kebohongan malam pertama

Sejenak aku masih memikirkan bagaimana nanti jika kakek bertanya tentang keberadaan mas Gibran, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar dari luar.

Tok, tok, tok!!

"Iya, siapa? " Tanya ku dari dalam kamar.

"Ini kakek Aya, kamu sudah tidur".

" Ya, ampun kakek, gimana ini, gimana kalo nanyai mas Gibran,. Oh iya, begini saja" Fikirku.

Aku menyusun sebuah ide, dimana bantal guling aku rapi kan dan ku susun dengan selimut, semirip mungkin agar terlihat sebagai mas Gibran, dan aku langsung ganti baju tidur, wajah dan rambut ku aku buat acak-acakan, saat ku rasa sudah pas, aku buka pintunya dan menemui kakek.

"Eeeh, kakek, ada apa kek? Mas Gibran nya udah tidur kek, kasian kalo di ganggu" Jawabku.

Kakek hanya melihatku tersenyum, dan sedikit mengarahkan pandangan nya ke tempat tidur.

"Heh, dasar bocah, katanya ngga mau tapi dinikmati juga, yaudah kakek mau istirahat juga ya, kalian cepat istirahat juga, jangan ngotot" Pesan kakek, yang membuat ku sedikit tecengang.

"Ah, iya kek" Jawabku dengan menganggukan kepala.

Setelah kakek Pergi langsung ku tutup pintu namun tidak ku kunci, karna takut Mas Gibran pulang, dan aku langsung berbaring tidur karna aku harus dinas pagi besok.

*Gibran dihotel.

Gemuruhu suara diskotik memekak kan telinga, berjubel para pencari kesenangan sesaat dengan kenikmatan. Nya masing-masing, ada yang menari-nari, mabuk-mabukan, bahkan bermain-main dengan para wanita disebuah ruangan, salah satunya adalah Gibran dan teman-teman nya.

"Eh Gib, katanya Elu merid tadi siang, kok sekarang malah disini, bukanya malam pertama Elu sekarang, hahahah" Seseorang meledek Gibran.

"Gue Nikah cuma karna dusuruh kakek Gue, Gue juga kagak suka ama tuh cewek, apaan gaya nya biasa aja gitu, ngga menggairahkan" Jawab Gibran.

"Masih mending kami disini kan mas, seksi, dan bisa nyenengin kamu kapan aja kamu mau" Goda salah seorang wanita.

"Hahahah betuuuul, gue suka disini. Kumpul Sama kalian, senang-senang sampe mabok, dan nanti kita ke kamar ya sayang" Ajak gibran dengan seorang wanita.

Pesta mereka lanjutkan hingga saat seorang wanita memapah Gibran kekamar hotel, sudah bisa ditebak apa yang mereka lakukan disana.

**

Dini hari jam 03.00 pagi, mas gibran pulang dalam keadaan mabuk, aku terbangun saat Ia membuka pintu kamar kami, dan aku langsung menyambut kedatanganya.

"Mas, kok jam Segini baru pulang, darimana aja" Tanya ku.

"Udah ah jangan berisik, aku ngantuk mau tidur" Jawab mas Gibran dan langsung merebahkan tubuhnya diranjang.

Mengambil air hangat, dan mengelap badan nya yang penuh dengan bau alkohol sehingga aku pun ingin muntah rasanya.

Ku buka baju nya satu persatu, dan mengelap badan nya, namun betapa terkejutnya aku, saat melihat ada banyak tanda merah dileher dan didada Mas Gibran, begitu sakit rasanya hati ku namun aku hanya menghela nafas dan meneruskan mengelap tubuhnya.

Aku tertidur lagi disofa karna tidak. Mau mengganggu tidur Mas Gibran yang begitu lelap, sampai aku terbangun dan ternyata sudah menunjukan jam 07.00 pagi.

"Ya ampun udah Jam segini, aku kan ada dinas pagi, ah cepetan siap-siap deh".

Aku langsung beranjak. Dari sofa tempatku tidur tadi, namun karna tidak Terbiasa tidur di sofa tubuhku pegal Semua, hingga membuat aku sedikit aneh pagi ini.

Setelah mandi dan ganti baju, aku membangunkan mas Gibran untuk sarapan.

" Mas, mas, bangun mas, ayo kita sarapan, kakek udah nunggu dibawah"

"Aaiiiissh, Aya kamu ngga ada kerjaan lain apa, bangunin aku pagi-pagi begini"

Keluh ya padaku.

"Aku ngajak Sarapan mas, nanti kalo mas ngga turun sarapan malah Kakek marah lho, udah sana siap-siap, aku kebawah duluan" Kataku dan pergi meninggalkan. Nya.

Aku turun menyusul kakek dimeja makan, namun karna badan ku masih sakit, sesekali aku meregangkan ototku agar sedikit nyaman, tapi karna ulah ku tersebut membuat kakek senyum-senyum sendiri melihatku.

Beberapa menit kemudian Mas gibran datang menggunakan Boxer dan kaos oblong putihnya, yang tanpa sadar memperlihatkan bekas merah semalam.

"Pagi kek" Sapa nya.

"Pagi Gibran, tumben kamu jam segini udah bangun" Balas kakek.

"Itu tuh, dibangunin Nadya padahal masih ngantuk banget" Jawab Mas Gibran sambil memegangi tengkuk lehernya yang sedang dilemaskan.

Kakek hanya tertawa lagi saat melihat tanda merah itu.

"Nadya, ternyata kamu agresif juga ya" Kata kakek sontak mengejutkan aku.

"Uhuk, uhuuuk, kenapa kek, agresif apa?" Jawabku terbatuk.

"Itu yang dileher" Tunjuk kakek.

Aku langsung mengerut kan dahi ku, dsn menggaruk kepalaku.

'Itu bukan dari aku kek, semalam aja mas gibran ngga tidur dirumah' batinku.

"Biasa ajalah kek namanya juga anak. Muda" Jawab mas Gibran menyela.

Aku yang sudah terlanjur malu, segera pergi dari meja makan.

"Ehm, kek, Mas, aku berangkat dinas dulu ya, udah kesiangan" Pamitku dan menyodorkan tangan ku pada mas Gibran dan menyalaminya.

Aku terpaksa menggunakan Ojol hari ini karna motorku belum ku bawa pindah, sebenarnya ada supir yang mau mengantar tapi aku tidak ingin terlihat mencolok, didepan rekan ku nanti.

"Makasih ya bang, ini ongkosnya" Aku turun dari ojol dan memberikan ongkos.

Tanpa menunggu lama, qku langsung menuju Ruangan tempat ku bekerja, karna aku tahu sudah terlambat.

"Asaalamualaikum, maaf telat, soalnya naik ojek tadi" Sapa ku pada rekan ku.

"Cieee, yang penganten baru, kesiangan, kok naik ojek Ya, suami mu mana ngga nganter?" Tanya Desi rekan ku.

"Iiih apaan sih ngeledek, eeh gimana hari ini, ada jadwal apa aja?" Tanya ku mengalihkan perhatian.

"Ngga ada sih, senam sama sarapan udah, tinggal kasi obat aja, tapi cuma buat pak Dito sama Wawan".jawab Desi.

" Oh, oke biar aku aja yang kasi, mereka lagi santai kan?".

"Cuma itu tuh si Pak Dito katanya sholat tapi jam segini ngga tau sholat apaan, subuh lewat, duha belum masuk apa lagi Duhur" Jawab Desi lagi.

Aku hanya tersenyum sambil menyiapnkan nampan berisi obat, dan berlalu untuk memberikan nya pada pasien.

"Pak Ditto, ini obat nya pak, diminum dulu pak".

Tegur ku pada pak Ditto yang kelihatan nya sedang berdzikir, namun ada yang aneh saat itu, karna semakin Lama pak Ditto semakin kuat menggelengkan kepalanya hingga membentur-bentur kan nya ke tembok.

" Lailahailallah, Lailahailallah, LAILAHAILALLAH!!" Semakin lama semakin keras.

"Des, Desi, tolong, pak Ditto kumat lagi, des, panggil yang lain" Teriak ku pada Dessi dan berusaha mencegah pak Ditto membenturkan kepalany lebih keras.

Dan tak lama kemudian, beberapa orang rekan Pria membantu kami menenangkan pak Ditto.

"Pak, pak, dzikirnya sudah dulu pak, allah nya sudah denger pak, sekarang bapak Istirahat dulu" Ucap salah seorang rekan ku.

Mendengar hal itu, pak Ditto langsung menghentikan Dzikirnya, dan begitu sadar langsung mengusap kepalanya yang sakit.

"Pak, bapak sudah sadar?" Tanya ku.

"Ya mba Aya, kenapa?" Tanya pak Ditto.

"Bapak, tau tadi bapak ngapain?".

" Saya njedotin kepala lagi ya mba Aya? Astaghfirullah" Jawab mengelus dada.

"Bapak kenapa tadi? Apa yang bapak rasain?"

"Tadi selesai sarapan saya ngerokok bentar, tapi pas ngerokok kayak ada suara orang, nyuruh saya sholat, katanya gusti allah manggil saya, jadi saya shalat, ngaktau shalat apa" Jawab pak Ditto menitikan air mata

"Ehm, pak, bapak tahu ngga sesuatu yang berlebihan itu ngga baik, shalat memang kewajiban umat muslim, semakin kita sering shalat wajib maupun sunnah itu ada pahalanya, tapi shalat pun ada jadwalnya, saya tahu kalo bapak paham itu kan pak?".

" Iya, mba Aya, tapi kenapa, suara-suara itu sering bisikin saya, dan saya langsung ngga bisa kontrol diri saya mba Aya"

"Bapak bilang tadi merokok kan, coba besok bapak ngga usah merokok lagi, biar saya siapin permen buat bapak kalo lagi santai ya pak" Rayuku.

"Iya mba Aya makasih" Jawabnya lagi.

"Iya pak sama-sama".

Aku pergi menuju ruangan ku lagi setelah selsai memberi obat berikutnya pada Wawan.

" Ya, gimana pernikahan mu, baik-baik aja kan?" Tanya Desi.

"Masih satu hari Des, ngga bisa dibilang baik dan buruknya, aku aja belum paham bener siapa suamiku"

"Ya, gimana ya aku sebenernya khawatir sama kamu, kita semua kan tau ya kalo suami kamu itu, maaf, seorang playboy, apa sejak menikah bener-bener berhenti, atau masih seperti itu? "

"Aku ngga tahu Des, aku belum bisa mengatakan apa-apa, aku cuma minta doanya aja ya, semoga pernikahan aku langgeng, dan suamiku bisa benerhbener berubah suatu saat nanti" Jawabku.

"Doa yang terbaik selalu buat kamu Ya, yang sabar ya" Ucap Desi dan aku hanya mengangguk.

Hari demi hari tidak terasa sudah 2 bulan kami menyandang status suami isteri, tapi sampai sekarang perlakuan Mas Gibran tetap sama padaku, Cuek dan lebih suka main diluar.

Dan aku menyibuk kan diriku dengan pekerjaan ku, aku sering menamab Jam dinasku agar tidak terlalu sering diam dirumah.

Seharian ini tidak ada yang begitu menyibuk kan ku, karna hari ini hanya merekap data pasien dengan berbagai statusnya.

Hari sudah menunjuk kan pukul dua siang.

"Ya, aku pulang duluan ya, kamu ngga pulang?" Tanya Desi.

"Iya Des, bentar lagi," Jawabku.

"Oke, byee".

Aku meletak kan kepalaku dimeja, rasanya malas sekali untuk pulang, tapi tiba-tiba Desi kembali lagi dsn memanggilku.

" Yaaaa, Ayaaaa" Teriaknya.

"Apaan sih Des, teriak-teriak, katanya mau pulang?"

"Itu, anu eeehm, suami kamu jemput diluar". Katanya buru-buru.

" Hah, masa? Ngga mungkin banget lah dia kerja hari ini"

"Ayo keluar sini lihat sendiri" Desi menarik ku ke depan.

Dsn betapa terkejutnya aku saat ternyata Mas Gibran sudah ada didepan menungguku.

"Mas, kok jemput ngga bilang dulu?" Tanya ku sambil mencium tanganya.

"Udah cepetan, betah amat dideket orang gila, lama-lama ikutan gila entar" Jawabnya judes.

"Iya aku ambil tas dulu".

Setelah itu aku menaiki mobil gibran dan menanyakan akan kemana karna tidak melewati jala pulang.

" Lho Mas, kita mau kemana? Ini bukan jalan pulang?" Tanyaku.

"Udah ikut aja, aku kenalin temen-temenku pengen kenalan" Jawabnya.

Mas Gibran membawaku masuk ke sebuah hotel, dan masuk ke diskotiknya.

'Ya allah, ngapain Mas Gibran bawa aku kesini, aku ngga pernah kesini, tempat apa ini?' gumam ku dalam hati.

Terpopuler

Comments

rara

rara

Gibran itu gila

2022-03-21

1

Jeng Anna

Jeng Anna

Diskotik buka jam 2 siang? woww sekali

2022-03-20

0

Diana Susanti

Diana Susanti

dasar gila Gibran

2022-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah 1
2 terpaksa menikah 2
3 kebohongan malam pertama
4 kakek ingin cucu buyut
5 bertemu mantan
6 ketemu ulat bulu
7 banyaknya Wanita suamiku
8 Anak Nakal
9 pesona Nadya
10 Dia istriku
11 dikira hamil
12 Adik ku calon pelakor
13 Tantangan
14 mas gibran ikut dinas
15 tantangan diterima
16 awal tantangan
17 DIAN sebenarnya
18 ayah dan anak bertemu
19 sosok penguntit
20 pasienku hiburan ku
21 kepergian sang pemberi nasehat
22 kenyataan sebenarnya
23 melepas beban
24 terbuat dari apa hatimu?
25 Mama jahat
26 sahabat sebenarnya
27 sahabat menyakitkan
28 aku sayang kamu
29 kejutan
30 kejadian lucu
31 Kisah Lalu
32 adik ku calon Pelakor 2
33 Do'a terbaik
34 HONEYMOON 1
35 Honeymoon 2
36 Honeymoon 3
37 Aku cemburu
38 ketangkap basah
39 putus hubungan
40 Gibran Bucin 1
41 Aku sayang kamu
42 Mas gibran Bucin 2
43 gibran Bucin 3
44 masalah baru
45 Buah perbuatan masa lalumu
46 aku menyesal
47 semoga yang terakhir
48 mas Gibran ke toko underwear
49 Emilia bertingkah
50 dihantui
51 siapa peneror itu
52 ancaman terus datang
53 jangan sentuh wanitaku
54 yang sebenarnya
55 hari-hari penuh kecemasan
56 keinginan mengejutkan Emil
57 Emil meninggal
58 penjahat itu
59 Baby Arjuna
60 kejutan telpon dari mama
61 rindu mama
62 sosok Adam
63 kado untuk arjuna
64 Arjuna Milik ku.
65 Merelakan Arjunaku
66 melepaskan kesayanganku
67 Masih kalut
68 Tamu istimewa
69 jebakn Vanya 1
70 jebakan Vanya 2
71 Aku pergi
72 Menuju ketenangan
73 Aku merindukan mu
74 Zayn ku
75 datang dengan gelar baru
76 kebetulan yang sangat mengejutkan
77 Jangan mencintai ku
78 Zayn anak Ku?
79 selangkah lagi
80 Takdir mempertemukan kita.
81 penjelasan Gibran
82 yakin cintamu ku dapat
83 sakit TBC
84 selalu yakin
85 kebersamaan ayah dan anak
86 bertemu seseorang
87 DEMENSIA mama
88 terpaksa mendekat
89 kebersamaan ayah dan anak 2
90 maaf kan Mama
91 kembali
92 jalan untuk kembali
93 mama histeris
94 kenyataan
95 membuka hati
96 merasa dicintai
97 VANYA datang lagi
98 Cinta bersyarat
99 Setelah sekian lama
100 Dia datang lagi
101 Tak mampu menjaga kehormatan
102 AKIBAT FATAL
103 LUKA ini tak kan mematikan ku
104 Sambutan yang membahagia kan
105 Hari-hari yang manis
106 Meragukan diri sendiri
107 Agenda cinta
108 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Terpaksa menikah 1
2
terpaksa menikah 2
3
kebohongan malam pertama
4
kakek ingin cucu buyut
5
bertemu mantan
6
ketemu ulat bulu
7
banyaknya Wanita suamiku
8
Anak Nakal
9
pesona Nadya
10
Dia istriku
11
dikira hamil
12
Adik ku calon pelakor
13
Tantangan
14
mas gibran ikut dinas
15
tantangan diterima
16
awal tantangan
17
DIAN sebenarnya
18
ayah dan anak bertemu
19
sosok penguntit
20
pasienku hiburan ku
21
kepergian sang pemberi nasehat
22
kenyataan sebenarnya
23
melepas beban
24
terbuat dari apa hatimu?
25
Mama jahat
26
sahabat sebenarnya
27
sahabat menyakitkan
28
aku sayang kamu
29
kejutan
30
kejadian lucu
31
Kisah Lalu
32
adik ku calon Pelakor 2
33
Do'a terbaik
34
HONEYMOON 1
35
Honeymoon 2
36
Honeymoon 3
37
Aku cemburu
38
ketangkap basah
39
putus hubungan
40
Gibran Bucin 1
41
Aku sayang kamu
42
Mas gibran Bucin 2
43
gibran Bucin 3
44
masalah baru
45
Buah perbuatan masa lalumu
46
aku menyesal
47
semoga yang terakhir
48
mas Gibran ke toko underwear
49
Emilia bertingkah
50
dihantui
51
siapa peneror itu
52
ancaman terus datang
53
jangan sentuh wanitaku
54
yang sebenarnya
55
hari-hari penuh kecemasan
56
keinginan mengejutkan Emil
57
Emil meninggal
58
penjahat itu
59
Baby Arjuna
60
kejutan telpon dari mama
61
rindu mama
62
sosok Adam
63
kado untuk arjuna
64
Arjuna Milik ku.
65
Merelakan Arjunaku
66
melepaskan kesayanganku
67
Masih kalut
68
Tamu istimewa
69
jebakn Vanya 1
70
jebakan Vanya 2
71
Aku pergi
72
Menuju ketenangan
73
Aku merindukan mu
74
Zayn ku
75
datang dengan gelar baru
76
kebetulan yang sangat mengejutkan
77
Jangan mencintai ku
78
Zayn anak Ku?
79
selangkah lagi
80
Takdir mempertemukan kita.
81
penjelasan Gibran
82
yakin cintamu ku dapat
83
sakit TBC
84
selalu yakin
85
kebersamaan ayah dan anak
86
bertemu seseorang
87
DEMENSIA mama
88
terpaksa mendekat
89
kebersamaan ayah dan anak 2
90
maaf kan Mama
91
kembali
92
jalan untuk kembali
93
mama histeris
94
kenyataan
95
membuka hati
96
merasa dicintai
97
VANYA datang lagi
98
Cinta bersyarat
99
Setelah sekian lama
100
Dia datang lagi
101
Tak mampu menjaga kehormatan
102
AKIBAT FATAL
103
LUKA ini tak kan mematikan ku
104
Sambutan yang membahagia kan
105
Hari-hari yang manis
106
Meragukan diri sendiri
107
Agenda cinta
108
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!