hiks..saya tahu saya salah karena meminjam uang dari Rentenir. Tapi, apa daya saya tuan, saya seorang gadis kampung yang merantau di kota besar ini, saya sendirian tidak punya keluarga di sini, tuntutan hidup di kota sebesar ini sungguh membuat saya lelah tapi, saya tidak mahu mengecewakan harapan kedua orangtua saya, mereka telah mengeluarkan banyak uang untuk menyekolahkan saya sampai ke bangku kuliah." Kirana terisak menyembunyikan wajah di balik telapak tangannya. Entah mengapa Kirana menceritakan masalah pribadinya pada pria ini, tapi, dari pada dia di tuding wanita jahat lebih baik dia mengatakan segalanya pada pria ini.
"Sekali lagi, terimakasih tuan, turunkan saja saya di perempatan jalan di depan sana," Kirana menunjuk jalan di depannya.
Pria itu tak menggubrisnya dia tetap melajukan mobilnya melewati perempatan jalan yang di tunjuk Kirana, "Tuan kenapa anda tidak menurunkan saya di sana?" Kirana merasa heran dengan yang di lakukan pria di sampingnya ini.
'Apa dia Pria jahat?' batin Kirana dia mulai waspada.
Tiba-tiba mobil berhenti. "Hey, tuan kenapa kau berhenti?" Kirana mulai panik sendiri.
"Kau ini berisik sekali, bukannya tadi kau yang meminta ku berhenti dan menurunkan mu. Tapi, sekarang kau malah memelototi ku," pria itu mulai kesal.
"Hehe...maaf tuan!"
"Sudah ayo turun," ajaknya, lantas turun lebih dulu.
Kirana turun dari mobil seraya mengedarkan pandangan ke setiap penjuru tempat itu, "Kita dimana tuan? kau tidak akan berbuat macam-macam pada ku kan tuan?" tatapan mata Kirana penuh selidik, tangannya repleks menutupi bagian dadanya.
"Hey gadis mesum. Kau pikir aku laki-laki macam apa. Menatap mu pun aku tidak berselera bagaimana aku akan bertindak macam-macam padamu, dasar gadis bodoh," seketika hati kirana merasa lega dengan perkataan pria itu. Kirana berjalan mengekor di belakang pria itu.
'Wah, jadi ini yang namanya Restoran,' gumam kirana dalam hati, dia baru menyadari tempat yang kini ia datangi.
Kirana ikut duduk di hadapan pria itu, setelah mereka masuk ke dalam Restoran tersebut.
"Wah baru kali ini aku masuk ke dalam Restouran, ternyata sangat berbeda ya dengan warteg yang sering aku datangi," gumam Kirana pelan. Kirana celingak-celinguk menatap kesana kemari tersenyum pada setiap orang yang menatapnya.
"Hey, kau baru pertama kali datang ke Restoran ya?"
"Ko tahu sih!" Kirana antusias.
"Ya lah, kelihatan norak nya," cibir pria itu.
"Eh tuan, kenapa Anda membawa saya ke Restoran padahal cukup bawa saya ke warteg pinggir jalan saja, saya sudah sangat berterima kasih tuan," mata Kirana berbinar ketika melihat gambar makanan yang tertera di buku menu. Tanpa menghiraukan tatapan mengejek dari sang Pria tersebut.
"Tuan, makanan di sini kelihatannya enak-enak ya," Kirana berucap setengah berbisik.
"Hem..!"
"Tuan, saya bingung harus pilih yang mana, nama makanannya juga aneh-aneh, tuan saja yang pilihkan ya," Kirana meletakan buku menu yang di pegangnya memilih menyerahkan pada yang lebih ahli. Pria itu sudah menentukan makanan yang di pilihnya dan menunjukan pada sang pelayan wanita yang sedari tadi sabar menunggunya.
"Mbak, disini ada lowongan pekerjaan gak?" tanya Kirana pada pelayan yang nampak terkejut dengan pertanyaan yang di lontarkannya.
"Emh, maaf nona di sini sedang tidak ada lowongan!" pelayan itu menunduk hormat dan berlalu pergi.
"Malu-malu-in banget sih," gumam pria itu.
"Tuan, nama tuan siapa?" Kirana beralih kembali pada pria yang telah menolongnya.
"Anggara Wijaya, panggil saja aku Angga!" ucapnya.
"Wah, nama Anda bagus tuan, seperti nama konglomerat dan para pejabat, hehe!" Kirana cengengesan gak jelas. "Nama saya Kirana tuan, tuan bisa panggil saya Kiran," ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Gak nanya!" ucapnya pelan.
"Saya bisa dengar loh tuan, telinga saya ini masih tajam apa lagi sama gosip emak-emak tetangga depan kosan saya," Kirana tertawa terbahak-bahak merasa lucu dengan lawakannya sendiri, padahal muka Angga sudah memerah karena malu.
"Kenapa aku harus bertemu dengan manusia aneh semacam dia sih," Angga menutupi wajahnya karena malu dengan tatapan pengunjung lain.
"Hey, bisa diam tidak!" gertak Angga kesal.
"Tentu saja bisa tuan, saya ini anak yang patuh loh sama orangtua," Kirana terus cengengesan tak jelas.
"Ya kalau gitu kamu diem, malu di lihat orang," Angga berusaha mengisyaratkan dengan sudut matanya. Kirana yang mengerti langsung mengatupkan rahangnya diam tak bersuara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
NaNa
lanjutt
2021-12-09
0
anggita
Kirana~ Angga.,
2021-07-04
2
Abu Alfin
serut eeeh seru ceritanya
2021-06-25
1