Part 3

Pagi itu Bintang tampak sedang fokus menatap layar komputernya di atas sebuah meja kayu dengan ukiran nan artistik di bagian tepinya. Di samping perangkat komputer, tampak sebuah tumpukan dokumen laporan dari para staf yang mengantri untuk ditandatangani.

Ketika sedang fokus bekerja, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Bintang segera merogoh saku jas bagian dalam untuk meraih ponselnya.

"Bang Surya?" Gumamnya lirih sembari menaikkan salah satu ujung alisnya yang tebal.

Bintang menekan tampilan gambar gagang telepon warna hijau yang bergerak naik-turun di bagian tengah layar ponselnya.

"Halo Bang?" Sapa Bintang saat menerima panggilan telepon itu.

"Gimana Bin soal Yuri? Sudah sampai mana?" Tanya Surya via telepon.

"Sampai finish, Bang. KELAR!" Tukas Bintang.

"Kok kelar? Gimana ceritanya?"

"Enggak cocok aja sih, Bang"

"Ah kamu Bin, sudah berapa cewek kamu vonis enggak cocok terus begitu! Memang mau nyari yang gimana sih kamu?" Omel Surya.

"Katanya calon dokter, harusnya dia paham soal kesehatan tapi malah makan kayak orang kesurupan, mana makanan berlemak semua lagi. Aku liatnya aja udah kenyang duluan, Bang!" Seloroh Bintang dengan nada kesal.

"Sudah, cuma soal itu?"

"Ya baru segitu aja sudah bikin aku ilfeel, gimana kalau dilanjut dan aku makin tahu buruk-buruknya Yuri?"

"Eh Bin, semua orang itu pasti punya sisi nyebelin buat orang lain, termasuk kamu. Jangan over perfeksionis deh jadi orang, entar jadi perjaka tua lo!"

"Ah sudah lah, aku males Bang ngobrolin begituan pagi-pagi. Ntar mood 'ku jadi berantakan. Sudah dulu ya Bang?"

KLIK

Sambungan telepon-pun terputus. Bintang menghela nafasnya dalam-dalam, berusaha mencerna perkataan Surya barusan.

Saat Bintang sedang termenung, suara telepon di meja kantornya berdering. Sudah pasti itu dari sekretarisnya.

"Ya Ros?" sahut Bintang seraya menekan tombol penjawab di telepon itu.

"Maaf Pak, ada yang ingin bertemu. Katanya teman Bapak saat SMA." ujar Rosa, sang sekretaris.

"Teman SMA? Siapa namanya?"

"Alex Pak."

Bintang terdiam sejenak, memorinya berusaha memutar ulang nama Alex di pikirannya.

"Bagaimana Pak? Apa diperbolehkan masuk?" Rosa menegaskan.

"Rosa, coba kamu tanya keperluannya apa?"

"Pak Alex bilang mau memberikan undangan reuni."

"Oh, ya sudah, suruh dia masuk"

Tak lama kemudian, pintu ruang Direktur Utama itu pun terbuka. Terlihat gadis cantik bernama Rosa yang mengantar seorang pria berambut ikal masuk untuk menemui Bintang.

"Selamat pagi Pak Boss! Widih ... mau ketemu lu aja susahnya minta ampun ya Bin?" Ujar Alex dengan gaya sompralnya.

"Kenapa undangannya lu bawa ke kantor gue segala Lex? Dulu bukannya lu pernah main ke rumah waktu sekolah?" Tanya Bintang dengan nada serius.

"Kan rumah orang tua lu ditempatin Bang Surya. Rumah pribadi lu gue belum tahu, sedangkan gue pengin ngobrolnya sama lu Bin. Kenapa sih, kayaknya lu enggak suka ya gue datang ke sini?" Telisik Alex.

"Ah enggak, yuk duduk!" Elak Bintang seraya mempersilakan teman lamanya itu duduk di kursi mewahnya.

"Lu enggak kerja? Kok sempet ke sini pas jam sibuk begini?" Tanya Bintang.

"Gue ngelola percetakan sekarang, karyawan gue yang ngurusin. Gue sih datangnya siang ...." Sahut Alex.

Bintang manggut-manggut lalu meminta Ros untuk menyediakan minuman.

Keduanya berbincang cukup lama hingga tak terasa sudah pukul 11.00 siang dan Alex akhirnya pamit pulang.

Bintang menatap secarik undangan reuni itu dengan senyum penuh arti. Dia merasa bersyukur karena dia sudah sukses lebih dari yang ia bayangkan, jadi tidak ada satupun temannya yang akan meremehkannya nanti.

***

Acara reuni pun tiba, Bintang bersiap untuk menghadirinya. Dia sibuk memilih pakaian yang cocok dengan dress code yang ditentukan, lalu mematut diri di depan cermin.

"Perfecto!!" ucapnya dengan nada puas sembari kedua jari telunjuknya menunjuk kompak ke arah cermin.

Dia lantas beranjak keluar kamar, dan tak lama kemudian meluncur menuju lokasi acara reuni dengan menunggangi mobil sport andalannya.

Dua puluh lima menit kemudian,

"Hei Bro!! Udah nyampe rupanya?" Sapa Alex pada Bintang.

"Yoi, ngomong-ngomong ... keren juga konsep acaranya, panitianya siapa Lex?" Puji Bintang sambil melihat-lihat tiap sudut ruang yang didekorasi dengan sangat apik.

"Eits, jelas dong ...! Gue gitu loh! Gue yang ngonsep dekorasi venue sekaligus urusan undangan. Kalau ketua panitianya sih Isabell, lu masih inget dia enggak?" Sahut Alex.

"Isabell?" Tanya Bintang sambil mengernyitkan dahi.

"Iya, Isabell anak IPA-2. Masa lupa sih sama cewek populer sejagad SMA kita?" Seloroh Alex.

"Hi guys, sudah ramai lo di sana. Yuk gabung?" Ajak seorang wanita muda berwajah Indo menghampiri Bintang dan Alex.

"Nah, panjang umur nih! Ini dia Isabell yang tadi gue bilang" Ujar Alex pada Bintang.

"Oh, iya-iya. Sori, lupa." Sahut Bintang dengan tersenyum.

Isabell pun membalas senyum Bintang lalu berjabat tangan. Kemudian Isabell beranjak ke sudut ruang lainnya untuk mengajak hadirin berkumpul di lokasi utama acara reuni itu.

"Ssstt, udah nikah belum dia?" Bisik Bintang pada Alex.

"Hahaha, lu naksir? telat! udah punya dua anak dia." Seloroh Alex sambil terbahak.

Bintang meringis, harga dirinya sebagai lelaki mapan dan tampan sontak terkoyak di hadapan Alex.

"Isabell itu seleranya produk asing juga Bro, enggak level sama produk lokal kayak kita. Maklum lah, dia juga kan produk campuran." Imbuh Alex.

"Hush! Produk? lu kata hasil pabrik? Mulut sompral lu enggak ada berubahnya Lex!" Omel Bintang.

"Hahaha, santai lah Bro" Timpal Alex dengan terbahak.

"Berarti suaminya Isabell tu orang bule Bro?" Tanya Bintang tiba-tiba.

"Ternyata masih kepo juga lu? Gue bilangin ya sama orangnya?" Ledek Alex.

"Eh, jangan! Udah-udah, yuk gabung ke sana." Ajak Bintang dengan kesal.

Namun Alex masih saja tertawa hingga akhirnya berbuah injakan mendarat dengan kencang di tempurung kakinya.

"AWWWW ...! SAKIT TAU?!" Pekik Alex kesakitan dan kontan melotot ke arah Bintang yang pura-pura tak tahu.

"Makanya jangan ngakak terus tu mulut, apalagi kalo sampe bocor ke Isabell. Gue nanya doang, bukan kepo." Ujar Bintang lirih namun tegas.

"Iya-iya, mantan ketua OSIS galaknya kebangetan nih." Gerutu Alex.

Mereka kembali berjalan menuju lokasi utama acara itu digelar. Tampak hadirin sudah berkumpul di sana, banyak wajah yang Bintang kenal tapi dia tidak melihat sosok Restu, teman baiknya.

"Lex, Restu mana? Kok dari tadi gue enggak liat dia?" Tanya Bintang.

"Oh, Restu emang bilang enggak bisa datang katanya. Lagi sidang." Sahut Alex.

"Sidang?"

"Iya, sidang cerai. Dia kan mau cerai sama istrinya."

"Emang kenapa?"

"Tuh kan lu kepo lagi?" Ledek Alex dan akan mulai tertawa lagi namun dengan cepat Bintang membungkam mulutnya.

"Jangan ngakak terus, mau gue injak lagi kaki lu?" Ancam Bintang tak serius.

Alex menggelengkan kepala sembari mengangkat kedua telapak tangannya ke atas, tanda menyerah.

***

Terpopuler

Comments

Reo Hiatus

Reo Hiatus

ternyata kelar yang dimaksud ialah tidak lanjut hubungannya. dengan alasan tidak cocok 😷😷😷

2022-07-04

1

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍

2021-04-16

3

coni

coni

semangat Thor, 3 like ku udah melayang tuh

mampir juga ya ke karyaku judulnya
"ANGKASA :salam penghuni bumi"

2021-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!