Rasuk

Aku membuka mataku perlahan kulihat sekitarku sudah banyak orang yang berdiri mengelilingiku. Aku bingung melihat orang-orang di sekitarku yang memandang wajahku khawatir.

" aku kenapa?" tanyaku panik

" kamu tadi pingsan di ruangan kamu" jawab Reza

" kamu gak apa-apa kan Key?" tanya Ranti dengan wajah panik

Aku menggelengkan kepalaku

" aduh" kataku lirih

" kenapa? ada apa?" Ranti mendekatiku

" Ran anak itu Ran yang sudah bikin aku kayak gini" jawabku lirih

Wajah Ranti berubah sekejap dan dia terlihat sangat gugup. Aku melihatnya dengan tersenyum kecil. Aku tau pasti Ranti sekarang lagi ketakutan. Aku membiarkan dia panik dan menutupi rasa takutnya.

" udah gak usah ketakutan gitu" ucapku lirih

" yeeeee siapa yang takut" elaknya sambil sok berani

" kelihatan tau dari wajah kamu" ucapku

" apa'an sih kamu" jawabnya jutek

Aku turun dari tempat tidurku dan berjalan menuju ruanganku.

" Ibu yakin sudah kuat?" tanya Sinta mengkhawatirkanku

" iya Sin aku baik-baik saja" jawabku

Aku masuk ke ruanganku dan duduk sendiri disana. Aku mengamati sekelilingku masih sama dia masih ada disana. Dia memang selalu mengawasiku aku sampai tak konsen dengan pekerjaanku.

" kamu kenapa masih disana?" tanyaku

aku ingin kamu membantuku

" iya iya terus apa yang harus aku lakukan?" tanyaku sebal

kamu harus membantuku

Huft itu terus jawaban yang keluar dari anak kecil itu. Aku sudah berniat untuk mengabaikannya. Dia malah mendekat lagi ke arahku.

" tolong jangan mendekat ke arahku ya"

Dia masih saja semakin mendekat

" iya iya aku akan bantuin kamu tapi tolong jangan pernah ganggu aku lagi"

Dia menganggukkan kepalanya dia menunjuk ke suatu tempat. Entahlah tempat apa yang ditunjuk anak itu. Dia menerobos dinding ruanganku. Dan aku harus berputar dahulu untuk sampai di tempat yang sedang ditunjuk anak tersebut. Aku berjalan cepat supaya tidak kehilangan jejak anak itu. Dia masih saja menunjuk ke sebuah gudang dekat kantor. Aku ragu untuk melangkah ke tempat itu. Dia terus menatapku dengan tatapan mata yang tajam. Matanya sangat hitam dia melotot ke arahku. Dia menyuruhku untuk masuk ke gudang tua itu. Aku ragu untuk melangkah kesana. Hatiku merasa takut aku takut jika ada sesuatu yang menyerahkan disana.

Dia masih saja melotot ke arahku tubuhnya menyeretku untuk mengambil sesuatu disana.

" apa yang ada disana? apa yang kamu cari disana?" tanyaku dengan nada gugup

Ambilkan mainanku disana

"hah? mainan apa?" aku masih saja bertanya

Dia memberi isyarat bulat bulat dengan tangannya. Mungkin yang dia maksud adalah sebuah bola. Tapi mana mungkin ada bola disana. Itu hanya sebuah gudang tua yang hampir saja roboh. Aku takut jika aku masuk kesana gudang itu akan roboh. Aku menggelengkan kepalaku dan dia terlihat sangat marah.

Ambilkan

Dia berbicara dengan menatap wajahku tajam. Aku bertambah gugup melihat dia menatapku dengan sorotan yang menakutkan. Aku hampir saja melangkah ke dalam gudang tersebut.

" Key Keyza apa yang kamu lakukan disana?" Reza memanggilku

aku menoleh ke arahnya dan berhenti tepat di depan pintu gudang. Aku melirik anak itu menghilang dengan cepat. Sontak aku kaget melihat dia bisa menghilang sangat cepat. Reza menghampiriku dan menarik tanganku.

" kamu tau itu gudang mau roboh kenapa kamu mau masuk kesana ada apa?" tanya Reza

" ehmmmm aku aku"

Rasanya percuma kalau aku bercerita tentang semua ini sama Reza. Dia gak pernah percaya dengan apa yang aku lihat selama ini. Walaupun kita sudah berpacaran agak lama tapi dia tak pernah percaya dengan cerita tentang sosok makhluk yang sering berkeliaran dan bisa menampakkan diri terhadapku. Rasanya ingin aku hidup selayaknya wanita normal yang tak pernah diganggu dan dihantui sosok sosok astral. Aku mengikuti langkah Reza yang menarik tanganku. Aku berjalan di belakang Reza. Reza mengajakku duduk di taman dan menanyakan apa yang sedang aku cari di tempat tadi.

" Key sekarang jelaskan apa yang kamu cari di gudang tua itu? itu tempatnya sangatlah bahaya Key. Kalau kamu kenapa-kenapa disana bagaimana??"

" ehm aku tadi lagi cari udara segar saja terus aku penasaran apa sih tempat yang tak pernah dijamah orang itu lalu aku kesana" jawabku yang membuatnya bingung. Aku sendiri bingung dengan jawabanku yang gak masuk akal. Aku berusaha mengalihkan pembicaraanku. Aku menarik tangannya dan mengajaknya untuk menjauh dari gudang tua itu. Aku tahu Reza sangat mengkhawatirkan aku. Aku melihat tatapan matanya yang tajam. Aku segera mengusap rambutnya.

" sudah tenang aku gak apa-apa kok" jawabku

" gak apa-apa gimana nanti kalau kamu kenapa-kenapa gimana Key?" tanya Reza

" kamu tenang saja Rez kamu bisa lihat keadaan aku baik-baik saja kan?" jawabku

" kamu janji ya gak bakalan ke gudang itu lagi" pintanya

Aku menganggukkan kepalaku aku sebenarnya masih penasaran apa yang ada di dalam gudang tua itu. Tapi kenapa Reza tidak mengijinkan aku untuk pergi kesana. Aku kembali ke ruangan kerjaku. Aku masih saja bertanya di dalam hatiku sendiri. Aku merebahkan tubuhku di sofa. Aku memejamkan mataku sejenak. Setelah aku membuka mataku aku sudah melihat anak itu lagi di depanku. Dia berusaha meraih tanganku. Aku ketakutan aku mundur selangkah. Tetapi dia masih saja mengejarku dia mendekati aku. Aku mulai ketakutan lagi aku berteriak. Tapi tak ada suara yang keluar dari mulutku. Rasanya aku sudah berteriak dengan sangat keras. Tetapi tetap saja tak ada suara yang keluar dari mulutku. Aku semakin ketakutan tubuhku rasanya gemetar. Tanganku terasa sangat dingin. Mataku sangat berat untuk terpejam. Mau tidak mau aku harus menghadapi anak itu.

" apa yang kamu dariku?" tanyaku dengan gugup ketakutan

Ambilkan ayo

dia masih saja berbicara seperti itu. Dia memintaku untuk mengambilkan sesuatu disana. Dia juga masih sama menunjuk ke arah gudang tua itu.

" aku gak mau" jawabku

kakak harus mau membantuku

Dia masih saja bersikeras untuk menyuruhku kesana. Bahkan dia sampai mendorong tubuhku ke lantai. Aku terjatuh ke lantai dan aku semakin ketakutan. Aku berlari tapi pintu ruanganku terkunci begitu saja. Aku menggedor-gedor pintu itu tapi tak ada satupun orang yang menolongku.

" tolongggg" teriakku tapi suaraku semakin mengecil. Bahkan tak ada seorangpun yang bisa mendengarkan suara teriakanku. Tubuhku terjatuh lemas aku ketakutan melihat dia yang semakin mendekat ke arahku. Aku mundur perlahan tapi dia semakin mendekat ke arahku.

" jangan mendekat"

" tolong jangan"

" jangannnnnnnnn"

" stop stop"

Dia masih saja mendekat ke arahku semakin dekat dia semakin menerobos ke arahku. Tubuhku mulai diterobos olehnya. Dadaku rasanya sesak sekali aku tak kuat bernafas lagi. Tubuhku semakin melayang ke udara. Tubuhku jatuh ke lantai bahkan aku sudah tak bisa merasakan detak jantungku. Aku sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi.

Terpopuler

Comments

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

jka mnt tlong mah hrus baik2 dong..jngn buat org jd takutt

2022-01-11

0

anggita

anggita

mulai serem.,😱

2021-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!