Kebersamaan

Pagi-pagi buta sekitar jam 05.00 Meira sudah menggunakan pakaian rapih dengan kemeja berwarna biru dan celana jeans yang ia kenakan dan ia pun telah selesai menyiapkan sarapan sekitar jam 05.30 setelah itu ia kembali menaiki anak tangga menuju kamar Mecca untuk membangunkannya, sebelum ia ke kamar Mecca ia pergi ke kamarnya terlebih dahulu untuk memanggil Reihan kalau sarapan sudah ia siapkan di meja makan.

“Mas, sarapan sudah tersedia di meja tinggal turun saja ke bawah” saut Meira dengan suara lembut yang begitu khas. 

“Baik, terimakasih...” sembari ia merapihkan pakaian

“Mecca sayang bangun dong hari sudah pagi” ucap Meira sembari  mengelus kepala putri kecilnya itu.

“Aahh Mama, aku masih ngantuk loh” ucap ketus Mecca sembari mengucek kedua matanya

“Hari ini Mecca mau pergi sekolah kan? Atau mau mama bilang ke bu guru kalau Mecca masih sakit” bujuk Meira sebari memangku tubuh Mecca

“Engga Ma, aku mau pergi ke sekolah hari ini” Mecca mulai membuka matanya. “Sekarang kamu mandi ya Mecca” sebari ia menggendong Mecca.

“Aku mau mandi kalau dimandikan sama Mama” merengek khas anak kecil.

“Okelah tuan putri, mari kita mandi” Meira menggendong tubuh Mecca sambil berjalan menuju kamar mandi.

Tak disangka Reihan melihat moment seperti ini dipagi hari dan membuatnya sedikit tersenyum. Baginya Meira sangat begitu mudah membangunkan putri kecilnya itu, Reihan selaku ayahnya saja suka dibuat kewalahan setiap kali ini membangkan Mecca bahkan tak kala Reihan menyerah karena ulah putrinya. Untuk sekarang yang terpenting adalah kebahagian putrinya, melihat putrinya selalu tersenyum setiap ia bangun pagi. Mereka turun kebawah untuk sarapan bersama, sungguh pemandangan yang indah di pagi hari dengan kebersamaan seperti itu. Setelah selesai sarapan mereka bersiap-siap untuk mengantarkan Mecca ke sekolah kemudian mengantarkan Meira ke kampus setelah itu baru Reihan bergegas ke kantor yang tertelak di Jl. Darmo No 121 Surabaya. Namanya juga bos pemilik kantor, ya bisa dibilang ia bisa sedikit santai untuk pergi bekerja.

Meira merasa bingung sebaiknya ia duduk di belakang mobil atau di depan “Kalau gitu aku duduk dibelakang sajalah” ucap Meira dalam hati.

Tapi sebelum ia membuka pintu mobil belakang suara Reihan bergemuruh “Siapa yang menyuruh kamu duduk dibelakang, emang aku ini sopir apa” mendengar sautan tersebut ia tidak jadi duduk di belakang mobil.

Seperti biasa Mecca engga lepas dari Meira sehingga ia duduk dalam pangkuan Meira, selama perjalan menuju sekolah Mecca ia tak pernah berhenti mengoceh bercerita tentang sekolahnya.

“Mama tau ga temen aku yang bernama Delon punya adek loh 2, lucu bgt. Mecca mau dong punya adek” perbincangan ini membuat Meira dan Reihan terkejut, bahkan nampak jelas rona merah di pipi Meira.

“Mama Papa janji ya Mecca ingin punya adek” tegas permintaan Mecca.

“Iya Papa janji, adek-adek untuk kamu agar bisa diajak main” memberikan jawaban seperti ini agar Mecca tidak terus merengek.

Seketika Meira berpikir, enak sekali ia menjawab seperi itu kepada Mecca apa tidak salah. Bahakan kalau dipikirkan hubungan suami-istri mereka terbilak buruk bagi mereka yang baru menikah “Dasar pria!! Kalau berjanji tak pernah berpikir terlebih dahulu, entah dimana otak ia disimpan” ketus Meira dalam hati dengan raut wajah yang campur aduk antara jengkel, malu dan kesal sembari memalingkan wajahnya dari Reihan.

“Pa, Mama kenapa kok diam saja” akibat diacuhkan Meira, ia bertanya pada papanya.

“Mungkin Mama lagi marah” jawab Reihan sebari sedikit tersenyum karen melihat wajah Meira yang memerah

“Mama marah sama Mecca ya? Maafin aku ya kalau nakal” padahal Meira kesal atas ulah papanya

“Mama tidak marah kok, hanya sedang berpikir sore ini akan masak apa untuk kalian” untung saja otak ia masih berjalan dengan baik hingga bisa mengalihkan pembicaraan ini.

“Horee, aku ingi makan sayur sop dengan goreng ayam saja” Mecca memang senang dengan makan ala rumahan tak heran jika ia meminta hal tersebut.

Perbincangan mereka pun berakhir tak kala telah sampai ke sekolah Mecca, Mecca berpamintan sambil mencium muka mamanya sehingga menimbulkan rasa cemburu dibenak Reihan

“Mama aja nih yang kamu cium, papa engga?” mendengar pernyataan ayahnya ia pun mencium Reihan

“Dah Mama Papa, aku sekolah dulu ya” Mecca berpamitan sambil melambaikan tangannya

Perjalan berlanjut menuju kampus Meira, seperti biasa kondisi setelah tidak ada Mecca mereka kembali canggung sehingga sama sekali tak bersua diantara mereka.

Sampailah di parkiran kampus, Reihan berinisiatif untuk menanyakan kapan Meira pulang “Kamu pulang jam berapa?”

“Tak bisa ditentukan jam berapa aku pulang, mungkin Mas Rei bisa telopan saja setelah aku menyelesaikan kegiatan hari ini. Kalau begitu aku pergi dulu Mas, Assalamualikum ” menjawab pertanyaa sambil bersiap-siap untuk keluar dari mobil dan mulai bersalaman untuk pamit “Baiklah, Waalaikumsalam”.

Terpopuler

Comments

Kayla Putri

Kayla Putri

kapan Bucin'y... kok pda jutek"an mulu sie..

2021-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!