“Kak Auris?!” teriak Elina dari dalam.
“Elina? Kamu di sini?”
“Iya kak, oh ayo masuk dulu,” pinta Elinam
Auris masuk sambil mendorong kursi roda Ayu. Di dalam ruangan itu, dia melihat dua orang paruh baya yang terbaring dengan berbagai alat.
“Apa mereka tuan dan nyonya Bior?” tanya Auris pada Elina.
Elina yang sedang menutup tirai ruangan itu menengok ke arah Auris dan menjawab pertanyaan Auris. “Iya, kak. Mommy dan daddy kecelakaan, tapi kami dan kepolisian masih kesulitan menemukan pelakunya.”
“Apa jangan-jangan Aziel itu putra pertama Bior? Kalau benar berarti aku akan menikah dengan Aziel D. Bior kekasih dari kak Grizelle? Astaga apa yang harus aku lakukan sekarang?” batin Auris mulai tidak tenang setelah mengetahui siapa Aziel.
“Kak Auris kenapa?” tanya Ayu yang melihat wajah Auris sedikit gelisah.
“Tidak, kakak tidak apa-apa.”
“Kak, ini ada minuman,” sodor Elina.
“Terimakasih, emm Elina, apa kamu punya kakak namanya Aziel?”
“Ah iya kak Auris, kak Aziel lagi di kantor, udah dari tadi sih. Sebentar lagi juga pasti pulang.”
“Tuh kan bener, aahh aku harus gimana ini? Masak aku nikah sama cowoknya kak Grizelle sih,” batin Auris lagi.
“Kenapa memangnya kak? Astaga!!!” tiba-tiba Elina berteriak mengagetkan Ayu dan Auris.
“Ke,, kenapa El?” tanya Auris gugup.
“Ehhhh enggak apa-apa kak, maaf ngagetin ya. Hehehe mau tanya aja, gimana kak Auris bisa datang ke sini?”
“Oooh itu tadi kakak dikasih tau sama Aziel.”
“Kenal sama kak Aziel, Kak?”
“Iya, sedikit. Belum banyak.”
Elina menyadari kecanggungan pada diri Auris, jadi dia memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan.
“Emm kamu pasti Ayu kan? Kakak kamu sering cerita ke kak Elina tentang kamu.”
“Iya kak, aku Ayu.”
“Kamu kenapa sayang? Kenapa pakai kursi roda?” tanya Elina penasaran.
“Aku habis operasi kak, dokter bilang belum boleh banyak gerak.”
“Loh! Memangnya kenapa?”
“Keluarga kakak mengalami penyerangan beberapa hari yang lalu, ayah dan ibu tidak selamat hanya Ayu yang selamat. Seseorang menembak mereka, sampai sekarang pelakunya masih belum ditemukan.”
“Astaga kak!!! Maaf aku nggak tau. Pantes an kemarin malam waktu aku ke café, kakak nggak ada nyanyi di sana.”
Elina dan Auris memang dekat dilingkungan kampusnya. Mereka kuliahh di tempat yang sama, tetapi mereka berbeda fakultas.
Mereka dekat semenjak Auris bekerja paruh waktu di Grize Café. Elina sering ada di café itu karena café tersebut milik kekasih kakaknya dan Auris yang bekerja sebagai penyanyi di Grize Café.
“Iya El, kakak sementara mau fokus dulu buat kesembuhan Ayu.”
“Aku harus bicarain ini sama Aziel. Aku juga nggak mau jadi orang ketiga di hubungan Aziel sama kak Grize,” batin Auris berbicara.
“Emm kak, aku terima telepon dulu ya,” ucap Elina saat melihat ada yang menghubunginya.
Tidak lama dari Elina beranjak, pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki tampan dengan wajah sedikit kusut, tapi hal itu tidak mengurangi kadar ketampanan seorang Aziel Bior.
“Hei, kau sudah di sini. Di mana Elina?” tanya Aziel pada Auris yang sedang terduduk di kursi bersama adiknya.
“Oh Elina ada, dia sedang menerima panggilan.”
“Bagaimana keadaanmu adik?” tanya Aziel pada Ayu.
“Aku sudah baik, Kak. Tapi, dokter bilang kalau aku nggak boleh berjalan dulu, jadilah aku menggunakan kursi roda ini.”
“Bersabarlah, kamu akan segera sembuh dan bisa berlari lagi,” ucap Aziel sambil mengacak rambut Ayu.
Auris diam saja semenjak kedatangan Aziel, banyak pertanyaan di otaknya yang siap dia tanyakan ke Aziel, tapi tidak di depan Ayu.
“Aku akan meminta waktunya besok dan aku akan menanyakan tentang kak Grize.”
“Kak Aziel sudah datang?” tanya Elina.
“Kalau aku sudah di sini berarti aku sudah datang,” jawab Aziel.
“Hassss, bagaimana kak Grize betah menjadi kekasih kakak padahal kakak adalah orang yang sangat-sangat menyebalkan.”
“Grize mencintaiku jadi dia akan menerimaku apapun bentukku,” ucap Aziel bangga.
Hal itu membuat Auris tersenyum tipis.
“Oh iya, ini Auris. Dia yang akan membantu kita menemukan pelaku yang mencelakai mommy dan daddy, sebagai gantinya kakak juga akan memberikan bantuan untuk Auris menyelidiki kasus penyerangan keluarganya. Itu kakak lakukan karena kakak mencari orang yang sangat ahli dalam bidang IT.”
“Ah kakakku sangat cerdas memilih orang. Memangnya dari mana kakak tau kalalu kak Auris sangat memahami IT?”
“Kamu tidak perlu tau dari mana kakak tau," jawab Aziel.
“Aku pasti akan berusaha untuk itu.”
“Bagus!!! Selain itu, kakak juga akan menikah dengan Auris.”
“Hah!!!?” teriak Ayu dan Elina bersamaan.
“Kak, kakak becanda kan?” tanya Elina, sedangkan Ayu memilih diam.
“Kakak tidak becanda, kakak serius.”
“Kenapa harus menikahi kak Auris?”
Auris diam menundukkan kepalanya, dia menangkap ada ketidaksukaan dari nada Elina.
“Kakak hanya akan memastikan dia tidak lari dari tanggung jawab ini karena kakak sudah membayarnya mahal.”
Hati Auris tercubit saat Aziel mengatakan sudah membayarnya mahal.
“Tapi kak,, kakak sudah punya kak Grize. Kakak tidak perlu menikahi kak Auris, kita bisa membuat perjanjian hitam di atas putih."
“Ah iya betul, lebih baik kita buat perjanjian hitam di atas putih,” Auris menyetujui saran Elina.
“Aku tidak setuju dengan hitam di atas putih. Aku tidak ingin misi ini di ketahui oleh orang lain. Pernikahan ini akan menajdi pernikahan rahasia, hanya kita ber-empat yang mengetahuinya. Adik manis, kamu jangan bilang siapapun ya tentang apa yang kamu benar,” Aziel meminta kepada Ayu.
“Aku tidak akan memberitahu siapapun, kak.”
“Good girl!!”
“Aku tetap tidak menyetujui rencana kakak. Kalau kak Grize sampai tahu, kamu akan menyakit kak grize, kak.”
“Dia tidak akan tahu kalau kamu tidak memberi tahunya. Jadi kamu dan Auris cukup tutup mulut agar Grize tidak mendengar tentang ini. katakan saja kalau Auris itu sahabat baik kamu,” tandas Aziel tidak bisa dibantah kemudian Aziel pergi dari ruangan itu.
“Aku tidak tahu apa yang dipikrkan kak Aziel, kenapa dia bisa memikirkan hal seperti ini padahal jelas-jelas kak Grize akan terluka kalau sampai kak Grize mengetahuinya.”
“Elina, kamu tenang saja. Kita cukup tutup mulut sampai misi ini selesai. Saat misi ini sudah selesai maka aku dan kakakmu akan berpisah,” jelas Auris.
“Tetap saja aku tidak menyetujui hal ini. Bagaimana bisa Aziel Bior menikah dengan penyanyi café? Walaupun kak Auris cerdas, tapi tetap saja kak Auris ini hanya penyanyi café dan tidak pantas untuk kakakku.”
Hati Auris kembali tercubit saat Elina berkata demikian.
“Kak El, sebaiknya kak El tidak menjelekkan kakakku seperti itu. Kakakku menyanyi untuk bisa menyelesaikan pendidikannya. Kak Auris memang hanya penyanyi café tapi kak Auris punya kelebihan tersendiri,” lawan Ayu.
...----------------...
Bersambung…
like, comment, share yukk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
“MENCARI ORG YG SANGAT AHLI DLM BIDANG IT” Alesan apa itu, Gak juga jarus dgn pernikahan kan? kan Juga bisa dengan kerja sama aja kan..
2023-09-20
0
Afseen
jhat jg mulutnya elina kukira baik trnyata mulutnya doang
2021-08-08
1
Joen Marlina Lengkey
pengen punya adik seperti ayu🤗🤗
2021-04-15
0