Setelah peristiwa berdarah tiga hari lalu, Darci kembali ke kota las Vegas Nevada tempat dia stay sekarang.
Entah apa yang dilakukan bodyguard Ryan kepercayaan Darci, pada wanita malang yang telah meregang nyawa tersebut.
Sementara John dan Mark kembali beraktifitas seperti biasa, seakan tidak terjadi apa-apa pada malam berdarah itu.
"Good morning Mr John."
"Good morning Carol, apa kegiatan ku hari ini?."
Carol sang ajudan pribadi Dewan Perwakilan Rakyat AS John Blake, membacakan kegiatan dirinya selama satu hari ini.
"Jam 10 nanti tuan akan berangkat ke San Fransisco untuk bertemu dengan walikota."
"Baiklah. Tolong tutup pintu nya Carol."
Carol mengernyit, dia tahu maksud sang dewan tersebut jika meminta nya menutup pintu di jam seperti ini dikantor.
"Cepat layani aku dengan baik!."
Carol mendekat dan mulai melucuti satu per satu pakaian formal yang pakainya.
Selain digaji sebagai ajudan pribadi John, Carol juga digaji untuk memuaskan sang dewan rakyat jika dia sedang nafsu seperti pagi ini. Mereka biasa melakukan itu dimana saja tanpa rasa malu.
Carol duduk mengangkang di pangkuan John yang sedang duduk bersandar di kursi kebesaran nya.
"You need a massage Mr? You look so tired."
Carol berbisik di telinga John dan sedikit menggigit ujung telinga lelaki bertubuh kekar itu.
Carol mulai memijit tubuh John yang sangat seksi di mata perempuan yang melihatnya. Dia lalu mulai memainkan lidah nya di roti sobek John, yang membuat lelaki itu melayang.
Carol bahkan sudah hafal betul titik-titik sensitive sang tuan tampan nya. Dia memakai kan k*ondom rasa strawberry ke benda pusaka sang dewan, menggunakan mulutnya sebelum mereka menyatukan tubuh.
Setelah terpasang, John dengan cepat membalikkan badan Carol yang polos di atas meja kantor.
"Emm..."
Carol merintih perih saat benda pusaka John yang besar masuk ke dalam area pribadi nya yang sesak dan terasa penuh, hingga membuat wanita itu sedikit tidak nyaman.
John sama sekali tidak peduli, dia terus menggerak-gerakkan pinggulnya dan menghentak benda pusaka itu semakin dalam.
Bunyi decitan meja kantor terdengar di ruangan berinterior mewah tersebut, suara desahan dan erangan saling bersautan diantara kedua pria dan wanita yang tengah merengkuh nikmat dunia bersama.
"Ahh... faster John."
John tersenyum smirk mendengar ucapan Carol di tengah nafasnya yang memburu.
Ini yang dia sukai dari seorang ajudan pribadinya itu, Carol sangat tahu bagaimana cara membuat lelaki penuh nafsu itu bergairah.
John semakin mempercepat laju permainan mereka di atas meja. Tangan kekar nya meremas gunung Carol dengan kuat hingga memerah. Carol semakin gila merasakan permainan sang dewan tampan.
Puas meremas dan mem*lin puncak gunung, John mengangkat pinggul besar Carol agar benda pusaka nya semakin masuk ke dalam sana. Otot-otot tubuh pria kekar itu terlihat memanjakan mata bagi siapa saja yang melihat nya. Peluh bercucuran di ruangan dingin ber AC itu.
"Ahhh..."
John mengerang panjang saat dia mendapatkan pelepasan nya. Carol menarik pembungkus benda pusaka John dan membersihkan nya menggunakan bibir tebal berwarna merah terang itu.
"Good job Carol."
John membelai lembut wajah ajudan pribadi nya dan menaikkan resleting celana saat benda pusaka itu bersih.
Carol segera mengambil baju yang berserakan di lantai dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sesaat setelah Carol masuk kesana, Ayah John yang bernama James masuk ke dalam ruangan nya tanpa mengetuk pintu.
John sedikit terkejut melihat kedatangan James yang tiba-tiba tanpa memberi tahunya lebih dulu. Untung saja dia tidak sempat melihat pergulatan panas kami tadi, John bergumam dalam hati.
"Ada apa Dad? Kenapa tidak memberi tahukan aku kalau mau kesini?."
James menatap tajam anak laki-laki penerus keluarga Paul.
"Sampai kapan kau mau bermain-main John? Umur mu sudah tidak muda lagi, kapan kau akan memberikan aku dan Momy mu cucu?."
John memutar bola mata malas, hah.. itu lagi gumamnya.
"Sudahlah Dad, aku akan menikah jika aku sudah memiliki pasangan yang tepat nanti. Tolong jangan mendesak aku lagi seperti ini! Aku sudah mengikuti kemauan Dady untuk ikut serta dalam pemilihan Walikota. Aku bosan terus menerus diatur seperti anak kecil!."
"Jadi maksudmu kau akan mencalonkan diri tanpa ada pasangan disamping mu? Apa kau lupa itu juga merupakan salah satu persyaratan agar orang mau memilih dirimu John!."
John diam, dia belum mau sama sekali terikat dengan hubungan semacam itu. Apalagi melihat sahabat nya Mark yang masih ragu untuk menikah mengingat hobi mereka yang sama, membuatnya semakin tidak ingin terjebak bersama satu orang wanita.
"Gara-gara kau bergaul dengan 2 orang teman gila mu itu, kau semakin berani melakukan hal yang tidak pantas selama ini John!."
"Berhenti menyalahkan teman-teman ku Dad! Dady tidak berhak untuk mengatur dengan siapa aku mau berteman!."
Suara John terdengar meninggi karena tidak suka saat James membawa-bawa nama kedua sahabatnya itu.
"Apa kau pikir Dady tidak pernah mencari tahu semua perbuatan mu dibelakang Dady dan Momy selama ini? Kau bahkan habis bercinta dengan p*lacur pribadimu itu di kantor!."
John berjengkit, dia tidak tahu kalau ternyata sang ayah selalu mengawasi dirinya selama ini. Meski terkejut, namun John dengan cepat menghilangkan rasa gugupnya.
"So what Dad? Bukankah Dady juga dulu seperti itu, suka bermain perempuan di belakang Momy? Jangan sok suci Dad!."
"You..."
Brakkk...
John memukul meja kantornya dengan marah, dia sudah muak mendengar ucapan dan semua perintah James terhadap dirinya.
"Stopped Dad! Aku tahu apa yang terbaik untuk ku. Jika Dady masih terus memojokkan aku, jangan salahkan jika nanti aku membongkar perselingkuhan Dady pada Momy!."
John memang mengetahui skandal yang dilakukan ayah nya selama menjadi pelayan masyarakat dulu. James adalah wakil walikota selama 2 periode.
Selama menjabat sebagai Wakil Walikota, James memiliki sekretaris pribadi yang juga menjadi penghangat ranjang lelaki paruh baya itu selama dia tugas di luar kota.
Akhir periode James sebagai Wakil Walikota 2 tahun lalu, dimana dirinya sedang melakukan kunjungan kerja di Kota New York. Disitulah John memergoki sang ayah sedang bermalam di hotel dan sekamar bersama sekretaris pribadinya.
"Dasar anak kurang ajar! Lihat saja nanti, jika sampai terjadi sesuatu akibat ulah gila mu itu. Dady tidak akan pernah mau menolong mu lagi!."
James keluar dari ruangan itu dengan marah. Selama ini dia selalu menutupi setiap skandal seks sang anak, saat paparasi berhasil mendapatkan beberapa foto vulgar dirinya bersama wanita-wanita malamnya.
Dia sudah lelah setiap kali harus membayar mahal setiap kali ada paparasi yang datang ke kantor atau rumahnya, untuk meminta uang sebagai ganti foto itu tidak akan disebar ke publik. Mengingat dirinya yang sebagai dewan masyarakat, yang sangat dipercayai masyarakat San Diego.
John menghembuskan nafas kasar mencoba menenangkan dirinya yang jengkel, karena sudah di ganggu pagi-pagi oleh James sang ayah.
"Shit! Dasar tua Bangka tidak tahu malu!."
...**∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆...
Ada yang nanya dimana pemeran utama nya kenapa belum nongol, yang sabar yaa nanti juga akan ada waktunya...
Ikutin aja dulu alur ceritanya yaa guys..
Kan masih on going yaakk 🤗
Dukung terus karya Author yuk
Setiap hari akan ada up... Maaf juga karena belum bisa up banyak-banyak... 😁
Like and Vote nya juga jangan lupa yaa ma gengs
terima kasih 🌹**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
sandi
w baru separo marathon kisah dodo sm cantik, tw2 liat judul ni kok penasaran yaaa and wow.... bener2 cerita, wuokeh!! ☺☺☺☺☺
2021-12-17
1
noona jekey💜💜💜
bapak sama anak sama z,,,pohon g jauh dri buahnya kalo ga salah pasti bener😁
2021-10-11
0
Pankhurie Alxia
ehmmm,.😏 tinggal nunggu pembalasan dendam Celine buat kalian ber3 bad boy....
2021-10-05
0