ketika Dinda dan Hendra sudah duduk dimeja makan, mereka langsung menyantap makanan yang ada di hadapannya.
''oh iya ndra, berapa hari kamu cuti kerja?'' tanya Bu Laras ingin tahu
''Hendra cuti 2 hari Bu, soalnya pekerjaan Hendra lagi banyak bnget.'' jawab Hendra. karena bisnisnya yang begitu banyak membuat waktunya tersita hanya untuk pekerjaan.
'' ko 2 hari ndra, memang nya kalian gak pergi bulan madu?'' tanya Bu Laras yang ingin anaknya meluangkan waktu untuk bersama, Karena dirinya ingin sekali memiliki seorang cucu
'' Hendra mau beresin pekerjaan Hendra dulu Bu, kalo semua sudah beres, hendra mau ajak Dinda berlibur ke Inggris.'' ujar Hendra tersenyum menoleh ke arah Dinda, Dinda hanya diam membalas senyuman manis suaminya itu.
''syukurlah, ibu dukung kamu ndra, semoga semuanya berjalan dengan lancar ya.'' ujar Bu Laras mendoakan menantunya itu, Bu Laras sangat mendukung apalagi untuk masa depan anaknya Dinda
''oh iya Bu, habis ini Hendra mau ajak Dinda sama ibu jalan jalan, mau kan sayang?'' tanya hendra kepada Bu Laras dan Dinda.
Hendra merencanakan sesuatu, dirinya ingin memberikan kejutan untuk Dinda yang baru saja menjadi istrinya
'' jalan jalan kemana mas?'' tanya Dinda balik, Dinda penasaran kenapa suaminya mengajak mereka keluar pagi pagi seperti ini
'' ada aja, mas mau kasih sesuatu buat kamu sayang'' ujar hendra tersenyum menggenggam tangan Dinda dengan erat.
'' ya sudah, kita habisin dulu saja sarapannya, nanti juga kamu tau nak'' ujar Bu laras tersenyum.
Bu Laras melanjutkan sarapannya.
Hendra dan Dinda pun melanjutkan sarapannya, sesekali Dinda menyuapi Hendra di hadapan ibunya, begitu juga sebaliknya.
Bu Laras tersenyum melihat keharmonisan rumah tangga mereka yang baru saja mereka bangun.
kebahagiaan tampak jelas di mata ibunda tercinta, momen seperti inilah yang di tunggu setiap ibu di seluruh dunia, menyaksikan sendiri kebahagiaan anaknya, apalagi Dinda hanya anak satu satunya.
pemandangan yang indah bukan..?
setiap pasangan pasti menginginkan momen seperti ini, bukan hanya di awal pernikahan saja, bahkan seterusnya..
stelan sarapan selesai Hendra berjalan menuju ruang atas menuju kamarnya untuk mengambil konci mobil yang tersimpan di tas,
sedangkan bu Laras dan Dinda, mereka menunggu Hendra duduk di ruang tamu.
Dinda terlahir dari keluarga sederhana, 2 tahun yang lalu ayahnya meninggal karena sakit jantung.
Dinda termasuk wanita yang cerdas dan pekerja keras, dia juga cukup lihai dalam bidang apapun termasuk pashion.
semenjak ayah Dinda pergi meninggalkan Dinda untuk selama lamanya, Dinda memulai bisnis kecil kecilan berjualan baju online, Karena kerja kerasnya sekarang Dinda memiliki butik terbesar di Jakarta.
suara ketukan sepatu pantofel terdengar keras hingga ke ruangan bawah.
aroma parfum tercium wangi, semerbak membius seisi rumah.
'' itu mas Hendra Bu, ayo kita berangkat'' ujar Dinda yang.melihat suaminya turun dari kamar.
Hendra terlihat lebih ganteng setelah mengganti pakaian nya, sekarang dia memakai kaos abu abu dengan celana jeans warna hitam, terlihat seperti anak 17 an.
'' ayo sayang!!'' ujar Hendra menggandeng istri dan mertuanya, mereka berjalan menuju mobil.
'' tunggu disini ya sayang, mas mau puter balik mobil dulu.'' ujar Hendra,
Hendrapu masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya untuk putar balik.
cuaca yang cerah membuat cahaya matahari menyorot wajah putih mulus tanpa noda itu,
matanya silau dengan cahaya matahari yang tertuju ke wajah cantiknya.
diapun berjalan ke tepi jalan, berteduh di pohon mangga yang tumbuh subur di depan halaman nya.
jalan yang sepi membuat suasana tenang tanpa banyak polusi.
'' Bu, nunggunya disini saja.'' ujar Dinda berteriak kepada ibunya yang masih berdiri di depan teras rumah
perumahan asri dengan tanaman bunga yang tampak indah, berjajar di batas tengah jalanan, rumah mewah nan megah berjajar dengan warna yang berbeda beda, membuat perumahan tampak megah, Dinda membelikan rumah mewah berwarna coksu itu, hadiah untuk ibunya yang berulang tahun pada tahun lalu.
tampak kebahagiaan dari raut muka ibu tercinta yang begitu bangga memiliki anak sekuat dan secantik Dinda.
'' Hendra puter balik nya dimana sih Din? ko lama?'' tanya Bu Laras sembari berjalan menghampiri Dinda
'' mungkin di depan Bu?'' jawab Dinda dengan tenang
mobil Pajero hitam yang mereka tunggu pun akhirnya sudah datang dan berhenti di hadapan Dinda.
Hendra keluar dari mobil, lalu membukakan pintu untuk Dinda dan ibunya, bak seorang putri Dinda masuk ke dalam mobil, lalu Hendra menutup kembali pintu mobil itu dengan lembut, dengan wajah tersenyum menatap Dinda.
mobil melaju dengan kecepatan sedang, berputar putar di daerah perumahan itu tanpa melintas kemana mana.
'' loh ko malah muter muter disini si mas?'' tanya Dinda merasa sedikit kesal
'' mas mau kasih kejutan buat kamu sayang, orang masih di perumahan ini ko!'' jawab Hendra, Hendra menghentikan mobilnya di sebuah rumah besar berwarna putih, yang terlihat sangat mewah
'' ko berhenti disini sih mas? ini rumah siapa?'' tanya Dinda yang tak berhenti menatap rumah mewah itu
'' itu rumah kita sayang, ayo kita turun!'' jawab Hendra turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Dinda dan ibunya
'' rumahnya besar sekali ya Din?'' ucap Bu Laras yang tak berhenti melihat rumah itu, terkagum kagum
Hendra menggandeng Dinda dan ibunya masuk ke dalam halaman rumah mewah yang akan Hendra berikan kepada Dinda sebagai kado pernikahan.
Dinda tidak bisa berkata kata, Dinda tertegun melihat halaman rumah yang begitu indah, halaman yang luas, ditumbuhi bunga bunga yang bermekaran.
'' ya Allah mas, ini rumah kita..?'' tanya Dinda menjatuhkan air mata kebahagiaan
'' iya sayang, sekarang ini menjadi rumah kamu, mas sudah menyiapkan ini dari jauh jauh hari sebelum Kita menikah, kamu suka?'' tanya Hendra menghapus air mata yang jatuh di pipi manis Dinda
'' ya Allah,, aku suka sekali mas, terimakasih banyak, aku gak tau harus ngomong apa''. jawab Dinda menutup mulut dengan tangan kanannya tak kuasa menahan tangis kebahagiaan, dia menangis di pelukan suaminya.
Hendra tersenyum menoleh ke arah Bu Laras sembari mengelus pundak Dinda,
bu Laras membalas senyuman Hendra dengan mata yang berkaca-kaca, merasakan kebahagiaan yang Dinda rasakan..
'' cup cup cup, udah sayang jangan nangis lagi, air mata kamu jauh lebih berharga dari apapun'' ujar Hendra melepaskan pelukannya, tangannya menghapus air mata Dinda yang terus membasahi pipi cantiknya
'' iya nak, udah jangan nangis!'' ujar Bu Laras mengusap air mata di pipi Dinda
'' mas sengaja beli rumah ini agar kamu bisa lebih dekat dengan ibu'' ujar Hendra yang tak kuasa menahan tangis melihat istrinya terisak
'' ko mas malah ikut nangis?'' ujar Dinda tersenyum menghapus air mata Hendra
'' ya sudah, ayo kita masuk''!! kalo ngobrol terus kapan masuknya sayang, udah panas ini'' ujar Hendra tertawa menghibur istri dan mertuanya,
Dinda dan Bu Laras pun tertawa berjalan masuk mengikuti Hendra yang sudah berjalan di depannya.
kebahagiaan yang sempurna bukan..??
semua wanita pasti menginginkan momen seperti yang dirasakan Dinda..
...bersambung...
semoga yang membaca cerita ini bisa merasakan kebahagiaan yang sama seperti apa yang dirasakan Dinda di cerita bab ini.. 🤲🤲
trimksh buat yang baca, jangan lupa, like, comen n vote nya ya..😊😊🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
syafridawati
aku manpir
2021-07-22
0
Eriade
Buat km inj semuanya cmn ada dinovel thor
2021-07-22
0
ERNI AbAS
semangat thor
2021-07-05
0