Mamah Lyli terlihat menitihkan air matanya, terharu bahagia, melihat putrinya itu kini sudah dipersunting menjadi istri dari Evan satria. Siapa yang tak kenal dengan Evan satria, di kalangan bisnis Evan sangat di segani, karna kekuasaannya. Evan pewaris tunggal dari perusahan yang terkenal di kota tersebut. Kekayaan keluarga Evan bisa dibilang tidak akan habis walau di makan oleh tujuh turunan. Semua orang yang menyaksikan acara Ijab Qobul tersebut. Terlihat ikut bahagia. Usai penghulu selesai berdoa, penghulu menyuruh Byanca untuk mencium lengan Evan, yang sekarang sudah sah menjadi suaminya itu.
"Mempelai wanita silahkan mencium tangan suaminya!" Titah pak penghulu. Byanca mengagukan kepalanya. Evan menjulurkan tangannya kearah Byanca. Dengan wajah yang terlihat malu-malu kucing, serta gugup Byanca meraih tangan suaminya itu. Lalu menciumnya. Evan menarik kepala Byanca dengan lembut, lalu mendaratkan ciuman di kening wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya itu. Evan cukup lama mendaratkan ciumannya.
"Sudah, jangan lama-lama, nanti saja lanjutkan malam." Ucap pak penghulu, menggoda kedua pengantin baru itu.
Semua orang terlihat tersenyum, melihat candaan penghulu tersebut. Sontak Evan pun, melepaskan ciumannya, dengan wajah yang memerah.
Evan dan Byanca menuju kursi pelaminan mereka, raut wajah kebahagian jelas terpancar dari kedua pengantin baru itu.
Mamah Lyli dan papah Jonathan mengikuti mereka. serta kedua orang tua Evan, papah Edward dan mamah Silvia mereka duduk berdampingan bersama kedua pengantin baru tersebut. Para tamu undangan secara bergantian memberikan ucapan selamat kepada kedua keluarga tersebut. Meraka terlihat mengambangkan senyuman menyambut semua tamu undangan yang datang ke acaranya.
Akad Nikah dan repsesi dilaksanakan secara bersamaan di kediaman Byanca. Awalnya mereka akan menyelenggarakan akan dan repsesi secara besar-besaran, namun Byanca menolaknya. Dengan alasan tidak mau ribet. Akhirnya mau tidak mau mereka menyetujui permintaan Byanca, untuk mengadakan acara tersebut di kediamannya.
Kedua pengantin terlihat sangat bahagia menyambut para tamu yang menyalami mereka, begitu juga dengan kedua orang tua Byanca dan Ayah Evan.
Kecuali mamah Anita, ia terlihat tidak suka dengan acara pernikahan tersebut. Ia tidak mengambangkan senyumannya sama sekali, terlihat acuh tak acuh menyambut para tamu undangan yang memberikan selamat kepada mereka.
"Harusnya pernikahan ini tidak terjadi, lihat saja aku tidak akan membiarkan kalian bahagia."--- Batin mamah Anita
Edward yang memperhatikan jika istrinya, segara menegurnya.
"Anita kamu bisa tersenyum tidak, kenapa wajahmu ditekuk hah, jangan membuatku malu Anita." Bisik Edward suaminya. Wanita itu pun langsung mengambangkan senyumannya, dengan terpaksa.
"Dengar Anita jangan macam-macam, jangan membuat ulah disini."
"Iya, mas..." Memutar matanya memalas. Edward mengelengkan kepalanya, Ia terlihat kesal melihat tingkah istrinya itu.
Sebuah mobil terlihat berhenti di depan rumah Byanca.
Seorang laki-laki keluar dari mobil tersebut.
Ia masuk kedalam rumah yang tengah di adakan acara pesta pernikahan Byanca dan Evan itu. Laki-laki itu terlihat berjalan menuju pelaminan tempat dimana Byanca, Evan dan keluarga mereka berada.
"Maaf terlambat." Ujarnya, lalu menyalami mereka semua.
"Selamat ya Evan."
"Terima kasih kak."
Byanca menatap tidak suka dengan kedatangan laki-laki itu. Erik terlihat menatap Byanca yang memalingkan wajahnya. Tatapan Erik terhadap Byanca terlihat aneh, tatapannya sulit di artikan.
"Erik kamu dari mana saja?" Tanya papah Edward.
"Maaf Pah, Erik tadi ada urusan sebentar." Jawab Erik, pandangannya beralih menatap kepada papahnya itu.
"Kamu ini selalu saja begitu. Setiap ada cara penting kamu selalu tidak bisa on time." Ucap papah Edward menatap anaknya itu, dengan kesal. Erik tak menyahut lagi pembicaraan tersebut, ia langsung beranjak turun dari pelaminan itu. Papah Edward terlihat mengelengkan kepalanya, melihat tingkah Erik.
"Lihat Anita, kelakuan anak kamu." Melihat ke arah istrinya "Dia memang tidak punya etika."
Mamah Anita terlihat kesal, ia beranjak dari samping suaminya itu, menyusul anaknya Erik.
"Mamah mau kemana Pah?'' Tanya Evan, sekilas melihat kearah mamah Anita yang turun dari pelaminan, lalu menatap penuh tanya kepada papahnya.
"Iya pak, ibu Anita mau kemana?'' Sahut mamah Lyli.
"Katanya dia lapar mau makan." Jawab papah Edward, berbohong. Mereka semua terlihat mengaggukan kepalanya.
"Membuat malu saja kamu Silvia, lihat saja nanti dirumah akan aku beri pelajaran kamu dan anak kamu itu" Batin Papah Edward, menatap istri dan anak sulungnya itu.
Mamah Anita terlihat berjalan mendekati anaknya, Erik yang tengah berdiri sambil memasang satu gelas minuman di tangannya.
"Mamah gak betah lama-lama di sini, antarkan mamah pulang Erik!'' Ucap wanita tersebut, mengambil gelas yang berisi minuman di tangan Erik, lalu meneguknya hingga tandas.
Tatapan mamah Anita tajam, menatap orang-orang yang berada di pelaminan. Wanita itu terlihat sangat kesal.
"Mamah itu minuman Erik, kenapa mamah minum?!" Protes Erik.
"Nih.." Memberikan gelas kosong tersebut.
"Sudah habis baru dikasih." Kesal Erik.
"Mamah tenang saja, biarkan saja mereka merasakan kebahagiannya!" ujar Erik, laki-laki itu terlihat mengambangkan senyuman liciknya.
"Tenang, kamu bilang tenang, mana bisa mamah tenang Erik." Anita menatap Erik dengan kesal.
"Pokoknya mamah tenang saja, serahkan semuanya sama Erik, Erik sudah punya rencana untuk hadiah pernikahan mereka." Ucap Erik, tersenyum sinis.
"Maksud kamu?'' Mamah Anita menatap anaknya itu penuh tanya.
Erik terlihat mendekat kearah mamahnya itu, lalu ia membisikan sesuatu kepada mamahnya.
Mamah Anita terlihat mengambangkan senyumannya. Usai mendengar bisikan anaknya tersebut.
"Ide bagus." Ucapnya, tersenyum licik.
"Makanya mamah tenang saja, serahkan semuanya pada Erik." Ucapnya, Angkuh.
Mamah Anita tersenyum kepada Erik. "Baiklah mamah percayakan semuanya sama kamu." Erik mengangukan kepalanya.
"Liat saja Evan, aku tidak akan membiarkan kamu terus bersama Byanca'' Lirih Erik, dalam hatinya.
"Bersenang-senanglah dulu, Evan anakku tercinta." Batin Anita, menatap sinis dari kejauhan.
Mamah Anita atau Anita, wanita itu adalah istri kedua dari Edward, setalah istri pertamanya Tania mamah Evan meninggal dunia. Anita menikah dengan Edward kala itu berstatus janda anak satu. Ya Erik, Erik adalah anak Anita dari pernikahannya yang terdahulu. Erik lebih tua 3 tahun dari Evan. Anita menikahi Edward bukan karena cinta, melainkan tergoda dengan harta yang Edward punya. Begitu pun dengan Edward, iya menikah dengan Anita, hanya untuk menjadi pelengkap keluarganya saja, Edward tau jika Anita gila harta. Namun sosok Anita yang ke ibu--an kala itu, membuat Edward menerima wanita itu dengan alasan Anita bisa membantunya memberikan kasih sayang untuk Evan.
Mendengar utaran suaminya, beberapa waktu lalu bahwa semua aset perusahan akan diberikan kepada Evan saat Evan sudah menikah dengan Byanca.
Evan akan mengurus semuanya, sedangkan Erik, dia hanya ditugaskan untuk membatu Evan saja, Erik tidak sama sekali mendapat bagian atas semua aset milik Edward tersebut. Membuat wanita itu murka, ia tidak bisa terima keputusan suaminya itu, Anita yang gila harta. Menurutnya itu semua tidak adil, walau pun Erik bukan anak kandung Edward tetapi Anita kekeh menginginkan sebagian harta suaminya itu jatuh kepada Erik. Berbagai rencana mereka sudah lakukan agar pernikahan Evan dan Byanca tidak terjadi, namun sepertinya Edward tau rencana mereka, Edward selalu menggagalkan rencan Istri dan anak tirinya itu.
"Erik, sebaiknya kita pergi dari sini, mamah sudah Sudi berada ditempat ini!'' Ucap Mamah Anita, diangguki oleh Erik anaknya.
Mereka pun pergi dari acara tersebut, tampak berpamitan kepada Edward dan keluarga Byanca.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Rusiani Ijaq
sebenarnya Anita atau Silvia nih
2022-01-14
1
Sri Wahyuningsih
aku mampir thor ..
lanjut thor .semangattt
2021-12-10
0
Pratiwi Mulyani
wah sudah ada ancaman ya Thor
2021-11-30
0