Aneh

Aku terdiam di tempat kerjaku sambil mengamati bekas jendela yang pecah. Kulihat ke arah luar disana sama sekali tidak ada seorangpun. Terdengar suara ketukan pintu.

" tok tok tok"

" iya masuk" Kulihat Sinta menyerahkan berkas

" ditaruh disana saja ya Sin nanti biar aku cek dulu" ucapku

" baik Bu" ucapnya sambil meninggalkan ruanganku.

Belum sempat aku melihat berkas yang belum aku tanda tangani. Tiba-tiba Sinta datang lagi ke ruanganku.

" Permisi Bu ini berkas yang harus Ibu tanda tangani" aku mendongakkan kepalaku melihat Sinta

" kenapa Bu? apa ada yang salah? kok Ibu melihat saya dengan heran?" tanya Sinta

" bukan Sin tapi bukannya kamu tadi sudah menaruh berkasnya di meja saya" ucapku

" belum Bu ini baru saja selesai saya kerjain" jawab Sinta membuatku heran

Aku segera berdiri melihat berkas yang tadi sudah ditaruhnya. Tetapi kosong tidak ada sehelai kertaspun di meja itu. Aneh sekali rasanya aku tadi tidak salah lihat. Tapi kenapa bisa berkasnya memang tidak ada. Aku masih mencari-cari di sekitarnya. Kemudian aku beralih untuk mencarinya di sekitar laci. Kulihat sekilas ada seorang anak yang sedang bermain sendirian. Aku masih melanjutkan pencariannya. Sampai pada akhirnya aku menghentikan pencarianku. Sedikit aku teringat anak yang tadi bermain di depan. Aku mendongakkan kepalaku lagi ke arah jendela. Kulihat dia masih asyik bermain dia berlari-lari kecil sendiri di tengah teriknya matahari. Aku keluar menghampirinya

" Adik kok bermainnya sendirian saja?" tanyaku pelan

dia menoleh ke arahku tanpa menjawab dia hanya tersenyum ke arahku. Kemudian melanjutkan berlari-lari kecil aku mengabaikannya dan masuk ke kantor. Kulihat Reza sedang duduk di seberang. Aku berjalan menghampirinya

" Rez kamu tahu gak sih anak itu anak siapa?" aku menunjukkan ke arah anak itu

" mana?" Reza malah membalikkan pertanyaan

" itu Rez yang itu yang sedang lari-lari" jelasku

" kok aku gak lihat ya Key"

" beneran? serius?" tanyaku

" iya key" jawab Reza santai

" sudah waktunya makan siang Key kita makan dulu saja ya"

Aku menganggukkan kepalaku dengan tanda tanya besar. Di dalam hatiku masih bertanya-tanya tentang hal aneh yang terjadi kepadaku. Aku sudah berusaha untuk berkali-kali mengabaikan apa yang sedang terjadi tetapi entahlah kenapa sama sekali tidak berhasil. Sampai makanpun aku harus kepikiran tentang hal yang tidak bisa dijelaskan dengan nalar. Memang sedari kecil aku sering melihat hal-hal yang bahkan tak seharusnya aku lihat. Watak dan pikiran orang saja terkadang harus nampak di depan mataku. Belum lagi tentang mereka yang sering berkeliaran di tengah malam bahkan menjelang pagi. Tidak cukup di waktu malam saja di siang bolong juga harus aku melihat sosok yang tidak semua orang bisa melihatnya. Rasa takut yang dahulu sering aku rasakan kini telah menjadi damai tersendiri di dalam jiwaku. Aku harus mengarungi samudra yang terlalu fana ini. Terkadang memang ada rasa penasaran dan sering aku hilangkan sendirinya dengan harapan aku tidak pernah bertemu dengannya. Tapi itu sulit karena setiap kali aku berusaha menghilangkannya aku akan terus dihantui rasa penasaran itu. Akankah aku harus mencari tahu tentang siapa mereka. Akankah juga aku harus masuk dalam pikiran kalian. Kalian sudah saya anggap teman dalam batinku. Karena aku yakin pasti ada alasan tertentu yang disembunyikan ketika aku harus masuk dalam jiwa kalian. Aku selalu menganggap ini adalah nyata. Tetapi banyak yang menolak bahkan mengabaikan apa yang sedang aku bicarakan. Itu adalah hal yang membuatku geram dan kecewa.

Aku mempunyai teman yang bisa mendengarkan suara hatiku. Ranti namanya dia adalah teman satu-satunya yang memahami kehidupanku. Walaupun sebagian besar orang mengganggapku orang aneh. Tetapi Ranti adalah orang yang selalu mengulurkan tangannya untuk memelukku. Ketika aku dalam keadaan seperti ini dialah satu-satunya orang yang mendengarkanku. Bahkan Reza orang yang mencintaiku dia seperti tidak percaya dengan apa yang sering aku bicarakan. Dia sering mengabaikan pembicaraanku yang dianggapnya khayal. Seperti tadi saja ketika aku bertanya tentang seorang anak kecil kepadanya dia mengabaikannya. Jujur saja kita menjalin hubungan cukup lama. Tetapi sampai detik ini dia masih belum memahami seutuhnya siapa diriku.

" Key Keyza???"

Reza mengagetkanku dengan menepuk pundakku

" iya Rez maaf" jawabku

" kamu kenapa Key? masih mikirin tentang anak tadi?" tanya Reza

belum sempat aku menjawabnya

" sudahlah Key biarkan saja kita kan juga tidak tahu siapa dia" ucapnya lagi

Aku hanya tersenyum kepadanya dia memegang tanganku. Aku memegang tangan satunya. Dia menatap wajahku seakan-akan dia akan menciumku. Aku segera melepaskan tangannya.

" kok dilepas?" tanya Reza

" malu dilihat orang" jawabku tersenyum

Reza tersenyum melihatku kemudian dia mengajakku kembali ke kantor. Di tengah perjalanan kita bertemu dengan Ranti.

" Dasar ya kalian mentang-mentang pacaran aku ditinggalin" ucap Ranti sambil mencibirkan bibirnya

" Maaf ya Ran itu tadi kelupaan" candaku

" aku doain kamu pikun sebelum masa tua" Ranti meninggalkan kita dengan ngomel-ngomel sendiri.

Aku tertawa melihat kelakuannya di sela-sela tertawaku aku melihat ke arah Ranti yang sedang berjalan menuju kantin. Tiba-tiba kulihat ada anak kecil di belakang Ranti.

" Ranti tunggu" teriakku kepadanya

Ranti segera berhenti dan menoleh ke arahku. Aku memberikan dia isyarat bahwa ada yang mengikutinya. Ranti sudah paham dengan bahasaku. Kemudian dia berlari ketakutan ke arahku.

" hiiii " dia menghampiriku

" jaga sikap ada Reza" ucapku

" oh iya-iya maaf" jawabnya

" siapa tadi yang mengikutiku" bisiknya di telingaku

" anak yang tadi yang dari kemarin aku lihat" bisikku lagi

" kalian ngomongin apa sih?" tanya Reza heran

" urusan wanita" jawabku sambil tersenyum

" aduh Key gimana ini aku takut gak jadi makan deh aku" ucapnya

" kalau kamu kelaparan gimana Ran terus kamu pingsan yang sudah itu aku harus ngurusin kamu" ucapku

" enak saja gak bakalan kelaparan orang makannya cuma ditunda saja kok" jawabnya sambil balik ke kantor

" Eh Key ngomong-ngomong kenapa ya kamu terus-menerus diteror anak kecil?" tanya Ranti

" aku juga tidak tahu Ran jarang sekali aku nemuin kasus seperti ini"

" aku penasaran Key gimana wajahnya kamu bisa gak gambarin detailnya biar aku bisa bantu kamu untuk mencari tahu" ucapnya sambil tertawa

" Kamu Dan dikasih tahu tadi saja langsung lari terbirit-birit apalagi digambarin bisa-bisa kamu bolos kerja" ucapku sambil mendorong bahunya

" ah kamu Key aku itu orangnya terkadang penakut terkadang juga tidak Key, tapi yah lebih sering takutnya sih ha ha ha " ucapnya

Aku tertawa mendengar jawaban Ranti. Kemudian kita terpisah karena kita harus masuk ke ruangan kita masing-masing.

Terpopuler

Comments

🔻⭐™❌-hugo bless⭐🔹

🔻⭐™❌-hugo bless⭐🔹

,thot.... kalau s key dari kecil dah biasa nemuin mahluk lain napa dia gak bs bedain. mana manusia dan manusia jelmaan.

2022-05-20

0

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

smoga z d awal mnarik dan d akhir bgusd

2022-01-11

0

Abso Pinondang

Abso Pinondang

next kak

2021-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!