Rangga Adi Putra, putra tunggal penerus kerajaan bisnis AJ Grup, akhirnya kembali ke Indonesia untuk menggantikan posisi ayahnya yang akan menetap di New York untuk membangun bisnis baru disana.
Rangga akan menduduki posisi sebagai direktur, tetap dibawah posisi ayahnya. Rangga adalah tipe pria berwajah dingin, tidak suka basa basi, dan pekerja keras.
Maklum saja, dari kecil hidupnya sudah disibukkan dengan belajar menjadi pebisnis, jadilah akhirnya dia tidak punya teman dekat, bahkan hampir tidak punya, kecuali Danny.
Danny sudah dianggap seperti adik bagi Rangga. Kehidupan Danny banyak dibantu oleh Rangga, mulai dari biaya sekolah dan biaya hidup. Makanya sekarang Danny mengabdikan dirinya untuk bekerja di AJ Foods, dan menjadi asisten Rangga di kantor.
Selama perjalanan menuju AJ Foods, suasana hening dan belum ada yang memulai pembicaraan.
"Danny, acara di kantor AJ Foods selesai jam berapa?" Rangga memulai perbincangan.
"Sampai pukul satu siang, Kak. Ini sudah pukul dua, kemungkinan acaranya sudah selesai" Danny melirik jam tangannya.
"Kalau acaranya sudah selesai, untuk apa Papa tetap memintaku datang kesana?"
"Yang aku tahu, Pak Presdir ingin memperkenalkan Kak Rangga dengan para manajer AJ Foods. Kebetulan yang dari luar kota juga hadir."
"Memangnya aku tidak tahu? Papa memintaku datang hanya untuk membangun citranya saja. Agar terlihat baik di mata orang-orang. Padahal kenyataannya, hubungan kami tidak sebaik itu."
"Kak Rangga jangan berpikir seperti itu. Pak Presdir tetaplah ayah Kak Rangga. Coba Kakak baca ini! Ini adalah rangkuman berita tentang acara hari ini. Sudah ada media online yang merilisnya." Danny menyerahkan tablet pintarnya pada Rangga.
Rangga melirik ke arah pengemudi mobil. "Kau punya supir baru, Dan?"
"Oh, maaf Kak. Aku belum cerita ke Kak Rangga. Ini Herman, anaknya Pak Udin dan Bu Siti. Dia sudah lulus sekolah, lalu dia ingin bekerja menggantikan bapaknya, yang sudah mulai menua." terang Danny.
"Maaf Mas Rangga, tadi saya lupa memperkenalkan diri. Saya Herman, Mas. Saya ingin bekerja bantu bapak, karena bapak sudah semakin tua. Jadi biar bapak mengurus rumah Mas Rangga saja bersama ibu." Jelas Herman dengan sopan.
"Oh, aku ingat. Kau adalah Herman yang dulu masih kecil itu. Tak kusangka kau sudah lulus sekolah. Ternyata aku sudah sangat lama tidak pulang."
Rangga kembali menatap tablet pintar yang tadi Danny berikan.
"Siapa wanita ini?" tanya Rangga sambil menunjuk satu foto.
"Yang mana Kak? Ini? Namanya Cecilia. Dia manajer operasional di AJ Foods. Sebelum Kak Rangga kembali, Bu Cecil adalah atasanku. Dia wanita yang hebat. Tiap tahun dia dapat penghargaan sebagai karyawan terbaik. Kakak pasti akan senang bekerja bersamanya. Dia---"
"Cukup!!! Berhenti membicarakan wanita itu! Aku belum lihat sendiri seperti apa caranya bekerja. Kita lihat saja apa dia benar seperti yang kau katakan."
Danny dan Herman menelan ludah. Rangga tidak suka bila ada orang yang membangga-banggakan orang lain selain dirinya. Menurutnya, dialah orang yang sempurna dalam pekerjaan ini.
...💟...
Gedung AJ Foods
Rangga menuju ke ruangan Presdir, dan disana sudah ada beberapa orang manajer yang menunggunya, termasuk Cecilia.
Pak Adi Jaya langsung memeluk Rangga, dan memperkenalkan Rangga kepada para manajer.
Wajah Rangga terlihat tidak senang dan terus mengernyitkan dahi. Danny selalu memberi kode pada Rangga agar tersenyum dihadapan para manajer.
Setelah berkenalan, para manajer dari Jogjakarta dan Bali, berpamitan pada Rangga karena harus mengejar penerbangan mereka. Tinggalah Cecilia, Pak Adi Jaya dan Rangga di ruang itu.
"Rangga, ini adalah Cecilia. Dia adalah manajer di bawahmu untuk mengurus semua keperluan operasional AJ Foods. Papa harap, kau bisa bekerja sama dengan Cecilia. Dia itu wanita pekerja keras. Cocok denganmu. Dia juga lulusan dari New York sepertimu. Mungkin kalian dulu pernah bertemu, tapi belum saling kenal. Semoga setelah ini, kerja sama kalian berdua bisa membuat AJ Foods lebih berkembang pesat dari sebelumnya."
"Terimakasih Pak, saya akan bekerja dengan lebih giat lagi." Jawab Cecilia.
"Kalau begitu, saya tinggal kalian berdua, siapa tahu ada yang mau didiskusikan." Pak Adi melirik jam tangannya.
"Pesawat Papa satu jam lagi, jadi Papa tinggal dulu ya, Rangga. Bekerjalah dengan baik. Papa percaya kau pasti bisa." Pak Adi menepuk bahu Rangga.
"Saya pamit dulu ya Cecil, tolong titip Rangga, kalau dia melakukan kesalahan, tegur saja, toh dia sama-sama karyawan saya juga disini."
"Baik, Pak. Semoga penerbangan Bapak menyenangkan. Sampai jumpa dilain kesempatan." Cecil membungkukkan badannya.
Pak Adi Jaya meninggalkan mereka berdua. Suasana canggung pun terjadi karena tak ada perbincangan dari kedua belah pihak.
Cecilia melirik ke arah Rangga. Rangga membalikkan tubuhnya dan duduk di sofa. Cecilia mengikutinya, dan duduk disamping Rangga.
Sekali lagi Cecilia melirik ke arah Rangga yang sibuk memainkan ponselnya.
"Berhenti menatap saya seperti itu! Nanti kau naksir lagi!"
"Hah?" Cecilia terkejut.
Naksir katamu? Mana mungkin aku suka pada lelaki yang tak punya ekspresi sepertimu. Meski ketampananmu melebihi suamiku sekalipun, aku tak sudi bersama dengan pria sedingin es macam dirimu!
"Kalau sudah tidak ada lagi yang mau kau bicarakan dengan saya, silahkan kau keluar!" Rangga menatap Cecil dengan sinis.
"Umm, sebenarnya sudah tidak ada lagi yang mau dibicarakan. Tapi, saya ingat kalau saya pernah bertemu dengan bapak."
"Kita?? Pernah bertemu? Kapan? Tidak heran semua wanita selalu berkata begitu saat bertemu dengan saya. Siapa yang tidak mau bertemu dengan pria tampan dan kaya seperti saya. Benar kan?"
"Maksud saya bukan itu. Tapi, kita memang pernah bertemu. Berdua."
Rangga makin bingung dengan penjelasan Cecil.
"Kapan itu tepatnya? Tanggal berapa, bulan apa, tahun berapa, jam berapa???"
"Sepuluh tahun yang lalu..!!" Cecilia menjawab sekenanya karena raut muka Rangga membuatnya mulai takut.
Rangga terdiam. Cukup lama. Sampai akhirnya.
"Bwahaaah hahahaha hahahah" Rangga tertawa dengan keras.
"Apa katamu? Sepuluh tahun lalu? Hahahaha" Dia terus tertawa.
"Kau pikir saya bodoh? Mana ada orang yang mengingat kejadian sampai sepuluh tahun yang lalu? Kejadian tadi pagi, atau satu, dua jam yang lalu saja, tidak semua orang bisa mengingatnya dengan baik, dan kau bilang, sepuluh tahun yang lalu? Kau sedang bermimpi? Jika kau adalah penggemar saya, katakan saja langsung. Tidak perlu bertele-tele sampai mengarang cerita sepuluh tahun lalu segala. Sebaiknya kau pulang sana! Saya juga akan pergi. Jangan lupa besok dilarang datang terlambat. Saya akan mengawasimu!"
Tanpa mendengar penjelasan lagi dari Cecil, Rangga melenggang pergi dan masih menyisakan tawanya.
Cecil memukul dadanya pelan.
"Astagfirullahaladzim!!! Istighfar Cecil!!! Tak ada gunanya meladeni lelaki macam itu. Dia memang masih menyebalkan seperti dulu. Sabar Cecil, sabar."
Cecil terus mengelus dadanya.
...💟...
New York, sepuluh tahun lalu.
Pagi itu cukup cerah karena di musim panas, matahari bersinar cukup terang. Cecilia terburu-buru karena ada kuliah pagi. Tugas-tugas kuliahpun belum semuanya selesai.
Alhasil dia harus berangkat ke kampus dengan membawa buku bertumpuk-tumpuk. Cukup berat, dan membuatnya jadi susah berjalan.
Cecil paling suka melintasi taman kampus dengan jalanan setapak yang di sekelilingnya dipenuhi bunga-bunga dan pepohonan. Membuatnya merasa nyaman meski harus menghadapi tugas-tugas perkuliahan yang padat.
Ditengah kerepotannya membawa buku, tiba-tiba
BRUUUUUKKK
Seseorang menabrak Cecil dari belakang. Seorang pria. Membuatnya jatuh tersungkur dan buku-bukunya terlempar.
Meski kesakitan, Cecilia mencoba bangun tanpa bantuan siapapun. Orang yang menabraknya pun sama sekali tidak membantunya dan tetap melangkah pergi.
Cecilia yang kesal, akhirnya memberanikan diri untuk memanggil orang itu.
"Hey!!! You should say sorry. Hey, you!!! " Teriak Cecil.
Pria itu mendengar suara Cecil namun pura-pura tak mendengar. Karena kesal Cecil pun akhirnya melemparkan bukunya ke arah orang itu. Dan benar saja, tepat mengenai punggungnya. Dan membuat orang itu membalikkan badannya lalu menghampiri Cecilia.
"What the hell are you doing miss??" di balik kacamata hitamnya, Cecilia tahu jika pria itu marah.
Gila! Ini cowok keren juga! Batin Cecil.
"You should say sorry!!" Cecil mengulangi kalimatnya.
"That's it?? You really waste my time" orang itu kembali akan pergi.
"Wait!!! You should say sorry. You can't just leave when you've crashed someone. It's not impolite."
Sekali lagi cowok itu menatap sinis dari balik kacamatanya, seakan dia tidak mau dan tidak rela di salahkan oleh Cecil.
"Sorry" Dengan nada datar pria itu hanya mengatakan satu kata lalu melenggang pergi.
"APAAAAAAA?!?! Dia hanya bilang 'sorry'? Arrggghhh!!! Amit-amit aku bertemu lagi dengannya."
Cecilia terus mengomel sambil memunguti bukunya yang masih berserakan.
Dan akhirnya Cecilia tahu, jika pria yang menabraknya bernama Rangga. Dan dia orang Indonesia juga. Dia mengajar kuliah umum tentang bisnis di kelas Cecil hari itu.
Dan ternyata dia adalah kakak kelas Cecil dari jurusan bisnis, yang sedang melanjutkan studi S2nya di New York. Dia ditunjuk untuk mengisi mata kuliah bisnis, karena riwayat keluarganya yang pebisnis.
Sudah bisa ditebak, semua anak-anak perempuan dikelas Cecil berteriak histeris saat tahu ada pria tampan yang mengajar kelas mereka.
Namun Cecil tidak terpengaruh, karena dia tahu, pria itu tak seperti penampilannya. Kelakuannya amat buruk dan menyebalkan.
Sejak saat itu, Cecilia tidak pernah lagi bertemu Rangga secara langsung. Dia hanya mendengar berita tentang Rangga dari teman-temannya yang jadi penggemar Rangga.
Hingga akhirnya sepuluh tahun berlalu, dan mereka bertemu kembali.
...💟💟💟...
^^^--------tobe continued----^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Mommy Gyo
3 like hadir thor mampir di karyaku cantik tapi berbahaya
2021-07-18
1
👑Meylani Putri Putti
ada apa antara cecil dan rangga selanjut nya mak,
2021-07-10
1
Mommy_Asya
Menarik thor 👍
2021-04-16
1