Radit dan Cecilia memutuskan untuk berbincang di cafe AJ Foods yang berada di lantai satu. Cecilia masih tidak percaya kalau Radit ada didepannya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Cecil penasaran.
"Aku bekerja disini, Cil." Radit menunjukkan name tag nya pada Cecil.
Cecilia kaget. "Hah? Jadi kau adalah karyawan paruh waktu? Kenapa tidak melamar sebagai karyawan kontrak saja?"
"Tidak apa, Cil. Aku sudah terbiasa bergonta-ganti pekerjaan." Radit menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kau masih tinggal di apartemen?"
Radit meminum kopinya. "Iya begitulah. Kau tahu kan aku tak pulang kerumah sejak delapan tahun lalu. Aku merasa lebih bebas dengan hidup begini."
"Kau masih belum berbaikan dengan Papamu? Dia pasti kesepian karena kau tidak tinggal di rumah."
"Mana mungkin dia kesepian, Cil. Papa itu hanya peduli dengan perusahaannya. Dia tidak akan merasa hampa hanya karena ditinggal olehku."
Cecilia menghela nafas.
"Aku harap hubunganmu bisa segera membaik dengan Papamu. Bagaimanapun, kau adalah putra satu-satunya."
"Yah, semoga saja." Radit kembali menyeruput kopinya sambil tersenyum getir.
...💟...
Meski Radit hanya pekerja paruh waktu, namun dia tetap datang ke kantor lebih pagi dari karyawan lainnya. Ia sangat suka duduk santai di cafe sambil meminum cafe dan melihat lalu lalang para karyawan yang baru datang.
Tiba-tiba matanya tertuju pada sosok yang baru memasuki gedung AJ Foods.
"Nadine!!" Teriak Radit sambil melambaikan tangan ke arah Nadine.
Si pemilik nama terkejut ada yang memanggil namanya. Dengan mendengus sebal, Nadine menghampiri Radit.
"Hai Nad! Apa kabar? Lama tak berjumpa. Mari duduk disini! Kita sarapan bersama!" Sapa Radit dengan ramah.
"Apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan disini?"
"Tenang, Nad! Jangan marah! Aku sekarang bekerja disini!" Radit menunjukkan name tag nya pada Nadine.
"What?! Tidak mungkin! Kemarin Cecilia, sekarang kau!! Besok siapa lagi yang akan mengganggu hidupku?"
"Kita bukan lagi anak SMA, Nad. Jadi sebaiknya kau tidak perlu mengungkit masa lalu."
"Apa katamu? Aku tidak pernah mengerti kenapa kau selalu membela Cecilia. Padahal dia hanya berpura-pura mencintaimu."
"Berhenti menjelek-jelekkan Cecilia! Dia tidak pernah bersalah padamu. Ricky lah yang bersalah karena mempermainkan perasaanmu."
"Ah, sudahlah. Percuma saja bicara dengan orang yang tidak bisa move on dari masa lalu."
"Apa maksudmu?" Radit mengerutkan dahi.
"Kau melamar kerja disini pasti karena Cecilia bukan? Kau masih menyukainya, makanya kau rela jadi budak cinta dengan mengikutinya kesini."
"Apa tidak salah? Bukannya kau yang jadi budak cinta? Kau datang kesini karena Rangga, bukan? Lalu, apa bedanya aku denganmu? Kita sama-sama jadi budak cinta yang tak pernah mendapat balasan dari apa yang kita cintai. Benar begitu, kan? Nadine Hadinata?"
Nadine tak bisa menahan amarahnya. Tangannya mengepal kuat seakan ingin menampar wajah Radit yang sudah membuka rahasianya.
Radit merasa menang setelah mengatakan semua fakta tentang Nadine. Ia tersenyum penuh kemenangan di depan Nadine.
...💟...
Rangga memanggil karyawan yang bernama Rani untuk menanyakan laporan keuangan dan administrasi AJ Foods selama beberapa bulan kebelakang.
Namun apa yang Rani berikan tidak sesuai dengan harapan Rangga, lalu Rangga memarahi Rani. Sampai akhirnya Cecilia pun ikut terlibat, karena Rani adalah bawahan Cecil.
"Kau adalah atasannya, bukan? Apa kau tidak tahu cara membuat laporan dengan benar? Cepat buat ulang semua laporan yang tak layak itu!"
"Maaf Pak Rangga, tapi saya rasa laporan yang Rani buat sudah sesuai dengan ketentuan di perusahaan ini Pak. Dan ini sudah berlangsung selama beberapa tahun." Cecilia membela diri.
"Saya tidak mau tahu! Cepat buat ulang dari satu tahun yang lalu!"
"Apa Pak? Satu tahun yang lalu? Bagaimana kalau tiga bulan yang lalu saja, Pak?" Cecil mencoba menawar.
"Saya mau tahu perkembangan perusahaan ini selama satu tahun kebelakang. Paham kamu?!!"
"Tapi, Pak?"
"Jangan membantah! Saya dan Papa memiliki kualifikasi yang berbeda dalam pekerjaan. Jika kau tidak suka dengan cara saya, silahkan kau keluar dari perusahaan ini!"
Cecilia dan Rani hanya bisa terdiam.
"Baik, Pak. Akan saya laksanakan." Jawab Cecilia lirih. Lalu mereka berduapun meninggalkan ruangan Rangga.
Danny yang melihat kejadian itu, rasanya tidak tega melihat Cecilia dan Rani mendapatkan murka dari Rangga. Lalu Danny pun memberanikan diri untuk menegur Rangga.
"Aku rasa Kak Rangga sudah keterlaluan. Kenapa harus marah-marah begitu sih? Kasihan kan Bu Cecil. Hanya masalah laporan Kakak sampai marah besar begitu. Ini tidak adil, Kak!"
"Kenapa kau membela mereka?Seharusnya ka0u membelaku!"
"Kak Rangga bukan lagi hidup di Amerika, tapi di Indonesia. Jika Kakak tidak bisa merubah sikap angkuh Kakak. Kakak tidak akan mendapat simpati dari para karyawan Kakak disini." Kemudian Danny pamit keluar dari ruangan Rangga.
Rangga terdiam memikirkan apa yang dikatakan Danny barusan. Ada perang yang terjadi dalam batinnya.
Apa aku harus mulai merubah sikapku? Tanya Rangga dengan mengepalkan tangannya.
...💟...
Beberapa hari kemudian,
Cecilia mendapat kabar dari Hana jika Rani mengundurkan diri dari AJ Foods. Hana bilang kalau keluarga Rani memintanya untuk keluar dari pekerjaannya. Rani jatuh sakit saat membuat laporan yang Rangga minta.
Cecilia menarik napas panjang, dan mulai berpikir apa yang harus dia lakukan. Mendapatkan karyawan pengganti tidaklah mudah. Apalagi kualifikasi yang diminta Rangga terlalu tinggi.
Dengan sedikit keberaniannya, Cecilia mencoba menemui Rangga.
"Maafkan saya Pak. Laporan yang Bapak minta masih belum selesai. Tolong kasih saya waktu sedikit lagi." Cecilia memohon.
Rangga memandang Cecil dengan tatapan tajamnya. Namun dia tidak mengatakan satu patah katapun.
"Saya janji saya akan menyelesaikannya dengan sangat baik dan tepat waktu. Saya bisa bekerja lembur. Tapi saya mohon, Bapak juga bimbing saya, supaya saya bisa membuat laporan sesuai dengan keinginan Bapak." Pinta Cecilia.
Cukup lama Rangga berpikir. Dan suasana pun menjadi hening. Bahkan Danny pun ikut terdiam dan memandangi Cecil dengan penuh iba.
"Baiklah, kalau itu memang maumu. Kau bisa mulai lembur malam ini." Jawab Rangga dengan tegas.
Mata Cecilia berbinar. "Terima kasih banyak Pak Rangga. Kalau begitu, saya permisi dulu. Saya janji saya akan mengerjakannya dengan baik. Sekali lagi terimakasih, Pak."
Cecilia meninggalkan ruangan Rangga dengan tersenyum bahagia. Kecemasannya selama ini akhirnya bisa sedikit reda. Dia akan memanfaatkan waktu dari Rangga dengan baik.
Malam itu Cecilia bekerja lembur bersama dengan Rangga di ruang meeting. Rangga menjelaskan satu persatu dengan detil, seperti apa laporan yang dia inginkan.
Rangga mencoba untuk berbaik hati mengajari Cecilia. Karena dia mengikuti anjuran Danny. Setiap ucapan Danny mengenai dirinya serasa terngiang di telinga Rangga.
Rangga ingin mengabaikan semua. Namun entah kenapa semua kalimat Danny terus muncul di kepalanya. Membuat Rangga menyerah, dan akhirnya mencoba untuk tak mengikuti egonya.
Tidak terasa waktu sudah hampir menunjukkan tengah malam. Rangga dan Cecil masih berkutat dengan laporan di depan mereka. Mata Cecilia terasa mulai berat. Dia mulai menguap.
Rangga menawarkan diri untuk membuatkan kopi. Cecilia mengangguk. Untuk pertama kalinya Rangga bersikap ramah pada Cecil. Ceciliapun tersenyum melihat sikap Rangga yang mulai berubah.
Saat Rangga kembali dari pantry dengan membawa dua cangkir kopi, dia melihat Cecilia sudah tertidur pulas di sebelah notebooknya dengan beralaskan lengan sebagai bantal.
Rangga mulai memandangi wajah Cecilia. Wajahnya terlihat sangat lelah. Sangat terlihat kalau dia memikul beban yang cukup berat.
"Apakah aku terlalu keras padanya??" Tanya Rangga dalam hati.
"Kalau dilihat-lihat, Cecilia ini manis juga." Rangga tersenyum kecil.
"Ya ampun!!! Apa yang kau lakukan Rangga? Kenapa kau jadi perhatian dengannya?"
Rangga segera menghapus pikiran tentang Cecil yang ada di otaknya. Meski begitu, ada rasa iba dalam diri Rangga. Lalu diapun berinisiatif mengambilkan selimut untuk Cecilia.
Rangga kembali menuju pantry dan mencari-cari selimut di lemari.
"Harusnya sih ada disekitar sini." Rangga bergumam sendiri.
Meski sikapnya didepan Cecil sangat keras, namun ia memiliki hati yang baik juga.
Setelah berhasil menemukan selimut, Rangga kembali ke ruang meeting. Saat sampai di depan ruang meeting, ia dikejutkan dengan sesosok pria yang tengah membawa tubuh Cecilia. Pria itu terlihat sangat marah pada Rangga.
"Jadi Anda akan membuat karyawan Anda menginap dikantor? Sementara di rumah dia punya keluarga yang sedang menunggunya pulang?" Ucap sang pria.
Yap, dia adalah Alvian, suami Cecilia yang datang menjemput Cecil karena sampai tengah malam dia belum juga pulang.
Rangga hanya terdiam. Dia memandang dengan seksama sosok Alvian.
"Anda pikir Anda bisa seenaknya saja mempekerjakan karyawan Anda sampai tengah malam begini karena Anda adalah seorang bos?" Alvian tidak bisa menahan emosinya.
"Dengar baik-baik Bapak Rangga yang terhormat. Kalau sampai kejadian seperti hari ini terulang lagi, saya tidak segan-segan melaporkan Anda ke pihak terkait. Anda sudah melewati batas kewajaran jam kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Pahami itu Pak Rangga!!" Dan Alvian pun pergi meninggalkan Rangga yang masih diam terpaku.
Dari atas gedung Rangga memandang Alvian yang membawa pergi Cecilia dengan mobilnya.
Security yang berjaga malam itu langsung menemui Rangga.
"Maaf Pak Rangga. Saya tidak tahu kalau suaminya Bu Cecil tiba-tiba datang. Harusnya tadi saya melapor dulu pada Bapak."
"Tidak apa-apa, Pak. Sudah sewajarnya seorang suami menjemput istrinya yang bekerja sampai larut malam. Oh ya, ngomong-ngomong, siapa nama suaminya Cecilia?"
"Namanya Pak Alvian Arifin, Pak. Dia seorang selebritis terkenal. Dan kini sedang mencalonkan diri sebagai anggota dewan."
Rangga tidak berkata apa-apa lagi. Hatinya mulai berkecamuk. Rangga tidak tahu apa yang dia rasakan.
Ada sedikit rasa yang tak biasa saat dia melihat Alvian membawa Cecilia pergi.
Dadanya terasa sesak. Ini adalah kali pertama ada orang yang berani memaharahinya. Dan pertama kalinya juga, dia memberi perhatian pada karyawan wanitanya.
...💟💟💟...
--------tobe continued------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments