NovelToon NovelToon

40 Days, One Love

Jelajah Waktu

Semasa kuliah Yua Winarto, gadis yang akan berumur 24 tahun itu tak pernah serius, tak pandai bersosialisasi, tak memiliki teman hingga akhirnya ia dicap sebagai mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang - kuliah pulang.

Kebiasaanya sehari hari hanya bermalas-malasan. Sesekali melihat watchlist saham dari handphonenya. Tak pandai memasak dan mengurus rumah. Hal baik dari dirinya hanya dirinya sendiri yang mengetahuinya.

Kekayaan sang ayah membuat Yua terlena dan berpikir akan mudah saja meneruskan usaha ayahnya. Ayahnya, Joe Winarto, seorang pengusaha properti kaya dan super sibuk diumurnya yang baru 45 tahun. Bagi Yua, Ayahnya adalah sosok yang sangat kaku dan seorang workaholic. Setiap hari pergi sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam.

Ada hal yang ingin Yua sampaikan, namun beberapa hari ini Pak Joe terlihat sangat sibuk. Besok adalah hari wisudanya. Ia tak terlalu berharap sang ayah akan menghadiri wisudanya. Pengalamannya ketika SMA membuatnya berpikir seperti itu. Sebagai formalitas, ia harus tetap memberitahu ayahnya.

Beberapa saat menunggu, akhirnya Pak Joe pulang.

"Yah.. besok aku wisuda, Kalau ayah sibuk gak apa-apa kok" ujar Yua.

"Lah kok gitu nak! Bagaimanapun juga ayah ingin melihatmu memakai toga. Selain itu, ketika kelulusan SMA-mu ayah tidak sempat datang" ujar Pak Joe.

Tak mau kecewa Yua hanya menganggap angin lalu ucapan sang ayah tanpa benar-benar mengharapkan kedatangannya.

...***...

Sejak pagi Yua sudah mulai sibuk berias dan dibantu oleh Make-Up Artis yang ia sewa. Dengan mata yang masih mengantuk tak terasa sudah jam 06.00 saja.

"Ayo cepattt..." ucap Yua pada dirinya sendiri sambil tergesa-gesa mencari handphone, tas dan barang lainnya. Ia harus segera berangkat ke auditorium kampus sebab upacara akan dimulai jam 07.00.

Saat menuruni tangga ia terkejut melihat Pak Joe yang sudah rapi memakai setelan jas hitam dan dasi merah matching dengan kebaya yang ia pakai.

Yua tampak senang, kali ini sang ayah benar-benar menepati janjinya. Namun ia berusaha sebisa mungkin menyembunyikan muka bahagianya itu.

Yua kemudian bergegas menuruni tangga dan menghampiri Pak Joe.

...***...

"Yah nanti jangan kecewa ya..." pinta Yua.

"Memangnya kenapa?" tanya Pak Joe.

Sambil tersenyum ia memberitahu bahwa dirinya lulus dengan predikat biasa-biasa saja dan IPK yang pas-pasan. Pak Joe hanya tertawa dan menasehati putrinya bahwa ia tak perlu khawatir.

"Ada banyak orang pintar di luar sana tapi ia menjadi koruptor, sebaliknya ada orang bodoh di luar sana tapi ia menggaji orang-orang pintar di perusahaannya" nasehat Pak Joe sambil menepuk kepala anaknya itu.

...***...

Upacara Wisuda pun berlangsung dengan khidmat hingga acara selesai. Saat hendak pulang Yua dan Pak Joe dihampiri seorang pemuda yang membawa sebuah bucket bunga matahati. Pemuda itu adalah Arga Tan, 29 tahun, yang tak lain dan tak bukan Dosen Ekonomi Internasional Yua sekaligus tunangannya.

"Selamat ya Yua..." ucap Arga sambil memberikan bucket bunga itu. Ia juga tak lupa menyapa Pak Joe.

"Selamat ya Om" sapa Arga.

Hanya Pak Joe yang membalas ucapan dan sapaan Arga. Itu karena Yua tak begitu menyukai Arga. Arga adalah salah satu penyebab kecangguan antara Yua dan Pak Joe.

Empat tahun silam Pak Joe merencanakan pertunangan Yua dan Arga. Yua merasa itu adalah pertunangan politik dan ia merasa jika Arga terpaksa menjadi tunangannya karena harus membantu finansial perusahaan keluarga Arga yang terpuruk.

"Bapak kalau mau ngobrol sama Ayah silahkan, saya pulang duluan naik taksi Online" ucap Yua dengan ketus sambil berlari meninggalkan mereka. Lagi-lagi Arga harus kecewa tak dapat menyenangkan hati Yua.

Setelah Yua pergi, Pak Joe dan Arga pergi ke sebuah cafe sambil membeli cake kesukaan Yua.

...***...

"Om... maaf saya menghancurkan momen Om sama Yua " ucap Pak Arga.

Tak ingin Arga merasa bersalah, Pak Joe mengingatkan bahwa Yua adalah tipikal gadis Tsundere (malu-malu/tampak keras namun sebenarnya rapuh).

"Harusnya om yang minta maaf, sifatnya tidak pernah berubah. Dia bahkan meninggalkan Om bersama denganmu dengan mudahnya" ucap Pak Joe sambil tertawa melihat kelakuan Yua. Dirinya meminta Arga untuk lebih sabar dan memaklumi Yua yang tidak menyukai keramaian.

"Arga, Om titip Yua. Dia sudah dewasa namun sikapnya masih saja seperti anak-anak, giliran kamu yang menjaganya " ujar Arga. Arga pun berjanji bahwa ia akan menjaga Yua.

...***...

Seminggu berlalu. Yua masih saja seperti hari-hari lainnya. Bermalas-malasan di atas kasur sambil menatap handphonenya. Tak ada hal yang benar-benar ia ingin lakukan.

Sebuah panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal masuk ke handphonenya. Yua terkejut saat mendengar siapa yang menghubunginya. Itu adalah panggilan dari Rumah Sakit. Pak Joe mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Tol. Tangan Yua seketika menjadi lemas dan tak sengaja menjatuhkan handphonenya hingga rusak.

Dari luar rumah terdengan suara bel yang terus dibunyikan Arga karena Yua tak kunjung membukakan pintu. Arga ternyata telah mendapat berita kecelakan itu lebih dulu. Ia hendak menjemput Yua dan mengantarnya kerumah sakit.

Setiba dirumah sakit Yua melihat pemandangan yang tak ingin ia lihat. Jenazah Pak Joe keluar dari UGD. Yua berteriak seolah tak percaya. Arga memeluknya dan menenangkannya meskipun Yua terus memukul bahunya.

...***...

Untungnya seluruh proses pemakaman di urus oleh Arga. Sedangkan Yua terus-terusan mengurung dirinya di dalam kamar. Di dalam kamar Yua membayangkan bagaimana dirinya akan hidup seorang diri. Minim ilmu, skill dan relasi membuat Yua sadar bahwa dirinya tidak bisa apa-apa tanpa sang ayah. Hingga ia sadar dirinya tak dapat hidup sendirian, ia juga butuh bantuan orang lain dikehidupannya. Apalagi ia harus meneruskan perusahaan sang ayah.

Demi melepas rindunya kepada sang ayah, Yua mengambil setumpuk album foto dari kamar ayahnya. Halaman demi halaman ia tatap dengan mata yang berkaca-kaca sambil meninggat setiap momen-momen itu. Sesekali ia tertawa dan bergumam sendiri.

Tak terasa lima jam berlalu. Yua menemukan sepucuk surat terselip di album terakhir yang ia lihat. Itu adalah Surat dari Pak Joe untuk dirinya di tahun 2000 saat ia berulang tahun ke-3.

Dengan tangan gemetar ia perlahan membaca isi surat itu.

"My Dear Yua...

Selamat ulang tahun yang ke-tiga. Baru kemarin rasanya ayah menggendongmu sekarang putri ayah sudah besar.

Mungkin terlalu cepat untuk berharap, tapi ayah mengharapkan kamu tumbuh sehat menjadi wanita yang cantik, dan sukses.

Suatu hari kamu akan diambil dari ayah, lalu menjadi pengantin yang anggun, istri yang setia kepada suami serta menjadi ibu yang hangat untuk anak-anaknya.

Teruslah Hidup! Ayah selalu berada disisimu.

with love, Ayah "

Tanpa sadar tangis Yua pecah. Ia tak menyangka sang ayah yang cuek dan dingin ternyata sangat mencintainya. Yua menyesali semua sikapnya terhadap sang ayah yang selalu membuatnya susah dan berbeda dari harapannya. Surat itupun basah oleh airmatanya.

Tak kuasa menahan tangis tiba tiba waktu seolah berhenti. Suasana pun menjadi hening. Merasa ada yang aneh ia pun menyadari tetes airmata yang harusnya menimpa surat itu pun nampak wujudnya mengambang diudara.

Keanehan berikutnya yaitu suara detak jarum jam yang semakin lama semakin cepat memecah hening. Yua mencoba bangkit dari tempat duduknya. Belum sempat bergerak selangkahpun, tubuhnya seperti tertarik sesuatu yang tak terlihat.

Tarikan itu membuat seluruh badannya merasa sakit. Keringat membanjiri tubuhnya. Tak sanggup menahan sakit akhirnya Yua tak sadarkan diri.

...***...

Setelah cukup lama tak sadarkan diri Yua pun sadar. Melihat atap yang asing dan suasana tempat ia berada sangat berbeda dengan rumahnya membuat ia kembali memejamkan matanya.

Namun......

"Cbbrrrrr " terdengar seperti suara bocah yang sedang memainkan bibirnya.

Tak sengaja air ludah bocah itu mendarat dimuka Yua. Air ludahnya sangatlah lengket dan menjijikkan membuat Yua berteriak histeris.

"twante udwah bangwun" ucap bocah itu.

Melihat Yua yang terus terusan berteriak, Seorang anak laki-laki mengambil bocah itu dan mendekatkannya kemuka Yua.

Keusilan anak laki-laki itu membuat Yua kembali pingsan.

Sorepun tiba. Seorang pria lalu masuk kedalam rumah tua itu. Pria itu adalah Ayah si bocah perempuan yang baru saja pulang.

Mendapati Yua yang tertidur membuat Pria itu terkejut. Sepucuk surat ditangan Yua menarik perhatiannya. Pria itu lantas mengambil surat yang dipegang Yua.

 

_______________________________________________________________

Terimakasih sudah mampir dan membaca karya pertama aku🙇‍♀️.

Aku sadar karya aku masih jauh dari kata sempurna, masih banyak yang harus aku pelajari. Di awal-awal bab ini mungkin terasa sangat kaku, jadi harap maklum ya😊.

Aku juga akan revisi kecil-kecilan bab-bab yang udah di UP, jadi aku harap suatu saat nanti karya aku bisa dibaca ulang tapi dengan kata-kata yang lebih mengalir dan tidak kaku.

Selamat membaca👋.

30/5/21

Wajah yang Familiar

"Huaaaa..." Yua baru saja bangun dan sedikit merengangkan kedua tangannya.

Kali ini ia bangun dalam keadaan gelap gulita. Bukan apa-apa hanya saja lampu kamar belum dihidupkan. Seperti melupakan apa yang terjadi, ia tak sadar bahwa ia berada dikamar yang berbeda dari kamarnya. Yua kesusahan mencari tombol lampu yang seharusnya ada di dinding dekat lemari bajunya.

"Klik" seketika lampupun menyala.

"Auu... silau" Yua tiba-tiba menutup mata dengan kedua tangannya. Yua heran kenapa lampu tiba-tiba menyala. Ia bahkan belum menemukan tombol apapun.

"Kamu sudah bangun rupanya?" suara pria itu membuat Yua membuka matanya.

Seorang pria berbadan tegap berdiri tepat didepan matanya. Yua yang mulai merasa takut melihat pria tersebut perlahan dari kakinya hingga akhirnya melihat wajah pria itu.

"A...Ayahhh???" Yua syok ketika melihat pria itu sangat mirip dengan Pak Joe hanya saja pipinya tidak sekendor Pak Joe di tahun 2021.

"Ayah masih hidup? Ya ampun syukurlah. Maafin Yua Yah" rengeknya.

"Hidup?..." Pria itu heran dengan maksud Yua. "Apa mak.." belum sempat pria itu bertanya, Yua kembali bersuara.

"Ayah selama ini prank aku ya? kayak TheyTuber terkenal itu ya? Jadi ayah setelah kecelakan itu ayah operasi plastik di Korea makanya wajah dan badan ayah terlihat lebih muda 20 tahun kan?" tanya Yua.

Tak mengerti apa yang dimaksud Yua, pria tersebut mencoba membuatnya berhenti bicara.

Namun Pria tersebut tampaknya tak perlu berusaha keras untuk membuat Yua diam, karena Yua sendiri tiba-tiba berhenti berbicara dan tampak seperti sedang berpikir. Yua sepertinya mulai berpikir dengan akal sehatnya dan membuatnya terheran. Apa ada operasi plastik yang bisa merubah tubuh total?, lalu kenapa dirinyia bisa berada di rumah tua ini?.

Semakin ia berfikir semakin ia bingung. Maklum ia tak pernah berfikir sekeras ini. Hingga akhirnya ia melihat sebuah kalender di dinding. Betapa tak menyangka dirinya dengan apa yang ia lihat di kalender itu. Satu kata yang keluar dari mulutnya adalah "Mustahil".

"30 April 2000" ucapnya dengan nada tak percaya.

Yua juga mencoba melihat berita di TV dan di koran. Tak ada yang berbeda, semua menunjukkan hari, tanggal, bulan dan tahun yang sama.

"eh?"

"Eeehhhh"

"EEEEEHHHHHHHHHHHHH" teriak Yua.

...***...

Mustahil memang tapi ini benar. Yua terlempar ke tahun 2000 tepat dua hari sebelum hari ulang tahunnya. Ia mencoba meyakinkan dirinya dengan mencubit hingga menampar pipinya sendiri.

"Yah.. sekarang bulan Februari 2021 kan yah?, trus siapa yang dibelakang Ayah??" tanya Yua kebingungan.

Dari balik pria tersebut muncul bocah perempuan yang tadi siang ia lihat. Pria itu menggendongnya dan menjawab pertanyaan Yua. "Anak ini namanya Yua, 3 tahun dan sekarang 30 April 2000" jawabnya singkat.

Yua terlihat lemas dan mendudukan badannya di lantai. Ia jadi teringat jika saat ini ia berada di tahun 2000 berarti ayahnya memang sudah tiada di tahun 2021. Menyadari kenyataan yang tidak berubah membuat Yua kembali bersedih.

Dengan mata yang basah Yua kembali memperhatikan wajah pria itu dan si bocah. Matanya tak salah. Pria itu memang mirip dengan Pak Joe dan si bocah sangat mirip dengan Yua ketika kecil.

"ding dong" terdengar bunyi bel dari pintu depan.

Pria itu lalu membukakan pintu dan meletakkan Yua kecil dipangkuan dengan Yua dewasa.

...***...

"Hey bocah.. Kamu itu benaran Aku ya?" tanya Yua dewasa dengan nada tak percaya. Yua masih tak percaya apa yang dialaminya. Namun, kenyataan sekali lagi menampar dirinya.

Tamu itu adalah Anak laki-laki yang membuat Yua pingsan tadi. Ia membawa semangkok sup ayam dari ibunya untuk makan malam. Penasaran membuat Yua kembali memperhatikan anak laki-laki itu. Ia memutarinya, melihat dari ujung kaki hingga ujung kepala dan menggoyang-goyangkan badannya. Ia merasa seperti pernah melihat anak ini disuatu tempat.

Hampir terbayang siapa yang ia maksud tiba-tiba pria itu memanggil anak laki-laki tadi. "Ayo Arga, letak Sup nya di meja" seru pria itu.

Yua kembali terhenti mendengar sebuah nama yang familiar di telinganya. Dugaannya ternyata benar. Anak itu adalah versi mini orang ia bayangkan sejak tadi yaitu Pak Arga. Yua tak menyangka dan tertawa lepas melihat sosok anak-anak dari tunangannya itu.

"Hahahhaa itu Pak Arga versi minion" tawa Yua terbahak-bahak.

Takjub melihat little Pak Arga membuat Yua teringat sepintas apakah ia memang baru mengenal pak Arga setelah perjodohan atau sudah mengenalnya sejak lama?.

...***...

"grlgrgrlrlgrlrl~~~" bunyi dari perut Yua.

Puas tertawa iapun merasa kelaparan. Pria itu lalu mengajaknya untuk sama-sama menyantap makan malam. Rasa laparnya mengalahkan akal sehat. Yua melahap semua makanan seperti orang yang belum makan seminggu. Bahkan ia membuat semua tercengang.

"Tante cacingan ya?" celetuk Agra kecil.

"Diam kamu minion, aku bukan tante kamu!!!" jawab Yua sambil melanjutkan makan.

Akhirnya makan malam pun selesai. Arga pun pamit sambil membawa mangkuk sup yang sudah kosong itu. Yua kecil pun tampak mengantuk. Pria itu lalu membawa Yua kecil ke kamar.

...***...

Meski berada pada kondisi yang tak lazim kebiasaan Yua tak dapat dihilangkan. Setelah kenyang Yua malah bersantai-santai di sofa.

"hmmm" pria itu mencoba membangunkan Yua. Obrolan serius pun dimulai. Joe meminta Yua menceritakan apa yang bisa ia ceritakan padanya.

Yua menceritakan kematian ayahnya di tahun 2021 dan apa yang ia lakulan sebelum terlempar ke tahun 2000. Hanya saja ia tak tahu alasannya kenapa ia bisa menjelajah waktu. Setelah mendengar cerita Yua. Pria itu mencoba memperkenalkan dirinya secara formal kepadanya.

"Seperti yang kamu kira, Saya Joe Winarto, 25 tahun" jelasnya.

"Mungkin ada alasan yang belum kamu ketahui dibalik jelajah waktu yang kamu alami, setidaknya saya percaya bahwa kamu memang dari masa depan"

"Satu lagi, Jika kamu adalah Yua di tahun 2021 berarti usia saya 45 tahun, sedangkan sekarang saya masih 25 tahun sangat aneh jika kamu memanggil saya ayah, Panggil saya Joe" pintanya.

Yua tiba-tiba memeluk Joe dengan sangat erat. Yua tak menyangka Joe mempercayai Yua begitu saja. Bahkan Yua sulit mempercayai dirinya sendiri. Terasa airmata Yua yang hangat jatuh di pundak Joe. Meski Joe tau wanita yang memeluknya itu adalah anaknya dari masa depan tapi jantungnya berdebar dengan sangat cepat.

Yua akhirnya tidur dipelukan Joe. Mungkin Yua sangat merindukan Joe di masa depan setelah kepergian ayahnya. Joe juga tak menyangka nasib anaknya akan berbeda dari harapannya dan fakta yang ia dapat bahwa dirinya akan tiada di tahun 2021.

"Sekarang aku sudah mempunyai dua anak saja" ucapnya sambil memakaikan selimut untuk Yua.

...***...

Di tahun 2000 Joe baru saja merintis usaha propertinya setelah mengalami berbagai pasang surut dalam hidupnya meskipun ia masih tergolong muda. Namun, Joe mulai mencoba bangkit kembali. Joe membangun kontrakan 10 pintu serta membuat pabrik furnitur kecil-kecilan di tepi kota. Itulah sebabnya Joe dan Yua kecil hidup di rumah tua dan sederhana. Jalan menjadi seorang pengusaha sukses masih panjang.

Biasanya saat Joe bekerja Yua akan dijaga oleh ibu Arga. Namun kini Yua kecil akan di jaga langsung oleh Yua dewasa. Joe tak ingin Yua kecil bernasib sama seperti Yua dewasa. Joe mempunyai rencana agar kedua anaknya itu dapat hidup mandiri setelah ini. Tak hanya itu, melihat sifat malas-malasan Yua dewasa, Joe ingin merubah sifatnya. To-do list pun dipersiapkan Joe untuk Yua dewasa.

Mulai dari jam bangun tidur, membersihkan rumah, memasak, memandikan Yua kecil, memberinya makan hingga menidurkannya. Tentu saja itu mustahil bagi Yua dewasa. Ia tak pernah hidup susah sepanjang yang dia ingat. Merebus air saja belum tentu bisa. Joe pun berpikir apa yang telah ia perbuat di masa depan sehingga Yua menjadi anak yang sangat malas.

Joe akhirnya meminta Arga untuk membantu Yua dewasa setelah pulang sekolah. Arga baru akan pulang sekolah sekitar jam 12. Untuk itu dari Jam 8 sampai jam 12 biar saja Yua dewasa berpikir sendiri apa yang harus ia lakukan.

Joe membangunkan Yua yang masih tertidur. Ia meminta untuk menjaga Yua kecil dan berberes rumah. Joe juga mengingatkan Yua untuk akur dengan Arga.

"Yua.... Ayah pergi dulu ya" ucap Joe kepada Yua kecil.

"Hari ini tolong bantu Yua dewasa membersihkan rumah dan jadi anak yang baik" pamitnya.

"Yu..wa.~~? ta pi.. ini Yu wa?" tanya polos Yua kecil sambil menunjuk dirinya sendiri.

Sambil melirik pada Yua dewasa Joe baru teringat bahwa kini ada dua Yua. Ia bahkan bingung ketika hendak memanggil salah satu diantara mereka. Seperti saat makan malam kemarin ketika Joe hendak memanggil dan menyuapi Yua kecil malah Yua dewasa yang menjawab dan memakannya.

Joe berfikir untuk memberikan nama baru bagi Yua dewasa. Selain alasan susah membedakan, alasan lainnya adalah menjaga keamanan Yua dewasa.

Menurut Joe akan aman jika tidak ada yang tahu bahwa Yua adalah penjelajah waktu. Penjelajah waktu adalah fiksi yang tak dapat dipercaya dengan begitu saja oleh orang-orang serta resiko berubahnya masa lalu karena mengetahui apa yang terjadi di masa depan.

Jika diketahui oleh pihak yang tidak bertanggung jawab maka akan menimbulkan chaos. Mereka akan memanfaatkan informasi dari masa depan demi keuntungan sepihak. Begitulah pemikiran yang muncul dalam benak Joe.

Nama Baru dan Jalan-jalan Pertama

"Yua ada yang ingin saya sampaikan, jadi nanti kamu jangan kemana-mana dan jangan merepotkan Arga" pinta Joe.

"Baiklah" seru Yua.

"Ayah pergi dulu ya..." pamit Joe kepada Yua kecil untuk terakhir kali.

"Hati Hati Yah..." Yua dewasa dan Yua kecil kompak membalas salam Joe sambil melambaikan tangan. Joe yang mendengar kedua putrinya kompak membuatnya tertawa kecil.

...***...

Kali ini Yua dewasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan terlebih ada anak kecil yang harus ia jaga. Informasi dari Joe, Arga akan menolongnya setelah ia pulang sekolah. Itu berarti masih 4 jam lagi menuju jam 12.

"Hei Bocah, kita mau ngapain sekarang" tanya Yua.

"Namaku bwukan Bowcah tauu... aku Yu.. Wa.." jawabnya dengan mengeja.

Tak terima diajari anak kecil Yua pun membalas. "Yua itu namaku tau!!!" tingkahnya seperti anak anak.

Mereka berdua terus ribut berebut nama tanpa henti dan akhirnya Yua dewasalah yang mengalah. "Baiklah!! Kalau begitu mulai sekarang kamu aku panggil Yucil artinya Yua kecil dan kamu panggil aku Miss Yu" seru Yua memberi solusi yang terbaik.

Yua kecil tampaknya suka dengan panggilan baru yang Yua berikan padanya. Ia bahkan memanggil dirinya sendiri dengan Yucil setiap saat. "Panggil aku Yu...cil Miss Yu~~~ hehehehe.." pinta Yucil sambil tertawa khas anak-anak.

Namun, lama-lama Yuapun bosan mendengar Yucil memintanya seperti itu hampir satu jam lamanya. "Iya YUCILLLLLL" jawab Yua.

...***...

Bosan adalah kata yang menggambarkan suasana hatinya saat ini. Ia ingin menonton televisi. Tak seperti ditahun 2021. Tayangan televisi di tahun 2000 sangat membosankan bagi Yua. Dia juga penasaran dengan lanjutan drama korea yang ia tonton setiap minggu. Ia juga ingin menonton konser **bo**ygrup kesukaannya.

Bahkan Yua sangat merindukan Handphonenya. Maklum di tahun ini tidak ada smartphone, untuk menelpon saja harus di wartel karena tak ada telepon rumah di rumah ini.

Tak mau pasrah kepada nasibnya. Yua yang tak tahu harus berbuat apa mengajak Yucil pergi keluar rumah. Yua kali ini sepertinya mengabaikan nasehat Joe untuk tetap berada dirumah saja. Meskipun sudah di minta untuk tetap dir umah, Yua merasa tertantang pergi keluar.

"Peraturan ada untuk dilanggar!" serunya dengan bangga.

Meski di tahun 2021 Yua sangat tidak suka berada dikeramaian tapi kali ini ia ingin keluar rumah. Alasan Yua selain bosan adalah karena tak ada satupun orang di kota ini yang mengenalinya saat ini. Selain itu Yua juga penasaran bagaimana kota ini di tahun 2000.

...***...

Persiapan selesai. Baik Yua dan Yucil kini sudah siap untuk jalan-jalan. Hanya saja Yua ingat tak memiliki uang. "Yucil nanti kamu jangan jajan ya.. Miss Yu gak ada uang" pinta Yua.

Ketika Yua membuka pintu ia terkejut melihat daerah disekitarnya yang sangat berbeda. Setelah berjalan cukup lama yang dapat ia lihat adalah hanya sedikit gedung tinggi, jalan yang masih dipenuhi bemo, dan beberapa tempat yang masih terlihat kumuh. Namun yang membuat matanya segar adalah di kota ini masih banyak taman dan pohon-pohon serta kualitas udaranya yang masih baik.

"Miss Yu, aku pwengen es itu" ucap Yucil sambil mengayunkan tangan Yua dan menunjuk sebuah freezer es krim. "Duh..." pikir Yua dalam hati.

Tak ingin membuat Yucil menangis Yua berusaha mencari uang yang terselip di saku baju dan celananya. "Ahhh.. ada duit kayaknya" spontan Yua berteriak.

Ternyata benar. Dewi Fortuna sepertinya berpihak pada Yua. Ia menemukan selembar uang Rp. 100.000. Meskipun bentuknya sudah terlipat-lipat tapi mana ada orang yang menolak uang pikir Yua.

Yua dan Yucil pun singgah ke toko itu dan membeli dua bungkus es. Dengan polosnya Yua memberikan uang Rp. 100.000 tadi pada penjaga kasir dan minta kasir itu untuk mengambil kembaliannya sebagai tips.

Sialnya pegawai kasir menyadari hal yang aneh pada uang yang diberikan Yua dan menolaknya. "Mbak jangan main-main ya!. Ini duit anaknya main monopoli. Jangan-jangan mbak mau nipu ya, apa mbak pengedar uang palsu? " cecar kasir itu.

Yua pun langsung ketakutan. Ia menggendong Yucil dan kemudian melarikan diri. Pegawai kasirpun dengan cepat mengejar mereka. Yua berlarian tanpa arah hingga akhirnya mereka tersesat. Yucil yang masih kecil pun tak tahu arah apalagi Yua yang baru pertama kali keluar rumah.

...***...

Setelah cukup aman, mereka istirahat di halte kosong. "Sial.. ternyata Dewi Fortuna berkhianat" ucapnya dengan kesal.

Yucil sepertinya kelelahan. Ia mengajak Yua untuk segera pulang. Bukan tak mau pulang hanya saja ia tak tau arah.

"Yucil kamu tau alamat rumah dimana?" tanya Yua. Jika Yucil tahu alamat rumah setidaknya itu akan membantu. Yua juga bisa meminta petunjuk arah dari orang-orang.

"Ngak tawu" jawab Yucil dengan polos.

"Sial" kesal Yua dengan kebodohannya sendiri keluar rumah tanpa tahu daerah di sana.

Tiba-tiba Yua teringat akan alamat rumahnya di masa depan. Bisa saja alamat rumah saat ini sama dengan alamat rumahnya di masa depan. Yakin dengan alamat yang ia punya, Yua pun mencoba bertanya kepada orang-orang yang lewat.

Sayangnya... usaha Yua tak berbuah manis. Tidak ada satu orang pun yang lewat di depan halte itu yang tahu alamat yang Yua maksud. Tak ingin menghabiskan waktu mereka lalu mencoba menyusuri jalan dengan mengandalkan insting dan kemana arah angin membawa.

...***...

Setalh berjalan kesana-kemari akhirnya pucuk dicinta ulam pun tiba. Yua melihat Arga kecil di ujung jalan. Tak sadar airmatanya mengalir. Yua yang berurai airmata pun berlari sambil menggendong Yucil yang sudah tertidur.

Melihat Yua yang mengejar kearahnya membuat Arga merasa dikejar. Ia malah ikut berlari menjauhi mereka. Kejar-kejaran di antara merekapun tak terelakkan. Arga pun akhirnya berhasil ditangkap Yua.

"Lepaskan aku dasar nenek lampir..." teriak Arga. Mungkin Arga melihat Yua seperti nenek lampir. Rambut kusut, mata merah dan menggendong anak-anak yang baru ia culik. Untung saja ketika Arga menyebutnya nenek lampir ia tak mendengarnya karena suara bising dari bemo.

Setelah semua kesalahpahaman selesai Arga mengantarkan mereka pulang. Arga juga bertanya kenapa mereka bisa ada diluar dan terlihat sangat lelah. Melihat Arga yang sejak tadi sibuk bertanya membuat Yua kesal. Ia jarang-jarang diberi pertanyaan saat sedang lelah.

"Minion.. Kamu yakin masih 7 tahun bukan 29 tahun?" tanya Yua. Yua melihat sikap Arga dan caranya berbicara tak seperti anak 7 tahun lainnya.

"Menurut tante apa ada anak SD umur 29 tahun?" Arga balik tanya.

Tak mau ambil pusing, Yua mengambil langkah lebih cepat dibanding Arga. Tapi saat lewat di jalan pertokoan tiba-tiba langkah kaki Yua terhenti di sebuah toko. Toko yang menjual kue dan manisan. Dari kaca toko itu ia melihat display kue ulang tahun yang dihiasi dengan strawberry. Arga yang berjalan di belakangnya pun ikut terhenti. Ia melihat Yua yang penuh tatapan kosong kearah display itu.

...***...

Mataharipun sudah semakin terik, tak baik terlalu lama di luar rumah. Arga menarik tangan Yua dan melanjutkan perjalanan pulang. Sesampainya di rumah, Yua kembali mendaratkan badannya ke kasur dan tidur di samping Yucil.

Setelah mendengar kesialan Yua hari ini, Arga jadi tak tega membangunkan Yua dan lebih memilih untuk menggantikan Yua menggerjekan perkerjaan rumah yang Yua tinggalkan. Menyapu lantai, mencuci kain, menjemurnya hingga memasak makan siang yang seharusnya dikerjakan Yua.

"Aaaaa..." jerit Yua dari dalam kamar. Yua yang sedang terlelap tidur tiba-tiba bermimpi buruk.

Arga yang mendengar suara Yua itupun berlari menuju kamar Yua. Seluruh tubuhnya dipenuhi keringat. Yucil pun ikut terbangun mendengar jeritan Yua. Mereka bahkan mencoba untuk membangunkan Yua namun ia tak kunjung bangun hingga matahari terbenam sampai akhirnya mereka tertidur disamping Yua yang sudah menjaganya sejak tadi siang.

...***...

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 sebentar lagi Joe akan pulang. Tak lama Joe pun akhirnya pulang. Tak ada satu lampu pun yang menyala membuatnya khawatir. Di ruang tamu pun tak ada orang. Kamar mandi dan dapur tak luput ia periksa.

Leganya ia ketika melihat Yucil, Yua dan Arga berada di kamar. Arga pun terbangun melihat Joe sudah berdiri di depan pintu kamar.

"Om sudah pulang?" tanya Arga yang bangkit dari kasur.

Joe pun menghampiri Arga dan mengelus kepalanya. "Iya, Om baru pulang. Gimana hari ini? apa dia membuat keributan?" sambil menunjuk Yua.

Untungnya Arga tidak menceritakan kejadian tadi siang yang membuat Yua dan Yucil tersesat. Arga hanya memberitahu bahwa Yua mengalami mimpi buruk tadi siang dan belum bangun hingga sekarang. Joe lalu memeriksa keadaan Yua. Kondisinya kini baik-baik saja. Badannya juga sudah tak lagi berkeringat.

Yucil yang tertidur disamping Yua akhirnya bangun. "Ayah..." sapa Yucil setelah melihat ayahnya pulang. Namun, sialnya Yucil dengan polosnya memberitahukan hal yang Arga tidak ceritakan segera setelah ia bangun.

"Ayah tadwi aku pergiy bweli eis krim sama Miss Yu.. Miss Yu panggil aku Yu cil" ujar Yucil dengan gembira.

"mmm... Miss Yu? Yucil? siapa itu?" tanya Joe kebingungan.

"Iya... Aku Yu cil, Dia Miss Yu" jawab Yucil sambil menunjuk dirinya dan Yua. Arga lalu mencoba memahami maksud Yucil dan menjelaskan pada Joe.

"Mungkin Yucil tu panggilan tante ini kepada Yua, dan Yua memanggilnya dengan Miss Yu" jelas Arga.

Joe langsung paham apa yang Arga sampaikan. Joe juga mengira jika mereka berdua tidak mau dipanggil dengan nama yang sama jadi mereka membuat nama panggilannya sendiri.

Tak hanya itu Yucil juga memberitahu Joe bahwa tadi mereka juga tersesat. Mendengar apa yang disampaikan Yucil tak membuat Joe marah. Ia sudah menduga Yua tidak akan mendengarkan perkataannya. Joe berpikir semua akan baik-baik saja dan untungnya Arga datang di waktu yang tepat.

Joe kembali berpesan pada Arga untuk tidak menutupi apa yang terjadi pada Yua kedepannya. "Maaf Arga, Om membuat kamu repot. Kamu masih anak-anak jadi sudah seharusnya lebih bersikap seperti anak-anak dan bermain dengan teman-temanmu" pinta Joe sambil meminta maaf.

Joe juga meminta Arga untuk memanggil Yua dewasa dengan sebutan Miss Yu dan memanggil Yua dengan sebutan Yucil agar tidak membuat bingung saat memanggil mereka atau menceritakan keadaan mereka. Selain itu bagi Joe sangat aneh di telinga jika mendengar Arga memanggil anaknya sendiri dengan sebutan Tante.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!