Di tempat berbeda Keila sedang berjalan bersama adik sepupunya ke warung di dekat rumahnya. Keila yang memang dasarnya ramah langsung tersenyum ke sekumpulan anak perempuan itu.
Keila sedikit mengenal mereka dan ingin mengakrabkan diri karena walaupun tidak tetangga dekat tapi mereka sering sekali berpapasan.
Tersenyum dan berjalan melewati sekumpulan anak perempuan itu.
“Sok cantik”
“Kecentilan” sambung temannya yang lain.
Keila berbalik ingin melihat siapa yang dimaksud mereka.
“Apa lu lihat-lihat” ketus mereka.
Keila melanjutkan jalannya “Mereka bilang siapa ya” tanya Keila.
“Tidak tau kak! Tapi hanya kita saja yang lewat tadi.” Anya.
“Perasaan kita jalannya biasa ajakan”
“Mmm.. Anya juga biasa kak.”
Keila memang memiliki badan yang cantik tinggi dan berbodi. Walaupun masih kelas 6 SD ia sudah memiliki bentuk tubuh yang di bilang bagus untuk anak seumuran Keila . Jadi ketika Keila berjalan tubuhnya akan melenggak melenggok mengikuti langkah kakinya.
Setelah hari itu ia bertanya ke sahabat yang juga tetangganya.
Membulatkan matanya “Tiba-tiba mereka bilang begitu” Ketus Nindi.
“Iya. Kenapa ya, padahal aku hanya senyum ke mereka” tanya Keila.
“Kita labrak saja mereka” Mifta yang sudah kesal.
Mulai hari itu Mifta, Nindi dan teman Keila yang lainnya balik mengejek sekumpulan perempuan itu.
Namun karena mereka takut dengan Mifta akhirnya perwakilan dari mereka berbicara dengan Mifta.
“Kami bukan tidak suka dengan kakak kok, hanya saja kami tidak menyukai teman kakak itu” yang dimaksud adalah Keila.
“Kenapa tidak suka?” Ketus Mifta.
“Karena dia kecentilan”
“Bukanya dia tersenyum ramah kepada kalian”
“Iya sih. Tapi kami tetap tidak suka saja”
Setelah itu Mifta menceritakan semua yang di dengarnya ke Keila.
“Alasannya tidak jelas ya.”
“Sudah. Diamkan saja lah Kei”
“Baiklah”
...----------------...
Adik mama Keila akan mengadakan pernikahan namun karena mama Keila anak perempuan paling besar semua adik-adiknya berkumpul di rumahnya walaupun rumah mereka sangat kecil tetapi adik-adiknya sangat menghargai kakaknya itu dan papa Keila juga tidak pernah keberatan.
Pernikahan dilakukan di tempat yang berbeda, Levih tepatnya Tante Keila menyewa gedung untuk pernikahan, Sedangka rumah orang tua Keila hanya untuk tempat berkumpul dan bercanda gurau saja.
Keila masuk ke kamar yang di penuhi tante-tantenya yang lagi mencoba-coba gaun yang akan di kenakan pada saat acara.
Keila masuk dan bersender di balik lemari pakaian untuk melihat baju-baju yang dipakai tantenya walaupun tidak di pegang karena Keila sangat suka dengan Fashion.
“Kenapa kau di situ Kei?” Bentak tantenya.
“Keila mau lihat”
“Kalau mau lihat jangan sambil bersender di lemari nanti kalau lemarinya jatuh dan rusak bagaimana”
“Sudah keluar sana” Sambung tante Keila yang lain.
“Buat susah saja. Kalau kau sampai merusakkan barang saat kami lagi di sini”
“Aku pikir kalian menghawatirkan aku” Batin Keila.
“Keila tidak bersender labi tante” berharap tidak di usir tantenya.
“Sudah keluar sana. Anak kecil tidak perlu di sini”
“Ini kan kamarku dan kak Keila” batin Keila dan ia langsung berlari keluar kamar, dia melihat mamanya yang masak di dapur sendiri ia pun langsung masuk kamar mandi.
“Mah” panggilnya dari kamar mandi dan sudah menangis.
“Apa!” Ketus Mama Rani.
“Itu mah. Tante”
“Apa lagi! Kau tidak lihat mama lagi sibuk. Kalau tidak bisa bantu sebaiknya diam”
Keila makin menangis namun ia menutup mulutnya agar tidak terdengar mamanya kalau ia sedang menangis.
“Kenapa menyalahkanku. Seharusnya mereka yang membantu mama dan bukan malah menjadikan mama pembantu. Sedangkan mereka seperti Ratu yang lagi mencoba baju” Batin Keila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments