Bagian 4

Pelajaran terakhir sudah selesai dan bel sekolah pun sudah berbunyi dengan sangat nyaring membuat anak-anak langsung merapikan buku dan mengemasnya kedalam tas masing-masing.

"Ayo cepet." rupanya Ipul sudah tidak sabar untuk segera menonton pertandingan basket yang memang sudah berlangsung sejak tadi siang.

"Nanti ketinggalan nih." rengek Saipul macam anak kecil saja.

"Lagian emang udah ketinggalan juga kan, ribet banget lu jadi cowok." Zara mengomeli Ipul yang sekarang malah menarik-narik lengan bajunya.

"Iya tapikan seenggaknya kita bisa nonton pertandingan terakhir." ucap Ipul dengan wajah yang antusiasnya semakin menjadi karena sudah tidak sabar untuk menyaksikan teman-teman sekolahnya bertanding mengalahkan sekolah yang terkenal dengan banyaknya cowok-cowok tampan di sana.

"Ya udah ayok berangkat." kata Zara dengan sewot lalu berjalan keluar lebih dulu meninggalkan Ipul yang harus berlarian mengejarnya.

"Cuma kita aja nih berdua?" tanya Zara kala tidak mendapati temannya yang lain dihalaman parkir sekolah.

"Udah pada jalan duluan, elu kelamaan!" sentak Ipul seraya menoyor jidat Zara dan langsung duduk di motor matik miliknya yang memang menjadi tunggangan setianya dikala ke sekolah, ya meski dia memiliki motor sport berwarna hijau kesayangannya tapi Ipul merasa sayang jika motornya itu dia pakai setiap hari untuk sekolah.

"Kok matik?" Zara melihat motor yang kini diduduki oleh sang teman didepannya.

Ipul memanyunkan mulutnya.

"Emang kenapa kalau matik?nggak mau naik?" Ipul mulai menunjukkan wajah sengit kepada Zara.

"Gue kan mau naik motor yang tinggi Pul, kalau yang ini kan udah sering." kata Zara dengan suara kecewa namun tentunya Ipul sudah tahu bahwa Zara hanya sekedar bercanda saja kepadanya.

"Lu ngeselin ya Za lama-lama." ujar Ipul seraya memberikan helm pada Zara.

"Cepet naik ah, makin ketinggalan aja nih kita." paksa Ipul agar Zara segera naik ke atas motornya.

"Makan bakso dulu ya." pinta Zara dengan bibir yang tersenyum lebar.

"Tadi kan udah janji." katanya lagi seraya duduk dibelakang Ipul.

"Nanti lah, selesai nonton." sahut Ipul dan menyalakan motornya.

"Makan dulu, gue laper." pinta Zara.

"Tadi kan udah makan." jawab Ipul sambil mengendarai motornya di jalanan.

"Laper lagi." sahut Zara yang memang tadi saat jam istirahat dan menyelesaikan pekerjaannya di kantin Ipul membawakan makanan untuknya, entah makanan darimana yang jelas Zara langsung melahap nya hingga habis tak bersisa bahkan Ipul pun tidak kebagian.

"Kurus-kurus begini makannya rakus banget." gerutu Saipul.

"Biar gemuk kan, makan dulu ya Pul ya, Ipul kan ganteng dan baik hati serta menyayangi Zara." mulai merayu dengan kata-kata manisnya hingga seorang Saipul Nugraha tidak kuasa untuk menolak lagi permintaan gadis yang berada di boncengannya sekarang ini.

Tanpa bicara lagi Ipul pun langsung melajukan motor nya untuk mencari warung bakso guna memenuhi kebutuhan perut gadis yang memang selalu tidak bisa membuatnya tega untuk mengabaikan setiap permintaannya.

"Yeeeeyyyy." Zara bersorak kegirangan kala motor yang dibawa oleh Ipul berhenti di sebuah warung bakso yang tampak ramai dengan kumpulan anak-anak berseragam putih abu sama seperti yang dipakai oleh Zara dan Saipul.

"Kok rame ya?" Saipul bertanya pada Zara yang tidak tahu menahu karena yang ia pikirkan sekarang adalah segera memesan bakso untuk memuaskan keinginannya yang sejak tadi siang.

"Za." Ipul menepuk bahu Zara yang sibuk berbicara pada sang penjual bakso yang memasang telinga mendengarkan apa yang diminta oleh pelanggannya.

Ya suasana warung yang ramai tentunya sedikit mengganggu pendengaran si penjual bakso yang memang sudah terlihat tua dengan rambut yang sebagian sudah ditumbuhi oleh uban.

"Apa sih Pul?" akhirnya Zara menjawab panggilan Saipul dengan ekspresi malas lalu mencari tempat kosong untuk mereka berdua duduk guna menikmati bakso yang sedang diracik.

"Kok pada rame disini ya, itu kan anak sekolah yang lagi bertanding sama tim basket kita." kata Ipul ketika melihat ke sebuah kumpulan anak muda yang sedang asik memakan bakso dan sebagian lagi terlihat mengobrol.

Zara mengikuti arah pandangan Ipul lalu matanya berkeliling dan berhenti kala melihat dua orang yang baru masuk. "tuh lu tanya Edo aja sama Nisa." Zara menunjuk Edo dan Nisa teman sekelasnya yang baru memasuki warung.

"Edo." suara Ipul langsung keluar dengan kencang membuat mereka yang ada disitu ikut menengok ke arahnya padahal bukan nama mereka yang dipanggil.

"Pelan-pelan Saipul." Zara memberikan pelototan mata pada sang teman yang membuat mereka jadi bahan perhatian.

Ipul lantas membungkam mulutnya sendiri dengan tangan yang melambai ke arah Edo memanggilnya supaya mendekat.

Edo dan Nisa berjalan ke tempat mereka setelah lebih dulu memesan bakso.

"Kok lu disini?" Ipul langsung saja bertanya kenapa kedua orang itu ada ditempat yang sama dengannya padahal setahunya tadi Edo dan Nisa berangkat lebih dulu untuk menonton basket.

"Lah emangnya kenapa?" tanya Edo sambil duduk di bangku kayu panjang samping Ipul sedangkan Nisa duduk di samping Zara berhadapan dengan Edo yang adalah kekasihnya itu.

"Katanya mau nonton basket." Ipul menunjukkan wajah keheranannya.

Mendengar omongan Ipul serentak Edo dan Nisa berkata bersamaan.

"Telat Saipul Gunawan." ucap sepasang kekasih itu dengan kompak seraya tertawa menyaksikan wajah Ipul yang makin terlihat bodoh karena bingung bercampur kesal.

"Gara-gara elu nih!" langsung saja menyerang Zara yang sedang enak menyuapkan bakso kedalam mulut dan mengunyahnya dengan penuh keanggunan.

"Nggak usah sok anggun." sebal melihat cara makan Zara yang tidak seperti biasanya.

Zara hanya melirik dengan tenang pada Ipul yang sedang mengomel menyalahkan dirinya yang menjadi biang kerok terlambat untuk menyaksikan tim basket sekolah mereka.

"Ck." Ipul berdecak kesal karena Zara tidak menanggapi dirinya yang sedang emosi.

"Siapa yang menang?" Zara bertanya santai kepada Edo juga Nisa.

"Sekolah kita lah, di sana mah menang ganteng doang cowoknya tapi nggak punya kemampuan main basket, segitu aja kalah." ledek Edo yang langsung mendapatkan tendangan di kakinya dari Ipul.

"Pelan-pelan lu kalau ngomong, lihat kita dimana sekarang." bisik Ipul dengan matanya yang mengawasi sekitar, beruntung anak sekolah yang menjadi lawan sekolah mereka masih mengobrol ramai hingga tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Edo.

Nisa pun menampakan wajah kaku, ia takut jika saja omongan kekasihnya itu didengar oleh kelompok lain, bisa-bisa tidak bisa pulang dengan selamat mereka dibuatnya.

"Mulut cowok lu ember." tukas Zara seraya beranjak berdiri.

"Lu lagi mau kemana?" Ipul bertanya tajam melihat temannya sudah berdiri.

"Mau ke toilet bentar, kebelet." sahut Zara.

"Emang ada toilet disini?" kepala Ipul menengok kiri kanan depan belakang mencari toilet di warung bakso itu namun dia tidak menemukan tempat untuk membuang air kecil serta air besar itu.

"Enggak ada." Zara menjawab dengan polosnya.

"Nah terus lu mau ke toilet mana?" tanya Ipul lagi.

"Itu ada pom bensin." menunjuk pom bensin yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang.

"Udah ah, gue nggak tahan ini." Zara langsung berlari cepat sebelum Ipul kembali membuka mulutnya.

"Dasar bocah." gerutu Ipul melihat Zara berlarian menuju pom bensin.

"Terus yang lain pada kemana?" tanyanya pada Edo yang kini menyantap bakso nya yang masih mengeluarkan asap sedangkan Ipul yang hanya memesan es jeruk terlihat menyeruput nya hingga habis sepertinya dia sangat haus mendengar pertandingan sudah berakhir.

"Sebagian pulang, sebagian lagi gua nggak tahu kemana, pada pacaran kali." tukas Edo dengan mulut yang penuh.

"Iyalah malam minggu mah pacaran dong." Nisa menimpali omongan sang kekasih dengan senyuman meledek Ipul yang ia tahu masih jomblo hingga saat ini.

"Kenapa lu nggak pacarin aja Pul si Zara." Edo mulai mengatakan hal yang sebenarnya sudah sering dia katakan kepada Saipul dan jawaban yang diberikan oleh Ipul pun akan selalu sama.

"Kan udah gue bilang dari dulu semenjak gue kenal sama Zara gue cuma anggap dia adik gue, nggak lebih." tutur Ipul tegas, ya memang perasaannya kepada tidak lebih dari seorang kakak kepada adiknya sendiri, yah walaupun usia mereka hanya beda beberapa bulan saja namun tetap Ipul lebih tua dari Zara.

Rasa sayangnya terhadap Zara begitu tulus hingga dia tidak berpikiran untuk berhubungan lebih jauh dengan gadis itu, dan perasaan Zara pun sama dengan Ipul, ia menganggap Ipul sebagai saudaranya sendiri, tidak lebih dari itu.

Edo dan Nisa lalu diam seraya mengedikkan bahunya dan kembali melanjutkan makan.

Zara baru saja selesai buang air kecil dan membuka pintu toilet namun ia dibuat tersentak kaget ketika melihat ada seorang lelaki dengan pakaian yang warnanya sama dengannya tengah berdiri didepan pintu toilet.

"Eh gila ini toilet cewek, nggak bisa baca lu ya?! " omel Zara dengan mata yang sengit.

"Berisik, cepet keluar." langsung menyingkirkan tubuh Zara dan diapun masuk kedalam toilet serta menutupnya dengan kencang.

Zara mendelik kesal lalu menendang pintu sebelum berlari keluar dan saat diluar pun ia tak sengaja menabrak seseorang hingga membuatnya jatuh duduk.

"Lihat-lihat dong kalau jalan!" Zara mengomel seraya berdiri dan membersihkan rok belakangnya.

"Sorry." sahut suara yang terdengar berat membuat gendang telinga Zara seolah menuntunnya untuk menoleh siapa yang kini berada di depannya.

Zara melihat dari kaki yang memakai sepatu seraya celana berwarna abu menandakan di depannya sekarang ini adalah anak sekolah sama seperti dirinya.

Wajah Zara perlahan terangkat guna melihat wajah yang memiliki postur lebih tinggi darinya.

Dan ketika sudah melihat wajah di depannya mata Zara seolah tidak bisa berkedip sama sekali mendapat pemandangan yang begitu menyilaukan matanya.

Mata tidak berkedip dan sekarang ditambah mulutnya yang terbuka lebar memandangi wajah mulus dan bersinar bak matahari yang memaksa Zara harus memicingkan matanya.

"Nggak apa-apa kan?" tanya sang lelaki di depan Zara.

Zara menggeleng pelan masih tidak bisa menghentikan kekagumannya pada sosok di depannya sekarang.

Lelaki itupun tersenyum lalu pergi menuju toilet pria meninggalkan Zara yang masih terdiam bengong.

Dan sesaat kemudian Zara pun tersadar dari lamunannya lalu mulai melangkah meski beberapa kali ia kembali menengok kearah toilet.

Zara sudah duduk di samping Ipul yang sekarang hanya tinggal sendiri karena Edo dan Nisa baru saja pergi setelah makanannya habis.

"Pul." kata Zara pelan.

"Apaan?" tanya Ipul galak.

"Kayaknya gue jatuh cinta." tukas Zara dengan mata yang tak tahu melihat kearah mana.

"Pala lu jatuh cinta, cintai aja noh si berandalan Roni." omel Ipul dengan menunjuk kening Zara.

"Ini beda Pul."

"Dulu juga lu bilang begitu waktu pertama kali ngeliat Roni, ini beda Pul beda." ledek Ipul dengan bibirnya yang dibuat-buat menirukan ucapan Zara saat pertama kali melihat Roni, murid baru dikelas mereka namun nyatanya si Roni adalah berandalan dan juga playboy sejati tidak aneh jika anak itu pindah ke sekolah mereka yang memang menjadi tampungan anak-anak dari sekolah lain yang dikeluarkan karena membuat masalah.

"Udah nggak usah ngomongin si Roni iih." Zara merengut kesal.

Ipul menarik napas lalu menunjukkan sebaris giginya kepada Zara.

"Oke kali ini siapa yang lu suka?" tanya Saipul.

"Nggak tahu, gue nggak kenal." kata Zara pelan seraya menggelengkan kepala.

"Nah kan sableng lu, nggak kenal tapi maen suka-suka aja, soak emang otak lu." bentak Ipul sadis.

Bentakan Ipul sepertinya tidak digubris oleh Zara karena kini gadis berkulit kuning langsat dengan lesung di pipinya itu malah membulatkan matanya sangat lebar melihat kearah luar.

"Itu orangnya Pul, cowok itu." langsung saja Zara menunjuk lelaki yang tadi ia temui di depan toilet.

Ipul mengikuti kemana telunjuk Zara mengarah dan wajah Ipul menjadi kaku dengan mata yang melirik ke kanan kiri.

"Jangan dia Za masih banyak cowok lain, noh ada si Rangga lu dulu suka kan sama dia, gue bantuin deh sekarang biar lu bisa jadian sama Rangga." tukas Ipul yang dulu begitu melarang Zara untuk berhubungan lebih jauh dengan Rangga yang meskipun pendiam namun sekalinya bicara akan sangat ketus, sebab Ipul sudah sangat sering mendapatkan celetukan dari Rangga.

Tapi sekarang saat Zara menunjuk anak lelaki diluar sana yang dia tahu kelakuannya lebih parah dari Rangga membuat Ipul malah menyarankan Zara untuk mendekati Rangga saja.

"Gue udah nggak suka sama Rangga." sahut Zara dengan mata yang tetap melihat lelaki yang baru masuk seolah begitu terpesona.

"Lu kenal sama dia?" tanya Zara dan kini melihat Ipul.

"Nggak." bohong Ipul.

"Masa?" Zara sangat tidak percaya dengan yang diucapkan oleh Ipul, ia tahu temanya itu tengah berbohong padanya.

"Beneran." kata Ipul lagi.

"Kita pulang yuk ah, udah mau malem ini." paksa Ipul lalu berdiri untuk membayar pesanan mereka dan menghindari pertanyaan Zara yang akan semakin dilancarkan jika tidak segera dihindari.

*****************

Terpopuler

Comments

Masfaah Emah

Masfaah Emah

lanjuuut

2022-08-15

0

Neli Allen

Neli Allen

klo ini sih cerita muda mudi jg diriku baca aja tdk sperti cerita Rania

2022-04-21

0

Homsiah

Homsiah

itu bukan cinta za tp suka🙂

2021-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
125 Bagian 125
126 Bagian 126
127 Bagian 127
128 Bagian 128
129 Bagian 129
130 Bagian 130
131 Bagian 131
132 Bagian 132
133 Bagian 133
134 Bagian 134
135 Bagian 135
136 Bagian 136
137 Bagian 137
138 Bagian 138
139 Bagian 139
140 Bagian 140
141 Bagian 141
142 Bagian 142
143 Bagian 143
144 Bagian 144
145 Bagian 145
146 Bagian 146
147 Bagian 147
148 Bagian 148
149 Bagian 149
150 Bagian 150
151 Bagian 151
152 Bagian 152
153 Bagian 153
154 Bagian 154
155 Bagian 155
156 Bagian 156
157 Bagian 157
158 Bagian 158
159 Bagian 159
160 Bagian 160
161 Bagian 161
162 Bagian 162
163 Bagian 163
164 Bagian 164
165 Bagian 165
166 Bagian 166
167 Bagian 167
168 Bagian 168
169 Bagian 169
170 Bagian 170
171 Bagian 171
172 Bagian 172
173 Bagian 173
174 Bagian 174
175 Bagian 175
176 Bagian 176
177 Bagian 177
178 Bagian 178
179 Bagian 179
180 Pemberitahuan
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124
125
Bagian 125
126
Bagian 126
127
Bagian 127
128
Bagian 128
129
Bagian 129
130
Bagian 130
131
Bagian 131
132
Bagian 132
133
Bagian 133
134
Bagian 134
135
Bagian 135
136
Bagian 136
137
Bagian 137
138
Bagian 138
139
Bagian 139
140
Bagian 140
141
Bagian 141
142
Bagian 142
143
Bagian 143
144
Bagian 144
145
Bagian 145
146
Bagian 146
147
Bagian 147
148
Bagian 148
149
Bagian 149
150
Bagian 150
151
Bagian 151
152
Bagian 152
153
Bagian 153
154
Bagian 154
155
Bagian 155
156
Bagian 156
157
Bagian 157
158
Bagian 158
159
Bagian 159
160
Bagian 160
161
Bagian 161
162
Bagian 162
163
Bagian 163
164
Bagian 164
165
Bagian 165
166
Bagian 166
167
Bagian 167
168
Bagian 168
169
Bagian 169
170
Bagian 170
171
Bagian 171
172
Bagian 172
173
Bagian 173
174
Bagian 174
175
Bagian 175
176
Bagian 176
177
Bagian 177
178
Bagian 178
179
Bagian 179
180
Pemberitahuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!