Hari ini Reza mengundangku untuk makan malam di rumahnya. Aku sengaja mengajak Ranti untuk menemaniku. Reza tinggal hanya dengan seorang pembantunya. Bi Siti namanya dia orangnya sopan baik dan polos. Aku sudah menganggapnya sebagai Ibuku sendiri selain aku sering mengunjungi rumah Reza aku juga sering membantu pekerjaan Bi Siti. Bi Siti juga sudah menganggapku sebagai anaknya. Kita sama-sama berasal dari kampung jadi selera makan kita juga hampir sama. Malam itu aku datang bersama Ranti karena Reza sedang ada urusan di kantor. Aku segera ikut membantu Bi Siti di dapur. Begitupun dengan Ranti yang tadi kuajak makan disini. Aku membantu memasak dan menyiapkan ke meja makan sementara Ranti membersihkan meja makan.
" saya senang sekali kalau ada neng Keyza dan neng Ranti disini apalagi pekerjaan saya semuanya dikerjakan kalian" ucap Bi Siti
" kita juga senang Bi dengan masakan Bibi, rasanya seperti pulang kampung saja kangen dengan masakan Ibu" jawabku
" iya Bi saya juga" tambah Ranti
" kalau setiap hari kayak gini kan enak" Bi Siti menambahkan
" tenang saja saya juga Ranti akan selalu mengunjungi Bibi disini kok. Bibi itu sudah saya anggap seperti Ibu saya sendiri" ucapku padanya sambil memegang bahunya
" eh Key kamu coba tanya sama Bi Siti tentang Reza" suruh Ranti padaku
" oh iya Bi menurut Bibi Reza itu orangnya gimana ya Bi?" tanyaku padanya sambil bisik-bisik
" sebenarnya Den Reza itu orangnya baik neng" jawabnya
" Loh terus??" tanyaku penasaran
" Bibi takut neng kalau cerita banyak soal keluarga Aden sudah yah neng gitu saja ceritanya" jawab Bibi kelihatan ketakutan
Aneh sekali sepertinya ada yang disembunyikan dari Bi Siti. Aku tidak bisa memaksanya untuk ceritakan hal yang sedang dirahasiakannya. Aku takut jika Bi Siti dimarahi Reza. Akhirnya aku urungkan niatku untuk bertanya tentang Reza. Aku benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi di keluarga ini. Aku banyak melihat hal-hal aneh yang sering berkeliaran di rumah ini.Bahkan anak kecil yang sering membuntutiku juga berada di rumah itu. Aku masuk ke ruang makan dengan Ranti sementara itu Reza masih saja belum sampai di rumah.
" Ting Ting Ting Ting"
Suara apa ya itu seperti suara alarm
Aku masuk ke kamar depan tempat asal suara tersebut. Aku membuka pintu kamar itu dengan penasaran.
" brak"
" tunggu Key aku ikut suara apa itu aku takut" tangannya menarik tanganku
Aku membuka pintu dengan perlahan kulihat sekilas ada bayangan Ibu tua yang sedang duduk di ranjang tersebut. Aku penasaran ingin mengikutinya tapi bayangan itu segera menghilang dari depanku.
" Seetttt" secepat kilat bayangan itu menghantam dinding kamar itu. Aku sampai kehilangan jejaknya untuk mengikutinya. Apalagi tangan Ranti erat sekali menarikku.
" lepasin Ran aku gak bisa gerakin tanganku nih" ucapku sambil mendorong tubuh Ranti yang menempel di bahuku
" aku takut itu tadi suara apa?" tanya Ranti
" makanya aku ini sedang mencarinya kamu duduk disana lepasin tanganku" pintaku sambil menunjuk ke arah kursi depan
" enggak ah aku takut ini rumahnya serem sekali" ucap Ranti
Aku menggelengkan kepalaku dan kulihat dari arah belakang mengagetkanku ada sosok laki-laki yang sedang berlari ke dalam kamar tadi. Laki-laki itu masuk ke dalam kamar itu juga. Siapa dia yang jelas dia bukanlah manusia. Tubuhnya sangat besar dan hitam. Hampir saja aku ditabraknya untung aku segera minggir. Pertanyaan demi pertanyaan menyelimuti hatiku. Ini rumah Reza begini amat ya. Sampai-sampai aku harus melawan energi dari tubuhku sendiri. Gawat sekali ini kalau terus-terusan seperti ini bisa kacau ini hatiku.
" Key kamu tidak apa-apa kan?" tanya Ranti yang melihat wajahku pucat sekali
" enggak apa-apa Ran mudah-mudahan aku bisa lewati ini semua, ngomong-ngomong Reza kok sampai semalam ini ya?" tanyaku
" itu masalahnya key jangan-jangan terjadi sesuatu sama dia" ucap Ranti membuatku panik
Aku ke belakang mencari Bi Siti disana. Aku memanggil namanya berkali-kali tetapi aku belum mendengar jawaban darinya. Aku turun ke taman dekat dapur kulihat sepi disana tak ada seorangpun.
kemana ya Bi Siti cepat banget menghilangnya
Aku melihat di sudut rumah itu ada kursi dan ada seseorang yang duduk disana itu pasti Bi Siti. Langsung saja aku menghampirinya kutepuk pundaknya dengan berniat menggodanya
" Bi Siti aku cari kemana-mana ternyata duduk disini, ngapain disini Bi?" tanyaku
Dia diam saja tak menjawab pertanyaan dariku. Aku mulai heran dengan sikapnya apa ada yang salah ya dengan sikapku tadi. Aku mulai bertanya-tanya dalam hatiku. Bi Siti masih saja tidak menoleh ke arahku dia tertunduk dengan diamnya. Aku masih heran melihat sikapnya aku tepuk lagi pundaknya pelan-pelan sambil memegangi lengannya. Aku berniat untuk menatap wajahnya. Tiba-tiba aku mendengar Ranti memanggilku dari arah meja makan.
" Key Keyza ayo" teriak Ranti yang membuatku langsung meninggalkan Bi Siti. Kemudian aku berjalan menuju ruang makan. Kulihat disana Ranti sedang tertawa terbahak-bahak dengan seseorang.
" Loh kok cepat sekali Bi Siti ada disini bukannya tadi masih duduk di belakang rumah?" tanyaku heran
" kamu itu yang darimana orang Bi Siti daritadi menemaniku disini" jawab Ranti yang mengagetkanku.
Kalau mereka disini sudah daritadi lalu siap yang mirip sekali dengannya tadi. Pantas saja dia tidak menjawab pertanyaan dariku ternyata dia setan.
Ughhhhh. .. bodoh sekali aku.
Masak iya aku dikerjain di rumah Reza.
" Key itu rupanya Reza datang" terdengar suara mobil Reza yang berhenti di depan. Aku hanya terdiam dan tersenyum rasanya tidak nyaman sekali disini.
" halo sayang maaf ya tadi meetingnya kelamaan jadinya aku harus telat makan malam bersamanya" ucapnya padaku
" iya tidak apa-apa" jawabku singkat
" kamu marah nunggunya kelamaan ya?" tanyanya sambil memegang tanganku
sebenarnya aku tidak marah sih tapi sebal saja dengan penghuni rumah kamu yang jahil. Sampai-sampai aku tidak bisa membedakan antara pembantumu dengan hantu.
Ughhhhh kesal sekali.
" kok diam sih? ayo kita mulai makannya pasti sudah pada lapar ya?" Reza mengajak kita memulainya
Aku Ranti juga Bi Siti mulai makan dengan lahapnya. Keringatku rasanya bercucuran menetes di sela-sela rambutku menuju pinggiran pipiku. Bukan panas atau pedas yang kurasakan tapi rasanya ada energi yang sedang menarikku aku berusaha melawannya sehingga aku sampai berkeringat. Ranti menatap wajahku penuh dengan keraguan. Sementara Reza mulai mengkhawatirkan keadaanku saat ini. Mungkin wajahku kali ini terlihat pucat karena saat ini aku tidak bisa mengontrol energinya. Auranya sangat kuat sekali membuatku menjadi gemetar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Abso Pinondang
bgs cerita y
2021-10-15
0
anggita
Keyza, Ranti, Bi Siti.,
2021-05-26
0