Tak terasa hari ini adalah hari ketiga MOS diselenggarakan di sekolah tersebut, penutupan MOS akan dilaksanakan ba'da Ashar sampai menjelang Maghrib. Semua kelompok akan menampilkan performancenya masing-masing. Grup Syaf bikin konsep band. Syaf pegang keyboard yang sengaja dibawa dari rumah dan Gafa membawa gitarnya. Anggota kelompok lainnya menyanyi, pilihan lagunya adalah Sahabat Sejati milik Sheila on 7. Kelompok Syaf kebagian sebagai penutup acara, karena diharapkan penampilan ini bisa menjadi gongnya penutupan MOS. Semua takjub akan musikalitas Gafa dan Syaf, sedangkan para penyanyinya mah standard kearah hancur, banyak falsnya dibandingkan benernya. Tapi karena lagunya populer, maka semua siswa pun larut nyanyi bareng.
"Syaf......Gafa. ....we love you.." Teriakan para cewe-cewe dari segala penjuru sekolah. Tepukan tangan dan menyanyi bareng pun terdengar sepanjang lagu.
Ada rasa campur aduk didiri Syaf, inilah pertama kalinya dia tampil dimuka umum bermain musik. Sebelumnya dia hanya menampilkan kemampuan bermain keyboard hanya di tempat lesnya aja. Syaf memang dari keluarga yang suka musik, jadi hampir semua les musik. Kadang mereka jamming kalo lagi kumpul keluarga. Syaf merasa senang karena bisa berani keluar dari zona nyamannya, hanya ada yang membuat dia ga nyaman yaitu teriakan penonton yang bikin hampir buyar konsentrasinya.
Kelompok Syaf berkumpul dulu sebelum pulang setelah sholat maghrib.
"Mudah-mudahan walau kita nanti beda kelas, tetap saling sapa ya, kan tiga hari ini kita bersama terus. Kita saling memaafkan ya kalo kemarin saat diskusi ada yang ga diterima usulnya atau apapun itu" ujar Syaf ke teman-temannya.
"Iya sama-sama..." Jawab yang lainnya.
Mereka menuju gerbang bersama-sama. Gafa masih konsisten pulang pake sepeda kesayangannya, Syaf pun sudah dijemput kakak keduanya yg lagi libur kuliah.
Tinggallah Key Dan Zahra menunggu angkot. Rumah mereka saling berdekatan. Zahra tinggal di perkampungan belakang komplek tempat Key tinggal.
Zahra adalah anak pertama dari 2 bersaudara, adiknya Imam berusia 10 tahun, ibunya sudah meninggal saat melahirkan Imam. Ayahnya seorang buruh serabutan. Kalo ada proyek ikut jadi buruh bangunan ataupun dibagian listriknya, kalo lagi ga ada proyek, apapun beliau kerjakan. Mulai dari jadi driver ojol, diminta mengecat rumah orang, mengurus perpanjangan STNK dan surat-surat ke kelurahan atau kecamatan. Ayahnya Zahra emang serba bisa, selain karena orangnya mau belajar, tuntutan ekonomi membuat beliau harus bekerja keras. Alhamdulillahnya rumah yang ditempati adalah rumah warisan keluarga sehingga ga perlu membayar sewa kontrak, ga kebayang kalo harus kontrak rumah pasti akan kesulitan biayanya. Rumah sangat sederhana dengan lantai peluran semen belum berubin, dinding batako yg belum diplester, terdapat 2 kamar tidur berukuran kecil dan ruang tamu yang gabung jadi tempat nonton TV, dapur yg paroan sama kamar mandi. Walau kondisi seperti itu, rumahnya sangat rapih dan bersih, karena selain minim perabotan, penghuninya sangat resik dan apik.
Buat ongkos sekolah sehari-harinya, Zahra berjualan sosis bakar (rumahnya di gang yang ramai sama anak-anak dan ga jauh dari tempat pengajian kampung yang banyak anak-anak ngaji disana). Modalnya diambil dari warung Bu RT yang berjualan sembako dan frozen food. Jadi sistemnya, ambil barang hari ini dan dibayar keesokan harinya saat akan ambil barang lagi. Semua warga juga sangat peduli dengan keluarga ini, karena mereka semua sangat baik dan rajin membantu jika ada kegiatan apapun. Bu RT adalah salah satu orang yang sangat peduli dengan kehidupan keluarga Zahra, bahkan jika ada rejeki lebih, Zahra akan diberikan beras atau mie instan secara cuma-cuma. Dari berjualan sosis bakar, per harinya bisa untung sekitar 10 sampai 20 ribu. Ia selalu sisihkan 25% keuntungannya dikaleng bekas biskuit buat amal tiap Imam berangkat sholat Jum'at, 25% buat tabungan dan 50% buat ongkos sekolah. Zahra berpikir, jika dia ga bisa bantu perekonomian keluarga, paling ga dia mencoba meringankan beban bapaknya agar ga keluar buat ongkos sekolahnya.
Biasanya kalo pagi hari, Zahra berangkat kesekolah jalan kaki, sekitar 4 Kilometer jarak dari rumah ke sekolah. Itulah salah satu cara buat mengirit ongkos, jarak waktu tempuh biasanya sekitar 40 mnt jalan kaki, jadi jam 6 pagi, dia sudah harus berangkat ke Sekolah. Pulangnya baru naik angkot, karena harus nguber waktu jualan, kesorean sedikit nanti anak-anak pengajian keburu bubar. Dia sudah berjualan sejak kelas 1 SMP, sepanjang berjualan ga ada rasa malu dan mengeluh. Biasanya sambil berjualan, dia menyambi kerjaan seperti menyapu dan mengepel rumahnya. Imam, adiknya yang masih duduk di kelas 3 SD, hanya bisa bantu mencuci piring dan beberes rumah yang ringan aja.
Key itu sangat sayang sama Zahra, karena Zahra banyak mengubah dirinya untuk lebih mengenal agama. Key terlahir dari pasangan beda agama, Ayahnya Islam dan ibunya non muslim, Key dibebaskan untuk memilih agama yang manapun sama orang tua nya, selama dia yakin akan agama tersebut dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
Key dan Zahra masih sekelas, sedangkan Gafa dan Syafiq sekelas juga tapi ga sama Key dan Zahra. Sudah sebulan ini masuk SMA, hubungan mereka berempat pun semakin dekat. Sejak MOS, mereka tetap saling berhubungan baik. Satu sama lain sangat melengkapi. Bahkan mereka menamakan geng nya dengan nama blue squad, karena tanpa sengaja tas mereka berwarna biru semua. Sebenarnya banyak yang heran, kenapa laki-laki sekeren Syaf dan Gafa bisa berteman sama Key dan Zahra yang ga terlalu istimewa. Orang mungkin bisa memaklumi kalo sama Key yang gape banget Bahasa Inggris nya, barang-barang yang dipakainya pun masih sebanding dengan yang dipakai Syaf dan Gafa. Mereka pake tas dengan merek yang terkenal dikalangan anak sekolah, jam tangannya pun khas anak-anak tajir disekolah, HP mereka pun keluaran terbaru. Sangat berbanding terbalik sama Zahra. Tampak sekali perbedaan Zahra diantara ketiga temannya. Tapi mereka komit buat cuek terhadap penilaian teman-teman sekolahnya. Bagi mereka, persahabatan itu adalah ketika kita merasa nyaman bersama orang lain tanpa bisa dijelaskan dengan kata-kata. Blue squad bisa dibilang geng yang cukup solid. Tau kondisi ekonomi Zahra yang kurang, ga jarang mereka membelikan makanan atau membawa bekal lebih yang akan diberikan ke Zahra. Setiap pagi mereka pasti saling nunggu dipintu gerbang, ngobrol sebentar buat omongin rencana kegiatan mereka hari ini. Jam istirahat dan ishoma pun mereka pasti ketemuan di taman depan Musholla sekolah. Pas pulang, Syaf dan Gafa menunggu Zahra dan Key naik angkot dulu baru mereka pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Emi Wash
band SOS..... 👍👍
2022-11-29
1
momy ida
sheila on7... miss u bang duta... adam ... sakti.... eross... anton.... sekarang personil nya udah beda karna anton sama sakti udah keluar dari band favorite gw........ jdi inget masa abegeh dulu kalo nyanyiin lagu sheila on7... shepia... sahabat sejatiku... kisah klasik.... akhhh pokoke masih buanyakkk lgu lagu yg kurennn nd boom bastis dari band ini😘😘😘
2022-10-25
1
💜 KIYA KIYA 💜
Gw balik kesini lagi bun.... Smbil nunggu kelanjutan si izza
2022-09-28
1