BAB 4

Terlihat Hanin tengah menggelar kasur kecil dilantai ruang tamu. Kasur itu disiapkannya untuk Berryl, asisten suaminya.

Setelah acara pesta tadi siang, mereka semua pulang kerumah orang tua Hanin.

Rumah dengan 3 kamar, namun masing-masing kamar sudah berpenghuni. Karena itu, jika mereka kedatangan tamu, dengan terpaksa harus menginab diruangan ini.

"Selamat istirahat asisten Berryl. Maaf, tempat tidur ini hanya seadanya." Hanin mempersilahkan asisten suaminya itu untuk melepas lelah.

"Terima kasih nona, ini sudah lebih dari cukup. Maaf, saya jadi merepotkan.anda." Berryl menunduk hormat.

"Tidak papa kok. Aku senag kalian datang kesini." Hanin tersenyum, kemudian berlalu menuju kamarnya.

Langkah gadis itu tercekat sesampainya di depan pintu kamarnya. Menarik nafas beberapa kali, berusaha menurunkan kegugupannya. Meski bukan yang pertama kali Hanin dan suaminya tidur sekamar. Namun, rasa gugup dalam diri gadis itu tetap masih ada.

Hanin membuka pintu, terlihat sang suami masih berkutat dengan laptobnya.

Gadis itu melangkah masuk, lalu menggelar kasur santai kecil di lantai, tepat disebelah ranjang.

"Mas, apa mas butuh sesuatu?"

Gadis itu bertanya, mencoba mengusir kecanggungan.

"Tidak." Hanya itu jawaban yang didengarnya.

"Maksudnya, aku sudah mau tidur. Apa mas tidak ada yang ingin aku sediakan? seperti air minum, makanan kecil atau..."

kalimat gadis itunterhenti saat melihat Kenan melotot kearahnya.

"Tidak." Jawaban telak sang suami.

"Oh, baiklah. Selamat malam."

Hanin segera merebahkan tubuhnya di atas kasur tipis tadi. Menarik selimut hingga batas leher. Kemudian memiringkan tubuhnya, sengaja menghindari tatapan mematikan dari seorang Albert Kenan Alfarizi.

"Mas, bolehkah aku bertanya 1 hal lagi?"

Hanin memberanikan diri bertanya. Karena dari tadi siang hatinya sudah diselimuti dengan rasa penasaran.

" Cepat katakan, Pekerjaanku masih banyak."

Kenan menjawab tanpa menoleh. Mata pria itu masih setia dengan komputer kecil dihadapannya.

"Apa mas memang sudah berencana untuk datang kepesta Sekar dan mas Bram?"

"Maksudmu?" Kenan melirik Hanin.

"Maksudku, mas juga akan menghadiri pesta yang sama denganku. Kenapa mas diam saja ketika aku meminta ijin pulang. Bukankah lebih baik kita pulang bersama?" Ucap hanin lagi. Namun, kini gadis itu sudah mendudukkan kembali tubuhnya.

"Masalah pesta tadi, aku tidak tau kalau rekan bisnis yang mengundangku kepesta pernikahannya adalah calon suami sepupumu.

Lagi pula, kenapa kita harus pulang bersama, apa kau lupa dengan hubungan kita?" Kenan menghentikan ketikannya. Pria itu menatap Hanin serius.

Hanin tersentak mendengar jawaban telak dari suaminya. Gadis itu hanya terdiam. Mencoba memahami makna ucapan kalimat yang baru didengarnya.

"Hanindya Ningrum, aku akan mengingatkan kembali padamu, hubungan suami istri yang terjalin antara kita hanya tertulis di atas kertas. Jadi, kau pasti sudah tau kalau aku tidak mencintaimu, perasaanku masih sama. Bagiku kau tetap orang asing. Maka jangan mencoba memposisikan dirimu sebagai istriku." Kenan berucap dengan lantang.

Hanin masih terdiam. Suaranya tercekat di tenggorokan, hatinya perih.

"Dan tolong ingat ini. Aku akan segera menceraikanmu. Aku akan mencari waktu yang pas untuk bicara dengan omaku." Pria itu mengalihkan kembali matanya kearah laptop.

"Aku tau mas. Aku bertanya seperti tadi, bukan karena ingin memposisikan diriku sebagai istrimu. Aku hanya memikirkan perasaan ibuku. Alangkah bagusnya bila kita pulang bersama. Bukankah kita sudah sepakat akan menjadi pasangan bahagia didepan keluarga kita?"

Hanin kembali membaringkan tubuhnya, berusaha menyembunyikan air matanya yang sudah mulai menganak sungai.

"Bagus, semua ini akan tetap berjalan dengan lancar, jika antara kita tidak melibatkan perasaan. Maka dari itu, jangan lewati batasmu." Kenan kembali berucap.

"Baiklah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku tau dimana posisiku mas, dan aku akan menerima kapanpun mas mau menjatuhkan thalakmu kepadaku.. Setelah itu, aku akan pergi dengan ikhlas." Hanin melirik Kenan sekilas, dan memberi pria itu senyum cerah, seakan ingin membuktikan kalau hatinya baik-baik saja.

Pandangan mereka beradu, saling mencari kebenaran lewat mata masing-masing. Hingga Hanin memutuskan pandangan mereka.

"Sudah larut mas, selamat istirahat." Ucap gadis itu dengan mengepalkan tangannya dibalik selimut. Berusaha menyembunyikan hatinya yang hancur.

***

Di meja makan, terlihat 5 orang duduk dengan rapi, menyantap hidangan makan siang yang sudah tersaji di hadapan mereka.

"Sayang, kita berangkat sore ini ya." Kenan berucap disela suapannya."

"Mas, aku masih rindu dengan ibuk dan Hazira. Bolehkah aku tinggal disini 2 hari lagi. Lagi pula ada hal yang akan aku selesaikan dulu disini." Hanin berucap dengan sedikit senyuman manja.

Suapan Kenan terhenti. Pria itu cepat mengalihkan matanya kearah piring. Berusaha menghindari pandangan manja Hanin.

"Nduk, ndak boleh gitu. Kamu balik sama suami kamu aja, kapan-kapan ibu bisa berkunjung kerumah kalian." Ucap Anik, ibunya Hanin.

"Tidak apa-apa buk, saya ngerti kok. Hanin memang sudah lama tidak pulang. Jadi tidak heran, jika dia ingin tinggal lebih lama." Kenan berusaha terlihat pengertian.

"Makasih ya mas." Hanin membelai mesra lengan suaminya.

Ibu dan Hazira sangat bahagia menyaksikan kemesraan mereka, berbeda dengan sang asisten. Berryl sudah tau kalau majikan dan istrinya itu hanya sekedar berakting. Makanya pria itu terlihat tanpa ekpresi. Dia hanya fokus dengan makanan yang ada di piringnya.

...Di mata orang lain, mereka adalah pasangan...

harmonis. Tapi bagi Hanin, semua itu terasa beban berat baginya. Dia selalu merasa berdosa setiap kali berbohong di depan orang tuanya maupun di hadapan keluarga sang suami.

Sore harinya..

"Sayang, apa kau benar ingin tinggal beberapa hari lagi?" Kenan menggenggam tangan istrinya didepan pintu mobil.

"Iya mas, aku masih ada urusan disini. Nggak lama kok." Gadis itu tersenyum kearah Kenan.

"Baiklah, mas pasti merindukanmu sayang." Kenan menarik Hanin kepelukannya. Mencium lembut kening sang istri, gadis itu merasa ada ketulusan di dalam pelukan dan ciuman yang diberikan suaminya. Namun dia segera menepis pikiran anehnya itu.

"Ehm ehm. Maaf mbak, mas. Hazira masih dibawah umur lo." Adik Hanin memecah kemesraan 2 orang dihadapannya.

Semua orang terkekeh. Kenan berpamitan kepada mertua dan adik iparnya. Kemudian berlalu memggunakan mobil yang sudah disiapkan Berryl sebelumnya.

"Ber, suruh orangmu tetap stand by di samping gadis itu, laporkan setiap gerak geriknya, ikuti kemana dan siapa yang ditemuinya disini." Kenan memberi perintah pada sang asisten ketika mereka sudah duduk bangku pesawat.

"Baik tuan."

Berryl mengernyitkan dahinya sedikit. Pria itu melai merasa kalau perintah bosnya sudah seperti seorang suami yang dibutakan api cemburu. Tapi pria itu tak berani bertanya.

***

Waktu berjalan. Hanin sudah sampai ke kota J Tadi siang. Gadis itu saat ini tengah didapur, memasak makan malam bersama seorang asisten rumah tangga yang memang setiap hari datang bekerja ke rumah ini.

"Baiklah bik, setelah ini bibik tinggal hidangkan saja dimeja. Habis itu bibik boleh pulang. Nanti biar Hanin saja yang mencuci piringnya." Hanin berucap ramah pada sang asisten.

"Tidak papa non, bibik akan pulang setelah semuanya bersih."

Bik Yem menjawab. Wanita paruh baya itu merasa tidak enak pada sang majikan. Karena Hanin selama ini selalu membantu meringankan pekerjaannya.

"Ya udah, terserah bibik aja. Hanin tinggal kekamar dulu ya bik. Hanin mau mandi, bentar lagi sudah masuk waktu shalat Ashar."

Ucap gadis manis itu sambil mengukir sunyuman manisnya. Kemudian berlalu menuju kekamar.

Bik Yem menatap kagum punggung wanita yang telah hilang dibalik dinding penyekat dapur. Wanita paruh baya itu heran dengan sikap dingin tuan mudanya, kenapa hati sang tuan muda tidak bisa luluh atas sikap gadis selembut Hanin.

Bik Yem sudah mengenal kenan dari bangku sekolah dasar, dulu dia bekerja dirumah oma Rida, omanya Kenan. Namun semenjak sang tuan muda memutuskan hidup mandiri setelah menikah. Oma Rida, meminta Bik Yem untuk ikut pindah bekerja ke rumah baru Kenan. Karena bagi omanya hanya bik Yem yang bisa mengurus cucunya dengan baik.

Bik Yem sudah tau kelakuan buruk tuan mudanya dari dulu, dia sudah ratusan kali menasehati Kenan, yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri. Namun, tetap saja pria itu melakukan kesalahan yang sama. Harapannya sekarang hanyalah Hanin yang bisa membawa tuan mudanya kembali ke jalan yang benar, karena dia tau Hanin seribu kali lebih baik di bandingkan kekasih gelap Kenan. Nesya.

Lamunan bik Yem buyar saat mendengar suara bel berbunyi. Bertanda ada yang datang. Perempuan itu melangkah menuju ruang tamu, lalu membuka pintu.

"Tuan, kok sudah pulang?"

Bik Yem sedikit heran melihat sang majikan sudah berada di rumah ketika jam didinding baru menunjuk pukul 4 lewat sedikit.

"Pekerjaannya dilanjut dirumah aja bik." Kenan melangkah masuk. Pria itu mendudukkan dirinya di atas sofa.

"Bik, boleh minta tolong bikinin jus jeruk?" Lanjut Kenan lagi.

"Iya tuan. Tunggu bentar, bibik bikinin dulu." Bik Yem melangkah menuju dapur.

Tak lama, pesanan Kenan datang.

Pria itu terlihat tengah menikmati minumannya. Namun, pandangan matanya beralih ke arah pintu kamar yang berada di sebelah kirinya.

Terlihat seorang perempuan keluar dari dalam sana, perempuan itu melangkah menuju dapur. Namun ada yang berbeda dari gadis itu. Kalau biasanya Kenan selalu melihatnya mengenakan kerudung, namun tidak kali ini. Rambut lurus panjangnya tergerai indah, perempuan itu terlihat sangat berbeda.

"Cantik juga dia kalau tidak memakai tutup kepala. Aku pikir rambunya jelek, makanya dia tak berani membuka jilbabnya meskipun, sering sekamar denganku." Kenan membatin.

Matanya tetap mengikuti langkah gadis itu.

"Kapan kau sampai." Suara bariton Kenan mengagetkan Hanin yang tengah mengambil air minum. Hampir saja gadis itu menjatuhkan gelas yang dipegangnya.

Gadis itu terlihat bingung, mukanya merona. Dia merasa malu, karena ini pertama kalinya Kenan melihatnya tanpa penutup kepala.

TBC

Terpopuler

Comments

YS

YS

ada apa dengan huruf "p" kau benci kah, laptop jadi labtob, menginap jd menginab, coba buka lagi kbbi nya.

2023-08-01

0

CrisV95.

CrisV95.

2thn pernikahan bru kli ini liat tnpa jilbab,, wow 😮

2021-09-11

0

hiatus

hiatus

sedih,jahat bnr sih Kenan nanti klo udh bucin baru tau rasa

2021-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28 PENGUMUMAN
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 Bab 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 Bab 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 Bab 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 Bab 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 Bab 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
Episodes

Updated 184 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28 PENGUMUMAN
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
Bab 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
Bab 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
Bab 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
Bab 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
Bab 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!