40 Days, One Love

40 Days, One Love

Jelajah Waktu

Semasa kuliah Yua Winarto, gadis yang akan berumur 24 tahun itu tak pernah serius, tak pandai bersosialisasi, tak memiliki teman hingga akhirnya ia dicap sebagai mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang - kuliah pulang.

Kebiasaanya sehari hari hanya bermalas-malasan. Sesekali melihat watchlist saham dari handphonenya. Tak pandai memasak dan mengurus rumah. Hal baik dari dirinya hanya dirinya sendiri yang mengetahuinya.

Kekayaan sang ayah membuat Yua terlena dan berpikir akan mudah saja meneruskan usaha ayahnya. Ayahnya, Joe Winarto, seorang pengusaha properti kaya dan super sibuk diumurnya yang baru 45 tahun. Bagi Yua, Ayahnya adalah sosok yang sangat kaku dan seorang workaholic. Setiap hari pergi sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam.

Ada hal yang ingin Yua sampaikan, namun beberapa hari ini Pak Joe terlihat sangat sibuk. Besok adalah hari wisudanya. Ia tak terlalu berharap sang ayah akan menghadiri wisudanya. Pengalamannya ketika SMA membuatnya berpikir seperti itu. Sebagai formalitas, ia harus tetap memberitahu ayahnya.

Beberapa saat menunggu, akhirnya Pak Joe pulang.

"Yah.. besok aku wisuda, Kalau ayah sibuk gak apa-apa kok" ujar Yua.

"Lah kok gitu nak! Bagaimanapun juga ayah ingin melihatmu memakai toga. Selain itu, ketika kelulusan SMA-mu ayah tidak sempat datang" ujar Pak Joe.

Tak mau kecewa Yua hanya menganggap angin lalu ucapan sang ayah tanpa benar-benar mengharapkan kedatangannya.

...***...

Sejak pagi Yua sudah mulai sibuk berias dan dibantu oleh Make-Up Artis yang ia sewa. Dengan mata yang masih mengantuk tak terasa sudah jam 06.00 saja.

"Ayo cepattt..." ucap Yua pada dirinya sendiri sambil tergesa-gesa mencari handphone, tas dan barang lainnya. Ia harus segera berangkat ke auditorium kampus sebab upacara akan dimulai jam 07.00.

Saat menuruni tangga ia terkejut melihat Pak Joe yang sudah rapi memakai setelan jas hitam dan dasi merah matching dengan kebaya yang ia pakai.

Yua tampak senang, kali ini sang ayah benar-benar menepati janjinya. Namun ia berusaha sebisa mungkin menyembunyikan muka bahagianya itu.

Yua kemudian bergegas menuruni tangga dan menghampiri Pak Joe.

...***...

"Yah nanti jangan kecewa ya..." pinta Yua.

"Memangnya kenapa?" tanya Pak Joe.

Sambil tersenyum ia memberitahu bahwa dirinya lulus dengan predikat biasa-biasa saja dan IPK yang pas-pasan. Pak Joe hanya tertawa dan menasehati putrinya bahwa ia tak perlu khawatir.

"Ada banyak orang pintar di luar sana tapi ia menjadi koruptor, sebaliknya ada orang bodoh di luar sana tapi ia menggaji orang-orang pintar di perusahaannya" nasehat Pak Joe sambil menepuk kepala anaknya itu.

...***...

Upacara Wisuda pun berlangsung dengan khidmat hingga acara selesai. Saat hendak pulang Yua dan Pak Joe dihampiri seorang pemuda yang membawa sebuah bucket bunga matahati. Pemuda itu adalah Arga Tan, 29 tahun, yang tak lain dan tak bukan Dosen Ekonomi Internasional Yua sekaligus tunangannya.

"Selamat ya Yua..." ucap Arga sambil memberikan bucket bunga itu. Ia juga tak lupa menyapa Pak Joe.

"Selamat ya Om" sapa Arga.

Hanya Pak Joe yang membalas ucapan dan sapaan Arga. Itu karena Yua tak begitu menyukai Arga. Arga adalah salah satu penyebab kecangguan antara Yua dan Pak Joe.

Empat tahun silam Pak Joe merencanakan pertunangan Yua dan Arga. Yua merasa itu adalah pertunangan politik dan ia merasa jika Arga terpaksa menjadi tunangannya karena harus membantu finansial perusahaan keluarga Arga yang terpuruk.

"Bapak kalau mau ngobrol sama Ayah silahkan, saya pulang duluan naik taksi Online" ucap Yua dengan ketus sambil berlari meninggalkan mereka. Lagi-lagi Arga harus kecewa tak dapat menyenangkan hati Yua.

Setelah Yua pergi, Pak Joe dan Arga pergi ke sebuah cafe sambil membeli cake kesukaan Yua.

...***...

"Om... maaf saya menghancurkan momen Om sama Yua " ucap Pak Arga.

Tak ingin Arga merasa bersalah, Pak Joe mengingatkan bahwa Yua adalah tipikal gadis Tsundere (malu-malu/tampak keras namun sebenarnya rapuh).

"Harusnya om yang minta maaf, sifatnya tidak pernah berubah. Dia bahkan meninggalkan Om bersama denganmu dengan mudahnya" ucap Pak Joe sambil tertawa melihat kelakuan Yua. Dirinya meminta Arga untuk lebih sabar dan memaklumi Yua yang tidak menyukai keramaian.

"Arga, Om titip Yua. Dia sudah dewasa namun sikapnya masih saja seperti anak-anak, giliran kamu yang menjaganya " ujar Arga. Arga pun berjanji bahwa ia akan menjaga Yua.

...***...

Seminggu berlalu. Yua masih saja seperti hari-hari lainnya. Bermalas-malasan di atas kasur sambil menatap handphonenya. Tak ada hal yang benar-benar ia ingin lakukan.

Sebuah panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal masuk ke handphonenya. Yua terkejut saat mendengar siapa yang menghubunginya. Itu adalah panggilan dari Rumah Sakit. Pak Joe mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Tol. Tangan Yua seketika menjadi lemas dan tak sengaja menjatuhkan handphonenya hingga rusak.

Dari luar rumah terdengan suara bel yang terus dibunyikan Arga karena Yua tak kunjung membukakan pintu. Arga ternyata telah mendapat berita kecelakan itu lebih dulu. Ia hendak menjemput Yua dan mengantarnya kerumah sakit.

Setiba dirumah sakit Yua melihat pemandangan yang tak ingin ia lihat. Jenazah Pak Joe keluar dari UGD. Yua berteriak seolah tak percaya. Arga memeluknya dan menenangkannya meskipun Yua terus memukul bahunya.

...***...

Untungnya seluruh proses pemakaman di urus oleh Arga. Sedangkan Yua terus-terusan mengurung dirinya di dalam kamar. Di dalam kamar Yua membayangkan bagaimana dirinya akan hidup seorang diri. Minim ilmu, skill dan relasi membuat Yua sadar bahwa dirinya tidak bisa apa-apa tanpa sang ayah. Hingga ia sadar dirinya tak dapat hidup sendirian, ia juga butuh bantuan orang lain dikehidupannya. Apalagi ia harus meneruskan perusahaan sang ayah.

Demi melepas rindunya kepada sang ayah, Yua mengambil setumpuk album foto dari kamar ayahnya. Halaman demi halaman ia tatap dengan mata yang berkaca-kaca sambil meninggat setiap momen-momen itu. Sesekali ia tertawa dan bergumam sendiri.

Tak terasa lima jam berlalu. Yua menemukan sepucuk surat terselip di album terakhir yang ia lihat. Itu adalah Surat dari Pak Joe untuk dirinya di tahun 2000 saat ia berulang tahun ke-3.

Dengan tangan gemetar ia perlahan membaca isi surat itu.

"My Dear Yua...

Selamat ulang tahun yang ke-tiga. Baru kemarin rasanya ayah menggendongmu sekarang putri ayah sudah besar.

Mungkin terlalu cepat untuk berharap, tapi ayah mengharapkan kamu tumbuh sehat menjadi wanita yang cantik, dan sukses.

Suatu hari kamu akan diambil dari ayah, lalu menjadi pengantin yang anggun, istri yang setia kepada suami serta menjadi ibu yang hangat untuk anak-anaknya.

Teruslah Hidup! Ayah selalu berada disisimu.

with love, Ayah "

Tanpa sadar tangis Yua pecah. Ia tak menyangka sang ayah yang cuek dan dingin ternyata sangat mencintainya. Yua menyesali semua sikapnya terhadap sang ayah yang selalu membuatnya susah dan berbeda dari harapannya. Surat itupun basah oleh airmatanya.

Tak kuasa menahan tangis tiba tiba waktu seolah berhenti. Suasana pun menjadi hening. Merasa ada yang aneh ia pun menyadari tetes airmata yang harusnya menimpa surat itu pun nampak wujudnya mengambang diudara.

Keanehan berikutnya yaitu suara detak jarum jam yang semakin lama semakin cepat memecah hening. Yua mencoba bangkit dari tempat duduknya. Belum sempat bergerak selangkahpun, tubuhnya seperti tertarik sesuatu yang tak terlihat.

Tarikan itu membuat seluruh badannya merasa sakit. Keringat membanjiri tubuhnya. Tak sanggup menahan sakit akhirnya Yua tak sadarkan diri.

...***...

Setelah cukup lama tak sadarkan diri Yua pun sadar. Melihat atap yang asing dan suasana tempat ia berada sangat berbeda dengan rumahnya membuat ia kembali memejamkan matanya.

Namun......

"Cbbrrrrr " terdengar seperti suara bocah yang sedang memainkan bibirnya.

Tak sengaja air ludah bocah itu mendarat dimuka Yua. Air ludahnya sangatlah lengket dan menjijikkan membuat Yua berteriak histeris.

"twante udwah bangwun" ucap bocah itu.

Melihat Yua yang terus terusan berteriak, Seorang anak laki-laki mengambil bocah itu dan mendekatkannya kemuka Yua.

Keusilan anak laki-laki itu membuat Yua kembali pingsan.

Sorepun tiba. Seorang pria lalu masuk kedalam rumah tua itu. Pria itu adalah Ayah si bocah perempuan yang baru saja pulang.

Mendapati Yua yang tertidur membuat Pria itu terkejut. Sepucuk surat ditangan Yua menarik perhatiannya. Pria itu lantas mengambil surat yang dipegang Yua.

 

_______________________________________________________________

Terimakasih sudah mampir dan membaca karya pertama aku🙇‍♀️.

Aku sadar karya aku masih jauh dari kata sempurna, masih banyak yang harus aku pelajari. Di awal-awal bab ini mungkin terasa sangat kaku, jadi harap maklum ya😊.

Aku juga akan revisi kecil-kecilan bab-bab yang udah di UP, jadi aku harap suatu saat nanti karya aku bisa dibaca ulang tapi dengan kata-kata yang lebih mengalir dan tidak kaku.

Selamat membaca👋.

30/5/21

Terpopuler

Comments

Isti Rahmawati

Isti Rahmawati

baru baca d awal dah bikin nangis...hik...hik...hik

2021-07-13

1

mutoharoh

mutoharoh

mampir dan mencoba untuk baca 😁😁

2021-06-23

1

Nadia Fitri

Nadia Fitri

njkk

2021-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!