Aku bertanya pada Subuh yang menyapa,
sekuat apa diriku?
Apa aku sekuat batu karang?
Atau sekuat ombak saat Tsunami?
Namun, ketika Maghrib tiba,
ternyata diriku hanya sebatas titik dari kegelapan.
Lepas masa training (OJT) hari ini Alya harus mulai bekerja sendiri. Secara teori dia sudah paham betul karena otak cerdasnya selalu bisa di andalkan, tapi lihat nanti praktek nya dilapangan. hehe...
Selain itu sekarang dia sudah bisa beradaptasi dengan teman-temannya. Mengenal rekan kerjanya, dari Petugas tiketing armada (PTA), para driver, Pengawas Armada (PA), hingga petugas kebersihan yang dari awal masuk sudah ramah menyapa Alya.
Hari pertama kerja, Alya mendapat jadwal angkatan armada pertama. Dengan driver yang bernama pak Cahyo. Dia lega karena saat OJT kemarin sudah pernah bertemu. Menurut Alya dia driver yang asyik, seorang dangduters. Sehingga tak heran saat di dalam bis lagu wajibnya seputar lagu milik mbak via Vallen atau mbak Nella kharisma aselolay...tarik sist...Semongko.
Fokus di jalan, mondar-mandir meniketi penumpang, memastikan mereka sampai tujuan dengan selamat. Meneriakan nama halte penurunan terdekat, dengan suara lantang dan semangat empat lima.
" Halte Balaikota, yang mau transit ke Ungaran, Banyumanik, Sukun, Kariadi, Elisabeth, UNDIP, UNNES, Pundak payung, persiapan, barang bawaan jangan lupa, silahkan, terimakasih!!!"
Melempar senyum dan mengucapkan terimakasih, hati-hati di jalan, selalu Alya suguhkan. Para penumpang pun merasa senang saat naik dan turun, apalagi petugasnya semanis Alya Rahmawati.
Walaupun memakai masker, tetap saja Alya terlihat menawan. Karena pembawaannya yang riang gembira sepanjang masa.
Trip 1, trip 2, trip 3 berjalan mulus. Bertemu dengan banyak orang, dari berbagai kalangan dan profesi, silih berganti. Memang bis ini, menjadi unggulan kota Semarang. Melayani masyarakat agar dapat merasakan angkutan umum yang murah, nyaman dan aman.
Saatnya Alya jalan ditrip 4...senangnya dalam hati, satu trip terakhir, tinggal setor uang ke kasir dan pulang.
Tunggu dulu Rosalinda harimu belum berakhir...hehe...
...***...
Bertemu customernya di salah satu resto hotel di pusat kota. Gusti Agung Prasetyo terlihat sangat tampan. Menggunakan setelan casual, berupa atasan putih yang pas ditubuhnya dan celana panjang berwarna cokelat muda. Membuat tingkat ketampanannya meningkat 99%.
Sesekali dia terlihat tersenyum, saat menanggapi lawan bicaranya.
" Oke fix, kita lanjutkan kerjasama kita, sukses untuk perusahaan kita berdua, terimakasih Bapak Aldebaran Al Fahri sudah meluangkan waktu anda. Saya pamit undur diri." Berjabat tangan dengan rekan bisnisnya, mengakhiri pertemuan mereka.
Berjalan menuju parkiran dimana mobilnya berada. Dia memutuskan untuk kembali ke pabrik. Namun sayang ban mobilnya terlihat kempes. Kemungkinan ban bocor dan entah mengapa dia sedang malas kalau harus membawa ke bengkel. Merepotkan saja.
Melihat halte bis di depannya yang sangat ramai dia merasa tertarik untuk mencoba naik bis itu. Menelfon asistennya. Dia meminta di jemput di halte Kawasan Wijaya.
" Permisi mbak, saya mau ke arah Mangkang, mau turun di halte Kawasan Wijaya. Bis nya yang mana ya?" tanya Gusti pada petugas tiket.
" Oh...iya pak njenengan bisa naik koridor 1 arah mangkang, silahkan beli tiket dulu!"
" Berapa mbak tiketnya?"
" Tiga ribu lima ratus pak, eh mas..." (agak gugup karena dia sadar masnya gantengnya kebangetan saat membuka masker).
" Nunggunya berapa lama mbak?" tanya lagi.
" Sepuluh sampai lima belas menitan lagi mas." (tersenyum malu)
" Oke tiket satu mbak, (menyerahkan uang sepuluh ribu) kembaliannya buat mbaknya aja."
" Terimakasih banyak mas..." tersenyum ceria bagai pelangi yang menyinari dunia.
Andai semua penumpang kayak masnya, ganteng baik hati dan tidak sombong, hehe...
Duduk manis di kursi khusus koridor 1. Gusti mengamati sekitarnya, ramai, tapi mereka cukup tertib menaati social-distancing.
Sepuluh menit berlalu, armada yang ditunggu pun datang. Terdengar informasi tujuan armada dari salah satu petugas.
" Persiapan yang mau ke Mangkang, Krapyak, RS. Tugu, Kendal, Kaliwungu."
Gusti berdiri di pintu Keberangkatan seperti calon penumpang lainnya yang satu jurusan dengannya.
Bis besar berwarna biru dengan nomor lambung 1.009 merapat di halte Simpang lima. Setelah menurunkan penumpang di pintu kedatangan, bis berjalan maju pelan ke pintu Keberangkatan.
" Silahkan yang mau ke Mangkang, Krapyak, Rs. tugu, Kendal, Kaliwungu." mengulurkan tangannya dan membantu mengangkat anak kecil yang akan naik. Memastikan semua sudah masuk.
" Okee...." teriaknya memberi aba-aba jalan kepada driver bis.
Tercekat, atau lebih tepatnya terpesona...
" Gadis ini lagi? Apa wajahnya ada dimana-mana? Kebetulan yang aneh."
Gusti masuk dan mendapatkan tempat duduk dibelakang driver. Penumpang tidak begitu ramai mungkin hanya sekitar 15 orang.
Bis pun melaju dengan kecepatan sedang.
Menyisir jalan raya yang seakan tak pernah sepi. Berbelok dan mengerem dengan hati-hati. Sang driver terlihat lihai menyetir dan menikmati lagu yang aneh ditelingga Gusti.
Saat gerimis datang membasahi gaun merah ku
Yang engkau berikan untukku
Kini gaun merah ini hanya menjadi saksi bisu
saat kau tinggalkan diriku
Terbuai aku dalam mulut Maniani
Yang penuh dengan janji palsu,
seakan semuanya indah
Terpuruk aku di dalam lembah cinta
Yang membuat mataku buta
Karena diriku selama ini tak tau dirimu mendua....aaaaaa......
( Tittle: Gaun Merah by Kalia Siska)
Sementara itu Alya masih sibuk mondar mandir melayani penumpang naik turun dari halte sepanjang jalan. Sesekali Alya berdiri di samping pintu depan, dan tersenyum saat driver sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya, menikmati alunan lagu dan ikut bernyanyi.
Sampai saat ditikungan tugu, Alya berdiri berniat berjalan ketengah lagi. Untuk menginfokan halte selanjutnya. Tiba-tiba ada sepeda motor yang menyerobot dari arah kiri bis. Sontak membuat driver kaget membanting setir ke kanan. Beruntung driver masih bisa menguasai keadaan. Tetapi tidak untuk Alya.
Alya terhuyung, pertahanan kuda-kudanya tak mampu menyeimbangkan kakinya. Dan brukkkkk.....
Alya jatuh, terduduk di pangkuan Gusti.
Terpesona aku terpesona....
Waktu seakan berhenti berdetak, tatapan mata mereka bertemu. Hati Gusti mendadak jedak jeduk tak karuan. Dengan posisi mereka, sontak membuat naluri kelelakiannya meronta-ronta.
Karena kaget, Alya masih tidak sadar untuk segera bangun.
" Sampai kapan mbaknya mau duduk di pangkuan saya???" dengan mata menyeringai.
Tersadar Alya langsung berdiri. Sungguh malunya bukan main, rasanya dia ingin menghilang saja kalau bisa. Malu sama masnya dan juga malu sama penumpang yang lain.
Para penumpang pun terdengar tertawa dan ikut menikmati adegan itu.
Jangan tanyakan pak driver di depan, setelah berbuat kesalahan saat menyetir tadi, dia malah ikut tertawa terbahak-bahak melihat adegan Alya jatuh terduduk di pangkuan cowok ganteng. Bahkan tawanya yang paling keras.
Dasar driver durhakim, batin Alya.
Alya meminta maaf kepada laki-laki itu. Tentu dengan raut wajah menahan malu.
Gusti sendiri hanya mengangguk, dan mencoba menetralisir jantungnya yang dari tadi berdendang. Seakan dua ujung magnet yang saling tarik menarik. Gusti merasa hatinya mulai tertarik terhadap gadis manis itu.
Lamunannya buyar ketika mendengar gadis itu, berteriak lagi.
" Kawasan, kawasan!!!"
Gusti bangun dan berjalan mendekat, kini dia berdiri di samping Alya.
" Turun mbak"
" Iya mas (menunduk malu). Kawasan turun."
" Okeyyy...." jawab driver dengan nada menggoda.
Hisss...memalukan saja pak Cahyo ini. batin Alya menggerutu.
Shiiiiittttt.....chesss..chesss...cheeesss.....
Suara rem ber desit, bis pun merapat ke halte dengan sempurna.
Gusti pun turun, masih mencuri pandang terhadap Alya dia membatin.
Jika aku bertemu sekali lagi denganmu, aku anggap kita berjodoh. Dan aku akan berusaha untuk mendapatkan mu. Gadisku yang manis~Gusti
Pintu bis tertutup secara otomatis dengan perlahan. Mengakhiri pertemuan mereka hari ini.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Like dan komen
biar aku semangat ☺️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
T.N
author jg fansnya mas Al ya 😁
2022-09-24
0
Intan Mariyam
dari sampai sini baca tulisannya keren tapi sayang kok sedikit ya likenya
2021-09-06
4
Bara
seru
2021-09-03
0