Keresahan hati

" Halo...Iya kenapa bu?" Rania menjawab telepon dari ibunya

" Rania, kamu pulang lebih awal yah hari ini! " perintah ibunya.

" Tapi ada apa bu? Aku masih ada sedikit kerjaan, kemungkinan pulang agak malam. " jawab Rania tegas.

" Nanti malam Zein beserta keluarganya akan datang ke rumah." timpal ibu Rania.

Aku yakin ini bukan pertemuan biasa. Gumam Rania.

" Apa ini tentang perjodohan bu? " tanya Rania penasaran.

" Ibu tidak tahu pasti Ran, tapi bukankah lebih cepat lebih baik! " dengan yakin ibunya menjawab.

Ahhh sudahlah, pada akhirnya cepat atau lambat ini memang akan terjadi. Batin Rania.

" Baiklah bu, aku akan pulang lebih awal. " tegas Rania.

" Kamu hati-hati ya pulangnya! " ibu Rania mengakhiri pembicaraannya dengan Rania di telepon dengan memberikan sedikit perhatian di akhir.

Rania bergegas merapikan beberapa buku dan alat tulisnya di tempat semula. Merapikan segalanya dengan sangat sempurna. Lalu beranjak bangun dari duduknya, melangkahkan kakinya berjalan tanpa semangat sedikitpun.

" Mel, hari ini saya mau pulang lebih awal. Ada beberapa pekerjaan yang belum selesai dan harus dipantau. Saya titipkan padamu ya! " perintah Rania pada Melly, asisten pribadinya.

" Baik bu. " tegas melly.

Rania bergegas pergi keluar dari butik menuruni beberapa anak tangga menuju mobilnya yang diparkir tepat berada di depan butik miliknya.

" Pak ferdi, tolong Antar saya pulang sekarang! " perintah Rania pada ferdian yang saat itu sedang berbincang dengan beberapa sekuriti yang hanya berjarak 5 meter darinya.

" Baik non. " sahut ferdian sambil berjalan dan membuka pintu mobil yang berada tidak jauh darinya.

Keduanya bergegas masuk ke dalam mobil dan melaju dengan kecepatan normal.

Sepanjang jalan, Rania hanya melamun, tatapannya kosong tiada makna. Mata indahnya hanya menampakkan kecemasan. Sesekali ia memejamkan matanya lalu membukanya kembali menikmati Senja yang kala itu memesona dengan keindahannya.

Sementara itu, sesekali Ferdian melirik kaca spion yang berada di depannya. Terlihat jelas ada kecemasan dan keraguan di wajah Rania yang selalu tampak riang sebelumnya.

Tiiiiinn...

Ferdian membunyikan klakson tepat berada di depan gerbang, pertanda meminta sekuriti untuk segera membukanya.

Dengan cekatan sekuriti membuka pintu gerbang.

Ahhh... Sudah sampai rupanya. Batin Rania.

Rania membuka pintu mobilnya melangkahkan kakinya menaiki beberapa anak tangga menuju pintu depan rumahnya.

Sementara itu ibunya yang sudah menyambutnya mempersiapkan segalanya dengan sempurna. Mulai dari menaruh bunga segar di beberapa sudut ruangan, dan hidangan yang sudah tertata rapih di atas meja makan berukuran cukup besar.

Tak,,tak,,tak,, Suara langkah kaki Rania yang menggunakan heels mungil setinggi 5 cm.

Apa-apaan ini? Aku merasa ini terlalu berlebihan. Batin Rania.

" Akhirnya, anak ibu yang cantik ini sudah pulang. " celoteh ibunya dengan raut wajah sumringah.

" Iya bu, bukankah ibu yang memintaku untuk segera pulang? " jawab Rania ketus.

" Ah iya " timpal ibunya dengan senyum meledek.

" Bersiaplah, Ibu sudah menyiapkan beberapa gaun di kamarmu untuk kamu pakai nanti malam! " Perintah lembut ibunya.

" Bu, kau tak perlu melakukan itu! Aku punya gaun lama yang masih bisa ku pakai. Lagi pula, Apa ini tidak terlalu berlebihan? " Jawab Rania kesal.

" Rania, ini adalah kali pertama kalian bertemu. Buatlah kesan menarik! " Timpal ibunya sembari memegang tangan Rania dengan raut wajah penuh harap.

" Ahh,, Ya sudah, ibu atur saja. Aku mau istirahat sebentar. " timpal Rania yang kemudian bergegas menaiki anak tangga menuju pintu kamarnya.

Braaaaak,, Rania melempar tasnya lalu menjatuhkan tubuhnya yang lelah setelah seharian beraktifitas.

Pyuuuuh,, Sembari menghela nafasnya yang tersengal karena memikirkan acara nanti malam."

Matanya tertuju pada suatu gaun berwarna hitam, yang berada tepat di depan matanya, menggantung di depan lemari kaca. Di antara tiga gaun berwarna merah maroon, lime dan hitam. Rania hanya menatap ke arah gaun berwarna hitam.

Gaun hitam itu cantik sekali, tapi tidak untuk acara malam ini. Andai kau ada di sini? Rania membatin.

Tok,, tok,, tok,, Seketika suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Rania.

" Masuk saja! " Teriak Rania dari dalam kamar, masih dengan posisi rebahan.

Kreooot,, jeblak. Pintu terbuka, terdengar suara langkah kaki yang tak asing. Yah, itu suara langkah kaki ibunya yang ingin memastikan apakah anaknya sudan bersiap.

" Rania, kau akan memakai gaun yang mana? " Tanya ibunya.

" Aku pilih warna hitam bu " Jawab Rania singkat.

karena menurutku hitam yang paling cocok. Gerutu Rania dalam hati sembari membayangkan sedang menghadiri pemakaman.

Waktu sudah semakin mendekati pukul 8 malam, Ia pun segera beranjak dari tidurnya dan mulai berdandan.

Di depan kaca, ia memandangi dirinya yang terlihat berbeda dan menawan dengan balutan gaun berwarna hitam panjang, lehernya terlihat jenjang, bagian tangan kiri dan kanannya hanya menyisakan sedikit renda di tambah aksen permata, menambah keanggunannya.

Tangannya meraih anting mungil dan mulai memakaikannya di kedua telinganya. Belum sempat ia menyematkan anting, Tiba-tiba terdengar suara ketukan dibalik pintu kamarnya.

Tok,,tok,,tok,,

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Untari Doank

Untari Doank

pyuh...pyuh 😂😂😂

2020-04-25

0

YuliaBilqis

YuliaBilqis

mulai penasaran ☺

2020-04-04

0

Mamah Sumiyati

Mamah Sumiyati

lanjutkan Thor 😁😁😁

2020-03-02

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Membahas perjodohan
3 Keresahan hati
4 Pertemuan dua keluarga
5 Menentukan hari pernikahan
6 Menjelang hari pernikahan
7 Akhir dari perang batin
8 Hari pernikahan
9 Rumah baru
10 Sekamar berdua
11 Sarapan pagi bersama
12 Membujuk Rania
13 Kebiasaan Zein
14 Terjatuh
15 Di tinggal Zein
16 Hampir saja
17 Ingatan lalu
18 Marah
19 Semangkuk bubur cinta
20 Obrolan sebelum tidur
21 Suara di balik panggilan
22 Menyentuh secara paksa
23 Menyentuh secara paksa part 2
24 Terjebak di pantai
25 Terjebak di pantai part 2
26 Menikmati udara pantai
27 Siapa wanita itu?
28 Sepucuk surat dari Yina
29 Cemburu.
30 Mengancam
31 Tidur terpisah
32 Maafkan jika aku memaksa.
33 Maafkan jika aku memaksamu part 2
34 Kedatangan ibu mertua.
35 Malam pertama yang.....?
36 Foto di dalam bingkai
37 Aku mencintaimu
38 Surat ancaman.
39 Tertangkap.
40 Menggigit bibir sampai berdarah.
41 Tertembak.
42 Ruang Operasi.
43 Kesepakatan.
44 Meyakinkan hati Zein.
45 Darah yang mengalir di tubuh Rania.
46 Obrolan malam di Rumah Sakit.
47 Perkara masuk toilet.
48 Kecemasan Rania.
49 Rasa takut yang berlebihan.
50 Minggu pagi di rumah sakit.
51 2 Hati yang saling mencinta.
52 Membuat sarapan pagi.
53 Perebutan lahan.
54 Merindukanmu.
55 Hati yang kasmaran.
56 Kedatangan Evelin.
57 Panik
58 Bermalam di Resort
59 Serangan pertama
60 Tersesat
61 Salah paham
62 Menyelidiki
63 Menyelidiki part 2
64 Menyelidiki part 3
65 Kembali ke rumah
66 Mandi bersama
67 Sarapan pagi penuh cinta
68 Mendatangi rumah Rey
69 Saling baku hantam
70 Sama-sama cemburu
71 Kedatangan David
72 Sama-sama terluka
73 Mencurigai Yina
74 Mulai terbongkar
75 Berhasil menemukan pelakunya
76 Ronald Vs David
77 Pulang
78 Obrolan di sela-sela menunggu
79 Berakhir di penjara
80 Bertemu Tania
81 Terpesona
82 Kejujuran Zein
83 Pergi ke kantor polisi
84 Berlibur
85 Sampai di hotel
86 Tersesat lagi
87 Bertemu Rey
88 Foto pernikahan ulang
89 Berkunjung ke rumah ibu
90 Aku mencintaimu
91 Pesta perpisahan Tania
92 Dua garis
93 Pergi ke rumah sakit
94 Ngidam
95 Perubahan sikap Rania
96 Semur daging
97 Buah belimbing
98 Terjebak di tengah jalan
99 Terjebak di tengah jalan part 2
100 Ronald Vs David
101 Tiket nonton
102 Pergi nonton
103 Pergi nonton part 2
104 Kedatangan Ibu
105 Ngidam yang berlebihan
106 Mencari penjual es dawet
107 Mencari es dawet & papeda
108 Papeda part 2
109 Memberi pengertian pada Rania
110 Gejolak cinta di pagi hari
111 Teringat pada masa lalu
112 Perbincangan bersama Tania
113 Memagar tangga
114 Kepulangan Zein
115 Berkunjung ke rumah mertua
116 Rencana liburan
117 Kisah lalu Bibi Ros
118 Berlibur
119 Perjalanan
120 Ciuman pertama Ronald
121 Situasi yang tak terduga
122 Kepergok lagi di dapur
123 Ungkapan terima kasih dari Evelin
124 Perasaan Ronald yang sesungguhnya
125 Memendam rasa
126 Menggendong secara paksa
127 Kembali ke Jakarta
128 Kegiatan harian
129 Kemesraan Rania dan Zein
130 Kembali pergi ke butik
131 Makan siang bersama
132 6 bulan kemudian
133 Keresahan hati Ronald
134 Pertemuan tak di sangka
135 Ungkapan hati Ronald
136 My Hero
137 Panggilan dari Melly
138 Berpapasan dengan Evelin di kampus
139 Kencan pertama Tania & Ronald
140 Kerempongan Tania
141 The End
142 Pengumuman
143 Pengumuman
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Membahas perjodohan
3
Keresahan hati
4
Pertemuan dua keluarga
5
Menentukan hari pernikahan
6
Menjelang hari pernikahan
7
Akhir dari perang batin
8
Hari pernikahan
9
Rumah baru
10
Sekamar berdua
11
Sarapan pagi bersama
12
Membujuk Rania
13
Kebiasaan Zein
14
Terjatuh
15
Di tinggal Zein
16
Hampir saja
17
Ingatan lalu
18
Marah
19
Semangkuk bubur cinta
20
Obrolan sebelum tidur
21
Suara di balik panggilan
22
Menyentuh secara paksa
23
Menyentuh secara paksa part 2
24
Terjebak di pantai
25
Terjebak di pantai part 2
26
Menikmati udara pantai
27
Siapa wanita itu?
28
Sepucuk surat dari Yina
29
Cemburu.
30
Mengancam
31
Tidur terpisah
32
Maafkan jika aku memaksa.
33
Maafkan jika aku memaksamu part 2
34
Kedatangan ibu mertua.
35
Malam pertama yang.....?
36
Foto di dalam bingkai
37
Aku mencintaimu
38
Surat ancaman.
39
Tertangkap.
40
Menggigit bibir sampai berdarah.
41
Tertembak.
42
Ruang Operasi.
43
Kesepakatan.
44
Meyakinkan hati Zein.
45
Darah yang mengalir di tubuh Rania.
46
Obrolan malam di Rumah Sakit.
47
Perkara masuk toilet.
48
Kecemasan Rania.
49
Rasa takut yang berlebihan.
50
Minggu pagi di rumah sakit.
51
2 Hati yang saling mencinta.
52
Membuat sarapan pagi.
53
Perebutan lahan.
54
Merindukanmu.
55
Hati yang kasmaran.
56
Kedatangan Evelin.
57
Panik
58
Bermalam di Resort
59
Serangan pertama
60
Tersesat
61
Salah paham
62
Menyelidiki
63
Menyelidiki part 2
64
Menyelidiki part 3
65
Kembali ke rumah
66
Mandi bersama
67
Sarapan pagi penuh cinta
68
Mendatangi rumah Rey
69
Saling baku hantam
70
Sama-sama cemburu
71
Kedatangan David
72
Sama-sama terluka
73
Mencurigai Yina
74
Mulai terbongkar
75
Berhasil menemukan pelakunya
76
Ronald Vs David
77
Pulang
78
Obrolan di sela-sela menunggu
79
Berakhir di penjara
80
Bertemu Tania
81
Terpesona
82
Kejujuran Zein
83
Pergi ke kantor polisi
84
Berlibur
85
Sampai di hotel
86
Tersesat lagi
87
Bertemu Rey
88
Foto pernikahan ulang
89
Berkunjung ke rumah ibu
90
Aku mencintaimu
91
Pesta perpisahan Tania
92
Dua garis
93
Pergi ke rumah sakit
94
Ngidam
95
Perubahan sikap Rania
96
Semur daging
97
Buah belimbing
98
Terjebak di tengah jalan
99
Terjebak di tengah jalan part 2
100
Ronald Vs David
101
Tiket nonton
102
Pergi nonton
103
Pergi nonton part 2
104
Kedatangan Ibu
105
Ngidam yang berlebihan
106
Mencari penjual es dawet
107
Mencari es dawet & papeda
108
Papeda part 2
109
Memberi pengertian pada Rania
110
Gejolak cinta di pagi hari
111
Teringat pada masa lalu
112
Perbincangan bersama Tania
113
Memagar tangga
114
Kepulangan Zein
115
Berkunjung ke rumah mertua
116
Rencana liburan
117
Kisah lalu Bibi Ros
118
Berlibur
119
Perjalanan
120
Ciuman pertama Ronald
121
Situasi yang tak terduga
122
Kepergok lagi di dapur
123
Ungkapan terima kasih dari Evelin
124
Perasaan Ronald yang sesungguhnya
125
Memendam rasa
126
Menggendong secara paksa
127
Kembali ke Jakarta
128
Kegiatan harian
129
Kemesraan Rania dan Zein
130
Kembali pergi ke butik
131
Makan siang bersama
132
6 bulan kemudian
133
Keresahan hati Ronald
134
Pertemuan tak di sangka
135
Ungkapan hati Ronald
136
My Hero
137
Panggilan dari Melly
138
Berpapasan dengan Evelin di kampus
139
Kencan pertama Tania & Ronald
140
Kerempongan Tania
141
The End
142
Pengumuman
143
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!