Rumah Byanca terlihat sudah di hiasi dekorasi, bernuansa putih. Bunga-bunga berjejer indah menghiasai setiap sudut ruangan rumah tersebut.
Makanan dan minum sudah tersaji di meja untuk jamuan semua tamu undangan yang akan datang.
Akhirnya hari yang Byanca tunggu-tunggu tiba, hari ini adalah hari dimana pernikahannya bersama sang pujaan hati Evan akan di laksanakan.
Byanca terlihat anggun dengan balutan gaun berwarna putih, yang panjang menjulang ke bawah.
MUA kini tengah merias wajah Byanca.
"Sudah selasai!" Ucap MUA, usai memberikan sentuhan lipstik terakhir di bibir ranum Byanca. Byanca tersenyum, melihat pantulan wajahnya dari depan cermin tempat ia duduk.
"Terima kasih." Ucap Byanca, diangguki oleh MUA itu. Tak lama kemudian pintu kamar Byanca terbuka, mamah Lyli terlihat masuk kedalam kamar Byanca. Byanca melihat kearah mamah Lyli yang berjalan mendekat kearahnya.
"Mah.." Ucap Byanca, diiringi senyuman yang mengambang di wajah cantiknya.
"Byanca.." Menatap Byanca penuh kagum. "Ya ampun By, kamu cantik sekali." Byanca tersipu malu, mendapat pujian dari mamahnya itu.
"Saya permisi dulu nyonya." Pamit MUA, berjalan menuju pintu kamar Byanca, lalu ia meninggalkan Byanca dan mamah Lyli.
"Mamah Byanca gugup."
"Kamu jangan gugup By, nikmatin jadi ratu sehari." Ucap mamah Lyli, mengelus bahu Byanca dengan lembut. Byanca menarik tangan mamah Lyli yang ada di bahunya. Mendekap tangan mamah Lyli dengan erat. Mamah Lyli tersenyum, menatap lekat Byanca.
Haru bahagia mamah Lyli rasakan, mata mamah Lyli terlihat berkaca-kaca menatap putrinya itu.
Byanca melihat kearah mamahnya, Byanca terlihat menatap penuh tanya. "Mamah kenapa menangis?"
"Mamah tidak menangis By, mamah hanya terharu bahagia, mamah tidak menyangka bahwa anak mamah ini, akan menikah hari ini." Jelasnya sekilas mamah Lyli mengusap Air mata yang ada di pelupuk matanya. Byanca langsung menghambur memeluk wanita itu, air mata Byanca terlihat menetes.
"Mamah..." Byanca terisak tangis.
Mamah Lyli melepaskan pelukan Byanca dengan lembut, mengusap air mata Byanca yang membasahi pipinya.
"Sudah jangan menangis, nanti make-up nya luntur." Ucap mamah Lyli tersenyum kekeh. Byanca menarik ujung bibirnya tersenyum. Lalu menganggukan kepalanya perlahan.
"Nah gitu dong senyum, hari ini hari bahagian kamu By!"
"Byanca.....!!!" Teriak Sesil dan Dara, membuka pintu kamar Byanca tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Mamah Lily dan Byanca terlihat terkejut, melihat kedatangan mereka.
"Eh Tante, kirain gak ada Tante di dalam, maaf kita gak ketuk pintu dulu." Ucap Dara, terlihat salah tingkah.
Mereka terlihat menundukan kepalanya, malu.
"Tidak apa-apa kok. Ya sudah Tante pamit keluar dulu ya, masih ada yang harus Tante urus. Ucap mamah Lyli, tersenyum ke arah mereka, lalu sekilas melihat ke arah Byanca. Byanca mengangukan kepalanya, lalu mamah Lyli berjalan keluar dari kamar tersebut.
Sesil dan Dara menghampiri Byanca yang tengah duduk di depan maja riasnya. Usai mereka melihat mamah Lyli keluar dari kamar itu. Mereka menatap penuh kagum kearah Byanca, yang memang terlihat sangat cantik dan anggun itu.
"Gila By, lo cantik banget." Puji Sesil, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Iya By, gw gak ngenalin lo. Lo pangling banget." Timpal Dara. Byanca terlihat tersipu malu, mendengar pujian-pujian temanya itu.
"Kalian bisa aja!" Ucap Byanca, tersenyum malu-malu.
"Cie-cie yang bentar lagi mau jadi nyonya Evan Satria!" Goda Sesil, menaikan turunkan alisnya.
"By, gimana rasanya jadi manten!" Tanya Dara.
"Kalian mau tau rasanya?" Ucap Byanca, terlihat senyuman licik di wajah Byanca. Sesil dan Dara melihat kearah Byanca, menunggu jawaban Byanca mengenai pertanyaan yang mereka lontarkan tadi.
"Nih rasanya!" Byanca mencubit pinggang kedua sahabatnya itu dengan gemas.
"Sakit By." Rengek Sesil, mengelus pinggang yang di cubit Byanca.
"Iya, sialan lo By, kita nanya serius!" Sahut Dara. Mereka menggerutu, merasakan sakit akibat cubitan Byanca. Melihat kesal kearah Byanca.
Byanca terlihat tertawa, penuh kemenangan, ia merasa puas karena sudah berhasil mengerjai kedua sahabatnya itu.
"Ha..ha..ha, lagian kalian nanya lagi gimana rasanya jadi manten sama gw, ya itu rasanya!" Pungkas Byanca, masih dengan tertawa.
"Masa jadi manten rasanya, perih dan sakit tak karuan kaya cubitan lo sih By?" Ucap Dara, kesal.
"Sakit sama perih sih enggak! Kalau karuan iya." Jawab Byanca.
"Ya iyalah jadi manten mah gak perih dan sakit, nanti yang sakit itu malam mantenan." Timpal Sesil.
Byanca dan Dara membulatkan matanya, mendengar ucapan Sesil tersebut.
"Kenapa kalian ngeliatin gw kaya gitu?" Menatap Dara dan Byanca heran.
"Sil, lo tau dari mana kalau malam manten rasa kaya gitu?" Tanya Dara, diangguki oleh Byanca.
"Tau dari orang-orang!" Jawab sesil, tanpa dosa.
Byanca dan Dara terlihat mengerutkan kedua alisnya.
Tiba-tiba pintu kamar Byanca terbuka.
"By, sebaiknya kamu siap-siap, calon suamimu sudah sampai!" Titah mamah Lyli.
Byanca menganggukan kepalanya. Namun Byanca terlihat gugup. Sesil dan Dara mencoba memberi semangat kepada Byanca.
"Rilexs, By Rilexs! " Ucap Sesil dan Dara.
Byanca pun berdiri dari tempat duduknya, mamah Lyli mengulurkan tangannya, dengan senang hati Byanca meraih tangan mamahnya itu.
Byanca menggandeng tangan mamah Lyli keluar dari kamarnya, menuju kebawah. Sesil dan dara mengikuti Byanca dan mamahnya dari belakang.
Evan Satria terlihat sangat gagah dan tampan dengan setelan jas berwarna senada dengan gaun Byanca.
Laki-laki itu terlihat sangat berkarisma. Evan terlihat sudah duduk tegap di berhadapan dengan penghulu dan Papah Jonathan.
Tamu undangan terlihat berjejer rapi, akan menyaksikan acara ijab Qobul tersebut.
Evan merasakan ke gugupan-n ya, namun sebisa mungkin ia menutupi ke gugupan itu. Evan terlihat menarik nafas panjang, lalu membuangnya perlahan.
"Kamu pasti bisa Evan." Gunamnya.
Mata Evan tertegun melihat kearah wanita yang berjalan di hadapannya.
Evan menatap penuh kagum sosok wanita itu.
Byanca terlihat cantik dan anggun. Evan menatap lekat calon istrinya itu.
"Evan, jangan lupa berkedip!" bisik Papah Edward.
Evan pun menuruti ucapan papahnya itu, Evan terlihat mengedipkan matanya perlahan.
Semua orang yang melihat kekoyolan Evan itu pun, terlihat menahan tawanya.
Byanca berjalan mendekat kearah Evan, lalu ia duduk di samping Evan.
Byanca menundukan kepalanya, ia tak berani melihat kearah Evan, yang sadari tadi terus menatapnya.
"Baiklah sepertinya semuanya sudah siap, sebaiknya kita mulai saja acara ijab Qubol-nya." Ujar pak Penghulu.
Semua yang ada disana terlihat mengangukan kepalanya. Begitu pun dengan Evan, ia langsung mengalihkan pandangannya dari Byanca.
Acara Ijab Qobul pun dimulai. Evan terlihat lugas mengucap Ijab Qobul tersebut.
"Saya terima nikah dan kawinnya Byanca Almahera Binti Jonathan Almahera dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
"Bagaimana saksi? SAH?"
"SAH"
Serentak mereka bersyukur mengucap Alhamdulillah, lalu pak penghulu menutup acara ijab Qobul tersebut dengan doa.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
QQ
Lanjut kak👍👍👍
2021-11-15
0
Lin Frie
sah😮😮
2021-08-26
0
Yani Aulia
kenapa cerita di novel, anaknya selalu tunggal...jarang yg menceritakan anak banyak.
cerita nya hampir sama semua...
2021-05-29
0