Hanindya pov
Aku merapikan sedikit lipatan pashmina dibagian leher, sentuhan terakhir sebelum aku keluar dari kamar.
Aku mengenakan dres panjang, berwarna pink muda dikombinasikan dengan pashmina berwarna biru tosca.
Baju ini sengaja ku beli ketika perjalanan menuju bandara kemarin. Sehari sebelumnya ibuku sudah berpesan, kalau semua anggota keluarga memakai baju dengan warna ini, mengikuti permintaan sang pengantin wanita.
Aku, ibu, dan Hazira berangkat ketempat acara menggunakan jasa taksi online. Karena memang, hanya kami bertiga yang tinggal dirumah tua ini. Rumah ini adalah, rumah peninggalan ibu dari ayahku. Yang sudah berpulang, 12 tahun yang lalu.
Sesampainya di tempat acara, sudah terlihat dekorasi pesta yang sangat indah. Kami berjalan masuk, menyapa para tamu yang sudah ramai berdatangan. Karena memang, Keluarga kedua mempelai adalah orang terpandang dikota ini. Tidak heran, tamunya hampir dipenuhi dari kalangan orang penting.
"Selamat ya Sekar, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, dan semoga langgeng hingga kakek nenek." Aku dan sekar berpelukan. Selain masih ada ikatan persaudaraan, kami adalah teman semasa kecil. Tidak heran kami terlihat sangat akrab.
"Makasih Hanin, aku nggak nyangka akhirnya kamu datang juga. Kau tau, kemarin aku sempat bilang sm ibumu. Kalau kau tidak datang diacara pernikahanku. Aku tidak akan memafkanmu sampai kapanpun." Sekar mengurai pelukan kami.
"Aku tau, makanya aku datang." Aku tersenyum. Ku usap pelan sudut matanya yang nampak berair.
"Apa kau ingin terlihat jelek dihari sakralmu ini?"
Aku tersenyum usil. Karena, sepupuku terlihat masih memanyunkan bibirnya.
Wajah gadis itu langsung berseri mendengar candaanku.
"Hanin, ini suamiku, mas Bram." Sekar memperkenalkan kami.
Pria itu tersenyum. Aku membalas senyumannya, dan menyatukan kedua tanganku didepan dada.
Setelah berbasa-basi sedikit, aku turun dari pelaminan, mencari keberadaan ibu dan Hazira.
"Halo, tante." Suara gadis kecil menghentikan langkahku. Aku menoleh, dan ternyata yang memanggil adalah Shanum. Anaknya mas Sakala, yang tadi malam bertamu kerumahku.
"Hai Shanum, cantik sekali kamu sayang..." Aku membelai gemas pipi gadis itu.
"Makasih, tante Hanin juga cantik " Ucap Shanum demgan senyum imutnya.
"Ah, pintar ngomong ya.. siapa yang ngajarin sih?" Tanganku berpindah pada rambut kepangnya.
"Ayah tante. Kata ayah, tante Hanin itu cantik." Lanjut gadis kecil ini lagi.
Mataku berpindah pada pria yang sedari tadi, memandangku. Sebenarnya ada rasa ketidak nyamanan yang kurasakan saat melihat cara mas Sakala memandang.
Aku takut menjadi bahan gunjingan para tetamu disini. Karena, dulu kami adalah sepasang kekasih. Otomatis orang yang tau tentang kisah kami, pasti tengah berbisik-bisik saat ini.
"Makasih pujiannya sayang, tapi tante Hanin ke sana dulu ya. Tante haus." Aku berpamitan pada gadis kecil. Kemudian, melangkah menjauh. Berusaha menghindari mas Sakala.
Author pov
Disudut ruangan terlihat 2 orang pria berjas hitam dan navy tengah berdiri memperhatikan gerak-gerik Hanin.
"Itu Hanin kan?" Terdengar suara dari kumpulan ibu-ibu paruh baya, yang berdiri tepat di sebelah 2 pria tadi membuka suara.
"Sepertinya memang dia, wah.. tambah cantik saja gadis itu." ibu yang lain menjawab.
"Cantik sih cantik. Tapi, sayang nasibnya ndak jelas." Ibu yang satu lagi menimpali.
"Maksudnya apa buk Teti, ndak jelas apanya?" Ibu yang pertama membuka suara tadi, bertanya.
"Maksud saya itu buk, jalan hidupnya Hanin itu ndak menentu buk Yen. Beberapa taun yang lalu pacaran sama Sakala, pas udah mau lamaran. Eh, tiba-tiba Sakala ngebatalin. Dan pria itu malah menikah sama gadis lain. Karena malu, atau patah hati. Gadis itu, pergi merantau ke kota J, dan ndak pernah pulang sama sekali. Eh... sekarang, begitu Sakala menduda, baru deh dia nongol lagi.." Jawab wanita yang bernama Teti itu.
"Ndak boleh ngomong gitu buk Teti, setau saya Hanin itu anaknya baik dan ramah. Lagian sekarang dia sudah menikah kok. Sama pengusaha sukses lagi." Ibu yang pertama menimpali.
"Alah, entah iya, entah tidak dia sudah menikah. Buktinya kalau memang sudah menikah. Mana.. mana suaminya? Seharusnya dia pulang sama suaminya dong." Ucap buk Teti lagi.
"Ehm,.ehm. Permisi buk, bos saya mau lewat." Pria berjas hitam memecah perkumpulan mak-mak yang tengah bergosip tadi. Mereka semua mengalihkan pandangan pada yang empunya suara.
Serentak rasa takjub terpancar di mata mereka. Ketika melihat, siapa pria yang melewati mereka. Kharisma yang dimilikinya berbeda. Terlihat aura orang hebat yang memancar dari kedua pria itu. Terlebih lagi pria yang di panggil bos oleh pria yang tadi. Wajahnya tampan, tinggi, putih dan berhidung mancung. Membuat siappapun melihatnya akan terpana.
Dua pria tadi berjalan mendekati Hanin yang berdiri disamping ibu dan adiknya. Pria berjas Navy, segera memeluk pinggang Hanin dari belakang. Membuat gadis itu terkejut, dan hampir berteriak. Namun, suaranya terhenti saat tau siapa yang memeluk pinggangnya.
Sontak ibuk-ibuk yang bergosip tadi terdiam. Merasa malu, melihat pria hebat tadi meraih pinggang Hanin. Mereka tau kalau pria itu pasti suami dari wanita yang tadi digunjinginya.
"Hai sayang." Pria tadi menyapa Hanin. Lalu mendaratkan satu kecupan kecil dikening gadis itu.
"Siang ibuk, Hazira. Maaf semalam saya tidak sempat pulang sama Hanin, karena ada pekerjaan yang tak bisa saya tunda." Pria tadi yang tak lain adalah Kenan menunduk hormat kepada mertuanya. Dan mencium tangan wanita paruh baya itu.
Ibu Hanin masih agak terkejut karena kedatangan sang menantu. Sebelumnya Asih, ibunya Hanin memang sudah beberpapa kali bertemu dengan menantunya saat dirinya datang berkunjung ke kota J. Namun, ini adalah kedatangan pertama Kenan kekampungnya. Yang juga, sangat mendadak. Namun, wanita paruh baya itu terlihat sangat gembira.
Karena, dengan kedatangan Kenan, dia dapat membungkam mulut para penggosip yang asik menceritakan hal-hal buruk tentang anaknya.
"Ndak papa nak, ibuk malah senang kamu datang." Raut wajah bahagia terpancar di wajah buk Asih. Berbanding terbalik dengan ekpresi wajah Hanin yang masih terlihat bingung.
"Apa kau ingin mendengar orang-orang bergosip tentang kita? Tersenyumlah, banyak mata yang tertuju ke sini" Bisik Kenan, ketelinga Hanindya.
Gadis itu langsung mengukir senyum. Kemudian, mulai merangkul lengan sang suami. Hal yang biasa mereka lakukan ketika berada dilingkungan keluarga. Berpura-pura, menjadi pasangan romantis.
Mereka berkeliling, sambil terus diikuti oleh sang asisten pribadi Kenan, yaitu Berryl. Hanin memperkenalkan Kenan kepada keluarga besarnya. Termasuk kepada kedua mempelai. Yang ternyata Bram. Sang mempelai pria, adalah rekan bisnis dari Kenan. Jadi, Kenan datang kepesta ini, karena undangan dari pria itu.
Ada raut kesedihan di mata Hanin. Tadinya gadis itu menyangka kalau sang suami sengaja ingin menjumpainya. Tapi ternyata khayalannya terlalu tinggi.
Hanin, sengaja meninggalkan suaminya mengobrol dengan mempelai pria, karena dia merasa tidak nyaman harus berada diantara para lelaki.
"Kenalkan bro, ini abang iparku. Dia juga bergerak dalam bisnis yang sama dengan kita, namanya Sakala." Bram memperkenalkan Kenan pada abang ipar sekaligus rekan bisnisnya.
"Kenan." pria itu mengulurkan tangannya.
"Sakala." Pria itu menyambut uluran tangan dari Kenan. Matanya seakan memancarkan aura persaingan. Karena dia tau, kalau pria ini adalah suami dari Hanin, mantan kekasih yang ingin dimilikinya kembali.
Lama mereka berbincang. Hingga, Hanin datang menghampiri.
"Mas, kami sudah mau pulang." Gadis itu berbisik. Kenan mengangguk.
"Baiklah Bram, dan saudara Sakala. Istri saya sudah mengajak pulang. Kalau begitu, saya permisi dulu." Kenan bersalaman dengan 2 pria tadi. Kemudian, berlalu sambil menggandeng mesra tangan istrinya.
Meninggalkan Sakala di sana, dengan hati kesalnya.
TBC
Bantu vote, like, kasih hadiah, jadikan favorit dan silahkan berkomen ria.
Makasih Readers.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Erwin Sitewar
ini la contoh kesabaran
2023-08-18
0
hiatus
mulai ada tanda"cinta
kenan cemburu
2021-08-13
0
Pertiwi Tiwi
mending sama duda
yg terang dan jelas mencintai hanin.dri pada sama Kenan 8sri tak di anggap
sakitya ku di sini thoooor
2021-08-04
2