chapter 2: Gara-gara Sambel Terasi

Sebulan setelah mengirim lamaran pekerjaan di PT. Arin Jaya Semarang, akhirnya Alya dan Rohmi mendapat panggilan untuk mengikuti psikotes disebuah Aula gedung JANITRA Semarang lantai 2A. Mengendarai motor matic milik Rohmi, akhirnya mereka menemukan gedung JANITRA setelah dua kali hampir nyasar jauh dari lokasi. Maklum saja mereka belum begitu hafal jalan di kota Semarang.

Di dalam aula yang luas....

Psikotes akan di adakan jam 8 pagi. Mereka punya waktu sekitar satu jam untuk beristirahat dan mempersiapkan diri. Melihat begitu banyak peserta tes mereka jadi minder. Ada 200 peserta yang terdaftar padahal yang dibutuhkan hanya 60 orang saja untuk posisi petugas tiket.

" Gila ya Al ternyata kita harus beneran ngadu nasib kalo gini ceritanya."

" Iya mi, aku ga nyangka bakalan se ramai ini, tapi bismillah aja, di coba ga ada salahnya, anggap aja uji nyali, biar kita tambah bakoh, hehe..."

" Mending uji nyali bisa lambaikan tangan kalau ga kuat, ini apa ga lebih baik kita mundur alon-alon aja?"

" Ahh... apaan sih, ingat visi misi kita, menjadi kenek cantik dan Sholehah!

Alya tiba-tiba berdiri, mengangkat , mengepalkan tangganya, dan berteriak menyemangati dirinya sendiri.

" SEMANGAT!!!"

Tanpa dia sadari banyak mata yang memandangnya heran.

krikkk...krikkk...krikkk....

Rasanya dia mau tenggelam saja karena sekarang dia menjadi pusat perhatian para peserta yang lain.

Gelak tawa mereka pun terdengar riuh menyoraki tingkah Alya yang mengagetkan itu. Alya lantas bringsut duduk di kursinya, sedangkan Rohmi memilih pindah di kursi miliknya yang berada dipojok belakang.

Tepat jam delapan psikotes dimulai, di pandu oleh seorang wanita cantik yang memakai setelan rapi, mereka mulai mengerjakan soal yang terbagi menjadi beberapa sesi soal.

Diantaranya Tes IQ, Penalaran logika dan Aritmatika, Tes Wartegg, Tes Analog verbal, Draw a man, dan Tes Army Alpa Inteligen.

Suasana hening...

Semua berfikir dengan keras dan sungguh-sungguh. Mendengarkan setiap arahan dari tim penguji.

Begitu juga dengan Alya, bisa atau tidak bisa dia mengerjakan soal-soal itu sendiri tanpa menoleh kanan-kiri. Karena berharap ada yang membantu memberi jawaban juga percuma, mereka terus dikejar waktu. Sampai dipertengahan mengerjakan soal Alya mulai resah.

Keningnya mulai berkeringat, expresi wajahnya sudah mulai menegang, tangannya mencengkram ujung celananya, fikirannya sudah tidak bisa berkonsentrasi, bahkan pendengarannya pun seakan berkurang. Bibirnya sudah komat-kamit merapelkan do'a apa saja. Dia juga menggerutuki dirinya sendiri. Menahan sakit perut, mules tak terhingga.

" Ya Allah, ini pasti gara-gara kemarin aku khilaf menghabiskan sambal terasi kesayangan...huuuuhhh...ahhhh...sakit Bukk." Mengeluh dalam hati, dan menggigit bibir bawahnya menahan sakit.

Berharap tes segera selesai, dan berlari mencari kamar mandi. Karena sebelum tes dimulai peraturan sudah dibacakan. Meninggalkan ruangan berarti dianggap selesai. Mengisi jawaban dengan mengikuti kata hati dan bismillah. Hanya itu yang bisa dia lakukan.

" Yang penting aku udah isi semua, perkara hasil pasrah aja pada yang Kuasa."

Tepat jam sepuluh ...

" Semua berhenti, letakan kertas jawaban di atas meja, dan silahkan tinggalkan ruangan, hasil akan dikirim management lewat email, terima kasih." ditutup secara singkat dan jelas oleh seorang wanita cantik tadi.

Alya mengemasi alat tulisnya dengan cepat, berlari melesat secepat kecepatan cahaya.

Bertanya pada seorang petugas dia mencari toilet. Untung saja, toilet berada tidak jauh dari aula, jalan lurus dekat tangga ada lorong belok kanan.

" Huhhhh.....Syukurlah, untung tidak telat, telat sebentar saja bom ku pasti meledak" Alya bermonolog diri didepan wastafel saat dia mencuci tangan.

"Lega rasanya, nikmat mana lagi yang kau dustakan." hehe...

...

Celigukan Rohmi mencari teman super baiknya diantara ratusan orang yang berhamburan keluar gedung.

" Dasar Alya durhakim, kemana dia? Awas aja kalau sampai ninggal aku duluan, langsung bakal tak gugat cerai dia, eh tapikan kunci motor aku yang pegang, hehe...!" Rohmi mulai geram, dia memutuskan menunggu Alya diparkiran motornya.

Drrettt...drrett..dret...

" Iya hallo, kamu dimana?" suara Rohmi menyambar. " Hmmm....aku tunggu diparkiran"

Tut..Tut..Tut...

Melambaikan tangannya, Alya nyengir ketika menghampiri sahabatnya.

" Dasar kamu ya, aku nyari sampe mataku mau lepas. Kemana aja sih?"

Sambil memakai helem dan meminta kontak motor Alya menjawab enteng,

" Aku habis ngebom, hahaha...."

....................

Memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Alya memboncengkan Rohmi dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba panggilan alam kembali dia rasakan. Membelokan motornya masuk ke Pom bensin terdekat. Alya langsung memarkirkan motornya. Rohmi bertanya, kenapa belok padahal bensin motornya masih full.

" Haduh mi, perut aku sakit lagi, tungguin ya...bentar!" Alya berlari terburu-buru dan....

Brruuukkkk ...

Alya menabrak seorang laki-laki yang baru saja keluar dari toilet. Laki-laki itu pun kaget dan hampir memaki gadis di depannya. Beruntung Alya sempat menundukkan kepala meminta maaf walau dengan terburu-buru. Dan langsung masuk toilet wanita tanpa menatap laki-laki itu. Memutar memori otaknya, Gusti mencoba mengingat.

Gadis manis itu...~Gusti

flash back on ...

Sebulan yang lalu, setelah lembur sampai pagi, Gusti memutuskan pulang kerumah dulu untuk tidur. Di parkiran di depan gedung miliknya. Duduk di dalam mobil dan belum menyalakan mesin mobil. Tiba-tiba ada seorang gadis berpakaian hitam putih berdiri di samping mobilnya. Dengan polosnya gadis itu merapikan baju dan mengikat rambutnya ala kucir kuda. Memajukan wajahnya di spion kiri mobil Gusti, gadis itu dengan wajah lucu menyeka sudut matanya seperti memastikan tidak ada belek di sana. Gusti tersenyum geli melihat raut wajah gadis itu, konyol tapi cukup manis. Membuat ia sabar menunggu sampai sang gadis menyelesaikan ritualnya.

Gadis itu sendiri tidak sadar kalau ada orang di dalam mobil , karena memang kaca mobil Pajero sport milik Gusti didesain gelap tidak nampak dari luar.

Berdiri lenggak- lenggok di samping mobil Gusti, Alya merapikan baju dan rambutnya,

memastikan penampilannya agar terlihat paripurna, dia bergumam dalam hati,

"Ahh... mantaps, udah rapi, udah cantik, aku pasti keterima kerja disini, tapi sebentar ga ada belek kan di mata aku?" (memajukan wajahnya dan membelalakan mata di spion kiri mobil)hehe. ..

" Alya sini, ngapain kamu disitu!" teriak Rohmi teman Alya.

" Ohhh. ..iya " nyengir kuda. Alya berlari kecil menghampiri temannya. Berkumpul di depan pos satpam dengan para pelamar yang lain.

Tidak lama setelah itu, Gusti melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang melewati pos satpam dimana Alya berdiri, dia menekan klakson.

Bim..Bim..

(dengan maksud menyapa satpam yang membukakan gerbang untuknya)

" Mobil itu ... bukannya yang tadi aku buat ngaca ya? jangan-jangan tadi ada orangnya ya didalam? Ah...bodoh amat ga kenal juga..." batin Alya.

flashback off

Benar dia gadis konyol itu, kenapa aku bisa bertemu dengannya lagi. ~ Gusti

Melajukan mobilnya keluar dari Pom bensin, Gusti menuju hotel Amazon untuk bertemu dengan rekan bisnisnya. Sedangkan Alya dan Rohmi setelah ritual ngebom, mereka langsung melanjutkan perjalanan pulang. Tentu sepanjang perjalanan mereka terus saja mengobrol absurd. Sesekali mereka tertawa lepas dengan ocehan mereka sendiri.

......❤️❤️❤️❤️....

_

_

_

_

_

Mohan maaf, jika sedikit membingungkan untuk chapter 1 sebenarnya sudah aku tulis bab melamar kerja, tapi mungkin kehapus waktu hp dibuat main anakku. Dari pada harus menulis kembali otakku sudah buntu, jadi aku flashback aja ya....

Terimakasih sudah mau membaca, aku masih belajar menulis jadi harap maklum.

Matursuwun 😘😘😘

Terpopuler

Comments

🍊🥀Forget Me 🥀

🍊🥀Forget Me 🥀

lanjut kakak.. semangat

2021-09-03

0

Fitri Agustina

Fitri Agustina

jempol untuk othor...halu nya g lebay👍💕

2021-07-29

4

fa_zhra

fa_zhra

aku suka baca cerita yg real latar tempat nya.jadi kalau brhalu bisa dpt feel nya mbayangin tempat yg bner2 ada.lain hal nya kalau disebutkan kota X misalnya.saya kurang greget

2021-07-04

2

lihat semua
Episodes
1 chapter : Rumah
2 chapter 2: Gara-gara Sambel Terasi
3 chapter 3: Awal mula jatuh cinta
4 chapter 4: On the Job Training
5 chapter 5: First day yang Memalukan
6 chapter 6: Masih tentang Malu
7 Chapter 7: Bidadari Surga
8 Chapter 8: Bibit Mucikari
9 Chapter 9: Dasar Mucikari
10 Chapter 10: Galau
11 Chapter 11: Trending Topik
12 Chapter 12: Visi dan Misi
13 Chapter 13: Musibah
14 Chapter 14: Fix Teman
15 Chapter 15: TTM
16 Chapter 16: Mantan Tergokil
17 Chapter 17: Bakso Beranak
18 Chapter 18: Mulut Tetangga
19 Chapter 19: Driver killer
20 Chapter 20: Skandal
21 Chapter 21: Ketiban Awu Anget
22 Chapter 22: Klarifikasi
23 Chapter 23: Game over
24 Chapter 24: On The Way Jauh, Pakai Helem!
25 Chapter 25: Negeri Di Atas Awan
26 Chapter 26: Telur Rebus Made in Sikidang
27 Chapter 27: Oleh-Oleh Fenomenal
28 Chapter 28: PAJERO
29 Chapter 29: Bukan Cinderella
30 Chapter 30: Pernikahan Mantan
31 Chapter 31: Penumpang 81
32 Chapter 32: Mengantar Pulang
33 Chapter 33: Permintaan Terakhir
34 Chapter 34: Sky Garden
35 Chapter 35: Tragedi
36 Chapter 36: Sindrom Bucin
37 Chapter 37: Berterimakasih
38 Chapter 38: Rutinitas Tanpa Batas
39 Chapter 39: Ngemil Ala Alya
40 Chapter 40: Cadangan Makanan
41 Chapter 41: Dipertemukan oleh takdir
42 Chapter 42: Rudi POV
43 Chapter 43: Greges
44 Chapter 44: Spesies Jaelangkung
45 Chapter 45: Penonton Kecewa
46 Chapter 46: Musyawarah dari Hati ke Hati
47 Chapter 47: JJS bersama Mas Rudi
48 Chapter 48: Pesawat milik Ibu Menteri
49 Chapter 49: Welcome to Maldives
50 Chapter 50: Bertemu Nemo
51 Chapter 51: Read the first word again!
52 Chapter 52: Laddu Singh
53 Chapter 53: Aroma tidak beres
54 Chapter 54: Birul Walidain
55 Chapter 55: Bertemu dengan Sengkuni
56 Chapter 56: Ambyar
57 Chapter 57: Lelah Lahir Batin
58 Chapter 58: Kekurangan Hormon Bahagia
59 Chapter 59: Kutunggu Jandamu!
60 Chapter 60: Bagaikan Layang-layang
61 Chapter 61: Wus Wus Hempaskan
62 Chapter 62: Jembatan Perdamaian
63 Chapter 63: Permohonan Maaf
64 Chapter 64: Fructophobia
65 Chapter 65: Istirahat
66 Chapter 66: Ujian Hidup
67 Chapter 67: Ujian Hidup 2
68 Chapter 68: Kamu Baik-baik Saja 'kan Al?
69 Chapter 69: Ketika Penumpang Adalah Raja
70 Chapter 70: Kewarasan Hati
71 Chapter 71: KAKAK
72 Chapter 72: Menginap
73 Chapter 73: Hadiah Ciuman
74 Chapter 74: Pil Pahit
75 Chapter 75: Hemodialisa
76 Chapter 76: Sling Back Heels
77 Chapter 77: Intensive Care Unit
78 Chapter 78: Simulasi ke KUA
79 Chapter 79: Terong-terongan
80 Chapter 80: Dia Milikku
81 Chapter 81: Sendiko dawuh
82 Chapter 82: Obat mujarab
83 Chapter 83: Mahar
84 Chapter 84: Cemburu
85 Chapter 85: Pasrah
86 Chapter 86: Takdir yang tidak bisa di tawar
87 Chapter 87: Prosesi Pemakaman
88 Chapter 88: Menghitung hari
89 Chapter 89: Detik-Detik Menuju Akad
90 Chapter 90: Ijab Qobul
91 Chapter 91: Batal Nikah
92 Chapter 92: Isi Kotak Biru
93 Chapter 93: Busway, i'm in love
94 Chapter 94: Senyum-senyum
95 Chapter 95: Wanita hebat
96 Chapter 96: Makan Malam
97 Chapter 97: PT. Asia Maju Abadi
98 Chapter 98: Badmood
99 Chapter 99: Cemburu
100 Chapter 100: Tawar Menawar
101 Chapter 101: Tiga huruf
102 Chapter 102: Malam Pertama
103 Chapter 103: Pengantin Baru
104 Chapter 104: Rombongan Pengantin
105 Chapter 105: Belajar Otodidak
106 Chapter 106: Serangan Fajar
107 Chapter 107: Memanjakan Diri
108 Chapter 108: Emosi
109 Chapter 109: Talk Less Do More
110 Chapter 110: Secuil Derita Kondiktur Cantik
111 Chapter 111: Touring Pabrik
112 Chapter 112: Melunasi Hutang
113 Chapter 113: Berpamitan
114 Chapter 114: Shimla, India
115 Chapter 115: Akhirnya keturutan
116 Chapter 116: The Medley
117 Chapter 117: Solang Valley
118 Chapter 118: Menunggang Yak sebelum pulang
119 Chapter 119: Perjuangan meraih dua cita-cita
120 Chapter 120: Loss dol, Kejar skripsi
121 Chapter 121: Pelor
122 Chapter 122: Ngebo
123 Chapter 123: Terlambat Pulang
124 Chapter 124: Tidak Ikhlas Dunia Akhirat
125 Chapter 124: Ancaman!
126 Chapter 125: Dongeng Sebelum Tidur
127 Chapter 126: Pamer Perut Buncit
128 Chapter 127: Sidang Skripsi
129 Chapter 128: Mitoni
130 Chapter 129: Akhir dari Sebuah Perjuangan
131 Chapter 130: Mamah Suket Papah Gedang
132 Chapter 131: Bumil Wisuda
133 Chapter 132: Hospital
134 Chapter 133: Selamat Menetas Baby!
135 Chapter 134: Suamiku yang Bucinnya Kebangetan!
136 Chapter 135: Korban Siraman Air Panas
137 Chapter 136: Rumahku, Surgaku
138 Chapter 137: Sesi Pemotretan
139 Chapter 138: Hari Pertama
140 Chapter 139: Bahagia Versi Sendiri
141 Chapter 140: One upon a time...
142 Chapter 141: Suara Hati Penulis
143 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 143 Episodes

1
chapter : Rumah
2
chapter 2: Gara-gara Sambel Terasi
3
chapter 3: Awal mula jatuh cinta
4
chapter 4: On the Job Training
5
chapter 5: First day yang Memalukan
6
chapter 6: Masih tentang Malu
7
Chapter 7: Bidadari Surga
8
Chapter 8: Bibit Mucikari
9
Chapter 9: Dasar Mucikari
10
Chapter 10: Galau
11
Chapter 11: Trending Topik
12
Chapter 12: Visi dan Misi
13
Chapter 13: Musibah
14
Chapter 14: Fix Teman
15
Chapter 15: TTM
16
Chapter 16: Mantan Tergokil
17
Chapter 17: Bakso Beranak
18
Chapter 18: Mulut Tetangga
19
Chapter 19: Driver killer
20
Chapter 20: Skandal
21
Chapter 21: Ketiban Awu Anget
22
Chapter 22: Klarifikasi
23
Chapter 23: Game over
24
Chapter 24: On The Way Jauh, Pakai Helem!
25
Chapter 25: Negeri Di Atas Awan
26
Chapter 26: Telur Rebus Made in Sikidang
27
Chapter 27: Oleh-Oleh Fenomenal
28
Chapter 28: PAJERO
29
Chapter 29: Bukan Cinderella
30
Chapter 30: Pernikahan Mantan
31
Chapter 31: Penumpang 81
32
Chapter 32: Mengantar Pulang
33
Chapter 33: Permintaan Terakhir
34
Chapter 34: Sky Garden
35
Chapter 35: Tragedi
36
Chapter 36: Sindrom Bucin
37
Chapter 37: Berterimakasih
38
Chapter 38: Rutinitas Tanpa Batas
39
Chapter 39: Ngemil Ala Alya
40
Chapter 40: Cadangan Makanan
41
Chapter 41: Dipertemukan oleh takdir
42
Chapter 42: Rudi POV
43
Chapter 43: Greges
44
Chapter 44: Spesies Jaelangkung
45
Chapter 45: Penonton Kecewa
46
Chapter 46: Musyawarah dari Hati ke Hati
47
Chapter 47: JJS bersama Mas Rudi
48
Chapter 48: Pesawat milik Ibu Menteri
49
Chapter 49: Welcome to Maldives
50
Chapter 50: Bertemu Nemo
51
Chapter 51: Read the first word again!
52
Chapter 52: Laddu Singh
53
Chapter 53: Aroma tidak beres
54
Chapter 54: Birul Walidain
55
Chapter 55: Bertemu dengan Sengkuni
56
Chapter 56: Ambyar
57
Chapter 57: Lelah Lahir Batin
58
Chapter 58: Kekurangan Hormon Bahagia
59
Chapter 59: Kutunggu Jandamu!
60
Chapter 60: Bagaikan Layang-layang
61
Chapter 61: Wus Wus Hempaskan
62
Chapter 62: Jembatan Perdamaian
63
Chapter 63: Permohonan Maaf
64
Chapter 64: Fructophobia
65
Chapter 65: Istirahat
66
Chapter 66: Ujian Hidup
67
Chapter 67: Ujian Hidup 2
68
Chapter 68: Kamu Baik-baik Saja 'kan Al?
69
Chapter 69: Ketika Penumpang Adalah Raja
70
Chapter 70: Kewarasan Hati
71
Chapter 71: KAKAK
72
Chapter 72: Menginap
73
Chapter 73: Hadiah Ciuman
74
Chapter 74: Pil Pahit
75
Chapter 75: Hemodialisa
76
Chapter 76: Sling Back Heels
77
Chapter 77: Intensive Care Unit
78
Chapter 78: Simulasi ke KUA
79
Chapter 79: Terong-terongan
80
Chapter 80: Dia Milikku
81
Chapter 81: Sendiko dawuh
82
Chapter 82: Obat mujarab
83
Chapter 83: Mahar
84
Chapter 84: Cemburu
85
Chapter 85: Pasrah
86
Chapter 86: Takdir yang tidak bisa di tawar
87
Chapter 87: Prosesi Pemakaman
88
Chapter 88: Menghitung hari
89
Chapter 89: Detik-Detik Menuju Akad
90
Chapter 90: Ijab Qobul
91
Chapter 91: Batal Nikah
92
Chapter 92: Isi Kotak Biru
93
Chapter 93: Busway, i'm in love
94
Chapter 94: Senyum-senyum
95
Chapter 95: Wanita hebat
96
Chapter 96: Makan Malam
97
Chapter 97: PT. Asia Maju Abadi
98
Chapter 98: Badmood
99
Chapter 99: Cemburu
100
Chapter 100: Tawar Menawar
101
Chapter 101: Tiga huruf
102
Chapter 102: Malam Pertama
103
Chapter 103: Pengantin Baru
104
Chapter 104: Rombongan Pengantin
105
Chapter 105: Belajar Otodidak
106
Chapter 106: Serangan Fajar
107
Chapter 107: Memanjakan Diri
108
Chapter 108: Emosi
109
Chapter 109: Talk Less Do More
110
Chapter 110: Secuil Derita Kondiktur Cantik
111
Chapter 111: Touring Pabrik
112
Chapter 112: Melunasi Hutang
113
Chapter 113: Berpamitan
114
Chapter 114: Shimla, India
115
Chapter 115: Akhirnya keturutan
116
Chapter 116: The Medley
117
Chapter 117: Solang Valley
118
Chapter 118: Menunggang Yak sebelum pulang
119
Chapter 119: Perjuangan meraih dua cita-cita
120
Chapter 120: Loss dol, Kejar skripsi
121
Chapter 121: Pelor
122
Chapter 122: Ngebo
123
Chapter 123: Terlambat Pulang
124
Chapter 124: Tidak Ikhlas Dunia Akhirat
125
Chapter 124: Ancaman!
126
Chapter 125: Dongeng Sebelum Tidur
127
Chapter 126: Pamer Perut Buncit
128
Chapter 127: Sidang Skripsi
129
Chapter 128: Mitoni
130
Chapter 129: Akhir dari Sebuah Perjuangan
131
Chapter 130: Mamah Suket Papah Gedang
132
Chapter 131: Bumil Wisuda
133
Chapter 132: Hospital
134
Chapter 133: Selamat Menetas Baby!
135
Chapter 134: Suamiku yang Bucinnya Kebangetan!
136
Chapter 135: Korban Siraman Air Panas
137
Chapter 136: Rumahku, Surgaku
138
Chapter 137: Sesi Pemotretan
139
Chapter 138: Hari Pertama
140
Chapter 139: Bahagia Versi Sendiri
141
Chapter 140: One upon a time...
142
Chapter 141: Suara Hati Penulis
143
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!