Seminggu berlalu saat Yua tiba di masa lalu. Kini, Yua sudah menunjukkan sedikit perubahan. Ia sudah bisa menjaga Yucil dengan baik. Satu minggu yang damai menurutnya. Sampai saat ini Yua masih tak tahu kenapa ia berada di tahun 2000. Logisnya semua yang terjadi pasti ada penyebab dan alasannya. Namun sampai saat ini ia masih belum menemukan alasannya.
Rencananya hari ini Yua akan berbelanja kebutuhan rumah bersama Arga sedangkan Yucil dititipkan pada Risma. Arga memang sering membantu Joe berbelanja kebutuhan rumah. Bu Risma pun tak keberatan jika anaknya membantu Joe. Alasannya karena Risma juga ingin anaknya mendapat kasih sayang seorang ayah meski itu dari Joe yang bukan ayah kandungnya.
Tahun lalu Bu Risma sibuk membangun ulang bisnisnya yang hancur akibat krisis ekonomi 1998 sehingga jarang memperhatikan Arga. Untungnya ada Joe yang mau menjaga Arga dan menjadikan Arga teman bermain Yucil. Meski Bu Risma tak sesibuk beberapa tahun lalu, kini ia lega anaknya itu sudah menjadi anak yang mandiri. Karena itu pula Bu Risma tak keberatan juga jika harus membantu Joe menjaga Yucil.
...***...
Setelah membeli kebutuhan rumah, Yua dan Arga ingin mampir beristirahat di sebuah cafe kecil di dekat pasar dan berada di jalan utama perempetan jalan yang direkomendasikan Arga.
Ketika sampai di depan cafe dan melihat bangunan cafe itu dengan seksama, tampaknya Yua pernah melihat cafe itu di masa depan. Yua juga tak begitu ingat pernah ke cafe ini berapa kali di masa depan. Cafe itu juga memiliki arsitektur yang sama hanya belum ada sentuhan modernisasi dan belum terlalu besar seperti yang pernah ia ingat.
Tak sabar memasuki cafe, mereka pun dengan semangat membuka pintu cafe itu. Saat pintu itu terbuka mereka disambut oleh seorang pelayan perempuan.
"Selamat datang, silahkan masuk" sapa pelayan itu dengan ramah.
Saat memasukinya maka akan terasa suasana cafe yang sangatlah unik dan terkesan misterius. Selain nuansa cafe ini, Arga sangat menyukai tiramisu buatan cafe ini. Yua jadi ingin mencoba seenak apa rasa yang Arga maksud.
Seorang pelayan menghampiri meja mereka. Kebetulan pelayan itu juga merekomendasikan tiramisu. Tanpa ragu dan basa basi lagi Arga langsung memesan tiramisu dan milkshake coklat. Sedangkan Yua memesan tiramisu dan milkshake stroberi.
Sambil menunggu pesanan, Arga dan Yua berkeliling cafe. Tak ada orang lain disana kecuali mereka dan pelayan tadi. Jadi mereka bisa bebas berkeliling tanpa harus menjaga kursi dan meja mereka.
Yua melihat jajaran foto tersusun di dinding. Itu adalah foto depan cafe ini dari tahun-ketahun. Yua lalu mengamati foto-foto itu dari tahun yang terlama. Tak disangka cafe ini sudah ada sejak tahun 1890. Berdasarkan foto yang Yua lihat itu bagian depan cafe ini tak pernah dirombak total hanya setiap tahunnya direnovasi kecil-kecilan. Tampaknya, hanya interior dalamnya saja yang berubah.
"Ooohh... makanya di tahun 2021 pun cafe ini masih ada. Rajin direnovasi ternyata!" bisiknya kecil sambil mangut-mangut.
Yua lalu melangkahkan kakinya kesudut kafe. Di sudut cafe terdapat sebuah rak dengan buku-buku yang tersusun rapi dan koleksi piringan hitam yang ditaruh di bagian bawah rak. Uniknya rak buku itu berisi buku-buku mengenai perjalanan waktu baik novel, komik, hingga buku ilmiah.
...***...
Pesanan akhirnya tiba. Yua dan Arga kembali ke meja dan siap menyantap hidangan. Seperti anak kecil lainnya, Arga sangat menikmati tiramisu kesukaannya itu.
Sambil menikmati hidangan, Yua sepertinya ingin mencari informasi tentang masa lalunya yang tak pernah ia duga dimana ternyata Ia dan Arga pernah saling kenal.
"Minion... Kamu kenapa dekat dengan Yucil..? jangan-jangan kamu suka ya?" goda Yua.
Yua ingin tahu apa Arga sudah menyukai dirinya sejak kecil. Sepanjang ingatan Yua dirinya pertama kali bertemu Arga ketika pembahasan pertunangan mereka 4 tahun lalu. Yua tidak ingat sama sekali jika dirinya pernah bertemu Arga ketika kecil.
"Tidak... Aku masih anak-anak dan aku menganggapnya adik" jawab Arga.
"heeee.... benaran??" keluh Yua.
Mendengar jawaban polos dari seorang anak-anak membuat Yua semakin yakin jika Arga terpaksa bertunangan dengannya dimasa depan. Karena anak kecil tak pernah berbohong.
"Miss Yu, sejak awal kenapa aku dipanggil minion?, Minion itu apa?" tanya Arga.
" Ya... Minion itu makhluk kecil, pendek, matanya bulat dan bau kayak kamu. Hahahaha" canda Yua.
Garing.... Arga akhirnya tak memoerdulikan candaan Yua yang terdengar garing itu. Namun, Yua tak berhenti di sana. Selama di cafe ia tak berhenti menggoda Arga yang kecil dan masih polos itu. Ia melakukannya karena ingin balas dendam pada Arga dewasa yang selalu memperlakukannya seperti anak kecil. Arga pun berakhir menjadi bulan-bulanan Yua.
...***...
Meskipun begitu saat ini Arga hanyalah anak kecil. Mulutnya penuh dengan krim tiramisu dan ia tak sengaja menjatuhkan sendoknya. Yua lalu memungut sendok itu dan membersihkan mulut Arga dengan tisu.
Saat Yua memungut sendok itu di lantai ia merasakan ada perasaan yang aneh. Ia merasa seperti sedang diawasi. Merasa tak enak akhirnya Yua meminta Arga agar cepat-cepat menghabiskan tiramisu dan minumannya lalu segera pulang.
Yua lalu membayar tagihannya ke kasir. Ia tak menyadari bahwa ada seorang lagi di sana. Penjaga kasir menggunakan pakaian yang berbeda dengan pelayan tadi.
"Totalnya semua Rp.10.000" ucap penjaga kasir.
Yua lalu menyerahkan selembar uang Rp.10.000 dan segera mengambil struk pembayaran. Meski merasa khawatir Yua sempat-sempatnya memperhatikan muka si penjaga kasir. Penjaga kasir itu seorang pria usia 20-30 tahun, putih seperti bule, tinggi, berambut pirang dan memiliki tahi lalat disamping matanya kirinya.
Yua lalu bergegas keluar dari cafe sambil menggandeng tangan Arga. Namun ketika membuka pintu cafe, penjaga kasir itu berkata "Kembalilah kesini! Kamu akan membutuhkan sesuatu" ucapnya.
Yua kembali menengok kasir itu, namun pria itu tak ada lagi disana. Bulu kuduknya pun berdiri. Mereka pun segera pergi dari cafe itu.
"Kamu tau yang dikasir itu siapa?" tanya Yua pada Arga.
Seperti yang Yua duga, Arga menggelengkan kepalanya tanda ia tak mengenal pria itu. Yua lalu teringat rumor yang beredar di masa depan tentang cafe itu. Rumor itu terkenal dikalangan mahasiswa yang mengatakan bahwa pemilik toko itu tak pernah terlihat, namun ada yang pernah melihatnya mengatakan bahwa pemilik cafe sangat tampan dan tak pernah tua.
Yua curiga jika pemilik itu juga seorang penjelajah waktu seperti dirinya. Kecurigaanya semakin kuat ketika ia ingat melihat buku-buku di rak yang semua bertemakan perjalanan waktu. Lalu kata-kata pria itu pun bergema dalam benak Yua bahwa ia akan ke sana karena membutuhkan sesuatu.
...***...
Setelah pulang berbelanja, Yua lalu menjemput Yucil di rumah Arga. Dari dalam rumah tampak Bu Risma dan Yucil berjalan ke arah Yua. Yucil yang sudah kangen dengan Yua pun langsung memeluknya.
Bu Risma juga tak lupa mengajak Yua untuk singgah sebentar minum teh di rumahnya dan dengan senang hati Yua menerima tawaran Bu Risma itu.
"Mama Yua apa sudah terbiasa tinggal disini?" tanya Bu Risma.
"Suda..." jawab Yua terpotong oleh Yucil. Yucil tidak sengaja mendengar Bu Risma memanggil Yua dengan sebutan Mama Yua.
"Mama Yu...wa?" tanya Yucil terbata memotong pembicaraan mereka.
"Iya.. inikan mamanya Yua!!!" jawab Bu Risma meyakinkan Yucil jika Yua adalah mamanya.
"Benaran???" tanya Yucil sekali lagi pada Risma.
Betapa bahagianya Yucil mengetahui bahwa Yua adalah mamanya. Rasa bahagianya tampak di raut mukanya. Yucil dengan polosnya percaya pada perkataan Risma. Itu karena anak-anak mudah memepercayai perkataan orang dewasa.
Di satu sisi Yua tampak khawatir. Ia sebenarnya tak ingin berbohong pada dirinya yang kecil itu. Namun, Jika Yua memberi tahu Yucil bahwa dirinya bukan lah ibunya pasti raut muka Yucil yang penuh harapan alan hilang.
"Gawat" gumam Yua dengan suara tipis. Yua merasakan bahwa Yucil kini akan menganggap dirinya adalah ibu kandungnya benaran. Sepulang dari rumah Arga Yucil tak pernah melepaskan tangan Yua sedetik pun.
"Kenapwa bohong?" tanya Yucil.
Yua bingung harus menjawabnya bagaimana. Jika ia mengatakan pada Yucil bahwa dirinya adalah dirinya di masa depan pun tak ada gunanya dan tidak akan ada yang percaya.
"Baiklah.. Aku adalah ibumu, namaku Lily" ucap Yua yang tentu saja bohong. Yua melakulan itu agar Yucil segera melepaskan tangannya. Namun bukannya dilepas, Yucil malah semakin erat menggengam tangannya.
"Ma.. Jangan Pergi lagi ya!!!" pinta Yucil.
Yua lalu memeluk Yucil yang menangis. Ia menjadi teringat dimasa lalu. Dirinya juga sering bertanya dimana ibunya pada sang Ayah. Suatu ketika pernah Ayahnya mengatakan bahwa ibunya pergi ke suatu tempat yang jauh tapi saat ditanya kemana sang Ayah hanya terdiam. Hingga Ayahnya meninggal pun Yua tak pernah diberitahu keberadaan Ibunya. Yua juga tak berani menanyakan keberadaan sang Ibu.
Awalnya Yua tak peduli Ibunya ada dimana. Tapi saat melihat Yucil menangis merindukan Ibunya membuat ia ingin mencari tau keberadaan sang Ibu.
Hallo semua!! Ini karya aku yang pertama.
Kritik dan saran dari teman-teman akan sangat membantu.
Mohon dukungannya!!
Terimakasih...
Jangan Lupa Like, Comment, dan Favorite-nya.
Selamat Membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sabrina Hasna
jgjg alurnya paradox ni cerita
2021-03-15
2
Mega Siregar
mampir ✌️😄
2021-03-11
0
SilentRider✌✌
kayaknya cowok di cafe itu bakal punya peran besar deh...
2021-02-26
2