Keputusan Sofia

Bram masih terpaku dengan pernyataan Sofia mengenai Dewi. Dewi sendiri masih menunjukan wajah bahagia. Kini, keinginannya bertemu sang papa, sudah terwujud.

Bram benar-benar tak tahu harus bicara apa. Lidahnya terasa kelu. Pikirannya pun seakan melayang entah kemana. Hingga ia tak menyadari kehadiran Rianti dan Brian.

"Mas." panggil Rianti.

Bram baru tersadar, ketika Rianti mengusap pundaknya perlahan. Sofia tersenyum melihat Rianti dan Brian di depannya. Brian sendiri, memandang Sofia seakan mengenalnya. Dewi, terlihat bingung dengan kehadiran Rianti dan Brian.

"Sudah dapat hadiahnya?" Rianti mengangguk. Kemudian, ia alihkan pandangannya pada Sofia dan menghampirinya.

"Mba Sofi." Rianti memeluk Sofia dan menitikkan air matanya. Ada kerinduan yang terpancar dari matanya.

"Brian, ayo sini. Brian ingat dengan Mama Sofi kan nak?" ucapnya pada Brian.

Brian mendekat, ia pun mencoba mengingat tentang Sofia. Ingatannya berkelana pada enam tahun yang lalu.

"Mama Sofi?" ucapnya ketika mengingat Sofi. Sofia memeluk Brian erat.

"Apa kabar nak. Kamu sudah besar ya." ucap Sofi dengan haru.

"Mama kenapa gak tinggal di rumah papa lagi?" ucap Brian sedih. "Mama sudah tidak sayang Brian lagi ya? Atau Brian nakal? Kasih tahu Brian ma, Brian tidak akan nakal lagi. Brian janji." Brian mulai menangis.

Dewi memperhatikan kejadian itu. Ia nampak bingung dengan apa yang terjadi. Lebih tepatnya tidak mengerti. Mengapa ada anak lain yang memanggil mamanya dengan sebutan 'mama'?

"Mama." panggil Dewi menyadarkan semua orang yang ada di sana.

"Sayang, kenalkan ini mama Rianti dan ini kakak kamu Brian." Sofia memperkenalkan Rianti dan Brian.

"Siapa gadis ini mba?" tanya Rianti.

"Putriku." jawab Sofia.

Sontak, perkataan Sofia mengejutkan Brian dan Rianti. Brian yang hampir berusia tiga belas tahun, sudah mengerti dengan baik ucapan orang dewasa.

"Brian punya adik ma?" tanya Brian antusias. Sofia mengangguk.

"Yeay.... Brian sudah punya adik. Sebentar lagi mama Rianti juga akan memberikan Brian adik. Jadi adik Brian ada dua." Brian terlihat sangat senang dan antusias.

Sofia terkejut mendengar penuturan Brian. Ternyata, Rianti tengah hamil kembali.

"Brian, ajak adikmu main ya. Nanti papa hubungi jika papa dan mama selesai bicara. Bisa nak?" pinta Bram.

"Bisa pa. Brian akan bawa adik Brian ke arena permainan. Brian akan jaga dia. Papa dan mama tenang saja." ucap Brian.

Brian begitu senang dengan kehadiran Dewi. Begitupun dengan Dewi. Setelah Brian berkenalan dengan Dewi, ia pun mengajaknya ke arena permainan yang masih berada di dalam mall itu.

Setelah Brian dan Dewi pergi.

"Sofi, apa Dewi sungguh putri ku?" tanya Bram dengan raut wajah serius. Rianti mendengarkan.

"Aku tahu mas Bram akan meragukan itu. Tapi, sampai detik ini, aku tidak lagi berhubungan dengan pria lain. Aku pun menyadari kehamilanku, ketika usia kandunganku memasuki tiga belas Minggu lebih. Itu artinya, saat itu aku masih menjadi istrimu yang sah." Sofia menjelaskannya secara rinci.

"Mungkin, saat mba Sofia sakit, ternyata mba Sofia sedang hamil mas." Rianti mencoba mengingat kejadian enam tahun lalu ketika Sofia jatuh sakit.

Bram tampak berpikir. Logikanya menolak kebenaran itu. Tapi hatinya menerima. Ia seakan tak percaya. Mengapa setelah ia melepaskan Sofia, anugerah itu hadir? Mengapa juga ketika anugerah itu hadir, justru Sofia merahasiakannya?

"Kenapa baru sekarang kau beritahu aku?" tanya Bram dengan nada suara mengintimidasi.

"Karena ku pikir, kau tidak menginginkannya." ucap Sofia lirih.

Bram dan Rianti tercengang mendengar ucapan yang keluar dari mulut Sofia. Mana ada ayah yang tidak menginginkan darah dagingnya sendiri? Apa lagi, sudah sepuluh tahun dia menanti kehadirannya.

Salahnya memang yang tidak sabar menanti mukjizat itu. Salahnya yang dengan terus terang menyatakan ingin menikah lagi hanya karena alasan keturunan. Tapi, bukan berarti ia tidak menginginkan keturunan dari istri yang sangat ia cintai.

"Apa aku seburuk itu di matamu?" tanya Bram lirih. Sofia menundukkan kepalanya. Ada penyesalan yang teramat dalam di hatinya.

"Maafkan aku mba. Karena kehadiranku, mba merasa tersisih dan terabaikan." ucap Rianti dengan isak tangis. Bram merengkuhnya kedalam pelukannya.

"Jangan menyalahkan dirimu. Aku tidak pernah menyesali kehadiranmu. Tanpamu, aku tidak akan bisa merasakan mengurus seorang anak. Karena melalui Brian, aku belajar mengurus Dewi. Sungguh aku tidak pernah menyalahkan dirimu Rianti." Sofia turut menangis. Rianti melepas pelukan Bram dan memeluk Sofia.

Mereka saling berpelukan dan menangis. Ada rasa bersalah yang teramat dalam di hati Bram, melihat dua orang wanita yang menjadi ibu dari anak-anaknya menangis dan saling menyalahkan diri sendiri. Meski ia tahu, kesalahan ada pada dirinya sendiri.

Jika waktu bisa di putar kembali, Bram ingin memperbaiki semuanya. Ia tak ingin menyakiti kedua wanita ini. Ia tak ingin membuat putrinya jauh dari dirinya.

Apa yang harus ku perbuat? batin Bram.

"Sofi, kembalilah. Biarkan Dewi merasakan kasih sayang dariku." solusi yang terpikirkan dalam benak Bram.

"Tidak mas. Kau dan aku sudah bukan siapa-siapa lagi. Yang menghubungkan kita hanyalah Dewi." ucap Sofia.

"Mba, tapi kasihan Dewi tidak merasakan kasih sayang seorang ayah." Rianti menimpali.

"Tidak Rianti. Sesekali, aku akan biarkan Dewi tinggal dengan kalian. Tapi, aku tidak akan kembali. Biarkan seperti ini." sepertinya, keputusan Sofia sudah bulat.

"Bagaimana dengan Dewi? Jangan egois Sofia!?" Bram mencoba membujuk Sofia.

"Aku tidak egois mas. Tapi, keadaan ini akan lebih baik. Dewi pasti akan mengerti. Dia anak yang cerdas." ucap Sofia.

Perdebatan mereka akhirnya berakhir. Sofia tetap pada pendiriannya. Bram dan Rianti, tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka pun menghampiri Brian dan Dewi.

Tiba di tempat permainan, Bram melihat putrinya. Dewi tersenyum padanya dan melambaikan tangannya. Ia terlihat bahagia bermain dengan kakaknya.

Bram menghampirinya dan memeluknya dengan penuh kerinduan. Hati Sofia tersentuh, namun ia tetap pada pendiriannya. Rianti pun tersenyum haru.

Setelah Bram melepaskan pelukannya, Rianti pun turut memeluknya. Ia terisak dan berkali-kali mengucapkan kata maaf. Dewi hanya terdiam.

Detik berikutnya, Bram pun turut bermain bersama putera dan putrinya. Dewi terlihat sangat bahagia. Sofia, mengambil potret kebersamaan Dewi dan Bram serta Brian.

Raut bahagia tidak lepas dari wajah putri tercintanya. Sofia ikut merasakan kebahagiaan putri kecilnya.

Bram sempat meminta mereka menginap, namun Sofia menolak. Ia lebih memilih tidur di apartemen miliknya karena hari mulai gelap.

Apartemen yang sudah lebih dari sepuluh tahun tidak di tempatnya. Tata letak dan isinya, tidak ada yang berubah. Sepertinya, Bram tetap merawat apartemen itu.

Dewi sendiri sudah terlelap tidur. Ia kelelahan setelah bermain dengan kakak dan ayah kandungnya. Sofia meletakkan Dewi di kamar dan mengecup kening putrinya.

Terpopuler

Comments

Devi Sihotang Sihotang

Devi Sihotang Sihotang

thour egois bram... enak x bram minta balikan ge... sok ganteng sok kaya.. please thour kasih jodoh sofi sm duda kaya n ga pny anak... biar tau rasa si bram tuh

2022-03-21

1

Icha Tangahu

Icha Tangahu

iissss aku kok sedih banget tambah sakit hati lagi 6 thn tnpa kehadiran sosok ayah enak saja makanya jdi suami itu harus sabar jgn egois walaupun cinta kalau sudah bgni baru menyesal dasar

2022-03-07

1

Netty S

Netty S

ini novel BNR bkin nyesek,,Sofia hdup sndri s Bram bahagia bgt,,aduuuuhh

2021-12-31

1

lihat semua
Episodes
1 Perceraian
2 Kehadiran Yang Tak Pernah Di Duga
3 Teman Baru
4 Bertemu Papa
5 Keputusan Sofia
6 Kesedihan Dewi
7 Cinta Atau Kagum?
8 Menyadarinya
9 Ingin Memilikimu
10 Tunggu Aku
11 Berusaha Keras
12 Libur Sekolah
13 Rindu
14 Pelukan hangat
15 Tugas Kelompok
16 Hati Yang Harus Di Jaga
17 Penyemangat
18 Kedatangan Brian
19 Curahan Hati
20 Genta Kembali
21 Cindy...?
22 Rival Cindy
23 Mulai mendekati
24 Ya, Aku Mau
25 Kencan Pertama
26 Calon Suami?
27 Sofia
28 Bramantio Wijaya #1
29 Bramantio Wijaya: Kenyataan Yang Terungkap
30 Bramantio Wijaya; Penyesalanku
31 Wijaya Group
32 Bertemu Bram
33 Keraguan Sofia
34 Pendapat Kinanti
35 Keegoisan Rianti–Jawaban Sofia
36 Pekerjaan setelah magang
37 Pengawal dan asisten pribadi
38 Brian Mengunjungi Sofia dan Dewi
39 Kebenaran yang menyakitkan
40 Cinta tulus dari Brian
41 Rasa Takut Dewi
42 Jahilnya Kiara
43 Cemburu
44 Cincin
45 Salah paham
46 Khayalan
47 Bertemu Brian
48 Keraguan Genta
49 Brian dan Genta
50 Tangis Dewi
51 Trauma?
52 Mengejar Bram
53 Tawaran Pekerjaan
54 Khawatir
55 Senjata Makan Tuan
56 Kabar Mengejutkan
57 Amarah Bram
58 Pengakuan
59 Rianti menghilang
60 Pilihan
61 Kehilangan
62 Sembunyi
63 Keputusan Bram
64 Memeluknya
65 Rencana
66 Pertunangan
67 Menghilang
68 Menikah?
69 Bantuan Daniel
70 Bantuan Daniel #2
71 Sofia dan Jasmine
72 Permainan di mulai
73 Misi selesai.
74 Mencurahkan isi hati #1
75 Mencurahkan isi hati #2
76 (episode spesial) Jatuh cinta lagi
77 Kunjungan Dave
78 Di Ikuti
79 Kebersamaan #1 – Awal Pembalasan
80 Kebersamaan #2
81 Patricia Kembali
82 Makan Bersama?
83 Hari yang menyebalkan
84 Pulang
85 Penyesalan
86 Nasihat Genta
87 (Special episode) Memori yang terlupakan
88 Rahasia #1
89 Rahasia #2
90 Rahasia yang terbongkar
91 First Kiss
92 Kehangatan Keluarga
93 Amarah yang tertahan
94 Melampiaskannya
95 Pengumuman
96 Mempercepat
97 Dari hati ke hati
98 Keputusan Rianti
99 Penyesalan
100 Menikah
101 Extra part: Honey moon
102 Pengumuman
103 Extra part: Let's Start
104 Pengumuman: cerita selanjutnya sudah selesai di revisi
105 Extra part: Mengunjungi
106 Extra part: Suasana mencekam
107 Extra part: Penyesalan Bram
108 Extra part: Pertunangan Brian dan Cindy
109 Pengumuman cerita baru
110 Extra part: Kekhawatiran Sofia
111 Extra part: Keputusan yang berat
112 Extra part: Bimbang
113 Extra part: Meminta kesempatan
114 Extra part: Happy Ending
115 VISUALISASI
116 Rilis new story
117 The new story
118 rilis new story
119 Pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Perceraian
2
Kehadiran Yang Tak Pernah Di Duga
3
Teman Baru
4
Bertemu Papa
5
Keputusan Sofia
6
Kesedihan Dewi
7
Cinta Atau Kagum?
8
Menyadarinya
9
Ingin Memilikimu
10
Tunggu Aku
11
Berusaha Keras
12
Libur Sekolah
13
Rindu
14
Pelukan hangat
15
Tugas Kelompok
16
Hati Yang Harus Di Jaga
17
Penyemangat
18
Kedatangan Brian
19
Curahan Hati
20
Genta Kembali
21
Cindy...?
22
Rival Cindy
23
Mulai mendekati
24
Ya, Aku Mau
25
Kencan Pertama
26
Calon Suami?
27
Sofia
28
Bramantio Wijaya #1
29
Bramantio Wijaya: Kenyataan Yang Terungkap
30
Bramantio Wijaya; Penyesalanku
31
Wijaya Group
32
Bertemu Bram
33
Keraguan Sofia
34
Pendapat Kinanti
35
Keegoisan Rianti–Jawaban Sofia
36
Pekerjaan setelah magang
37
Pengawal dan asisten pribadi
38
Brian Mengunjungi Sofia dan Dewi
39
Kebenaran yang menyakitkan
40
Cinta tulus dari Brian
41
Rasa Takut Dewi
42
Jahilnya Kiara
43
Cemburu
44
Cincin
45
Salah paham
46
Khayalan
47
Bertemu Brian
48
Keraguan Genta
49
Brian dan Genta
50
Tangis Dewi
51
Trauma?
52
Mengejar Bram
53
Tawaran Pekerjaan
54
Khawatir
55
Senjata Makan Tuan
56
Kabar Mengejutkan
57
Amarah Bram
58
Pengakuan
59
Rianti menghilang
60
Pilihan
61
Kehilangan
62
Sembunyi
63
Keputusan Bram
64
Memeluknya
65
Rencana
66
Pertunangan
67
Menghilang
68
Menikah?
69
Bantuan Daniel
70
Bantuan Daniel #2
71
Sofia dan Jasmine
72
Permainan di mulai
73
Misi selesai.
74
Mencurahkan isi hati #1
75
Mencurahkan isi hati #2
76
(episode spesial) Jatuh cinta lagi
77
Kunjungan Dave
78
Di Ikuti
79
Kebersamaan #1 – Awal Pembalasan
80
Kebersamaan #2
81
Patricia Kembali
82
Makan Bersama?
83
Hari yang menyebalkan
84
Pulang
85
Penyesalan
86
Nasihat Genta
87
(Special episode) Memori yang terlupakan
88
Rahasia #1
89
Rahasia #2
90
Rahasia yang terbongkar
91
First Kiss
92
Kehangatan Keluarga
93
Amarah yang tertahan
94
Melampiaskannya
95
Pengumuman
96
Mempercepat
97
Dari hati ke hati
98
Keputusan Rianti
99
Penyesalan
100
Menikah
101
Extra part: Honey moon
102
Pengumuman
103
Extra part: Let's Start
104
Pengumuman: cerita selanjutnya sudah selesai di revisi
105
Extra part: Mengunjungi
106
Extra part: Suasana mencekam
107
Extra part: Penyesalan Bram
108
Extra part: Pertunangan Brian dan Cindy
109
Pengumuman cerita baru
110
Extra part: Kekhawatiran Sofia
111
Extra part: Keputusan yang berat
112
Extra part: Bimbang
113
Extra part: Meminta kesempatan
114
Extra part: Happy Ending
115
VISUALISASI
116
Rilis new story
117
The new story
118
rilis new story
119
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!