chapter 3: Awal mula jatuh cinta

Hidupku adalah sebuah kertas kosong milikku sendiri,

aku memiliki pena untuk menuliskan kisah ku,

aku bebas,

dan hanya Tuhan yang berhak ikut campur dalam takdir ini...

Menghempaskan tubuh di kasur singgle size miliknya, Alya menatap langit-langit kamar, sambil memejamkan mata, menghela nafas panjang....

" Hemftttt.....mas Rudi kamu benar-benar tega, apa kamu sudah kecantol pada gadis Korea yang lebih cantik dari aku mas? Kenapa kamu ga pernah menghubungiku mas? Sekarang bahkan aku hampir dilamar orang."

Tidak terasa air mata Alya meleleh pelan, melewati bulu matanya yang lentik dan pipinya yang mulus dan berakhir membasahi bantal kesayangannya.

Mengingat kembali kisah mereka empat tahun silam...

flashback on... (masa SMA)

Hari ketiga MOS (Masa Orientasi Siswa). Saat itu Alya Rahmawati adalah siswa baru di SMA Negeri 2 Kendal. Wajahnya yang manis dan karakternya yang periang membuat siapa saja senang berteman dengannya. Buktinya sekarang saja dia sudah terlihat akrab dengan teman-temannya. Pagi ini mereka mendapat kegiatan outdoor di tengah lapangan. Memakai kaos olah raga SMP yang masih saja kebesaran (siswa baru belum dapat seragam) Alya bersama teman-temannya mengikuti permainan galasin atau Gobag sodor. Suasana riuh, ramai, mengundang perhatian para siswa kelas XI maupun XII untuk turut menyaksikan acara adek-adek kelasnya. Tak jarang mereka tertawa terbahak-bahak,? ketika ada temannya yang tertangkap.

Di depan kelas, Rudi Setiawan bersama empat orang teman-temanya duduk bergerombol dan bercanda gurau. Mendengar suara yang riuh di lapangan membuat mereka turut menyaksikan permainan gobag sodor adek-adek kelasnya.

Tiba-tiba mata Rudi tertuju pada gadis manis berseragam olah raga yang masih kedodoran itu. Tingkahnya sangat lucu saat kelompoknya memenangkan permainan gobag sodor. Sangking senangnya gadis itu membawa bendera OSIS, bersorak gembira dan berlari, memutari lapangan.

" Ye...ye..ye..hore kita menang, hore kita menang, ye...ye...ye..." teriak Alya dengan penuh kegembiraan.

Jelas membuat siapa saja terpingkal- pingkal.

Teman Rudi bahkan bersiul menggoda Alya. Alya yang sadar akan tingkah konyolnya langsung menunduk malu dan bersembunyi dibalik punggung sahabatnya, Rohmi.

Rudi mengulas senyumannya, menatap lekat mata Alya, Alya pun curi-curi pandang terhadapnya.

Deg...deg..deg...

Waktu seakan berhenti sejenak, dan bunga-bunga seakan bertaburan disekitar Alya.

Sebulan kemudian...

Betapa kagetnya Alya ketika Rudi menyatakan cintanya. Sebagai adek kelas tentu Alya mengenal mas Rudi. Mas Rudi memang terkenal ganteng, baik dan pintar. Bahkan teman-teman Alya banyak yang mengidolakannya. Oleh karena itu, Alya menerima dan mau mengenal mas Rudi lebih dekat.

Mereka berdua sangat bahagia menjalani ini semua. Berangkat dan pulang sekolah bersama, menghabiskan waktu bersama layaknya remaja pada umumnya. Merajut memori-memori indah bersama. Seiring kebersamaan mereka, Alya mulai menyayangi mas Rudi karena mas Rudi benar-benar cowok yang baik.

Mas Rudi sering main kerumah Alya, orang tua Alya bahkan sudah mengenalnya dengan baik. Alya berharap kelak mas Rudi yang menjadi jodohnya. Menjadi suami pilihannya. Tapi takdir Tuhan berkuasa.

Sampai pada akhirnya mas Rudi lulus SMA dan memutuskan pergi Ke Korea untuk mengadu nasib. Meninggalkan Alya tanpa ada kabar dan kejelasan.

flashback off..

Memandang wajah mas Rudi di galeri hp miliknya, beribu pertanyaan bergelayutan di pikirannya. Membuat dadanya sesak saja.

Ibu masuk kedalam kamar Alya...

Duduk di samping Alya, mengusap rambut putri kesayangannya.

" Nduk, sudah ga usah ditangisi lagi. Bapak sama ibu ga maksa kamu mau menerima lamaran anak Bu Romlah. Kalau kamu masih mau menunggu mas Rudi mu itu (menjeda ucapannya). Walaupun ibu ga enak sama Bu Romlah, kamu tau sendirikan Bu Romlah udah nembung kamu semenjak kamu masih kelas dua SMA." jelas ibu Alya.

Alya duduk dan memeluk ibunya, masih terisak menahan sakit hati dan rindunya. Di tambah lagi tetangganya, Bu Romlah yang terus saja menanyakan Alya untuk dijodohkan dengan anak bungsunya.

" Alya bingung bu, Alya belum bisa melupakan mas Rudi, Alya belum bisa membuka hati untuk siapa pun, yang jelas sementara ini Alya cuma pengen bisa cepet dapet kerjaan buat biaya kuliah."

" Baik kalau itu keputusan kamu, nanti biar ibuk sampaikan lagi ke Bu Romlah semoga saja dia paham dan tidak sakit hati."

" Lagian Bu Romlah aneh ya Bu, anaknya aja ga pernah deketin Alya, ketemu juga ga pernah nyapa, masak Ibu nya ngebet banget pengen aku jadi menantunya!"

" Jelas dong, anak ibu ini kan calon menantu idaman, makanya dia pengen kamu nikah sama anaknya. Tapi masak iya si Bima ga pernah nyapa kamu?"

" Hem..beneran bu. Entahlah Bu, pokoknya Alya ga mau dijodohin gitu."

" Iya ibu juga ga maksa kamu nduk, yang penting kamu bahagia, itu yang ibu mau." gemas ibu Alya mencubit hidung Alya dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.

" Terimakasih ya buk.." kembali memeluk ibunya.

Drrettt...drrettt...drrettt....

Membuka aplikasi Hp miliknya, wajah Alya berubah bahagia...

Diharap kehadirannya, untuk mengikuti tes interview pada hari: Senin, 12 Januari 2021

Jam: 08.00 WIB. Terimakasih

Ttd. Management PT. ARIN JAYA Semarang

" Ibu aku lolos psikotes, dan besok Senin aku dapat panggilan interview, Alhamdulillah ya Allah." memeluk, mencium pipi ibunya Alya sangat senang mendapat pesan itu.

...***...

Sore hari, duduk di pelataran depan rumah Alya yang luas...

" Yahh...aku ga ada temennya dong mi, kamu jangan menyerah ya cari kerja yang lain, aku yakin kamu pasti dapat kerja yang lebih baik."

" Iyalah ga apa, lagian aku bosen bareng kamu terus, hehe...." kelakar Rohmi

" Dasar telur Mimi...aku beneran sedih ini berpisah sama kamu." memanyunkan bibirnya.

" Emang aku mau kemana dodol, orang tiap buka pintu ketemunya sama kamu. Gimana lagi, kemarin pas ngerjain psikotes aja aku udah yakin ga lolos, soalnya susah-susah banget, ilang otak aku, hahaha..."

" Aku juga ga nyangka bakal lolos tes, kamu tau sendirikan pas ngerjain aku ga konsen banget. Nahan mules gara-gara sambel terasi. Tapi kayaknya emang bener omongan ibu aku."

" Emang ibu kamu bilang apa?" tanya Rohmi penasaran.

" Kata ibu, kalau makan masakannya pasti selamat dunia akhirat, jadi bisa jadi aku lolos berkat sambel terasi buatan ibu. Hahaha...."

" Dasar Alya gila..."

"Hih...aku bilangin ibu kalau kamu ga percaya. Secara ibu aku kan ibu solihah."

" Eh...kalau kamu ngomong berkat doa ibu aku percaya, hla ini masak iya berkat sambel terasi?"

" hehehe...." Alya hanya nyengir memamerkan gigi putihnya yang berbaris rapi.

Duduk di depan rumah Alya, mereka masih melanjutkan obrolan absurd mereka sampai matahari memerah diujung barat.

_

_

_

_

_

_

_

_

Dosa tidak ya berharap like dari kalian😁

Terima kasih❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Lempongsari Samsung

Lempongsari Samsung

bacane sambil ngakak ga jelas😀😀😀

2022-04-11

1

Astri Astuti

Astri Astuti

semangat kakak

2021-09-20

0

Bara

Bara

ringan dan mengibur bgt ceritanya

2021-09-03

1

lihat semua
Episodes
1 chapter : Rumah
2 chapter 2: Gara-gara Sambel Terasi
3 chapter 3: Awal mula jatuh cinta
4 chapter 4: On the Job Training
5 chapter 5: First day yang Memalukan
6 chapter 6: Masih tentang Malu
7 Chapter 7: Bidadari Surga
8 Chapter 8: Bibit Mucikari
9 Chapter 9: Dasar Mucikari
10 Chapter 10: Galau
11 Chapter 11: Trending Topik
12 Chapter 12: Visi dan Misi
13 Chapter 13: Musibah
14 Chapter 14: Fix Teman
15 Chapter 15: TTM
16 Chapter 16: Mantan Tergokil
17 Chapter 17: Bakso Beranak
18 Chapter 18: Mulut Tetangga
19 Chapter 19: Driver killer
20 Chapter 20: Skandal
21 Chapter 21: Ketiban Awu Anget
22 Chapter 22: Klarifikasi
23 Chapter 23: Game over
24 Chapter 24: On The Way Jauh, Pakai Helem!
25 Chapter 25: Negeri Di Atas Awan
26 Chapter 26: Telur Rebus Made in Sikidang
27 Chapter 27: Oleh-Oleh Fenomenal
28 Chapter 28: PAJERO
29 Chapter 29: Bukan Cinderella
30 Chapter 30: Pernikahan Mantan
31 Chapter 31: Penumpang 81
32 Chapter 32: Mengantar Pulang
33 Chapter 33: Permintaan Terakhir
34 Chapter 34: Sky Garden
35 Chapter 35: Tragedi
36 Chapter 36: Sindrom Bucin
37 Chapter 37: Berterimakasih
38 Chapter 38: Rutinitas Tanpa Batas
39 Chapter 39: Ngemil Ala Alya
40 Chapter 40: Cadangan Makanan
41 Chapter 41: Dipertemukan oleh takdir
42 Chapter 42: Rudi POV
43 Chapter 43: Greges
44 Chapter 44: Spesies Jaelangkung
45 Chapter 45: Penonton Kecewa
46 Chapter 46: Musyawarah dari Hati ke Hati
47 Chapter 47: JJS bersama Mas Rudi
48 Chapter 48: Pesawat milik Ibu Menteri
49 Chapter 49: Welcome to Maldives
50 Chapter 50: Bertemu Nemo
51 Chapter 51: Read the first word again!
52 Chapter 52: Laddu Singh
53 Chapter 53: Aroma tidak beres
54 Chapter 54: Birul Walidain
55 Chapter 55: Bertemu dengan Sengkuni
56 Chapter 56: Ambyar
57 Chapter 57: Lelah Lahir Batin
58 Chapter 58: Kekurangan Hormon Bahagia
59 Chapter 59: Kutunggu Jandamu!
60 Chapter 60: Bagaikan Layang-layang
61 Chapter 61: Wus Wus Hempaskan
62 Chapter 62: Jembatan Perdamaian
63 Chapter 63: Permohonan Maaf
64 Chapter 64: Fructophobia
65 Chapter 65: Istirahat
66 Chapter 66: Ujian Hidup
67 Chapter 67: Ujian Hidup 2
68 Chapter 68: Kamu Baik-baik Saja 'kan Al?
69 Chapter 69: Ketika Penumpang Adalah Raja
70 Chapter 70: Kewarasan Hati
71 Chapter 71: KAKAK
72 Chapter 72: Menginap
73 Chapter 73: Hadiah Ciuman
74 Chapter 74: Pil Pahit
75 Chapter 75: Hemodialisa
76 Chapter 76: Sling Back Heels
77 Chapter 77: Intensive Care Unit
78 Chapter 78: Simulasi ke KUA
79 Chapter 79: Terong-terongan
80 Chapter 80: Dia Milikku
81 Chapter 81: Sendiko dawuh
82 Chapter 82: Obat mujarab
83 Chapter 83: Mahar
84 Chapter 84: Cemburu
85 Chapter 85: Pasrah
86 Chapter 86: Takdir yang tidak bisa di tawar
87 Chapter 87: Prosesi Pemakaman
88 Chapter 88: Menghitung hari
89 Chapter 89: Detik-Detik Menuju Akad
90 Chapter 90: Ijab Qobul
91 Chapter 91: Batal Nikah
92 Chapter 92: Isi Kotak Biru
93 Chapter 93: Busway, i'm in love
94 Chapter 94: Senyum-senyum
95 Chapter 95: Wanita hebat
96 Chapter 96: Makan Malam
97 Chapter 97: PT. Asia Maju Abadi
98 Chapter 98: Badmood
99 Chapter 99: Cemburu
100 Chapter 100: Tawar Menawar
101 Chapter 101: Tiga huruf
102 Chapter 102: Malam Pertama
103 Chapter 103: Pengantin Baru
104 Chapter 104: Rombongan Pengantin
105 Chapter 105: Belajar Otodidak
106 Chapter 106: Serangan Fajar
107 Chapter 107: Memanjakan Diri
108 Chapter 108: Emosi
109 Chapter 109: Talk Less Do More
110 Chapter 110: Secuil Derita Kondiktur Cantik
111 Chapter 111: Touring Pabrik
112 Chapter 112: Melunasi Hutang
113 Chapter 113: Berpamitan
114 Chapter 114: Shimla, India
115 Chapter 115: Akhirnya keturutan
116 Chapter 116: The Medley
117 Chapter 117: Solang Valley
118 Chapter 118: Menunggang Yak sebelum pulang
119 Chapter 119: Perjuangan meraih dua cita-cita
120 Chapter 120: Loss dol, Kejar skripsi
121 Chapter 121: Pelor
122 Chapter 122: Ngebo
123 Chapter 123: Terlambat Pulang
124 Chapter 124: Tidak Ikhlas Dunia Akhirat
125 Chapter 124: Ancaman!
126 Chapter 125: Dongeng Sebelum Tidur
127 Chapter 126: Pamer Perut Buncit
128 Chapter 127: Sidang Skripsi
129 Chapter 128: Mitoni
130 Chapter 129: Akhir dari Sebuah Perjuangan
131 Chapter 130: Mamah Suket Papah Gedang
132 Chapter 131: Bumil Wisuda
133 Chapter 132: Hospital
134 Chapter 133: Selamat Menetas Baby!
135 Chapter 134: Suamiku yang Bucinnya Kebangetan!
136 Chapter 135: Korban Siraman Air Panas
137 Chapter 136: Rumahku, Surgaku
138 Chapter 137: Sesi Pemotretan
139 Chapter 138: Hari Pertama
140 Chapter 139: Bahagia Versi Sendiri
141 Chapter 140: One upon a time...
142 Chapter 141: Suara Hati Penulis
143 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 143 Episodes

1
chapter : Rumah
2
chapter 2: Gara-gara Sambel Terasi
3
chapter 3: Awal mula jatuh cinta
4
chapter 4: On the Job Training
5
chapter 5: First day yang Memalukan
6
chapter 6: Masih tentang Malu
7
Chapter 7: Bidadari Surga
8
Chapter 8: Bibit Mucikari
9
Chapter 9: Dasar Mucikari
10
Chapter 10: Galau
11
Chapter 11: Trending Topik
12
Chapter 12: Visi dan Misi
13
Chapter 13: Musibah
14
Chapter 14: Fix Teman
15
Chapter 15: TTM
16
Chapter 16: Mantan Tergokil
17
Chapter 17: Bakso Beranak
18
Chapter 18: Mulut Tetangga
19
Chapter 19: Driver killer
20
Chapter 20: Skandal
21
Chapter 21: Ketiban Awu Anget
22
Chapter 22: Klarifikasi
23
Chapter 23: Game over
24
Chapter 24: On The Way Jauh, Pakai Helem!
25
Chapter 25: Negeri Di Atas Awan
26
Chapter 26: Telur Rebus Made in Sikidang
27
Chapter 27: Oleh-Oleh Fenomenal
28
Chapter 28: PAJERO
29
Chapter 29: Bukan Cinderella
30
Chapter 30: Pernikahan Mantan
31
Chapter 31: Penumpang 81
32
Chapter 32: Mengantar Pulang
33
Chapter 33: Permintaan Terakhir
34
Chapter 34: Sky Garden
35
Chapter 35: Tragedi
36
Chapter 36: Sindrom Bucin
37
Chapter 37: Berterimakasih
38
Chapter 38: Rutinitas Tanpa Batas
39
Chapter 39: Ngemil Ala Alya
40
Chapter 40: Cadangan Makanan
41
Chapter 41: Dipertemukan oleh takdir
42
Chapter 42: Rudi POV
43
Chapter 43: Greges
44
Chapter 44: Spesies Jaelangkung
45
Chapter 45: Penonton Kecewa
46
Chapter 46: Musyawarah dari Hati ke Hati
47
Chapter 47: JJS bersama Mas Rudi
48
Chapter 48: Pesawat milik Ibu Menteri
49
Chapter 49: Welcome to Maldives
50
Chapter 50: Bertemu Nemo
51
Chapter 51: Read the first word again!
52
Chapter 52: Laddu Singh
53
Chapter 53: Aroma tidak beres
54
Chapter 54: Birul Walidain
55
Chapter 55: Bertemu dengan Sengkuni
56
Chapter 56: Ambyar
57
Chapter 57: Lelah Lahir Batin
58
Chapter 58: Kekurangan Hormon Bahagia
59
Chapter 59: Kutunggu Jandamu!
60
Chapter 60: Bagaikan Layang-layang
61
Chapter 61: Wus Wus Hempaskan
62
Chapter 62: Jembatan Perdamaian
63
Chapter 63: Permohonan Maaf
64
Chapter 64: Fructophobia
65
Chapter 65: Istirahat
66
Chapter 66: Ujian Hidup
67
Chapter 67: Ujian Hidup 2
68
Chapter 68: Kamu Baik-baik Saja 'kan Al?
69
Chapter 69: Ketika Penumpang Adalah Raja
70
Chapter 70: Kewarasan Hati
71
Chapter 71: KAKAK
72
Chapter 72: Menginap
73
Chapter 73: Hadiah Ciuman
74
Chapter 74: Pil Pahit
75
Chapter 75: Hemodialisa
76
Chapter 76: Sling Back Heels
77
Chapter 77: Intensive Care Unit
78
Chapter 78: Simulasi ke KUA
79
Chapter 79: Terong-terongan
80
Chapter 80: Dia Milikku
81
Chapter 81: Sendiko dawuh
82
Chapter 82: Obat mujarab
83
Chapter 83: Mahar
84
Chapter 84: Cemburu
85
Chapter 85: Pasrah
86
Chapter 86: Takdir yang tidak bisa di tawar
87
Chapter 87: Prosesi Pemakaman
88
Chapter 88: Menghitung hari
89
Chapter 89: Detik-Detik Menuju Akad
90
Chapter 90: Ijab Qobul
91
Chapter 91: Batal Nikah
92
Chapter 92: Isi Kotak Biru
93
Chapter 93: Busway, i'm in love
94
Chapter 94: Senyum-senyum
95
Chapter 95: Wanita hebat
96
Chapter 96: Makan Malam
97
Chapter 97: PT. Asia Maju Abadi
98
Chapter 98: Badmood
99
Chapter 99: Cemburu
100
Chapter 100: Tawar Menawar
101
Chapter 101: Tiga huruf
102
Chapter 102: Malam Pertama
103
Chapter 103: Pengantin Baru
104
Chapter 104: Rombongan Pengantin
105
Chapter 105: Belajar Otodidak
106
Chapter 106: Serangan Fajar
107
Chapter 107: Memanjakan Diri
108
Chapter 108: Emosi
109
Chapter 109: Talk Less Do More
110
Chapter 110: Secuil Derita Kondiktur Cantik
111
Chapter 111: Touring Pabrik
112
Chapter 112: Melunasi Hutang
113
Chapter 113: Berpamitan
114
Chapter 114: Shimla, India
115
Chapter 115: Akhirnya keturutan
116
Chapter 116: The Medley
117
Chapter 117: Solang Valley
118
Chapter 118: Menunggang Yak sebelum pulang
119
Chapter 119: Perjuangan meraih dua cita-cita
120
Chapter 120: Loss dol, Kejar skripsi
121
Chapter 121: Pelor
122
Chapter 122: Ngebo
123
Chapter 123: Terlambat Pulang
124
Chapter 124: Tidak Ikhlas Dunia Akhirat
125
Chapter 124: Ancaman!
126
Chapter 125: Dongeng Sebelum Tidur
127
Chapter 126: Pamer Perut Buncit
128
Chapter 127: Sidang Skripsi
129
Chapter 128: Mitoni
130
Chapter 129: Akhir dari Sebuah Perjuangan
131
Chapter 130: Mamah Suket Papah Gedang
132
Chapter 131: Bumil Wisuda
133
Chapter 132: Hospital
134
Chapter 133: Selamat Menetas Baby!
135
Chapter 134: Suamiku yang Bucinnya Kebangetan!
136
Chapter 135: Korban Siraman Air Panas
137
Chapter 136: Rumahku, Surgaku
138
Chapter 137: Sesi Pemotretan
139
Chapter 138: Hari Pertama
140
Chapter 139: Bahagia Versi Sendiri
141
Chapter 140: One upon a time...
142
Chapter 141: Suara Hati Penulis
143
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!