Hari Sabtu yang cerah. Darius datang ke kantin untuk sarapan dan menemui Ibu kantin. Dia libur kerja hari ini, karena proyeknya sudah selesai. Jadi dia bisa bersantai dan punya waktu luang.
"Bagaimana Ibu kantin apa sudah mendapat nomornya?"
Darius berbicara pada Ibu kantin yang masih menyajikan makanan di meja sebelahnya.
"Sudah dong. Sebentar aku ambilkan."
Ibu kantin mengambil handphonenya dan kembali ke meja Darius.
"Ini catatlah."
Ibu kantin menyebutkan nomor pada Darius. Darius mengeluarkan ponsel dan mencatat nomor yang diucapkan oleh Ibu kantin, lalu menyimpannya.
"Terima kasih Ibu kantin."
Darius menutup ponsel lalu tersenyum.
"Jangan lupa pada janjimu. Katanya aku dapat hadiah ?"
"Ya sudah, karena aku senang hari ini, maka yang makan di kantin sekarang biar aku yang bayar."
Ibu kantin tersenyum setelah mendengar jawaban Darius, dan melihat hari ini kantinnya ramai.
Darius menekan nomor telpon di ponselnya kemudian tersambung lalu mematikan nya, hanya untuk mengecek nomornya aktif atau tidak.
Sementara Rayna di rumah. Dia sedang mendengarkan lagu melalui headset bluetooth sambil menata kamar. Dia tipe pleghmatis. Dia tidak suka melihat barang berserakan atau tidak rapi, jadi dia selalu merapikan kamar setiap saat. Dan kamarnya selalu tampak rapi dan harum.
buk
Suara buku jatuh ke lantai.
"Apa sebaiknya buku-buku ini aku masukkan dalam kardus saja ya, karena tempatnya penuh. Makanya sering jatuh."
ucap Rayna dalam hati.
Rayna keluar kamar untuk mencari kardus. Dia melewati ruang tengah dan mendengar Ayah yang berbicara keras pada Ibu. Kemudian ia segera mengambil kardus dari gudang dan kembali ke kamar.
"Oh, aku baru ingat, hari ini Hari Sabtu. bank tutup di Hari Sabtu dan ayah libur. Kenapa selalu saja bertengkar setiap hari, apakah mereka tidak capek? Kenapa tidak pernah memikirkan perasaan ku sekali saja." ucap Rayna yang menjadi terbiasa mendengar setiap pertengkaran orang tuanya.
"Lagunya mati karena aku keluar dari kamar tadi. Aku harus menyambungkan ulang bluetooth nya."
Rayna melihat ada yang telepon tapi tidak tahu itu nomornya siapa, jadi ia tidak mengangkat.
"Hanya mis call saja. Nomor siapa ya? aku seperti pernah melihat nomor ini."
Rayna mencoba mengingat-ingat lagi. Kemudian ia mencari nomor yang pernah diberikan Darius padanya. Ia membuka laci dan menemukan kertas bertuliskan nomor itu, lalu mencocokkan, dan ternyata sama.
"Ini. adalah nomornya Kak darius. dari mana dia dapat nomorku ya? Siapa yang memberikan nomorku padanya, kenapa juga dia menelpon ku, "batin Rayna.
Rayna mencoba mengacuhkan dan tidak memikirkan panggilan itu, kemudian dia menaruh ponselnya di meja, lalu merebahkan diri di kasur setelah menata dan memasukkan beberapa buku ke dalam kardus.
Pikirannya terbang melayang.
"Seandainya saja aku punya cowok, aku pasti bisa membagi kesedihan atau kebahagiaanku dengannya. Jika bisa, aku ingin segera keluar dari rumah ini agar aku merasa tenang." keluhnya dalam hati.
"Kenapa hal yang kuinginkan selalu jauh dari angan ku, apakah kebahagiaan itu adalah sesuatu yang mustahil bagiku? Tidak bolehkah aku bahagia sebentar saja, meskipun itu dalam mimpi."
Rayna menatap dinding kamar yang ia hiasi dengan wallpaper bintang bertaburan dan bunga mawar segar di mejanya.
Ia mencium bau harum ruangan dari sprayer pengharum ruangan yang menyemprot kamar otomatis setiap lima belas menit sekali. Seperti terhipnotis, Dia tertidur setelah mencium aroma melati, yang membuat pikirannya menjadi lebih rileks.
"Pergi...jangan mengigit ku. Aku akan memukul mu dengan batu besar ini, atau membakar mu dengan api ! Jika kau tidak pergi dari depanku, ular jelek !"
Rayna mengigau dalam tidurnya.
Dia kemudian bangun dengan keringat dingin lalu menoleh ke sekeliling mencari keberadaan ular itu.
"Ternyata hanya mimpi. Rasanya seperti nyata saja."
Rayna duduk dan memeriksa kaki lalu tangan nya, karena merasa seperti digigit sesuatu. Dan ternyata tidak kenapa-napa, hanya ada bintik-bintik merah bekas gigitan nyamuk di tangan dan kakinya yang kemudian terasa gatal.
kring…kring…kring
Suara ponsel berdering.
Rayna bangkit dari kasur untuk meraih ponsel di meja.
"Telpon dari Kak Darius lagi. Aku biarkan saja."
Telpon terus berdering dan akhirnya Rayna mengangkatnya karena berisik.
"Halo..."
"Halo Rayna, ini aku Darius."
"Iya, bagaimana Kakak bisa tahu nomorku ?"
"Aku akan jelaskan padamu nanti. Apa kau ada waktu ?"
"Maksud Kakak ?"
"Aku ingin mengajak mu keluar malam ini. Bagaimana kau bisa ?"
Rayna diam mendengar pertanyaan Darius dan memikirkan kalimat yang tepat untuk menjawabnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Nirwana Asri
hallo kak aku mampir nih makasih udah follow aku duluan
2022-03-28
1
Fira Ummu Arfi
😍😍😍😍😍😍
2021-05-10
0
Marion Jola
lanjut
2021-04-18
0