Teman Baru

Lima tahun berlalu sejak kelahiran Dewi. Dewi kini tumbuh menjadi gadis yang ceria dan juga pintar. Sifat tulus hati, baik, dan penyayang, di dapatnya dari sang ibu. Ia memiliki sifat yang sama seperti Sofia.

Sementara, kecerdasannya menurun dari sang ayah yang tak pernah di kenalnya. Sama seperti anak-anak pada umumnya, Dewi juga memiliki keinginan untuk bertemu dengan figur seorang ayah.

"Ma, Dewi ingin bertemu papa." ucapnya hati-hati. Dewi tahu, jika berhubungan dengan papanya, akan membuat sang mama bersedih.

"Kenapa tiba-tiba sayang?" tanya Sofia. Selama lima tahun, ini kali kedua Dewi mengatakan ingin bertemu papanya.

"Dewi juga ingin seperti teman-teman lainnya yang disayang papa." Dewi menundukkan kepalanya.

"Nanti, mama bawa Dewi bertemu papa ya." ucap Sofia menenangkan.

Dewi mengangguk senang. Senyum manisnya terbit di wajah cantiknya. Kecantikan yang di turunkan dari sang mama.

"Sekarang, Dewi makan lagi ya sarapannya." Sofia mengelus rambut panjang Dewi dengan lembut.

"Ma, hari ini, Dewi, Puspa dan teman-teman lain akan membuat rumah pohon di dekat taman." tutur Dewi dengan mata berbinar.

"Oh iya, apa kalian bisa?" jawab Sofia antusias.

"Pasti bisa dong ma. Kami di bantu Om Budi dan om Adit ayah Puspa dan Dirga." Dewi turut antusias.

"Kalau begitu, mama akan bawakan cake dan air minum. Di bantu ibunya Puspa dan Dirga, juga mbok Narti tentunya." jawab Sofia dengan semangat.

Selesai sarapan, Sofia mengajak Bu Ida dan Bu Karin untuk membuat cake dan es buah bersama. Setelah selesai, mereka membawanya menuju taman, tempat anak-anak membangun rumah pohon.

Mereka saling bercengkerama dan bercanda ria. Hingga sore menjelang, rumah pohon itu pun selesai di bangun. Anak-anak sangat gembira.

Raut wajah Dewi pun sangat ceria. Tidak pernah sekalipun, Dewi bersedih jika sedang bermain dengan teman-temannya. Sofia, sangat bahagia melihat perkembangan putrinya.

•••••••••

Waktu terus berlalu. Sudah lebih dari dua Minggu sejak pembicaraan Sofia dan Dewi tentang keinginan Dewi bertemu Bram papanya.

Sofi sempat mengira bahwa Dewi telah melupakan keinginannya itu. Ternyata ia salah. Dewi menagih janjinya untuk bertemu dengan papanya pada sang mama.

"Mama gak lupakan sama janji mama ke Dewi?" tanyanya.

"Janji yang mana sayang?" Sofia berpura-pura lupa.

Saat ini, mereka ada di tempat Sofia membuka usaha. Sofia tengah membuat rancangan baju untuk pesanan beberapa toko di desa itu. Dewi ikut ke sana sekalian bermain ke taman bersama teman-temannya. Kebetulan, konveksinya tidak jauh dari taman tempat Dewi bermain.

"Dewi tahu, mama gak mungkin lupa sama permintaan Dewi." ucap Dewi dengan gaya merajuk.

"Bertemu papa kah?" tanya Sofia masih dengan fokusnya.

"Hem." jawab Dewi. Sofia mendekati putrinya dan mensejajarkan tubuhnya dengan sang putri.

"Oke, akhir pekan ini kita ke ibu kota ya." ucap Sofia sambil mengusap rambut putrinya. Senyum pun terbit di wajah Dewi. Ia mengangguk antusias.

Dewi pun kembali bermain dengan teman-temannya. Ia sangat menantikan akhir pekan yang akan tiba beberapa hari lagi.

••••••••

Sore menjelang malam, semua teman-temannya kembali ke rumah masing-masing. Dewi baru akan melangkah ke tempat mamanya. Ia melihat mobil yang melewati taman bermain dan menuju tempat konveksi mamanya.

Ia pun segera menuju ke sana.

Wah, sepertinya mereka baru pindah ke sini. Aku punya teman baru sepertinya. batinnya ketika melihat mobil box yang memuat banyak barang.

Mobil itu berhenti tepat di seberang konveksi mamanya.

"Dewi, ayo kita pulang nak." Dewi melihat ke arah sang mama dan mengangguk.

"Ada yang baru pindah sepertinya." ucap Sofia ketika melihat ke arah depan konveksinya.

Pintu mobil pun terbuka. Nampak pria yang terlihat paruh baya, wanita paruh baya, dengan seorang anak laki-laki remaja dan seorang gadis kecil yang seumuran dengan Dewi.

"Kayanya, Dewi punya teman baru ma." ucap Dewi senang.

"Iya. Tapi, mainnya besok saja ya. Ini sudah terlalu sore." mereka melangkah menuju keluarga itu.

"Selamat sore. Sepertinya kalian baru pindah ke tempat ini ya." sapa Sofia. Pria paruh baya itu pun berbalik dan tersenyum.

"Iya mba." jawab pria itu dengan ramah dan tersenyum.

"Kalau begitu, saya permisi dulu ya pak, Bu." pamit Sofia.

"Iya, silahkan mba." jawab ibu itu.

Sofia dan Dewi pun melangkah kan kaki kembali ke rumahnya.

"Ramah ya pak. Putrinya juga cantik sekali. Sepertinya seumuran dengan Kiara." ucap ibu itu seraya masuk ke dalam rumah dan mulai merapihkan barang-barang mereka.

"Iya Bu. Besok kita kenalan saja." ucap bapak itu sambil memberikan barang dari atas mobil kepada ibu.

Keesokan harinya.

Seperti biasa, Dewi mengikuti Sofia ke tempat konveksinya. Tiba di sana, ia melihat anak yang sebaya dengannya kemarin.

"Ma, aku mau kenalan dengan anak itu ya." izinnya.

"Iya sayang. Jangan nakal ya." ucap Sofia.

"Memang mama pernah dengar Dewi nakal?" tanya Dewi setelah mendengar ucapan sang mama.

"Gak dong. Anak mama kan anak baik." ucap Sofia tersenyum. Dewi pun ikut tersenyum dan menghampiri anak itu.

"Hai. Mau main denganku?" tanyanya begitu tiba di depan gadis kecil itu.

Gadis itu melihat Dewi dan mengangguk tersenyum.

"Ayo, ikut aku ke taman. Nanti aku kenalkan dengan teman-teman yang lain. Oh iya, nama kamu siapa?" tanya Dewi.

"Aku Kiara." jawab gadis itu malu-malu.

"Aku Dewi. Ayo Kiara." ajak Dewi. "Sebentar, aku pamit pada mama dulu." ucap Dewi.

Dewi pun berlari menuju ke konveksi mamanya. Tak berapa lama, ia pun kembali ke luar.

"Kamu sudah pamit pada orang tuamu?" tanya Dewi. Kiara hanya menggeleng. Kebetulan sekali, ibu Kiara berjalan ke arah mereka.

"Eh, ada tamu. Kok gak di ajak masuk dek?" tanya ibu itu.

"Tante, Kiara nya boleh Dewi ajak main?" tanya Dewi.

"Boleh sayang. Tapi jangan jauh-jauh ya." ucap sang ibu.

"Iya Tante. kita cuma di taman kok." sang ibu mengernyit bingung.

"Dimana itu nak?"

"Di depan sana. Nanti kalau sudah waktunya makan siang, Dewi ajak Kiara pulang lagi kesini." ibu itu tersenyum dan mengangguk.

Kiara dan Dewi pun berlari menuju taman. Di taman, sudah banyak anak-anak yang berkumpul dan bermain. Dewi, memperkenalkan Kiara pada semua teman-temannya.

Mereka pun larut dalam permainan mereka. Hingga tak terasa, waktu makan siang pun tiba. Semua anak-anak kembali ke rumah masing-masing. Begitu pun Kiara dan Dewi. Saat akan kembali, Kiara melihat kakaknya.

"Kak Genta." panggil Kiara. Laki-laki yang di panggil itu pun menoleh dan tersenyum ketika melihat sang adik.

Usia Genta terpaut lima tahun dari Kiara. Kiara sendiri, seusia dengan Dewi.

"Kakak darimana?" tanya Kiara setelah tiba di samping sang kakak.

"Kakak dari sekolah. Wah, Kiara sudah punya teman baru ya?" Dewi tersenyum.

"Kenalin kak, ini teman aku Dewi."ucap Kiara.

"Dewi." ucap Dewi memperkenalkan diri.

"Halo Dewi." sapa Genta.

Inilah awal perkenalan Dewi dan Genta.

Episodes
1 Perceraian
2 Kehadiran Yang Tak Pernah Di Duga
3 Teman Baru
4 Bertemu Papa
5 Keputusan Sofia
6 Kesedihan Dewi
7 Cinta Atau Kagum?
8 Menyadarinya
9 Ingin Memilikimu
10 Tunggu Aku
11 Berusaha Keras
12 Libur Sekolah
13 Rindu
14 Pelukan hangat
15 Tugas Kelompok
16 Hati Yang Harus Di Jaga
17 Penyemangat
18 Kedatangan Brian
19 Curahan Hati
20 Genta Kembali
21 Cindy...?
22 Rival Cindy
23 Mulai mendekati
24 Ya, Aku Mau
25 Kencan Pertama
26 Calon Suami?
27 Sofia
28 Bramantio Wijaya #1
29 Bramantio Wijaya: Kenyataan Yang Terungkap
30 Bramantio Wijaya; Penyesalanku
31 Wijaya Group
32 Bertemu Bram
33 Keraguan Sofia
34 Pendapat Kinanti
35 Keegoisan Rianti–Jawaban Sofia
36 Pekerjaan setelah magang
37 Pengawal dan asisten pribadi
38 Brian Mengunjungi Sofia dan Dewi
39 Kebenaran yang menyakitkan
40 Cinta tulus dari Brian
41 Rasa Takut Dewi
42 Jahilnya Kiara
43 Cemburu
44 Cincin
45 Salah paham
46 Khayalan
47 Bertemu Brian
48 Keraguan Genta
49 Brian dan Genta
50 Tangis Dewi
51 Trauma?
52 Mengejar Bram
53 Tawaran Pekerjaan
54 Khawatir
55 Senjata Makan Tuan
56 Kabar Mengejutkan
57 Amarah Bram
58 Pengakuan
59 Rianti menghilang
60 Pilihan
61 Kehilangan
62 Sembunyi
63 Keputusan Bram
64 Memeluknya
65 Rencana
66 Pertunangan
67 Menghilang
68 Menikah?
69 Bantuan Daniel
70 Bantuan Daniel #2
71 Sofia dan Jasmine
72 Permainan di mulai
73 Misi selesai.
74 Mencurahkan isi hati #1
75 Mencurahkan isi hati #2
76 (episode spesial) Jatuh cinta lagi
77 Kunjungan Dave
78 Di Ikuti
79 Kebersamaan #1 – Awal Pembalasan
80 Kebersamaan #2
81 Patricia Kembali
82 Makan Bersama?
83 Hari yang menyebalkan
84 Pulang
85 Penyesalan
86 Nasihat Genta
87 (Special episode) Memori yang terlupakan
88 Rahasia #1
89 Rahasia #2
90 Rahasia yang terbongkar
91 First Kiss
92 Kehangatan Keluarga
93 Amarah yang tertahan
94 Melampiaskannya
95 Pengumuman
96 Mempercepat
97 Dari hati ke hati
98 Keputusan Rianti
99 Penyesalan
100 Menikah
101 Extra part: Honey moon
102 Pengumuman
103 Extra part: Let's Start
104 Pengumuman: cerita selanjutnya sudah selesai di revisi
105 Extra part: Mengunjungi
106 Extra part: Suasana mencekam
107 Extra part: Penyesalan Bram
108 Extra part: Pertunangan Brian dan Cindy
109 Pengumuman cerita baru
110 Extra part: Kekhawatiran Sofia
111 Extra part: Keputusan yang berat
112 Extra part: Bimbang
113 Extra part: Meminta kesempatan
114 Extra part: Happy Ending
115 VISUALISASI
116 Rilis new story
117 The new story
118 rilis new story
119 Pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Perceraian
2
Kehadiran Yang Tak Pernah Di Duga
3
Teman Baru
4
Bertemu Papa
5
Keputusan Sofia
6
Kesedihan Dewi
7
Cinta Atau Kagum?
8
Menyadarinya
9
Ingin Memilikimu
10
Tunggu Aku
11
Berusaha Keras
12
Libur Sekolah
13
Rindu
14
Pelukan hangat
15
Tugas Kelompok
16
Hati Yang Harus Di Jaga
17
Penyemangat
18
Kedatangan Brian
19
Curahan Hati
20
Genta Kembali
21
Cindy...?
22
Rival Cindy
23
Mulai mendekati
24
Ya, Aku Mau
25
Kencan Pertama
26
Calon Suami?
27
Sofia
28
Bramantio Wijaya #1
29
Bramantio Wijaya: Kenyataan Yang Terungkap
30
Bramantio Wijaya; Penyesalanku
31
Wijaya Group
32
Bertemu Bram
33
Keraguan Sofia
34
Pendapat Kinanti
35
Keegoisan Rianti–Jawaban Sofia
36
Pekerjaan setelah magang
37
Pengawal dan asisten pribadi
38
Brian Mengunjungi Sofia dan Dewi
39
Kebenaran yang menyakitkan
40
Cinta tulus dari Brian
41
Rasa Takut Dewi
42
Jahilnya Kiara
43
Cemburu
44
Cincin
45
Salah paham
46
Khayalan
47
Bertemu Brian
48
Keraguan Genta
49
Brian dan Genta
50
Tangis Dewi
51
Trauma?
52
Mengejar Bram
53
Tawaran Pekerjaan
54
Khawatir
55
Senjata Makan Tuan
56
Kabar Mengejutkan
57
Amarah Bram
58
Pengakuan
59
Rianti menghilang
60
Pilihan
61
Kehilangan
62
Sembunyi
63
Keputusan Bram
64
Memeluknya
65
Rencana
66
Pertunangan
67
Menghilang
68
Menikah?
69
Bantuan Daniel
70
Bantuan Daniel #2
71
Sofia dan Jasmine
72
Permainan di mulai
73
Misi selesai.
74
Mencurahkan isi hati #1
75
Mencurahkan isi hati #2
76
(episode spesial) Jatuh cinta lagi
77
Kunjungan Dave
78
Di Ikuti
79
Kebersamaan #1 – Awal Pembalasan
80
Kebersamaan #2
81
Patricia Kembali
82
Makan Bersama?
83
Hari yang menyebalkan
84
Pulang
85
Penyesalan
86
Nasihat Genta
87
(Special episode) Memori yang terlupakan
88
Rahasia #1
89
Rahasia #2
90
Rahasia yang terbongkar
91
First Kiss
92
Kehangatan Keluarga
93
Amarah yang tertahan
94
Melampiaskannya
95
Pengumuman
96
Mempercepat
97
Dari hati ke hati
98
Keputusan Rianti
99
Penyesalan
100
Menikah
101
Extra part: Honey moon
102
Pengumuman
103
Extra part: Let's Start
104
Pengumuman: cerita selanjutnya sudah selesai di revisi
105
Extra part: Mengunjungi
106
Extra part: Suasana mencekam
107
Extra part: Penyesalan Bram
108
Extra part: Pertunangan Brian dan Cindy
109
Pengumuman cerita baru
110
Extra part: Kekhawatiran Sofia
111
Extra part: Keputusan yang berat
112
Extra part: Bimbang
113
Extra part: Meminta kesempatan
114
Extra part: Happy Ending
115
VISUALISASI
116
Rilis new story
117
The new story
118
rilis new story
119
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!