Gadis yang terkenal ceria disekolah nya itu mulai sibuk mencuci peralatan masak yang sudah menumpuk menunggu kedatanganya.
"Kamu udah sarapan belum Zar?" tanya wanita yang biasa Zara panggil Mbak Mayang, selain karena keinginan Mayang yang tidak ingin dipanggil ibu oleh Zara karena merasa terlalu tua untuknya yang berumur 25tahun dan memiliki satu orang anak balita.
Sebenarnya pemilik kantin sebenarnya adalah orang tua Mayang namun ketika ibunya meninggal dan ayahnya sudah sakit-sakitan Mayang lah yang mengambil alih untuk mengelola kantin yang akan ramai pada waktu pagi dan jam makan siang.
"Belum mbak." sahut Zara dengan tangan yang sudah bersiap untuk membersihkan peralatan yang kotor didepannya itu.
"Sarapan dulu aja." ucap Mayang begitu perhatiannya pada Zara karena ia sedikit tahu bagaimana nasib gadis muda itu saat ini.
"Nanti aja mbak, aku selesaikan ini dulu."
"Ya udah deh, tapi nanti kalau lapar langsung makan aja ya." imbuh Mayang seraya berjalan kearah depan untuk membersihkan meja tempat makanan yang ia letakkan.
"Iyaa." pungkas Zara lalu mulai sibuk dengan kegiatan rutinnya di kantin itu.
Jam mulai beranjak maju dan anak-anak sekolah pun sudah mulai berdatangan suara-suara mulai mengisi sekolah yang ketika Zara datang masih sangat sepi bahkan pintu sekolah pun sebagian masih ada yang tertutup.
"Zara." panggil mbak Mayang ketika Zara masih juga sibuk dengan pekerjaan yang lain padahal pekerjaan yang utamanya hanyalah mencuci perangkat masak dan itupun sudah selesai ia kerjakan.
Zara menengok ke arah suara yang berasal dari arah depan tempat etalase makanan yang dijual di kantin.
"Kenapa mbak?" pekik Zara dengan suara yang tidak terlalu keras namun juga tidak pelan.
"Kamu sarapan dulu, sebentar lagi jam sekolah loh." mengingatkan Zara tentang jam pelajaran pertama yang akan segera dimulai.
Zara menyangkutkan serbet yang tadi ia pakai untuk mengelap meja dipaku yang menonjol ditembok.
"Mbak, Zara mana?" tanya salah satu teman Zara yang baru saja datang bernama Saipul si pria hitam manis yang sudah setahun ini berteman baik dengan Zara bahkan kerap kali mentraktir gadis itu karena dia tahu Zara tidak cukup beruntung seperti dirinya yang masih memiliki orang tua yang komplit dan kondisi keuangan yang terbilang sangat cukup bahkan sepertinya berlebihan.
"Noh dibelakang." sahut mbak Mayang seraya mengangkat dagunya menunjuk keberadaan Zara di dapur.
"Ipul boleh kebelakang nggak mbak?" tanya Saipul lebih dulu sebelum nyelonong masuk.
"Biasanya juga langsung nyerbu aja ke dapur nggak pakai ijin segala." cibir Mayang kepada teman akrab Zara itu.
Ipul cengengesan memamerkan deretan gigi yang terlihat sangat berlawanan dengan warna kulitnya itu dan lelaki remaja itupun berangsur masuk melewati Mayang yang tengah melayani pembelinya yang berseragam putih abu-abu.
"Woy." ketika di dapur si Ipul langsung saja mengagetkan Zara yang sedang menyiapkan makanan kedalam mulutnya namun karena kaget membuat sendok itu jadi bergetar dan makanan yang ada diatasnya jatuh mengotori seragam sekolahnya.
"IPUUUUUULLL." teriak Zara kencang dengan delikan matanya kearah Saipul.
"Iih sorry nggak sengaja." kata Ipul panik lalu menyambar tisu dan membantu Zara untuk membersihkan makanan yang tercecer di seragamnya.
"Tuh nggak bisa hilang kan jadinya." keluh Zara ketika baju putihnya kini tercetak noda warna kuning dari kuah sayur yang ia makan.
Noda kunyit itu sepertinya akan sulit untuk dibersihkan apalagi di pakaian yang berwarna putih itu.
Ipul bergegas mengambil air dan malah membasahi pakaian Zara hingga gadis yang tadi masih duduk menjadi berdiri karena terkejut dengan yang dilakukan oleh Ipul sekarang ini.
"Jadi basah semua Saipuuuulll." lengkingan suara Zara makin mengeras ketika kini kemeja sekolahnya sudah basah di bagian dadanya.
"Sengaja banget kayak nya lu Pul bikin seragam gue jadi kotor begini." omel Zara dengan kekesalan yang sudah tak terbatas kepada Saipul.
"Hehehe sorry,beneran nggak sengaja gue Za." lagi tangan Saipul mencoba untuk membersihkan baju Zara dengan tisu yang dibasahi olehnya karena berpikir itu akan membantu untuk menghilangkan noda berwarna kuning yang malah makin melebar.
Mata Zarania membuka lebar manakala tisu yang basah itu menjadi hancur dan makin membuat seragam sekolahnya tak karuan lagi warnanya.
"Stop Pul stoooooooop." pekik Zara seraya menahan tangan Ipul untuk tidak lagi bergerak di atas seragam sekolahnya.
"Malah tambah kotor saipuuuuuuul." tukas Zara sambil melihat frustasi kepada Saipul lalu ke arah seragam nya.
Saipul malah menggaruk kepalanya kebingungan sendiri dengan perbuatan yang sungguh tidak ia sengaja.
"Gue pakai baju apa sekarang? masa kayak gini Pul?" keluh Zara mengibas-ngibas baju putihnya.
"Ahhhh rese lu emang." kesal Zara seraya mengambil tisu kering dan ia gunakan untuk menghilangkan bekas tisu basah yang hancur di bajunya itu.
"Kita beli aja deh yuk, tuh di depan kan ada toko buku, ada seragam sekolah juga." akhirnya Saipul berinisiatif untuk bertanggung jawab.
"Nggak ada uang." sentak Zara kesal sambil terus sibuk dengan seragamnya.
"Gue yang bayar, anggap aja gue ganti rugi." kata Ipul merasa bersalah.
"Nggak usah, biarin aja begini nanti juga kalau udah kering nggak begitu kelihatan noda nya." tolak Zara yang memang tidak pernah ingin merepotkan temannya itu apalagi sampai harus menggantikan seragamnya yang kotor.
Toh di rumah juga ia masih memiliki satu seragam lagi yang bisa ia pakai, lagian setahun lagi juga ia akan lulus, jadi buat apa membeli lagi jika pada akhirnya tidak akan terpakai lama hanya buang-buang uang saja. begitu yang ada dipikiran Zara.
"Tapi gue nggak enak." ucap Ipul dengan wajah memelasnya.
"Nggak enak jangan dimakan." seloroh Zara.
"Lu kira makanan." sungut Ipul cepat.
"Lu ngapain nyariin gue? tumben banget pagi-pagi gini." tanya Zara yang merasa tidak biasa sang teman mencarinya di pagi hari karena biasanya temannya itu pasti sedang berdiam diri didalam kelas mengerjakan tugas yang belum dikerjakan, tugas yang harus dikerjakan di rumah malah lebih sering dikerjakan disekolah oleh Saipul ini, apalagi jika bukan karena dia menyontek jawaban pada teman sebangkunya yang bernama Rangga teman Zara juga meskipun mereka tidak terlalu dekat.
Atau jika tidak ada tugas Saipul itu akan nongkrong di pinggir tangga yang menuju kelas yang ada di lantai atas menggoda siswi-siswi yang hendak ke kelasnya.
"Pulang sekolah kita nonton basket yuk?" ajak Ipul.
"Basket dimana?"
"Dih parah nih bocah, kan ada turnamen antar sekolah, sekolah kita lawan sekolah lain masa lu nggak tahu?!" omel Ipul.
Zara menggeleng polos.
Tangan Ipul menoyor kepala Zara.
"Nggak bener nih bocah, anak-anak udah ribut dari kemaren semangat banget mau nonton, apalagi sekolah yang jadi lawan kita sekarang ini terkenal sama cowok-cowok nya yang ganteng, lu nggak tertarik?" tanya Ipul seraya memainkan kedua alisnya menggoda Zara.
"Ayolaaah." paksa Ipul.
"Iya iya ya udah sana keluar." usir Zara sambil mendorong punggung Saipul.
"Oke." Ipul tertawa senang dan berlalu meninggalkan kantin menuju kelas.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Masfaah Emah
seperti nya kaya cerita nya rianti ma Aditia ni yg agak gesrek aku slalu suka karya k Yuni
2022-08-14
0
Homsiah
lanjuut
2021-12-01
0
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
kasihan banget nih zara
2021-04-29
0