99 Cinta Untukmu
Masih pukul lima pagi saat aku mulai bersiap untuk pergi ke acara kantorku di hari minggu ini. Aku tahu Tasya, putriku akan sangat kecewa padaku. Karena disaat hari libur, aku tak bisa menemaninya.
Biasanya kami selalu menyempatkan waktu bersama untuk pergi ke taman bermain saat hari libur. Namun Tasya sekarang sudah menginjak usia tujuh tahun, dia pasti bisa mengerti kalau mamanya tidak bisa pergi bersamanya hari ini. Dan ini hanya terjadi setahun sekali.
Tasya juga ikut senang saat tahu aku berhasil mendapat medali emas selama dua tahun berturut-turut.
AJ Foods, tempatku bekerja, selalu menggelar acara penghargaan untuk para karyawan yang berprestasi di masing-masing bagian. Beberapa medali emas diberikan untuk karyawan yang berhasil memenuhi target yang ditentukan oleh perusahaan. Aku berharap tahun ini aku bisa meraih medali emas kembali.
Kulihat Mas Alvian, suamiku, masih terlelap di tempat tidur. Kami sudah menikah selama delapan tahun. Dan aku senang karena memiliki suami yang mendukung karirku.
Mas Alvian adalah seorang public figure atau biasa disebut artis, atau selebriti. Namun beberapa tahun ini, dia sedang vakum dari dunia entertainment dan lebih memilih dunia politik, sesuai dengan jenjang pendidikan yang dia tempuh.
Dia mencoba masuk untuk menduduki kursi sebagai anggota dewan. Karena dia selalu mendukungku dalam berkarir, tentu saja aku juga mendukungnya untuk banting setir ke dunia politik. Meskipun aku merasa, menjadi politikus lebih banyak mengeluarkan uang dari pada saat menjadi selebriti.
Kulihat Mas Alvian mulai menggeliat. Aku rasa dia mulai terbangun. Aku melihat Mas Alvian perlahan mulai membuka matanya. Sambil mengerjapkan matanya, dia bertanya padaku.
"Ini masih pagi, Cil. Kenapa kau sudah rapi? Mau pergi kemana?"
Dari depan meja rias aku menjawab.
"Apa kau lupa? Hari ini ada acara penghargaan tahunan dikantorku. Kau sudah janji mau datang."
Mas Alvian terlihat bingung.
"Kenapa? Apa kau ada acara hari ini?" tanyaku.
"Sepertinya tidak ada. Aku akan konfirmasi ke Shasha lebih dulu. Pukul berapa acaranya?"
"Acaranya pukul sembilan pagi, tapi aku akan mampir ke butik Jimmy mengambil baju yang sudah aku pesan untuk hari ini. Menurutku sebaiknya kau datang. Karena ada banyak wartawan juga yang datang. Dan untuk tahun ini, Pak Adi Jaya akhirnya bisa datang untuk memberikan medali secara langsung. Doakan aku ya. Semoga aku dapat medali lagi tahun ini."
"Iya, aku yakin kau pasti berhasil. Kau sudah berpamitan pada Tasya? Dia sedih karena kau meninggalkannya di hari libur."
"Sebelum berangkat aku akan menemuinya." jawabku dengan tersenyum pada Mas Alvian.
...***...
Pukul enam pagi, aku sudah sampai di butik milik sahabatku, Jimmy. Dan disana aku bertemu dengan Hana dan Amel, teman satu kantor dan juga sahabatku.
Amel adalah sosok yang periang dan pandai bersilat lidah. Dia tidak suka berbasa-basi. Dia dikenal paling berani di kantor. Berani untuk menyuarakan suara hatinya di depan Pak Adi Jaya. Sedangkan aku? Aku tak berani membantah apapun perintah Pak Adi Jaya meski hatiku ingin memberontak.
Satu hal yang paling khas dari seorang Amel. Amel tak pernah lepas dari gadget nya. Menurutku sudah melebihi batas wajar. Dia selalu mengikuti perkembangan berita di akun-akun gosip.
Untungnya selama ini aku dan Mas Alvian jarang masuk acara gosip di televisi. Aku selalu menjaga privasi keluarga kami, agar tak selalu disorot media. Tasya masih terlalu kecil untuk diekspos media.
Aku menyapa Jimmy yang sedari tadi sibuk mondar-mandir menata baju-baju yang dipesan untuk acara hari ini. Ternyata bukan hanya kami bertiga saja yang memesan di butik Jimmy.
Aku bersyukur karena sekarang Jimmy sudah mandiri. Pertama kali aku mengenalnya, saat aku datang ke panti asuhan milik keluarga Mas Alvian. Keluarga Mas Alvian memiliki beberapa yayasan sosial di kota asalnya, Surakarta.
Mereka banyak menyalurkan bakat-bakat yang dimiliki oleh anak-anak panti asuhan. Jimmy yang seorang yatim piatu, membuatku terkesima karena bakat yang dimilikinya. Dia senang menggambar, dan hasil gambarnya bagus.
Saat aku bertanya dia punya cita-cita apa. Dia menjawab, kalau dia ingin menjadi desainer. Aku dan Mas Alvian akhirnya memutuskan membantu Jimmy untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang desainer.
Dan sekarang aku bangga melihat Jimmy bisa memiliki butik sendiri. Dia masuk dalam jajaran desainer papan atas di kota ini.
"Bagaimana? Kau suka bajunya?" tanya Jimmy padaku saat aku keluar dari fitting room.
"Aku sangat menyukainya. Thank you so much." Aku memeluk Jimmy. "Amel dan Hana ada dimana?"
"Mereka ada diruang make-up. Kau tidak merias wajahmu?"
"Tidak perlu. Kau tahu aku tidak begitu suka merias wajahku. Aku sudah berdandan tipis tadi di rumah."
"Lagipula, kau itu sudah cantik walau hanya memakai riasan tipis. Oh ya, aku dengar putra tunggal pemilik AJ Grup akan kembali ke Indonesia, apa itu benar?"
"Siapa yang memberitahumu? Amel?"
"Siapa lagi? Hanya Amel pengikut setia akun lambe-lambe itu di kota ini."
Dengan gaya kemayunya seperti biasa, aku selalu bisa dibuat tertawa oleh Jimmy.
"Telingaku gatal! Sepertinya ada yang membicarakanku di belakang!" Amel menghampiriku dan Jimmy dengan senyuman menyeringai khasnya.
"Si tukang gosip sudah datang!" goda Jimmy.
"Jim, kalau kau ingin tahu soal berita terbaru di kota ini, tanyakan padaku! Jangan bertanya pada Cecil. Dia sama sekali bukan pengikut setia akun gosip manapun."
Iya benar, aku memang tak terlalu mengikuti perkembangan media sosial. Karena aku tidak suka mencampuri kehidupan orang lain.
Dan akhirnya, Amel dan Jimmy sibuk membahas soal kedatangan Rangga. Pewaris AJ Grup sekaligus AJ Foods, yang akan kembali ke Indonesia hari ini.
Amel sangat mengagumi Rangga. Dia juga jadi pengikut setia akun Rangga di instagram. Aku tidak pernah peduli siapa yang di sukai oleh Amel. Namun entah kenapa aku jadi mulai khawatir sejak berita tentang kembalinya Rangga adalah benar adanya.
Aku pernah mengenal sosok Rangga di masa lalu. Dan aku mulai khawatir dengan kekaguman Amel yang berlebihan pada Rangga.
Rangga memang terlihat seperti pangeran yang sempurna. Tampan, kaya, berprestasi, tapi songong (menurutku).
Semua wanita pasti akan terpesona saat pertama kali bertemu dengannya. Imej yang dia bangun benar-benar sempurna.
Tapi di balik semua kesempurnaan itu, aku tahu jika itu hanya topeng.
Aku tahu siapa Rangga yang sebenarnya. Aku pernah mengenalnya sepuluh tahun lalu.
Ingin rasanya menjelaskan pada Amel, jika Rangga tidak seperti yang dia bayangkan. Aku takut Amel kecewa setelah bertemu langsung dengan Rangga. Selama aku mengenal berbagai macam pria, hanya pria macam Rangga saja yang tidak pernah ingin kutemui.
...💟💟💟...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Patrish
aku baru buka lagi non... 👍🏼👍🏼
2021-11-21
1
👑Meylani Putri Putti
eh sepertinya menarik mak
2021-07-10
1
auliasiamatir
aku hadir thor,. . baru baca prolog tadi aja aku udah suka, aku coba baca bab satu .. cukup menarik..., aku kasih Like Thor..
2021-05-27
2