Acara tersebut selesai tepat jam lima sore.
para pekerja WO terlihat membereskan kediaman Byanca tersebut. Byanca dan Evan kini tengah beristrihat dikamar mereka. Rasa gugup menghampiri mereka. Terlihat sejak mereka masuk ke dalam kamar, Byanca hanya menundukkan kepalanya, malu-malu.
Mereka terlihat saling diam.
"By, mas mandi dulu ya." Ucap Evan, memulai memecah kegugupan diantara mereka.
Byanca mendongkrakan kepalanya, melihat kearah laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya itu.
"Iya mas." Tersenyum kepada Evan.
Evan berajak memasuki kamar mandi, suara percikan air terdengar, menandakan bahwa laki-laki itu tengah melakukan ritual mandinya. Byanca terlihat menarik napas panjang lalu menghembuskan perlahan.
"Ya ampun, kenapa aku jadi gugup begini, bukankan berduaan dengan mas Evan sudah biasa aku lakukan, apa karna sekarang kita sudah menjadi suami istri, rasanya berbeda sekali."---Batin Byanca, wajahnya kini memerah seperti tomat.
Byanca beranjak dari duduknya, ia menyiapkan baju ganti untuk suaminya itu. Tak lama kemudian Evan terlihat keluar dari kamar mandi. Hanya menggunakan handuk yang melilit sampai pinggang-nya. Byanca menoleh kearah suaminya itu, ia menatung dengan mulut ternganga.
Evan terlihat begitu mempesona. Dada bidang yang terlihat kokoh, kulit putih, wajah tampan. Dengan rambut yang masih terlihat basah, menambah kesan sexy dimata istrinya itu. Evan terlihat mengambangkan senyumnya, menyatukan kedua alisnya, menatap istrinya itu.
"Kenapa By?'' Tanya Evan, berjalan mendekat kearah Byanca yang masih mematung, ternganga.
Biarkan tersadar, wajahnya terlihat merah merona.
Byanca menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan wajahnya itu dari suaminya.
"Emm, e-nggak ma-s." Byanca terlihat gugup
Evan tersenyum kekeh melihat tingkah istrinya tersebut. Evan terus mendekat kearah Byanca, namun Byanca terlihat memundurkan tubuhnya.
"Ya ampun, kenapa dengan jantungku?" Gunam Byanca, detak jantungnya berdetak kencang.
Senyuman licik terlihat dibibir Evan, ia terus mendekatkan tubuhnya yang setengah telanjang itu kepada istrinya. Byanca menadahkan wajahnya kearah suaminya itu, namun dengan mata terpejam. Evan semakin dibuat gemas oleh tingkah istrinya itu.
Evan mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Byanca yang memejamkan matanya. Hembusan napas Evan, tepat mengenai kulit wajah wanita itu, Byanca merasakan semakin gugup, bahkan jantungnya serasa ingin meloncat.
"Cepat mandi sana, kamu bau," bisik Evan, tepat di dekat telinga Byanca. Sontak Byanca pun membuka matanya, wajahnya Byanca terlihat sangat memerah.
Evan hanya tersenyum kekeh, lalu ia mengambil baju ganti yang sudah disiapkan oleh istrinya itu.
"Masa sih mas." Ucap Byanca, mengendus-ngedus tubuhnya sendiri. Lalu ia beranjak dari hadapan suaminya itu, melangkah menuju kamar mandi.
Sambil memakai pakaiannya. Evan tertawa penuh kemenangan, karna telah berhasil menggoda istrinya itu.
"By.. kamu itu bikin mas gemas saja." Lirih Evan.
Byanca sudah berada dikamar mandi, ia menatap pantulan dirinya di depan cermin.
"Apa ia aku bau?'' Ujarnya, mengendus-ngedus kembali tubuhnya itu.
"Tidak ah." Byanca berbicara dengan dirinya sendiri.
Byanca belum sadar bahwa Evan hanya menggoda nya saja.
"Huh, mas Evan pasti mengerjain aku ini, lihat saja mas nanti akan aku balas." Lalu Byanca memulai beranjak dari depan cermin tersebut, dan memulai ritual mandinya.
***
Orang tua Byanca, dan orang tua Evan terlihat masih bercengkrama, mengobrol di ruangan tengah.Disana juga terlihat masih ada kedua sahabat Byanca, Sesil dan Dara. Tak lama kemudian terlihat Byanca dan Evan, berjalan menuruni anak tangga, menghampiri mereka.
"Aduhh..., pengantin baru betah amat sih dikamar." Seru Dara.
Evan dan Byanca hanya tersenyum.
"Lagian lo ngapain nungguin gw." Ucap Byanca. Byanca dan Evan pun duduk bergabung bersama mereka.
"Pah, mamah sama Erik mana?" Tanya Evan. Melihat kearah papah Edward penuh tanya.
"Iya pak, saya baru sadar. Bu Anita sama Erik sedari tadi saya tidak melihatnya?" Sahut papah Jonathan.
"Oh, maaf saya lupa bilang, tadi mereka pamit pulang duluan." Jawa papah Edward berbohong, padahal dia sendiri sedari tadi mencari keberadaan istri dan anak tirinya itu.
"Anita Erik sungguh kalian membuatku malu saja," gunam Papah Edward.
Mereka semua terlihat mengangukan kepalanya.
"Om, Tante semuanya kita pamit pulang dulu ya." Ucap kedua sahabat Byanca
"Ngak nginep disini saja."
"Ngak ah Tan, kasian nanti pengantin baru keganggu."
Mereka terlihat semua tertawa, mendengar cetusan sahabat Byanca tersebut. Wajah Byanca terlihat memerah. Byanca memalingkan wajahnya ke lain arah mencoba menyembunyikan wajahnya itu. Sesil dan Dara berpamitan kepada kedua orang tua Byanca dan papah Edward. Mereka mencium tangan orang-orang itu secara bergantian.
"By.., kita pulang dulu ya." Pamit mereka.
"Iya, sana pulang." Usir Byanca ketus.
"Cie, merajuk dia." Ledek Dara, sekilas mencolek dagu Byanca, menggodanya. Byanca tak menghiraukan ucapan kedua sahabatnya itu. Byanca memasang wajah kesalnya.
"Yasudah kalau gitu kita pulang."
"By, jangan lupa live streaming nya!" Teriak Sesil yang berjalan meninggalkan rumah Byanca, sekilas melihat kearah Byanca sambil tertawa.
"Gilaaaa lo...." Teriak Byanca, sambil memandangi kedua sahabatnya itu, yang menghilang dari pandangannya.
"By, live streaming apa?" tanya Evan, menatap heran istrinya itu. Begitu juga dengan kedua orang tua Byanca dan papah Edward mereka menatap Byanca penuh tanya. Byanca terlihat menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Astaga, apa yang harus aku katakan pada mereka, Sesil, Dara kalian benar-benar menyebalkan." Gerutu Byanca, dalam hatinya.
Byanca tersenyum cengengesan. "Itu, emmm anu. live streaming game, iya game."
"Game?" Evan masih menatap heran istrinya itu.
"Iya mas, biasa gema online."
"Jangan main gema terus by, sekarang kamu sudah punya suami, urus suami kamu dengan benar," ucap mamah Lyli.
"Iya mah."
"Kalau begitu saya permisi dulu ya Pak Jonathan Bu Lyli." Ucap papah Edward.
Mamah Lyli dan papah Jonathan terlihat menganggukan kepala mereka, lalu tersenyum.
"Iya pak, hati-hati." Ucap papah Jonathan.
"Evan, Byanca. Papah pamit pulang dulu ya, kalian jangan lupa berkunjung kerumah." Ujar papah Edward menatap anak dan menantunya.
"Hati-hati pah."
Byanca dan Evan meraih tangan laki-laki itu, lalu menciumnya secara bergantian. Meraka mengantar papah Edward menuju kedapan rumah.
"Titip salam buat Bu Anita dan Erik pak!" Ucap mamah Lyli.
Papah Edward mengangukan kepalanya, lalu masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan oleh supir pribadinya. Mobil pun melaju, meninggalkan rumah tersebut.
"Kalian pasti lelah, sebaiknya kalian beristrihat." Titah papah Jonathan kepada anak dan menantunya itu.
"Iya sebaiknya kalian beristrihat." Sambung mamah Lyli. Byanca dan Evan terlihat mengangukan kepalanya.
"Kalau begitu kita duluan ya mah!'' Ucap Byanca. Evan merangkul pinggang istrinya itu, mereka berjalan berdampingan masuk kembali kedalam rumah, lalu menuju kamar mereka.
"Lihat mereka begitu serasi ya Pah, semoga mereka bahagia selalu." Ucap mamah Lyli, yang memandangi anak dan menantunya itu dengan senyum penuh kebahagian.
"Iya mah amin."
Mereka pun masuk kembali kedalam rumah, usai puas memandangi Byanca dan Evan, yang kini sudah menghilang dari pandangannya. Mereka berjalan menuju kamarnya, untuk beristirahat,
rasa lelah sama mereka rasakan. Usai menggelar acara pernikahan anaknya itu.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wardah Betta
biarkan apa bianca
2021-12-16
0
QQ
lanjut kak👍👍👍
2021-11-15
1
Dhiya💖Muhdi
masih belum ngeh sm ceritanya
kita ikuti alur saja dulu...
semangat ya thorrr
2021-03-18
1